Thursday, September 25, 2014

Fanfiction_Breathing For You [Chapter 2]


Breathing For You_Chapter 2

     Kembali berjalan menuju penginapan. Tubuhnya terlihat begitu lemah. Setelah sekian lama termenung ditepi jalan. Hingga hari menjadi gelap. Tanpa menyentuh makanan apapun. Ditambah udara disana yang dingin, gadis itu yang tidak menggunakan pakaian tebal tentunya akan kedinginan. Tetapi, hal itu tidak terlihat pada dirinya. Ia hanya berjalan dengan tatapan kosongnya. Tidak mempedulikan pandangan orang terhadapnya. Sebelum ia tiba di penginapan. Terlihat sebuah warung yang menjual soju. Ia langsung menghampiri warung tersebut.

……………….

      Secercah cahaya terlihat dari sela gorden yang tidak tertutup rapat. Cahaya yang menyilaukan itu membangunkannya dari tidurnya. ketika ia mencoba duduk, ia merasakan pusing pada kepalanya. Ia paksa untuk berdiri lalu berjalan ke toilet. Mencuci wajahnya agar merasa lebih segar. Ia kembali ke kasurnya. Dilihatnya diatas meja terdapat sebuah minuman berwarna coklat pekat. Ia meraih gelas itu. Mencium aromanya saja ia bisa mengetahui bahwa itu adalah minuman yang terbuat dari gingseng dan berkhasiat untuk menetralisir tubuh dari gangguan minuman keras. Dan ternyata memang berhasil. Disaat ia hendak meletakkan kembali gelas tersebut, dilihatnya ada sebuah memonya yang berisikan tulisan.
“ suatu waktu bawalah kami ke tempat pacuan kuda. “ bacanya lalu mengangguk.


      Pagi itu udara terasa sangat dingin. Pakaian hangatnya masih tidak cukup untuk menghangatkan tubuhnya. Cuaca musim dingin yang seharusnya bersahabat tidak berlaku ditempat ini. Dilihatnya kedua pria itu sedang duduk santai di halaman. Dengan kopi dan roti, mereka menikmati pagi itu. Gadis itu menghampiri mereka.
“ oh, Yoona, duduklah. “ sapa Leeteuk dan mempersilahkannya duduk. Lalu pria itu berlari kearah dapur yang ada di penginapan dan kembali dengan membawakan secangkir susu hangat. Ia langsung memberikannya kepada Yoona. “ minum ini, kau pasti masih merasakan pusing setelah menghabiskan banyak soju. “ ujarnya sembari memberikannya segelas susu hangat tersebut.
“ oh, khamsahamnida. (terimakasih) “ kata gadis itu sedikit menundukkan kepalanya pertanda hormat. “ keureunde (tapi), tadi kau mengatakan aku meminum banyak soju? “ ternyata gadis itu tidak mengingat apa terjadi padanya malam itu.
mwo? (apa), jadi kau tidak mengingat itu? Lalu.. “ Minhyuk menghentikan perkataannya. Ia menoleh ke Kai sejenak, lalu kembali menatap gadis itu yang masih kebingungan.
weo? (kenapa) “
“ ah, aniyo.. (tidak) minumlah.. “
jangkaman (tunggu), jika tadi malam aku mabuk, lalu siapa yang membawa aku pulang? Apa itu kau? “ tanya gadis itu kepada Kai. pria itu yang sedang menyuruput kopinya pun tersedak. “ ah, I,iya, itu aku. Hehehe.. ternyata kau berat juga. “ ucapnya sedikit gugup.
mianhae.. aku tidak bermaksud merepotkanmu.. jongmal mianhae..
gwenchana, kau minum susunya dulu, selagi masih hangat. “ pria itu kembali menoleh ke Kai. Sedari tadi Kai serius dengan kameranya. Tanpa menghiraukan mereka sekalipun. “ yak! Apa kameramu itu sangat penting untukmu? “ aneh sekali, tiba-tiba saja Leeteuk marah kepadanya.
wae geure hyung? “ jawab pria itu tanpa ekspresi.
“ makan dulu rotimu baru menyentuh kameramu itu.. “ suaranya sudah sedikit merendah. Lalu kembali berkata. “ pagi ini kau mau kemana? “
“ bagaimana kalau kita ke Seongeup? “ Seongeup adalah nama sebuah perkampungan yang masih mempertahankan gaya hidup khas rakyat jeju. Sungguh permintaan diluar dugaan.
yak, dari sekian banyak tempat, kenapa kita harus kesana? “ Leeteuk kembali menaikkan nada suaranya.
hyung, kau tidak pernah marah kepadaku. “ ucapnya santai masih memegang kameranya.
“ huh, baiklah, kita akan kesana. “


      Setiba mereka di Seungeup. Mereka langsung tercengang ketika melihat keadaan disana. Dimulai dari rumah, pakaian, dan keadaannya yang benar-benar masih tradisional. Terlihat sekumpulan ibu-ibu yang sedang membersihkan lobak, lalu tidak jauh darinya, terlihat para petani yang sedang menjual hasil tangkapan mereka dalam keadaan segar-segar. Lalu terdengar hiruk pikuk anak-anak yang sedang bermain, berlari sana sini. Kai tentu akan sangat sibuk dengan kameranya. Lalu Leeteuk hanya mengikuti langkahnya. Sedangkan Yoona, gadis itu malah bersandar di mobil, dan tidak berniat ikut menjelajahi desa itu.
      Disaat ia sedang menikmati alunan music dari ipadnya, seorang anak menarik bajunya. Berulang kali Yoona menyuruh anak itu pergi, tetapi anak itu terus mengganggunya. Tidak sampai disitu, ia malah memanggil teman-temannya untuk mengganggu gadis itu. Hal hasil, akhirnya gadis itu malah tergoda untuk bermain dengan mereka.
      Setelah selesai bermain dengan anak-anak itu, Yoona terduduk di sebuah batu besar yang terletak disamping mobilnya. Ia menyeka keringat dikeningnya. Mengambil beberapa tisu basah untuk membersihkan tangan dan wajahnya. Disela itu, seorang anak kembali menghampirinya. Tetapi kali ini anak tersebut tidak untuk mengajaknya bermain, melainkan memberinya sebuah roti dengan selai strawberry. Gadis itu langsung kesenangan. Setelah anak itu pergi, ia langsung menyantap roti tersebut. Dilihatnya Kai sedang berjalan mendekatinya. Tetapi tepatnya menuju mobil. tak terlihat Leeteuk disana. Dengan cepat ia menghabiskan rotinya. Lalu kembali mengambil tisu basah untuk membersihkan tangannya.
“ kau sudah kembali? Apa kau mau masuk kedalam mobil? “ Tanya gadis itu gugup sembari membersihkan tangannya. Ia selalu gagal mengatasi kegugupannya ketika berhadapan dengan pria itu. Sial, kenapa aku selalu gugup dihadapannya. Yoona, sadarlah, mereka berbeda..
“ jangan hanya membersihkan tanganmu.. “ kata pria itu lalu masuk kedalam mobil. gadis itu berpikir sejenak, mencoba memahami perkataan pria itu, lalu ia bercermin di kaca mobilnya. ternyata terdapat selai di tepi bibirnya. Dengan rasa malu ia langsung membersihkan selai tersebut. Tidak lama dari itu Leeteuk datang dan mereka langsung meninggalkan kampung tersebut.

………………….

“ kemana kita harus pergi? “ Tanya Yoona dibalik stir mobilnya.
“ Cheonjiyeon.. “ kata Kai singkat.
“ maksud anda ke Air Terjun Ceonjiyeon? “
“ hem.. “
“ wah, sepertinya menyenangkan. Tolong bawa kami kesana.. “ seru Leeteuk. gadis itu hanya bisa menjalankan tugasnya. Ia langsung mengarahkan mobilnya kesana.

      Tempat ini adalah salah satu air terjun terindah di pulau jeju. Tempat ini memiliki arti yaitu ‘Penghubung langit dan daratan’. Air terjun yang memiliki ketinggian 22 meter ini benar-benar menyuguhkan tontonan yang luar biasa. Rasa lelah yang mereka rasakan didalam perjalanan hilang sudah. pemandangan di mana air yang terjun ke bawah terpecah menjadi beberapa arus yang lebih kecil, yang kemudian jatuh ke atas tebing-tebing batu yang ada pada dinding tebing, membuat seolah-olah air mengalir lebih lambat. Sesudah itu air terjatuh ke sebuah kolam buatan di bawahnya yang memiliki kedalaman 20 meter.
      Mereka duduk ditepi kolam buatan atau bisa disebut dengan danau. Karena pria itu tidak bisa membiarkan pemandangan indah itu begitu saja, ia kembali mengintari tempat itu dan terus mengambil gambar. Sedangkan Leeteuk dengan setia terus menemani Yoona.
“ kau tidak ingin melihat-lihat? “ Tanya Yoona.
“ aku lelah.. “ Leeteuk terlihat kelelahan.
“ kita hanya perlu tunggu sampai malam tiba. Ketika malam hari, tempat ini akan semakin terlihat indah. Rasa lelahmu pasti akan musnah. “ jelas gadis itu dengan senyumannya yang sangat manis. Leeteuk terdiam melihatnya. “ kau kenapa? “ Yoona menyadari tatapannya.
“ apa aku boleh bertanya sesuatu? “ kata pria itu. Yoona mengangguk memperbolehkan.
“ orang yang kau rindukan, apa dia kekasihmu? “ pertanyaannya berhasil memacu kecepatan debaran jantung gadis itu. Senyuman langsung menghilang dari wajahnya. Ia malah memandang air danau dalam diam.
“ ya, aku merindukannya. “ ucapnya setelah diam beberapa saat. “ sangat merindukannya. “ tambah gadis itu.
“ bagaimana jika dia menemuimu? “ mendengar itu membuat gadis itu dengan cepat menoleh kepadanya.
“ aku akan sangat bahagia. Dan aku tidak akan membiarkannya pergi meninggalkanku lagi. “
“ dia meninggalkanmu? “
“ ya, dengan ijinku. Tetapi aku menyesal. “
“ kenapa ia meninggalkanmu? “ Leeteuk terus menanyakan itu.
“ entahlah, pada saat itu ia mengatakan bahwa ia akan berkuliah di jepang untuk 3 tahun. Tapi.. “ gadis itu menghentikan perkataannya sejenak. Mencoba mengontrol emosinya. “ tetapi sudah 5 tahun ia tidak juga kembali. Kupikir ia sudah melupakanku. “ jelas gadis itu sambil menatap air danau dengan tatapan menerawang.
“ bagaimana jika dia masih mengingatmu? “ gadis itu kembali menatapanya.
“ ada apa denganmu? Kenapa kau menanyakan ini? “
“ aku hanya ingin tahu. “
“ lebih baik kita berjalan-jalan. Akan sangat disayangkan jika kita hanya berdiam disini. “ dengan cepat gadis itu bangkit lalu meninggalkan Leeteuk disana.


      Ada banyak jenis tanaman disana. Dan mungkin tanaman yang tidak dikenal juga ada disana. Suasana yang sejuk ala hutan tropis membuat suasana menjadi sejuk. Ditambah suara gemercik air yang menambah kenikmatan lainnya. Suasana yang lembab membuat jalan disana sedikit licin. Seperti batu besar yang ada dibawah Yoona. Disetiap sudut terlihat wisatan yang sedang mengambil gambar. Mereka terlihat gembira. Yoona tersenyum melihat itu. Setelah terhanyut didalam kebahagiaan orang, gadis itu kembali tersadar dan mencoba mencari Leeteuk. namun keadaan batu yang licin membuatnya terpeleset dan hendak terjatuh kedalam danau, syukurnya seseorang dengan cepat meraih tangannya, dengan kuat orang itu menariknya hingga kembali berdiri.
“ oh? khamsahamnida.. “ gadis itu terkejud ketika yang dilihatnya adalah Kai.
“ apa kau mau mati? Apa kau tidak tahu seberapa dalamnya danau ini? “ pria itu terlihat cemas.
“ … “ Yoona hanya diam mendengarnya. Lalu menyentuh dadanya guna menyembunyikan suara debaran jantungnya. Tetapi gadis itu tiba-tiba saja berubah panik dan mondar mandir kesana kesini mencari sesuatu.
“ kau sedang apa? “ Tanya Kai.
“ kalungku, kalungku hilang! “ suara gadis itu terdengar sangat ketakutan. Raut wajahnya berubah kaku dan matanya memerah. Namun pria itu tetap berdiri disana tanpa sekalipun mencoba untuk membantu gadis itu.

      Gadis itu terlihat kelelahan. Ia mencari ke segala tempat, tentunya tempat-tempat yang telah ia lalui. Tapi kalungnya tetap tidak terlihat. Ia berhenti disebuah kursi yang terletak dibawah pohon yang besar. Wajah sendunya membuat Leeteuk tidak berani menegurnya. Pria itu juga sudah ikut membantu mencarikannya setelah mendengarnya dari Kai, tapi hasilnya sama. Kalung itu juga tidak ditemukan.
      Malam tiba tanpa mereka sadari. Pemandangan disana berubah semakin indah. Itu dikarenakan banyaknya lampu yang memenuhi tempat itu. Walau begitu, tetap saja Yoona tidak bisa tenang. Begitu juga dengan kedua pria itu. Tidak jauh dari gadis itu berada, mereka berdua duduk sambil mengamati keadaan disana.
“ kalian lelah? Bagaimana kalau kita pulang saja. Ahjuma pemilik penginapan menelepoku, ia mengatakan bahwa ia telah menyiapkan makan malam. “ kedua pria itu kaget ketika melihat Yoona sudah berada dihadapan mereka. gadis itu sudah kembali seperti sebelumnya. Tenang dan riang.
“ apa tidak masalah jika kita pulang? “ kata Leeteuk yang dipotong dengan Kai.
“ kita pulang saja. Aku sudah sangat lelah. “ pria dingin itu kembali ke sikapnya yang menyebalkan. Ia langsung berjalan mendahului mereka.
yak, Kai! “ teriak Leeteuk sebal.
“ sudahlah, anda pasti juga kelelahan. Ayo kita pulang. “ gadis itu tersenyum sembari menarik tangan Leeteuk. ia mencoba untuk tetap terlihat riang dan ramah. Namun tetap saja, Leeteuk dapat melihat raut kesedihan yang sedang gadis itu sembunyikan.


      Makan malam berlangsung tanpa kehadiran Yoona. Gadis itu memilih berjalan-jalan diluar. Menikmati udara malam seorang diri. Malam itu bintang terlihat dengan kelap-kelip cahayanya. Keberadaan bintang disana membuat langit terlihat indah. Gadis itu berusaha untuk tersenyum. Lalu teringat olehnya, ia juga pernah berlarian disana. Apa mungkin kalungku sudah jatuh terlebih dahulu disini? Ia kembali mencari kalungnya. Tetap tidak ketemu. Hingga ketika ia melihat warung soju. ia kembali mengingat itu. Ia baru mengingat bahwa ia benar-benar telah minum soju disana, ia langsung menghampiri tempat itu. Mencoba bertanya kepada bibi si penjual soju.
“ permisi, Halmoni, saya sedang mencari sebuah kalung.. “ katanya pelan.
“ ah, bukankah kau gadis yang kemarin? “ kata nenek si pemilik warung.
“ I,iya.. “
“ kau mencari kalung? “
“ I,iya.. “
“ pria itu tidak memberikan kalung itu padamu? Sepertinya aku sudah memberikan kalung itu padanya.. “
“ pria? “
“ iya, pria yang membawamu pulang, aku memberikan kalung itu padanya. Ah, aku harus kembali bekerja, aku permisi dulu. “ nenek itu kembali melayani pembeli. Sedangkan gadis itu dengan langkah cepat ia kembali ke penginapan untuk menemui Leeteuk. setiba ia disana, dilihatnya Leeteuk sedang duduk santai di halaman bersama Kai. Ia langsung menghampiri Leeteuk.
“ oh, Yoona, kau dari mana saja? Kenapa kau tidak makan malam? “
halmoni penjual soju mengatakan bahwa kalungku bersamamu.. benarkah itu? “ Tanya Yoona gelisah.
“ oo? “ Leeteuk kaget bukan main.
“ jawab aku, benarkah itu? “
“ Yoona, aku tidak mengerti maksud perkataanmu.. “ Leeteuk juga bingung dibuatnya.
“ bukankah kau yang membawaku pulang? Jika benar, kalungku pasti denganmu, halmoni itu sendiri yang mengatakannya.. “ suaranya mulai terdengar lirih.
“ … “ Leeteuk masih belum menjawab.
“ aku tidur dulu. “ kata Kai seakan tidak mempedulikan mereka.
“ benar aku yang membawamu pulang, tapi kalung yang kau maksud, aku tidak tahu menahu tentang itu. “
“ begitu? “ Yoona terduduk disana. Menatap rumput dengan tatapan kosong.
“ sebaiknya kau makan, lalu istirahat. Besok, kau ingat apa yang aku tuliskan dimemo bukan? kalau begitu aku istirahat dulu. Good night.. “ pria itu mencoba meyakinkan gadis itu. Leeteuk berlari mendekati Kai yang masuk kedalam kamarnya. Dan gadis itu, ia masih terduduk lemah disana. Ada apa ini? Kenapa aku bisa kehilangan kalung itu? Apa ini saatnya untukku melupakannya?


      Bangun lebih awal dari biasanya. Yoona memilih membantu bibi pemilik penginapan menyiapkan sarapan. Lalu mengobrol bersama bibi dengan semangat. Sesekali terdengar tawa mereka yang renyah. Gadis itu terlihat berbeda dengan malam itu. Leeteuk yang pertama kali menghampiri mereka. ia terlihat sungkan ketika bertemu dengan Yoona, gadis itu dapat mengerti itu. Ia langsung menyapa pria itu dengan ramah.
oppa.. (kakak) ah, bolehkah aku memanggilmu begitu? “ sapanya sedikit tertawa kecil.
“ ya? I,iya.. boleh saja. “ Leeteuk menatapnya untuk beberapa saat lalu duduk dihadapan sebuah meja yang sudah dipenuhi dengan makanan.
“ makanlah oppa.. “ tidak lama dari itu, Kai muncul. Pria itu sudah rapi dengan pakaiannya. Tampan.. Yoona baru menyadari ketampanan pria itu. “ ah, opp.. “ ia menghentikan perkataannya. “ sepertinya kita seumuran. “ gumamnya pelan. “ yak kau, makanlah. Bukankah hari ini kau ingin berkuda? Kau harus memiliki banyak tenaga. “ gadis itu benar-benar berubah. Kai sampai kaget dibuatnya.
“ Yoona-ya, kau baik-baik saja? “ Tanya Leeteuk yang sedikit cemas melihatnya. Kini pria itu memanggil namanya dengan lebih akrab.
naega wae? (saya kenapa)  “ kata gadis itu acuh.
“ kau.. “ Leeteuk takut untuk menanyakan masalah kalungnya.
“ pacuan kuda? baiklah. “ sela Kai yang terlihat sudah tidak menghiraukan perubahan gadis itu. Mau tidak mau Leeteuk pun langsung menyantap sarapannya.

      Cuaca di pagi ini lebih bersahabat. Tidak terlalu dingin dan angin tidak terlalu kencang. Sangat cocok untuk berkuda. Tetapi walau begitu. Yoona terlihat tidak tertarik dengan hal itu. Ia hanya memperhatikan kedua pria itu yang sedang menggunakan perlengkapan berkuda mereka, lalu memilih kuda yang akan mereka gunakan. Dilihatnya pria itu, Kai dengan akrab ia mengobrol dengan kuda yang akan ia tunggangi.
“ cih, kau lebih nyaman mengobrol dengan kuda dari pada aku? “ keluh Yoona. Karena selama ini Kai sangat jarang mengobrol dengannya. Jika ada pun akan sangat singkat dan terlihat terpaksa. Gadis itu memandang kuda tersebut dengan tatapan tajamnya. Dapat dirasakannya kini darahnya mendidih emosi.
“ kau, mau ikut? “ salah dengar atau tidak. Tetapi dia yakin bahwa ia melihat pria itu mengatakan itu padanya. Bukannya menjawab, ia malah menatap pria itu tidak percaya dengan mulutnya yang menganga.
“ sudah ikut saja, Kai sangat ahli berkuda. Bukannya aku tidak mau membawamu, tapi aku masih meragukan keahlian berkudaku. “ sela Leeteuk yang hendak naik keatas kuda pilihannya. Gadis itu, dengan malu ia mengangguk pelan. Lalu ia buru-buru menggunakan perlengkapan berkuda yang sama seperti mereka gunakan.
“ naiklah. “ Kai menyuruhnya naik terlebih dahulu.
“ bagaimana jika kuda ini membawaku pergi? Aku tidak berani. “ tolak gadis itu yang sedikit takut. Mendengar itu, pria itu langsung naik keatas kuda, lalu kembali menatap gadis itu dengan tatapan meyakinkan.
“ naiklah. “ ucapnya sekali lagi. Kini ia menyalurkan tangannya untuk membantu gadis itu naik kesana. Dengan bantuan Kai, Yoona berhasil naik dan duduk didepan pria itu. Dan barulah gadis itu sesali, seharusnya ia tidak menerima ajakan pria itu. Dengan itu ia tidak perlu resah dengan suara debaran jantungnya seperti saat ini.


      Dimusim semi yang indah akan lebih menyenangkan jika memilih arena  berkuda yang luas. Mengintari hutan buatan yang dipenuhi pepohonan dan beberapa macam tanaman hias. Tidak banyak wisatawan yang terlihat disana. Terutama di arena yang menelusuri hutan buatan tersebut. Keadaan disana benar-benar nyaman. Suara kicauan burung, angin yang berhembus pelan, pemandangan yang indah, benar-benar suasana yang romantis. Sayangnya Yoona tidak bisa dengan nyaman menikmati itu semua, ia terlalu panik dengan jantungnya yang terus berdebar.
aish.. bodohnya aku. Kenapa aku menerima ajakan pria ini! “ gumamnya pelan.
“ sudah berapa lama kau menjadi pemandu wisata? “ Tanya pria itu tidak lama dari itu. Sambil terus mengendalikan kuda dengan tenang. Kuda bergerak pelan.
“ sejak 3 tahun yang lalu. “ jawabnya setelah diam beberapa saat. Gadis itu berkali-kali mengatur posisi duduknya agar tidak terlalu berdekatan dengan pria itu. Tetapi tetap saja, jika dilihat sekilas, yang terlihat seperti pria itu yang sedang memeluknya dari belakang. Dengan keadaan yang seperti itu, tentu saja jantungnya terus berdebar kencang. Tapi, kenapa jantungku harus berdebar seperti ini?
“ kenapa memilih menjadi seorang pemandu wisata? “ Tanya pria itu lagi.
“ karena aku kesepian. Menjadi pemandu wisata sangat menyenangkan. “ jawabnya dengan senyuman, tetapi tidak bisa dilihat oleh pria itu. Mereka kembali diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. “ apa aku boleh bertanya sesuatu? “ kata Yoona setelah memikirkannya berkali-kali.
“ hem.. “
“ namamu, apa kau tidak memiliki nama lain selain Kai? “ kini gadis itu menjadi kaku menunggu jawaban dari pria itu. Membutuhkan waktu yang lumayan lama, baru pria itu menjawabnya.
“ tidak. “ jawabnya singkat. Tidak bisa dimungkiri, Yoona kecewa akan jawabannya. Ada apa dengan diriku? Itu tidak mungkin, pria ini berbeda! Pikirnya dalam hati. “ kenapa kau bertanya seperti itu? “
“ sebenarnya, wajahmu.. “ gadis itu menghentikan perkataannya. Wajahnya menjadi sendu, matanya mulai memerah. “ sudahlah, tidak perlu membahasnya. “ jawabnya setelah itu. Mereka kembali terdiam.


      Menikmati pemandangan dengan ditemani minuman hangat. Mengamati gunung yang ada dihadapannya. Walau jaraknya antara gunung sudah sangat jauh, namun gunung itu tetap terlihat olehnya. Dapat dilihat olehnya, embun yang berkumpul pada puncak tertingginya. Memikirkan itu, ia tidak bisa membayangkan betapa dinginnya disana.
“ kau kenapa? “ tanya Leeteuk yang heran melihat gadis itu menggelangkan kepalanya.
“ ah, aniyo.. (tidak) “ ia kembali menggeleng. “ setelah ini kita mau kemana? “ Tanya Yoona lagi.
“ entahlah, Kai belum mengatakannya padaku. “ ujarnya sembari menikmati minumannya.
“ kemana pria itu? Ia belum terlihat dari tadi. “ gadis itu mencoba mengamati sekitarnya untuk menemukan pria itu.
“ setahuku tadi ia ke toilet. “
“ kenapa lama sekali? “ kata Yoona dan kembali menyeruput minumannya. Tetapi tiba-tiba saja Leeteuk tersentak dan berlari meninggalkannya.
“ ada apa dengannya? “ Yoona tidak tertarik untuk mencari tahu.

     
     Leeteuk meninggalkannya begitu saja. Tanpa mengatakan sepatah katapun. ditinggal seorang diri tentu membuatnya kerap dilanda bosan. Ia mencoba mendengarkan music dari ipadnya, ternyata tidak berhasil membunuh kebosanannya. Aneh, tiba-tiba saja ia merasa gelisah. Dan tanpa sebab ia merasa ingin menangis. ia pun termenung, apa yang sebenarnya sedang terjadi padanya. ketika itu, matanya tidak sengaja menatap sebuah kamera yang terletak begitu saja diatas meja yang ada dihadapannya. Ia tahu betul, kamera itu adalah milik Kai. Tanpa rasa takut, seperti reflek Yoona langsung meraih kamera itu dan memeriksa hasil jepretan pria itu.
     Keningnya mengkerut, raut wajahnya menjadi kaku, matanya mulai berkaca-kaca, serta detak jantungnya yang mulai berdetak tidak karuan. Mengamati setiap foto yang ada didalam kamera tersebut, dirinya benar-benar tersentak kaget. Dan tak dapat lagi dibendungnya, air mata mengalir dengan indah. Seiring mengalir air matanya, siriney ambulan terdengar dengan nyaring dan semakin mendekat. Tidak lama dari itu sebuah mobil ambulan memasuki perkarangan lokasi dimana Yoona berada. Beberapa pria berpakaian serba putih berlarian kearah toilet, seorang dari mereka mendorong kursi roda. Tidak tenang jika hanya berdiam diri, Yoona mencoba mengikuti mereka untuk mencari tahu.
     Gadis itu hanya bisa berdiri mematung ketika dilihatnya tubuh Kai diangkat mereka kedalam ambulan tersebut. wajah pria itu begitu pucat. Tubuhnya lemah tak bertenaga. Matanya tertutup rapat. Yoona masih belum bisa menyadarkan dirinya. ia masih tidak bisa mencerna apa yang baru saja ia lihat. Dimulai dari foto yang ada didalam kamera, setelah itu keadaan pria itu ia terlihat buruk.
“ ada apa ini? jadi kau, kau kim Jongin? “ betapa bodohnya dirinya. mengetahui kebenaran itu setelah sekian lama bersama. Bagaimana mungkin ia tidak bisa mengenali pria itu. pria yang selama ini ia tunggu.

<<<Flashback<<<

     Ia bukanlah pria yang mau menunggu, namun kali ini jauh berbeda. Orang yang sedang ia tunggu adalah seorang yang sangat ia rindukan. Duduk santai di lobby hotel, walau terlihat santai, sejujurnya dirinya tengah dilanda keresahan. Takut gadis itu akan mengenalinya.
     Ponselnya berdering dan terdengarlah alunan piano dari Yiruma. Ia tersenyum mendengar itu. membiarkan panggilan itu untuk beberapa detik, setelah itu ia baru menjawabnya. Tidak, pria itu hanya mendengar suara itu, suara seorang gadis yang sedang berbicara dengannya. Rindu, ia sangat merindukan suara itu, namun harus menahan kerinduannya.
     Setelah sekian kalinya ia mengacuhkan perkataan gadis yang ada didalam telepon tersebut, managernya yaitu Leeteuk dengan kilat menyabar ponselnya lalu berbicara dengan gadis itu. tidak lama dari itu seorang gadis manis terlihat sedang berjalan mendekati mereka. jika ia tidak harus menyembunyikan jati dirinya, ia pasti sudah berlari menghampiri gadis itu dan memeluknya dengan erat, namun yang ia lakukan hanya menatap gadis itu tanpa ekspresi dan berpura-pura sedang marah.
     Tempat pertama yang mereka kunjungi yaitu Jusang Jeolli. Pria itu, Kim Jongin, mencoba menikmati keindahan tebing disana. Tapi ketika penyakitnya kambuh dan menguras tenaganya begitu saja, ia kembali kehilangan semangat.
     Duduk berduaan bersama gadis itu membuatnya merasa sedih. Ia tahu itu, tempat yang tengah ia duduki adalah tempat bersejarah, dan ia mendudukinya bersama gadis itu, gadis yang sangat ia cintai. Seharusnya ia menggengga tangan itu, tersenyum kepadanya, dan mengucapkan maaf padanya. namun tetap saja ia harus menahannya, hanya bisa meliriknya diam-diam. Ia rasakan air mata yang hendak mengalir dari matanya, dengan cepat ia menutup matanya, mendongakkan wajahnya dan memaksakan sebuah senyuman agar terlihat sedang menikmati suasana.
     Setelah Leeteuk kembali menghampiri mereka, dan dilihatnya gadis itu berlari pergi, ingin rasanya ia menumpahkan segala kesedihannya. Namun ia tetap harus menahannya dihadapan Leeteuk. Karena sesungguhnya Leeteuk tidak mengetahui tentang hubungan antara dirinya dan gadis itu 5 tahun yang lalu. Tepat sebelum dirinya meninggalkan Yoona.
     Malam harinya disaat ia sedang bersantai di kamar hotelnya. Ia kembali mengamati hasil jepretannya. Hampir keseluruhannya adalah foto Yoona yang ia ambil secara diam-diam. Disela itu ia juga memeriksa foto lamanya. Terlihatlah olehnya sebuah foto kalung yang bergantung ainan berbentuk matahari. Kalung yang dulunya ia hadiahkan untuk gadis itu. ia hanya bisa  tersenyum pahit.
     Paginya pria itu bangun lebih awal. Ia sengaja tidak membangunkan Leeteuk. Dengan raut wajahnya yang sumringah ia berjalan menuju lobby. Ia memilih duduk di sebuah sofa yang diperuntukkan untuk 2 orang saja. Lalu membaca buku sembari menunggu Yoona. tentu ia gelisah. Tidak sengaja ia melihat mobil gadis itu memasuki perkarangan hotel. Dengan cepat ia membenarkan posisi duduknya dan berpura-pura serius membaca. Sesuai harapannya, Yoona duduk disampingnya. Mereka pun duduk bersama sembari menunggu Leeteuk.
     Mereka kembali mendatangi sebuah tempat yang bernama Seongsan Ilchulbong. Sebuah pegunungan yang indah. Ia sangat menyukai itu. tetapi, tidak dengan Yoona. pria itu tahu betul, Yoona takut ketinggian dan juga membenci udara dingin. Karena itu, ketika mereka hendak mendaki, pria itu mencoba mengolah kata agar gadis itu tidak perlu mengikutinya. Ternyata berhasil. Ia tenang melihat raut wajah gadis itu yang kegirangan.
     Setelah selesai mendaki, pria itu kembali kedalam mobil sedangkan Leeteuk pergi membeli minuman hangat. Berada didalam mobil bersama gadis itu sangat tidak nyaman untuknya. Karena ia masih harus menahan kerinduan itu. ditambah ia harus mendengar music yang sedang Yoona putar, yaitu yiruma. Music favorit mereka berdua. Syukur Leeteuk tiba dan mencairkan suasananya. Ponselnya berdering dan ia langsung mengangkatnya. Sebuah panggilan dari dokter pribadinya yang ia samarkan namanya menjadi Nanako.
     Mereka tiba di penginapan yang masih menyuguhkan unsure tradisional. Pegunungan juga masih terlihat dari sana. karena lokasinya yang indah, pria memilih untuk berjalan-berjalan mengintari daerah itu. ia mendapati sebuah toko bunga. Dilihatnya mawar pink yang tersusun rapi. Melihat mawar itu membuatnya kembali mengingat Yoona. ia pun membeli setangkai. Salah satu cara untuk memberikan mawar itu kepada Yoona yaitu dengan menyuruh seorang bocah yang kebetulan sedang bermain didekat sana.
     Mengamati bocah tersebut dari jauh. Dilihatnya Yoona sudah menerima mawar tersebut. namun sepertinya gadis itu menyadari sesuatu. Yoona berlari dari sana, seperti mencari sesuatu. Pria itu sadar akan hal itu, tentu yang dicari oleh Yoona adalah dirinya. ia pun segera bersembunyi disebuah lorong kecil. Namun disela itu, ia mendengar gadis itu memanggil sebuah nama, sebuah nama yang telah lama tidak ia gunakan. Kim Jongin. Tubuhnya seakan ingin terperosot ke aspal. ia tidak menyangka, gadis itu masih menunggunya, setelah 5 tahun ditinggal olehnya.
     Kini ia sedang mengikuti langkah gadis itu dari jauh. Dilihatnya Yoona memasuki sebuah warung. Gadis itu meneguk banyak soju hingga mabuk berat. Tidak tahan melihatnya, ia langsung membawa gadis itu kembali ke penginapan. Namun sebelum ia mengangkat tubuh itu, bibi pemilik warung memberikannya sebuah kalung, sebuah kalung yang diyakini bibi itu milik Yoona. ia kembali terhenyak ketika melihat kalung tersebut. itu adalah kalung pemberiannya dari 5 tahun yang lalu.
     Membaringkan tubuh itu diatas kasur. Tidak lupa untuk menyelimutinya dengan selimut tebal. Menghidupkan alat penghangat ruangan. Setelah itu duduk disamping Yoona, sangat lama. Akhirnya ia bisa menatap wajah itu dengan jarak yang dekat. Ia mengelus pipi gadis itu, merapikan letak poninya, dan juga mengecup kening gadis itu dengan lembut. Ia hendak pergi dari kamar itu, namun ia tidak menyangka, ternyata Leeteuk melihat itu semua tanpa sengaja.
“ kau harus menjelaskan semua ini padaku. “ kata Leeteuk kepadanya. Tidak ada pilihan lain. Ia pun menceritakan segalanya kepada manajernya itu. Leeteuk benar-benar shock berat. Apa yang ia ceritakan sangat jauh dari bayangannya. Ditambah, ia juga mengasihi Yoona yang terpaksa harus dibohongi. Karena sesungguhnya pria yang kini bernama Kai itu memiliki alasan, alasan mengapa dirinya tidak ingin kembali dengan Yoona. itu dikarenakan dirinya memiliki sebuah penyakit yang membuat nasibnya diambang kematian. Tetapi ia masih bisa diselamatkan, hanya saja Kai tidak lagi memiliki semangat hidup.

Tunggu chapter selanjutnya ya.. gomawo..
Eits! Jangan lupa komentarnya ya.. ^^

Annyeong..

0 komentar: