Breathing
For You_Chapter 2
Kembali berjalan menuju penginapan. Tubuhnya
terlihat begitu lemah. Setelah sekian lama termenung ditepi jalan. Hingga hari
menjadi gelap. Tanpa menyentuh makanan apapun. Ditambah udara disana yang
dingin, gadis itu yang tidak menggunakan pakaian tebal tentunya akan
kedinginan. Tetapi, hal itu tidak terlihat pada dirinya. Ia hanya berjalan
dengan tatapan kosongnya. Tidak mempedulikan pandangan orang terhadapnya.
Sebelum ia tiba di penginapan. Terlihat sebuah warung yang menjual soju. Ia
langsung menghampiri warung tersebut.
……………….
Secercah cahaya
terlihat dari sela gorden yang tidak tertutup rapat. Cahaya yang menyilaukan
itu membangunkannya dari tidurnya. ketika ia mencoba duduk, ia merasakan pusing
pada kepalanya. Ia paksa untuk berdiri lalu berjalan ke toilet. Mencuci wajahnya
agar merasa lebih segar. Ia kembali ke kasurnya. Dilihatnya diatas meja
terdapat sebuah minuman berwarna coklat pekat. Ia meraih gelas itu. Mencium
aromanya saja ia bisa mengetahui bahwa itu adalah minuman yang terbuat dari
gingseng dan berkhasiat untuk menetralisir tubuh dari gangguan minuman keras.
Dan ternyata memang berhasil. Disaat ia hendak meletakkan kembali gelas
tersebut, dilihatnya ada sebuah memonya yang berisikan tulisan.
“ suatu waktu bawalah kami ke tempat pacuan kuda. “ bacanya
lalu mengangguk.
Pagi itu udara
terasa sangat dingin. Pakaian hangatnya masih tidak cukup untuk menghangatkan
tubuhnya. Cuaca musim dingin yang seharusnya bersahabat tidak berlaku ditempat
ini. Dilihatnya kedua pria itu sedang duduk santai di halaman. Dengan kopi dan
roti, mereka menikmati pagi itu. Gadis itu menghampiri mereka.
“ oh, Yoona, duduklah. “ sapa Leeteuk dan mempersilahkannya
duduk. Lalu pria itu berlari kearah dapur yang ada di penginapan dan kembali
dengan membawakan secangkir susu hangat. Ia langsung memberikannya kepada Yoona.
“ minum ini, kau pasti masih merasakan pusing setelah menghabiskan banyak soju.
“ ujarnya sembari memberikannya segelas susu hangat tersebut.
“ oh, khamsahamnida.
(terimakasih) “ kata gadis itu sedikit menundukkan kepalanya pertanda hormat. “
keureunde (tapi), tadi kau mengatakan
aku meminum banyak soju? “ ternyata gadis itu tidak mengingat apa terjadi
padanya malam itu.
“ mwo? (apa), jadi
kau tidak mengingat itu? Lalu.. “ Minhyuk menghentikan perkataannya. Ia menoleh
ke Kai sejenak, lalu kembali menatap gadis itu yang masih kebingungan.
“ weo? (kenapa) “
“ ah, aniyo..
(tidak) minumlah.. “
“ jangkaman
(tunggu), jika tadi malam aku mabuk, lalu siapa yang membawa aku pulang? Apa
itu kau? “ tanya gadis itu kepada Kai. pria itu yang sedang menyuruput kopinya
pun tersedak. “ ah, I,iya, itu aku. Hehehe.. ternyata kau berat juga. “ ucapnya
sedikit gugup.
“ mianhae.. aku
tidak bermaksud merepotkanmu.. jongmal
mianhae.. “
“ gwenchana, kau
minum susunya dulu, selagi masih hangat. “ pria itu kembali menoleh ke Kai.
Sedari tadi Kai serius dengan kameranya. Tanpa menghiraukan mereka sekalipun. “
yak! Apa kameramu itu sangat penting
untukmu? “ aneh sekali, tiba-tiba saja Leeteuk marah kepadanya.
“ wae geure hyung? “ jawab pria itu tanpa ekspresi.
“ makan dulu rotimu baru menyentuh kameramu itu.. “ suaranya
sudah sedikit merendah. Lalu kembali berkata. “ pagi ini kau mau kemana? “
“ bagaimana kalau kita ke Seongeup? “ Seongeup adalah nama
sebuah perkampungan yang masih mempertahankan gaya hidup khas rakyat jeju.
Sungguh permintaan diluar dugaan.
“ yak, dari sekian
banyak tempat, kenapa kita harus kesana? “ Leeteuk kembali menaikkan nada
suaranya.
“ hyung, kau tidak
pernah marah kepadaku. “ ucapnya santai masih memegang kameranya.
“ huh, baiklah, kita akan kesana. “
Setiba mereka di
Seungeup. Mereka langsung tercengang ketika melihat keadaan disana. Dimulai
dari rumah, pakaian, dan keadaannya yang benar-benar masih tradisional.
Terlihat sekumpulan ibu-ibu yang sedang membersihkan lobak, lalu tidak jauh
darinya, terlihat para petani yang sedang menjual hasil tangkapan mereka dalam
keadaan segar-segar. Lalu terdengar hiruk pikuk anak-anak yang sedang bermain,
berlari sana sini. Kai tentu akan sangat sibuk dengan kameranya. Lalu Leeteuk
hanya mengikuti langkahnya. Sedangkan Yoona, gadis itu malah bersandar di
mobil, dan tidak berniat ikut menjelajahi desa itu.
Disaat ia sedang
menikmati alunan music dari ipadnya, seorang anak menarik bajunya. Berulang
kali Yoona menyuruh anak itu pergi, tetapi anak itu terus mengganggunya. Tidak
sampai disitu, ia malah memanggil teman-temannya untuk mengganggu gadis itu.
Hal hasil, akhirnya gadis itu malah tergoda untuk bermain dengan mereka.
Setelah selesai
bermain dengan anak-anak itu, Yoona terduduk di sebuah batu besar yang terletak
disamping mobilnya. Ia menyeka keringat dikeningnya. Mengambil beberapa tisu
basah untuk membersihkan tangan dan wajahnya. Disela itu, seorang anak kembali
menghampirinya. Tetapi kali ini anak tersebut tidak untuk mengajaknya bermain,
melainkan memberinya sebuah roti dengan selai strawberry. Gadis itu langsung kesenangan.
Setelah anak itu pergi, ia langsung menyantap roti tersebut. Dilihatnya Kai
sedang berjalan mendekatinya. Tetapi tepatnya menuju mobil. tak terlihat Leeteuk
disana. Dengan cepat ia menghabiskan rotinya. Lalu kembali mengambil tisu basah
untuk membersihkan tangannya.
“ kau sudah kembali? Apa kau mau masuk kedalam mobil? “
Tanya gadis itu gugup sembari membersihkan tangannya. Ia selalu gagal mengatasi
kegugupannya ketika berhadapan dengan pria itu. Sial, kenapa aku selalu gugup dihadapannya. Yoona, sadarlah, mereka
berbeda..
“ jangan hanya membersihkan tanganmu.. “ kata pria itu lalu
masuk kedalam mobil. gadis itu berpikir sejenak, mencoba memahami perkataan
pria itu, lalu ia bercermin di kaca mobilnya. ternyata terdapat selai di tepi
bibirnya. Dengan rasa malu ia langsung membersihkan selai tersebut. Tidak lama
dari itu Leeteuk datang dan mereka langsung meninggalkan kampung tersebut.
………………….
“ kemana kita harus pergi? “ Tanya Yoona dibalik stir
mobilnya.
“ Cheonjiyeon.. “ kata Kai singkat.
“ maksud anda ke Air Terjun Ceonjiyeon? “
“ hem.. “
“ wah, sepertinya menyenangkan. Tolong bawa kami kesana.. “
seru Leeteuk. gadis itu hanya bisa menjalankan tugasnya. Ia langsung
mengarahkan mobilnya kesana.
Tempat ini
adalah salah satu air terjun terindah di pulau jeju. Tempat ini memiliki arti
yaitu ‘Penghubung langit dan daratan’. Air terjun yang memiliki ketinggian 22
meter ini benar-benar menyuguhkan tontonan yang luar biasa. Rasa lelah yang
mereka rasakan didalam perjalanan hilang sudah. pemandangan di mana air yang
terjun ke bawah terpecah menjadi beberapa arus yang lebih kecil, yang kemudian
jatuh ke atas tebing-tebing batu yang ada pada dinding tebing, membuat
seolah-olah air mengalir lebih lambat. Sesudah itu air terjatuh ke sebuah kolam
buatan di bawahnya yang memiliki kedalaman 20 meter.
Mereka duduk
ditepi kolam buatan atau bisa disebut dengan danau. Karena pria itu tidak bisa
membiarkan pemandangan indah itu begitu saja, ia kembali mengintari tempat itu
dan terus mengambil gambar. Sedangkan Leeteuk dengan setia terus menemani Yoona.
“ kau tidak ingin melihat-lihat? “ Tanya Yoona.
“ aku lelah.. “ Leeteuk terlihat kelelahan.
“ kita hanya perlu tunggu sampai malam tiba. Ketika malam
hari, tempat ini akan semakin terlihat indah. Rasa lelahmu pasti akan musnah. “
jelas gadis itu dengan senyumannya yang sangat manis. Leeteuk terdiam melihatnya.
“ kau kenapa? “ Yoona menyadari tatapannya.
“ apa aku boleh bertanya sesuatu? “ kata pria itu. Yoona
mengangguk memperbolehkan.
“ orang yang kau rindukan, apa dia kekasihmu? “
pertanyaannya berhasil memacu kecepatan debaran jantung gadis itu. Senyuman
langsung menghilang dari wajahnya. Ia malah memandang air danau dalam diam.
“ ya, aku merindukannya. “ ucapnya setelah diam beberapa
saat. “ sangat merindukannya. “ tambah gadis itu.
“ bagaimana jika dia menemuimu? “ mendengar itu membuat
gadis itu dengan cepat menoleh kepadanya.
“ aku akan sangat bahagia. Dan aku tidak akan membiarkannya
pergi meninggalkanku lagi. “
“ dia meninggalkanmu? “
“ ya, dengan ijinku. Tetapi aku menyesal. “
“ kenapa ia meninggalkanmu? “ Leeteuk terus menanyakan itu.
“ entahlah, pada saat itu ia mengatakan bahwa ia akan
berkuliah di jepang untuk 3 tahun. Tapi.. “ gadis itu menghentikan perkataannya
sejenak. Mencoba mengontrol emosinya. “ tetapi sudah 5 tahun ia tidak juga
kembali. Kupikir ia sudah melupakanku. “ jelas gadis itu sambil menatap air
danau dengan tatapan menerawang.
“ bagaimana jika dia masih mengingatmu? “ gadis itu kembali
menatapanya.
“ ada apa denganmu? Kenapa kau menanyakan ini? “
“ aku hanya ingin tahu. “
“ lebih baik kita berjalan-jalan. Akan sangat disayangkan
jika kita hanya berdiam disini. “ dengan cepat gadis itu bangkit lalu
meninggalkan Leeteuk disana.
Ada banyak jenis
tanaman disana. Dan mungkin tanaman yang tidak dikenal juga ada disana. Suasana
yang sejuk ala hutan tropis membuat suasana menjadi sejuk. Ditambah suara
gemercik air yang menambah kenikmatan lainnya. Suasana yang lembab membuat
jalan disana sedikit licin. Seperti batu besar yang ada dibawah Yoona. Disetiap
sudut terlihat wisatan yang sedang mengambil gambar. Mereka terlihat gembira. Yoona
tersenyum melihat itu. Setelah terhanyut didalam kebahagiaan orang, gadis itu
kembali tersadar dan mencoba mencari Leeteuk. namun keadaan batu yang licin
membuatnya terpeleset dan hendak terjatuh kedalam danau, syukurnya seseorang
dengan cepat meraih tangannya, dengan kuat orang itu menariknya hingga kembali
berdiri.
“ oh? khamsahamnida..
“ gadis itu terkejud ketika yang dilihatnya adalah Kai.
“ apa kau mau mati? Apa kau tidak tahu seberapa dalamnya
danau ini? “ pria itu terlihat cemas.
“ … “ Yoona hanya diam mendengarnya. Lalu menyentuh dadanya
guna menyembunyikan suara debaran jantungnya. Tetapi gadis itu tiba-tiba saja
berubah panik dan mondar mandir kesana kesini mencari sesuatu.
“ kau sedang apa? “ Tanya Kai.
“ kalungku, kalungku hilang! “ suara gadis itu terdengar
sangat ketakutan. Raut wajahnya berubah kaku dan matanya memerah. Namun pria
itu tetap berdiri disana tanpa sekalipun mencoba untuk membantu gadis itu.
Gadis itu
terlihat kelelahan. Ia mencari ke segala tempat, tentunya tempat-tempat yang
telah ia lalui. Tapi kalungnya tetap tidak terlihat. Ia berhenti disebuah kursi
yang terletak dibawah pohon yang besar. Wajah sendunya membuat Leeteuk tidak
berani menegurnya. Pria itu juga sudah ikut membantu mencarikannya setelah
mendengarnya dari Kai, tapi hasilnya sama. Kalung itu juga tidak ditemukan.
Malam tiba tanpa
mereka sadari. Pemandangan disana berubah semakin indah. Itu dikarenakan banyaknya
lampu yang memenuhi tempat itu. Walau begitu, tetap saja Yoona tidak bisa
tenang. Begitu juga dengan kedua pria itu. Tidak jauh dari gadis itu berada,
mereka berdua duduk sambil mengamati keadaan disana.
“ kalian lelah? Bagaimana kalau kita pulang saja. Ahjuma pemilik penginapan menelepoku, ia
mengatakan bahwa ia telah menyiapkan makan malam. “ kedua pria itu kaget ketika
melihat Yoona sudah berada dihadapan mereka. gadis itu sudah kembali seperti
sebelumnya. Tenang dan riang.
“ apa tidak masalah jika kita pulang? “ kata Leeteuk yang
dipotong dengan Kai.
“ kita pulang saja. Aku sudah sangat lelah. “ pria dingin
itu kembali ke sikapnya yang menyebalkan. Ia langsung berjalan mendahului
mereka.
“ yak, Kai! “
teriak Leeteuk sebal.
“ sudahlah, anda pasti juga kelelahan. Ayo kita pulang. “
gadis itu tersenyum sembari menarik tangan Leeteuk. ia mencoba untuk tetap
terlihat riang dan ramah. Namun tetap saja, Leeteuk dapat melihat raut
kesedihan yang sedang gadis itu sembunyikan.
Makan malam
berlangsung tanpa kehadiran Yoona. Gadis itu memilih berjalan-jalan diluar.
Menikmati udara malam seorang diri. Malam itu bintang terlihat dengan
kelap-kelip cahayanya. Keberadaan bintang disana membuat langit terlihat indah.
Gadis itu berusaha untuk tersenyum. Lalu teringat olehnya, ia juga pernah
berlarian disana. Apa mungkin kalungku
sudah jatuh terlebih dahulu disini? Ia kembali mencari kalungnya. Tetap
tidak ketemu. Hingga ketika ia melihat warung soju. ia kembali mengingat itu.
Ia baru mengingat bahwa ia benar-benar telah minum soju disana, ia langsung
menghampiri tempat itu. Mencoba bertanya kepada bibi si penjual soju.
“ permisi, Halmoni,
saya sedang mencari sebuah kalung.. “ katanya pelan.
“ ah, bukankah kau gadis yang kemarin? “ kata nenek si
pemilik warung.
“ I,iya.. “
“ kau mencari kalung? “
“ I,iya.. “
“ pria itu tidak memberikan kalung itu padamu? Sepertinya
aku sudah memberikan kalung itu padanya.. “
“ pria? “
“ iya, pria yang membawamu pulang, aku memberikan kalung itu
padanya. Ah, aku harus kembali bekerja, aku permisi dulu. “ nenek itu kembali
melayani pembeli. Sedangkan gadis itu dengan langkah cepat ia kembali ke
penginapan untuk menemui Leeteuk. setiba ia disana, dilihatnya Leeteuk sedang
duduk santai di halaman bersama Kai. Ia langsung menghampiri Leeteuk.
“ oh, Yoona, kau dari mana saja? Kenapa kau tidak makan
malam? “
“ halmoni penjual
soju mengatakan bahwa kalungku bersamamu.. benarkah itu? “ Tanya Yoona gelisah.
“ oo? “ Leeteuk kaget bukan main.
“ jawab aku, benarkah itu? “
“ Yoona, aku tidak mengerti maksud perkataanmu.. “ Leeteuk
juga bingung dibuatnya.
“ bukankah kau yang membawaku pulang? Jika benar, kalungku
pasti denganmu, halmoni itu sendiri
yang mengatakannya.. “ suaranya mulai terdengar lirih.
“ … “ Leeteuk masih belum menjawab.
“ aku tidur dulu. “ kata Kai seakan tidak mempedulikan
mereka.
“ benar aku yang membawamu pulang, tapi kalung yang kau
maksud, aku tidak tahu menahu tentang itu. “
“ begitu? “ Yoona terduduk disana. Menatap rumput dengan
tatapan kosong.
“ sebaiknya kau makan, lalu istirahat. Besok, kau ingat apa
yang aku tuliskan dimemo bukan? kalau begitu aku istirahat dulu. Good night.. “
pria itu mencoba meyakinkan gadis itu. Leeteuk berlari mendekati Kai yang masuk
kedalam kamarnya. Dan gadis itu, ia masih terduduk lemah disana. Ada apa ini? Kenapa aku bisa kehilangan
kalung itu? Apa ini saatnya untukku melupakannya?
Bangun lebih
awal dari biasanya. Yoona memilih membantu bibi pemilik penginapan menyiapkan
sarapan. Lalu mengobrol bersama bibi dengan semangat. Sesekali terdengar tawa
mereka yang renyah. Gadis itu terlihat berbeda dengan malam itu. Leeteuk yang
pertama kali menghampiri mereka. ia terlihat sungkan ketika bertemu dengan Yoona,
gadis itu dapat mengerti itu. Ia langsung menyapa pria itu dengan ramah.
“ oppa.. (kakak)
ah, bolehkah aku memanggilmu begitu? “ sapanya sedikit tertawa kecil.
“ ya? I,iya.. boleh saja. “ Leeteuk menatapnya untuk
beberapa saat lalu duduk dihadapan sebuah meja yang sudah dipenuhi dengan
makanan.
“ makanlah oppa..
“ tidak lama dari itu, Kai muncul. Pria itu sudah rapi dengan pakaiannya. Tampan.. Yoona baru menyadari ketampanan
pria itu. “ ah, opp.. “ ia
menghentikan perkataannya. “ sepertinya kita seumuran. “ gumamnya pelan. “ yak kau, makanlah. Bukankah hari ini kau
ingin berkuda? Kau harus memiliki banyak tenaga. “ gadis itu benar-benar
berubah. Kai sampai kaget dibuatnya.
“ Yoona-ya, kau
baik-baik saja? “ Tanya Leeteuk yang sedikit cemas melihatnya. Kini pria itu
memanggil namanya dengan lebih akrab.
“ naega wae? (saya
kenapa) “ kata gadis itu acuh.
“ kau.. “ Leeteuk takut untuk menanyakan masalah kalungnya.
“ pacuan kuda? baiklah. “ sela Kai yang terlihat sudah tidak
menghiraukan perubahan gadis itu. Mau tidak mau Leeteuk pun langsung menyantap
sarapannya.
Cuaca di pagi
ini lebih bersahabat. Tidak terlalu dingin dan angin tidak terlalu kencang.
Sangat cocok untuk berkuda. Tetapi walau begitu. Yoona terlihat tidak tertarik
dengan hal itu. Ia hanya memperhatikan kedua pria itu yang sedang menggunakan
perlengkapan berkuda mereka, lalu memilih kuda yang akan mereka gunakan.
Dilihatnya pria itu, Kai dengan akrab ia mengobrol dengan kuda yang akan ia
tunggangi.
“ cih, kau lebih nyaman mengobrol dengan kuda dari pada aku?
“ keluh Yoona. Karena selama ini Kai sangat jarang mengobrol dengannya. Jika
ada pun akan sangat singkat dan terlihat terpaksa. Gadis itu memandang kuda
tersebut dengan tatapan tajamnya. Dapat dirasakannya kini darahnya mendidih
emosi.
“ kau, mau ikut? “ salah dengar atau tidak. Tetapi dia yakin
bahwa ia melihat pria itu mengatakan itu padanya. Bukannya menjawab, ia malah
menatap pria itu tidak percaya dengan mulutnya yang menganga.
“ sudah ikut saja, Kai sangat ahli berkuda. Bukannya aku
tidak mau membawamu, tapi aku masih meragukan keahlian berkudaku. “ sela
Leeteuk yang hendak naik keatas kuda pilihannya. Gadis itu, dengan malu ia mengangguk
pelan. Lalu ia buru-buru menggunakan perlengkapan berkuda yang sama seperti
mereka gunakan.
“ naiklah. “ Kai menyuruhnya naik terlebih dahulu.
“ bagaimana jika kuda ini membawaku pergi? Aku tidak berani.
“ tolak gadis itu yang sedikit takut. Mendengar itu, pria itu langsung naik
keatas kuda, lalu kembali menatap gadis itu dengan tatapan meyakinkan.
“ naiklah. “ ucapnya sekali lagi. Kini ia menyalurkan
tangannya untuk membantu gadis itu naik kesana. Dengan bantuan Kai, Yoona
berhasil naik dan duduk didepan pria itu. Dan barulah gadis itu sesali,
seharusnya ia tidak menerima ajakan pria itu. Dengan itu ia tidak perlu resah
dengan suara debaran jantungnya seperti saat ini.
Dimusim semi
yang indah akan lebih menyenangkan jika memilih arena berkuda yang luas. Mengintari hutan buatan
yang dipenuhi pepohonan dan beberapa macam tanaman hias. Tidak banyak wisatawan
yang terlihat disana. Terutama di arena yang menelusuri hutan buatan tersebut.
Keadaan disana benar-benar nyaman. Suara kicauan burung, angin yang berhembus
pelan, pemandangan yang indah, benar-benar suasana yang romantis. Sayangnya
Yoona tidak bisa dengan nyaman menikmati itu semua, ia terlalu panik dengan
jantungnya yang terus berdebar.
“ aish.. bodohnya
aku. Kenapa aku menerima ajakan pria ini! “ gumamnya pelan.
“ sudah berapa lama kau menjadi pemandu wisata? “ Tanya pria
itu tidak lama dari itu. Sambil terus mengendalikan kuda dengan tenang. Kuda bergerak
pelan.
“ sejak 3 tahun yang lalu. “ jawabnya setelah diam beberapa
saat. Gadis itu berkali-kali mengatur posisi duduknya agar tidak terlalu
berdekatan dengan pria itu. Tetapi tetap saja, jika dilihat sekilas, yang
terlihat seperti pria itu yang sedang memeluknya dari belakang. Dengan keadaan
yang seperti itu, tentu saja jantungnya terus berdebar kencang. Tapi, kenapa jantungku harus berdebar
seperti ini?
“ kenapa memilih menjadi seorang pemandu wisata? “ Tanya
pria itu lagi.
“ karena aku kesepian. Menjadi pemandu wisata sangat
menyenangkan. “ jawabnya dengan senyuman, tetapi tidak bisa dilihat oleh pria
itu. Mereka kembali diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. “ apa aku boleh bertanya
sesuatu? “ kata Yoona setelah memikirkannya berkali-kali.
“ hem.. “
“ namamu, apa kau tidak memiliki nama lain selain Kai? “
kini gadis itu menjadi kaku menunggu jawaban dari pria itu. Membutuhkan waktu
yang lumayan lama, baru pria itu menjawabnya.
“ tidak. “ jawabnya singkat. Tidak bisa dimungkiri, Yoona
kecewa akan jawabannya. Ada apa dengan
diriku? Itu tidak mungkin, pria ini berbeda! Pikirnya dalam hati. “ kenapa
kau bertanya seperti itu? “
“ sebenarnya, wajahmu.. “ gadis itu menghentikan
perkataannya. Wajahnya menjadi sendu, matanya mulai memerah. “ sudahlah, tidak
perlu membahasnya. “ jawabnya setelah itu. Mereka kembali terdiam.
Menikmati
pemandangan dengan ditemani minuman hangat. Mengamati gunung yang ada dihadapannya.
Walau jaraknya antara gunung sudah sangat jauh, namun gunung itu tetap terlihat
olehnya. Dapat dilihat olehnya, embun yang berkumpul pada puncak tertingginya.
Memikirkan itu, ia tidak bisa membayangkan betapa dinginnya disana.
“ kau kenapa? “ tanya Leeteuk yang heran melihat gadis itu
menggelangkan kepalanya.
“ ah, aniyo..
(tidak) “ ia kembali menggeleng. “ setelah ini kita mau kemana? “ Tanya Yoona
lagi.
“ entahlah, Kai belum mengatakannya padaku. “ ujarnya
sembari menikmati minumannya.
“ kemana pria itu? Ia belum terlihat dari tadi. “ gadis itu
mencoba mengamati sekitarnya untuk menemukan pria itu.
“ setahuku tadi ia ke toilet. “
“ kenapa lama sekali? “ kata Yoona dan kembali menyeruput
minumannya. Tetapi tiba-tiba saja Leeteuk tersentak dan berlari
meninggalkannya.
“ ada apa dengannya? “ Yoona tidak tertarik untuk mencari
tahu.
Leeteuk
meninggalkannya begitu saja. Tanpa mengatakan sepatah katapun. ditinggal
seorang diri tentu membuatnya kerap dilanda bosan. Ia mencoba mendengarkan
music dari ipadnya, ternyata tidak berhasil membunuh kebosanannya. Aneh,
tiba-tiba saja ia merasa gelisah. Dan tanpa sebab ia merasa ingin menangis. ia
pun termenung, apa yang sebenarnya sedang terjadi padanya. ketika itu, matanya
tidak sengaja menatap sebuah kamera yang terletak begitu saja diatas meja yang
ada dihadapannya. Ia tahu betul, kamera itu adalah milik Kai. Tanpa rasa takut,
seperti reflek Yoona langsung meraih kamera itu dan memeriksa hasil jepretan
pria itu.
Keningnya
mengkerut, raut wajahnya menjadi kaku, matanya mulai berkaca-kaca, serta detak
jantungnya yang mulai berdetak tidak karuan. Mengamati setiap foto yang ada
didalam kamera tersebut, dirinya benar-benar tersentak kaget. Dan tak dapat
lagi dibendungnya, air mata mengalir dengan indah. Seiring mengalir air
matanya, siriney ambulan terdengar dengan nyaring dan semakin mendekat. Tidak
lama dari itu sebuah mobil ambulan memasuki perkarangan lokasi dimana Yoona
berada. Beberapa pria berpakaian serba putih berlarian kearah toilet, seorang
dari mereka mendorong kursi roda. Tidak tenang jika hanya berdiam diri, Yoona
mencoba mengikuti mereka untuk mencari tahu.
Gadis itu hanya
bisa berdiri mematung ketika dilihatnya tubuh Kai diangkat mereka kedalam
ambulan tersebut. wajah pria itu begitu pucat. Tubuhnya lemah tak bertenaga.
Matanya tertutup rapat. Yoona masih belum bisa menyadarkan dirinya. ia masih
tidak bisa mencerna apa yang baru saja ia lihat. Dimulai dari foto yang ada
didalam kamera, setelah itu keadaan pria itu ia terlihat buruk.
“ ada apa ini? jadi kau, kau kim Jongin? “ betapa bodohnya
dirinya. mengetahui kebenaran itu setelah sekian lama bersama. Bagaimana
mungkin ia tidak bisa mengenali pria itu. pria yang selama ini ia tunggu.
<<<Flashback<<<
Ia bukanlah pria
yang mau menunggu, namun kali ini jauh berbeda. Orang yang sedang ia tunggu
adalah seorang yang sangat ia rindukan. Duduk santai di lobby hotel, walau
terlihat santai, sejujurnya dirinya tengah dilanda keresahan. Takut gadis itu
akan mengenalinya.
Ponselnya
berdering dan terdengarlah alunan piano dari Yiruma. Ia tersenyum mendengar
itu. membiarkan panggilan itu untuk beberapa detik, setelah itu ia baru
menjawabnya. Tidak, pria itu hanya mendengar suara itu, suara seorang gadis
yang sedang berbicara dengannya. Rindu, ia sangat merindukan suara itu, namun
harus menahan kerinduannya.
Setelah sekian
kalinya ia mengacuhkan perkataan gadis yang ada didalam telepon tersebut,
managernya yaitu Leeteuk dengan kilat menyabar ponselnya lalu berbicara dengan
gadis itu. tidak lama dari itu seorang gadis manis terlihat sedang berjalan
mendekati mereka. jika ia tidak harus menyembunyikan jati dirinya, ia pasti
sudah berlari menghampiri gadis itu dan memeluknya dengan erat, namun yang ia lakukan
hanya menatap gadis itu tanpa ekspresi dan berpura-pura sedang marah.
Tempat pertama
yang mereka kunjungi yaitu Jusang Jeolli. Pria itu, Kim Jongin, mencoba
menikmati keindahan tebing disana. Tapi ketika penyakitnya kambuh dan menguras
tenaganya begitu saja, ia kembali kehilangan semangat.
Duduk berduaan
bersama gadis itu membuatnya merasa sedih. Ia tahu itu, tempat yang tengah ia
duduki adalah tempat bersejarah, dan ia mendudukinya bersama gadis itu, gadis
yang sangat ia cintai. Seharusnya ia menggengga tangan itu, tersenyum
kepadanya, dan mengucapkan maaf padanya. namun tetap saja ia harus menahannya,
hanya bisa meliriknya diam-diam. Ia rasakan air mata yang hendak mengalir dari
matanya, dengan cepat ia menutup matanya, mendongakkan wajahnya dan memaksakan
sebuah senyuman agar terlihat sedang menikmati suasana.
Setelah Leeteuk
kembali menghampiri mereka, dan dilihatnya gadis itu berlari pergi, ingin
rasanya ia menumpahkan segala kesedihannya. Namun ia tetap harus menahannya
dihadapan Leeteuk. Karena sesungguhnya Leeteuk tidak mengetahui tentang
hubungan antara dirinya dan gadis itu 5 tahun yang lalu. Tepat sebelum dirinya
meninggalkan Yoona.
Malam harinya
disaat ia sedang bersantai di kamar hotelnya. Ia kembali mengamati hasil jepretannya.
Hampir keseluruhannya adalah foto Yoona yang ia ambil secara diam-diam. Disela
itu ia juga memeriksa foto lamanya. Terlihatlah olehnya sebuah foto kalung yang
bergantung ainan berbentuk matahari. Kalung yang dulunya ia hadiahkan untuk
gadis itu. ia hanya bisa tersenyum
pahit.
Paginya pria itu
bangun lebih awal. Ia sengaja tidak membangunkan Leeteuk. Dengan raut wajahnya
yang sumringah ia berjalan menuju lobby. Ia memilih duduk di sebuah sofa yang
diperuntukkan untuk 2 orang saja. Lalu membaca buku sembari menunggu Yoona.
tentu ia gelisah. Tidak sengaja ia melihat mobil gadis itu memasuki perkarangan
hotel. Dengan cepat ia membenarkan posisi duduknya dan berpura-pura serius
membaca. Sesuai harapannya, Yoona duduk disampingnya. Mereka pun duduk bersama
sembari menunggu Leeteuk.
Mereka kembali
mendatangi sebuah tempat yang bernama Seongsan Ilchulbong. Sebuah pegunungan
yang indah. Ia sangat menyukai itu. tetapi, tidak dengan Yoona. pria itu tahu
betul, Yoona takut ketinggian dan juga membenci udara dingin. Karena itu,
ketika mereka hendak mendaki, pria itu mencoba mengolah kata agar gadis itu
tidak perlu mengikutinya. Ternyata berhasil. Ia tenang melihat raut wajah gadis
itu yang kegirangan.
Setelah selesai
mendaki, pria itu kembali kedalam mobil sedangkan Leeteuk pergi membeli minuman
hangat. Berada didalam mobil bersama gadis itu sangat tidak nyaman untuknya.
Karena ia masih harus menahan kerinduan itu. ditambah ia harus mendengar music
yang sedang Yoona putar, yaitu yiruma. Music favorit mereka berdua. Syukur
Leeteuk tiba dan mencairkan suasananya. Ponselnya berdering dan ia langsung
mengangkatnya. Sebuah panggilan dari dokter pribadinya yang ia samarkan namanya
menjadi Nanako.
Mereka tiba di
penginapan yang masih menyuguhkan unsure tradisional. Pegunungan juga masih
terlihat dari sana. karena lokasinya yang indah, pria memilih untuk
berjalan-berjalan mengintari daerah itu. ia mendapati sebuah toko bunga.
Dilihatnya mawar pink yang tersusun rapi. Melihat mawar itu membuatnya kembali
mengingat Yoona. ia pun membeli setangkai. Salah satu cara untuk memberikan
mawar itu kepada Yoona yaitu dengan menyuruh seorang bocah yang kebetulan
sedang bermain didekat sana.
Mengamati bocah
tersebut dari jauh. Dilihatnya Yoona sudah menerima mawar tersebut. namun
sepertinya gadis itu menyadari sesuatu. Yoona berlari dari sana, seperti
mencari sesuatu. Pria itu sadar akan hal itu, tentu yang dicari oleh Yoona
adalah dirinya. ia pun segera bersembunyi disebuah lorong kecil. Namun disela
itu, ia mendengar gadis itu memanggil sebuah nama, sebuah nama yang telah lama
tidak ia gunakan. Kim Jongin. Tubuhnya seakan ingin terperosot ke aspal. ia
tidak menyangka, gadis itu masih menunggunya, setelah 5 tahun ditinggal
olehnya.
Kini ia sedang
mengikuti langkah gadis itu dari jauh. Dilihatnya Yoona memasuki sebuah warung.
Gadis itu meneguk banyak soju hingga mabuk berat. Tidak tahan melihatnya, ia
langsung membawa gadis itu kembali ke penginapan. Namun sebelum ia mengangkat
tubuh itu, bibi pemilik warung memberikannya sebuah kalung, sebuah kalung yang
diyakini bibi itu milik Yoona. ia kembali terhenyak ketika melihat kalung
tersebut. itu adalah kalung pemberiannya dari 5 tahun yang lalu.
Membaringkan
tubuh itu diatas kasur. Tidak lupa untuk menyelimutinya dengan selimut tebal.
Menghidupkan alat penghangat ruangan. Setelah itu duduk disamping Yoona, sangat
lama. Akhirnya ia bisa menatap wajah itu dengan jarak yang dekat. Ia mengelus
pipi gadis itu, merapikan letak poninya, dan juga mengecup kening gadis itu
dengan lembut. Ia hendak pergi dari kamar itu, namun ia tidak menyangka,
ternyata Leeteuk melihat itu semua tanpa sengaja.
“ kau harus menjelaskan semua ini padaku. “ kata Leeteuk
kepadanya. Tidak ada pilihan lain. Ia pun menceritakan segalanya kepada manajernya
itu. Leeteuk benar-benar shock berat. Apa yang ia ceritakan sangat jauh dari
bayangannya. Ditambah, ia juga mengasihi Yoona yang terpaksa harus dibohongi.
Karena sesungguhnya pria yang kini bernama Kai itu memiliki alasan, alasan
mengapa dirinya tidak ingin kembali dengan Yoona. itu dikarenakan dirinya
memiliki sebuah penyakit yang membuat nasibnya diambang kematian. Tetapi ia
masih bisa diselamatkan, hanya saja Kai tidak lagi memiliki semangat hidup.
Tunggu
chapter selanjutnya ya.. gomawo..
Eits!
Jangan lupa komentarnya ya.. ^^
Annyeong..
0 komentar:
Post a Comment