Sequel of ‘Queen Of My
Heart’
Bagi
yang belum baca ‘Queen Of My Heart’
Dibaca
dulu yah, biar ngerti, hehe..
River Flows in
You Chapter 3/end
“ apa katamu? “ Yuri
menatapnya tak percaya.
“ aku tahu itu, tentang
perasaanmu. “ jawab Kai santai.
“ eomeoni yang mengatakannya padamu? “ katanya yang dijawab anggukan
oleh Kai. “ jadi selama ini kau berpura-pura tidak mengetahuinya? “ suara Yuri
terdengar berat. “ kau membuatku terlihat bodoh. “ dengan kuat Yuri
menghempaskan tangannya, kali ini ia berhasil melepaskan genggaman Kai. Terus
berjalan meninggalkan Kai. Namun Kai tidak tinggal diam, dia terus mencoba menahan
gadis itu.
“ yak, tunggu dulu.. “ ia terus menghalangi jalan gadis itu.
“ aku tidak ingin
melihatmu, kara! (pergi sana) “
“ ada apa denganmu? “
“ jangan
menghiraukanku! “ Yuri terus teriak marah.
“ jangan begini.. Yuri-ya.. “
“ karago! (kubilang pergi) “
“ jangan lakukan ini
padaku! “ teriak Kai yang sedari tadi juga menahan amarah. Payung terlepas
darinya. “ kau tahu? Saat ini aku sangat ingin memelukmu. Tapi aku menahannya.
“ menatap mata gadis itu dengan yakin. Mengatakannya dengan gigi yang tertempel
rapat. Ya, itulah yang sebenarnya tengah dirasakan oleh Kai. Kenapa ia menahan
perasaan itu? tentu karena bayang-bayang Yoona masih menghantuinya. “ aku rasa
aku mulai gila. Secepat ini aku melupakannya, dan kini.. “ ia menghentikan
perkataannya. Membuang pandangannya dari gadis itu. menatap jalanan yang tiada
henti menahan terjangan air hujan. “ kita pulang saja. Ini sudah terlalu
dingin. Kau bisa sakit. “ meraih payung yang tadinya terlepas darinya. Dan
kembali menarik pergelangan tangan Yuri. Berjalan perlahan menembus derasnya
hujan. Kai masih menggenggam pergelangan itu, dan perlahan jemarinya mengisi
sela-sela jemari gadis itu. ia menggenggam dengan erat, sangat erat.
Mereka sudah memasuki perkarangan rumah.
Tetapi Kai tidak juga melepas tangan Yuri. Begitu juga ketika mereka masuk
kedalam rumah. Ibunya, Siwon dan juga Shindong menatapnya heran. Itu karena Kai
tidak menghiraukan sapaan mereka dan hanya melewati mereka begitu saja, tentu
masih menggenggam tangan gadis itu. Kai berhenti didepan kamar gadis itu.
seperti enggan, ia melepaskan tangan itu perlahan.
“ masuklah. Ganti
pakaianmu. “ ucapnya penuh perhatian. Yuri masih menatapnya diam. Tidak
melangkah sedikitpun dari hadapannya. Melihat gadis itu yang tidak bereaksi
sedikitpun, Kai pun membuka pintu kamar Yuri lalu mendorong gadis itu masuk
kedalam kamarnya. “ anggap saja aku sudah gila. Karena setelah ini, aku tidak
akan menahannya. Semua yang aku pikirkan dan aku rasakan, akan aku katakan
padamu. Akan kulakukan apa yang ku inginkan, padamu. “ katanya sebelum menutup
pintu tersebut.
…………………
Angin malam masuk dengan bebas melalui
jendela kamar. Itu dikarenakan Kai membuka jendela kamarnya. Duduk disamping
jendela, termenung menikmati angin yang menusuk itu. hujan belum juga reda,
tapi itulah yang membuatnya melakukan itu. disaat dirinya merasa gelisah
seperti ini, mendengarkan suara hujan adalah yang terbaik.
“ kau tidak makan? “
Siwon duduk disampingnya dengan segelas kopi. Kai menggelengkan kepalanya. “
kau harus makan, setelah kehujanan cacing perutmu pasti sangat menderita. “ Kai
tertawa simpul mendengarnya.
“ dia sudah makan? “
ternyata ia sedang memikirkan gadis itu.
“ sudah. “ jawab Siwon
seakan mengetahui siapa dia yang Kai maksud. Siwon mengamati raut wajah pria
itu. seakan dapat membaca pikirannya. “ jangan salahkan dirimu. Itu sama sekali
bukan kesalahanmu. “ dengan cepat Kai menoleh kepadanya. “ perasaan memang
selalu sukses membuat kita menjadi seperti orang gila. Terkadang terlihat jahat
dan menakutkan. Tetapi itu semua bukan kesalahan. Apabila perasaan itu didasari
dengan ketulusan. “
“ hyung, kenapa aku tidak pernah bisa menyembunyikan sesuatu darimu?
“ tidak menyangka bahwa Siwon akan mengetahui apa yang sedang ia pikirkan.
“ itu juga bukan
kesalahanku. “ tersenyum kepada Kai, lalu menyeruput Kopinya yang menggepulkan
uap panas.
“ aw aw aw! Ada apa
ini? “ jerit Shindong berlebihan ketika baru saja masuk kedalam kamar.
“ mwoga? (apanya) “ jawab Siwon yang kaget mendengar jeritannya.
“ kenapa dingin sekali?
“ ia meloncat-loncat menuju kasur. “ mwoya..
yak Kai, kenapa kau membuka jendela? “ baru menyadari jendela yang terbuka
lebar itu.
“ kau bisa kedinginan
juga hyung? “ sindir Kai geli
melihatnya yang bergelut dengan selimut.
“ cepat tutup.. palli! “
“ ne.. “ malam itu berlalu begitu saja.
…………………….
Yuri kembali menjadi orang yang terakhir
kali tiba diruang makan. Masih seperti dulu, keadaannya tetap berantakkan.
Salah satunya yaitu rambutnya, rambutnya tak tertata sehingga hampir menutupi
wajahnya. Benar-benar tidak menghiraukan penampilannya. Ia langsung duduk
disamping Kai, yaitu satu-satunya tempat yang kosong. Awalnya gadis itu
biasa-biasa saja. Namun ketika tangan Kai bergerak mendekati wajahnya, dan
dengan lembut merapihkan poninya tanpa ekspresi. Ia kembali teringat pada malam
itu, Yuri pun menjadi kaku.
Seperti bukan hal penting, Kai kembali
menyantap sarapannya tanpa memperdulikan tatapan bertanya dari semua yang ada
disana. Yuri juga masih terlihat kaku, terlihat kini ia sedikit menggeser
posisi duduknya untuk menjauh dari Kai. Tapi seketika Kai langsung melayangkan
tatapannya kepada gadis itu. Melihat itu membuat Yuri berhenti bergerak.
“ wae? Kau tidak suka berdekatan denganku? “ kata Kai pelan
kepadanya.
“ aniya. “ gadis itu terbata-bata ketika menjawabnya.
“ ada apa dengan
kalian? “ Tanya Shindong yang sedang asik memindahkan potongan daging ke
mangkuknya.
“ yak, jangan kau habiskan! “ Siwon memukul tangannya sehingga daging
yang sudah terjepit di sumpitnya terjatuh kembali ke piring.
“ oh mian. Aku tidak sadar sudah mengambil
sebanyak ini. hehe.. “ baru menyadari bahwa mangkuknya sudah tidak memiliki
ruang lagi.
“ hyung, sore ini ikutlah denganku. Gadis yang kau kira tuan putri,
mengundang kita kerumahnya. Ia mengadakan pesta perpisahan. “ ujar Kai kepada
kedua hyungnya.
“ pesta perpisahan?
Gadis itu mau pergi? “ tanggap Siwon yang berhenti mengunyah.
“ kurasa begitu. “
mengangkat bahunya. Tidak lama dari itu Kai kembali menatap Yuri yang sedang
asik mengunyah, menyadari bahwa Kai sedang menatapnya, Yuri pun menurunkan
kecepatan mengunyahnya. Kai tersenyum nakal dan kembali melanjutkan menyantap
sarapannya.
“ minum ini, bukankah
kau sedang demam? “ ibu Kai meletakkan segelas ramuan berwarna hitam kelat.
Ternyata Kai sedang demam. Dan tidak ada yang mengetahui itu. itu juga
dikarenakan keadaan pria itu yang terlihat sehat-sehat saja.
“ khamsahamnida.. “ ia langsung meneguk minuman yang dipastikan
sangat pahit itu. “ jangan menatapku.. “ katanya setelah meletakkan kembali
gelas yang sudah kosong itu. Shindong dan Siwon menatapnya heran.
“ siapa yang menatapmu?
“ gumam Siwon yang juga diserukan oleh Shindong. Kai menoleh kepada mereka
sejenak, lalu dengan cepat matanya menangkap gadis itu, Yuri menatapnya tanpa
kedip. Itu karena ia tidak menyangka bahwa Kai sebenarnya sedang demam.
“ jangan menatapku, aku
tidak kuat mengatur detak jantungku. “ Kai mengulangi kalimatnya. Barulah gadis
itu berhenti menatapnya.
Satu jam setelah sarapan berakhir. Yuri
sudah siap untuk berangkat ke tokonya. Kali ini gadis itu melangkah keluar
rumah dengan mengendap-endap. Berharap tidak ada yang mengikutinya. Baginya
sendiri lebih nyaman. Namun tidak sesuai yang ia inginkan. Baru saja ia menutup
pintu rumah, Kai sudah terlihat disana. Pria itu sedang bersandar pada dinding,
memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. Tentu pada saat itu posenya
terlihat sangat cool. Yuri sampai mematung beberapa detik. Hempasan angin yang
menerpa wajahnya pun menyadarkannya. Ia langsung melangkah lebar menjauh dari
Kai.
Tentu tidak berdiam diri. Kai yang telah
menyadari bahwa Yuri baru saja melewatinya langsung berlari menghampiri gadis
itu. tetapi pria itu tidak melakukan apapun. Hanya menyamakan langkahnya dengan
gadis itu.
Menyiram tanamannya satu persatu. Menata
letak pot yang terpajang diatas meja. Menyemprot bunga agar terlihat segar.
Yuri terus melakukan semua itu. sedangkan Kai. Pria itu hanya mengamatinya dari
sudut toko.
“ kau bahkan tidak
menganggapku ada. Tanaman ini sudah mengalihkan perhatianmu. “ pikir Kai yang
terus mengamatinya. Ia tidak menyangka, ia dikalahkan oleh tanaman. Ia tertawa
simpul. “ sepertinya aku benar-benar sudah gila. “ kini ia melangkah keluar
toko. Terus berjalan menelusuri jalanan disana. Menikmati udara dipagi itu,
meski dingin tetapi pemandangannya tidak boleh ditinggalkan.
Kini ia berdiri ditepi jalanan yang
memiliki jurang terjal. jauh darinya, matanya menangkap sebuah pemandangan yang
begitu indah. Laut terbentang luas dengan berbagai jenis kapal terapung
diatasnya. Busan yang terkenal sebagai kota pelabuhan selalu terlihat sibuk
dipagi hari, tentu dilaut mereka. entah kenapa, baginya pemandangan itu sangat
menarik. Tentu, karena dulunya ia sering melakukan itu, menyaksikan appanya yang hendak pergi bekerja.
Mengingat kata appa membuatnya
merindukan pria tua itu. tetapi disela itu, tiba-tiba saja suara seseorang
menyadarkannya.
“ aish, kenapa langkahmu cepat sekali. “ Yuri melangkah dengan
nafasnya yang tersengal. Gadis itu terus mendekatinya dan setelah itu
menyerahkan sebuah jaket kepada Kai. “ kenapa kau keluar tanpa menggunakan
jaket? Kau malah meninggalkannya diatas meja. “ ternyata sedari tadi Yuri
mencarinya. Khawatir karena pria itu tidak menggunakan jaketnya. Jelas sekali
bahwa Kai sedang demam.
“ kau mengikutiku?
Lagian kau terlalu sibuk dengan tanamanmu, bahkah kau tidak menyadari
keberadaanku. “ kata Kai.
“ sudah cepetan pakai.
Bukankah kau sedang demam? “ pria itu masih menatapnya sambil berpikir. Melihat
wajah pria itu yang memucat membuat Yuri bergidik kasihan. Ia langsung
mengambil langkah lebih dekat dengan Kai, lalu memakaikan jaket itu ketubuh
Kai. “ masukkan tanganmu. “ perintahnya. Tidak lupa ia mengancing hingga rapat.
“ aku balik dulu. “ tanpa basa-basi Yuri langsung berbalik dan pergi.
Aneh sekali pria itu. ia malah mengikuti
langkah gadis itu dari belakang, dengan jarak yang sedikit jauh, ia terus
sejalan dengan gadis itu. berbagai pemikiran menghampirinya.
‘Mengapa
aku nyaman melakukan ini? mengapa aku ingin terus melihatnya? mengapa aku terus
memikirkannya? mengapa aku tak lagi mengingat Yoona? apa aku benar-benar gila?
Atau karena aku sudah mulai mencintai gadis itu? secepat ini?’
Kai menghentikan langkahnya sejenak. Ia baru menyadari itu. apa yang
akhir-akhir ini ia rasakan terasa begitu berbeda, dan tentu aneh baginya.
Ia masih tidak berani untuk mengatakan
cinta. Kepergian Yoona masih tertinggal dipikirannya. Bagaimana mungkin ia
mencintai secepat itu. tetapi semakin ia menahannya, ia semakin merasa gila dan
gelisah. Perasaan itu benar-benar tidak bisa dibendung. Sepertinya Yuri
menyadari bahwa ia tengah diikuti, gadis itu membalikkan tubuhnya, kini ia
terdiam disana menatap Kai yang berada jauh darinya.
Dug
dug dug
Mencoba bernafas dengan tenang. Namun
jantungnya terus berdetak dua kali lebih kencang. Kai sudah sangat gelisah.
Ditambah gadis itu terus berdiri disana dan menatapnya. Sudah tidak mampu ia
tahan. Kakinya langsung melangkah cepat. mengeluarkan kedua tangannya yang
sedari tadi bersembunyi disaku celananya. Membuka kancing jaket yang membuatnya
sesak. Tidak, itu karena jantungnya memompa dengan kuat. Semakin dekat jarak
mereka, detak jantungnya semakin tak berjeda. Hingga akhirnya ia benar-benar
dihadapan gadis itu. seperti merasakan kenyamanan itu. mereka bertatapan dengan
waktu yang lama.
Waktu terus berjalan. Dan sepasang mata
itu masih terpaku saling menatap. Tidak menghiraukan hembusan angin musim
dingin yang menusuk. Kai, kegelisahannya semakin memuncak. Wajah gadis itu
membuatnya semakin bergerak mendekat. Sangat dekat. Hingga tak ada lagi jarak
diantara mereka. tangannya mulai melingkar di pinggang gadis itu. dan sedetik
setelah itu, bibirnya sudah mendarat di bibir gadis itu. kelembutan itu terasa alami
langsung dari dalam hati. Kai melepas kecupan lembut itu, menatap Yuri yang
baru membuka matanya.
“ sepertinya aku sudah
tidak mampu menahannya. “ ucapnya dan setelah itu kembali mendekap bibir gadis
itu. melumat lembut hingga jantung seakan berhenti berdetak. Bernafas pun
terlupakan. Ciuman itu berlangsung lama, hingga sebuah tetesan air mata
menyadarkan Kai. Gadis itu menangis dan air matanya menyentuh pipi pria itu.
Kai langsung menyudahi ciuman itu. “ waeyo?
(kenapa) “ tannya Kai sedikit panik.
“ molla. “ jawab gadis itu yang masih menatap Kai.
“ lalu kenapa kau
menangis? “
“ mollayo..(tidak tahu) air mataku mengalir begitu saja. “ jawabnya
lagi. Ia terlihat amat polos. Kai tersenyum geli, tangannya menyeka air mata
gadis itu yang terus mengalir. “ kenapa kau menciumku? “ Tanya Yuri
menghentikan gerak tangan Kai.
“ karena aku ingin. “
jawabnya tenang.
“ hanya itu? “
“ tentu tidak. “
matanya terus menatap gadis itu.
“ lalu apa? “
“ apa aku harus
mengatakannya? “ gadis itu mengangguk cepat. “ jika aku mengatakannya. Aku akan
merasa bahwa aku benar-benar sudah gila. “
“ mwoya.. katakanlah.. “
“ baiklah. “ memeluk
gadis itu. “ aku menyukaimu. Bukankah itu gila? “
“ mwo? “ terdiam tak percaya. Tetapi setelah itu Yuri malah
memukulinya. Pria itu langsung melepaskan pelukannya. Menahan pukulan itu.
bukan pukulan yang dapat diremehkan, pukulan Yuri benar-benar bertenaga.
“ yak, kenapa kau memukuliku? “
“ mwo? Gila? Apa menyukaiku adalah hal yang gila? Aish! “ ia terus memukul pria itu.
“ yak, bukan itu maksudku.. “
“ lalu apa? Jelas
sekali bahwa tadi kau mengatakan gila. “
“ aniyo! “ teriak Kai yang berhasil menghentikan pukulan Yuri. “ aish, pabo. “ menjitak kepala gadis itu
pelan. “ kenapa aku merasa gila? Karena aku benar-benar bodoh, kenapa aku baru
menyukaimu sekarang. “ katanya dengan lembut.
“ kau mengatakan ini
padaku. Bagaimana dengan si tuan putri? Kau melupakannya begitu saja? Apa kau playboy? “
“ itulah yang membuatku
gila. Kenapa aku harus menyukaimu? “
“ yak! Kenapa kata-katamu seperti itu. itu terdengar bahwa menyukaiku
adalah hal yang tidak pantas. “ kembali memukul Kai tanpa henti.
“ aish, kau benar-benar payah. Kata-kataku terus terdengar salah olehmu.
“ Kai berlari kecil menghindar dari pukulan itu.
“ jangan mengataiku
bodoh! Aku sudah bosan mendengarnya. “ Mereka malah kejar-kejaran, memukul dan
menghindar. Lucu sekali. Tanpa menyadari bahwa tidak jauh dari mereka, Siwon
dan Shindong sedang memperhatikan mereka.
“ jika mereka selebritis,
akanku unggah video ini ke youtube. “ ujar Shindong yang sedari tadi merekam
kejadian itu. “ keromantisan yang berakhir gagal. Sepertinya itu judul yang
tepat. “
“ berhenti merekam.. “
Siwon merampas kamera yang Shindong pegang dan melangkah pergi.
“ yak, bukankah kita mau mengajak Kai kerumah si gadis yang mirip
tuan putri itu? Kau bilang mau membantunya menyiapkan pesta nanti malam. “
“ tidak usah
mengajaknya. Jangan mengganggu anak itu. ayo pergi. “ ia terus melangkah. Tidak
menghiraukan Shindong yang sedang meminta kameranya. Didalam diam, sesungguhnya
Siwon merasa senang. Senang dapat melihat Kai bahagia setelah sekian lama
tenggelam dalam masa lalunya.
………………….
“ yak, apa tidak masalah jika aku ikut? Pakaianku seperti ini? “ Yuri
terus menolak untuk ikut dengannya ke pesta Nana, si gadis yang berwajah mirip
dengan Yoona. tapi Kai tidak sekalipun menghiraukan perkataannya dan terus
menarik tangan Yuri. “ Kai-ya..
baiknya kau pergi sendiri saja, tidak usah membawaku.. “ memberatkan langkahnya
agar Kai sulit menariknya. “ yak! Kau
tidak mendengarku? “ menghentakkan kakinya dengan kuat. Pria itu kontras
berhenti melangkah.
“ waeyo? Kau hanya perlu mengikutiku, itu saja. “ kata Kai lembut.
“ shiro. “ jawabnya ketus.
“ geure (baiklah), kalau begitu aku juga tidak pergi. “ Kini Kai yang
menghentakkan kakinya dan melepaskan tangan Yuri dari genggamannya.
“ aish, andwejyo.. (tentu saja tidak bisa) bukankah itu pesta
perpisahannya.. jika kau tidak datang, kau pasti akan menyesal. “
“ menyesal? Mwoga? (apanya) “ Tanya Kai. Yuri
membalikkan tubuhnya setelah itu baru menjawab pertanyaan Kai.
“ gadis itu memiliki
wajah yang mirip dengan tuan putri, apa kau tidak merindukan wajah itu?
manfaatkanlah selagi ia masih berada disini.. “ gadis itu masih menghindari
tatapan Kai. Takut ketahuan ekspresi cemburunya. Kai tidak kunjung berkata.
Yuri juga tidak tahu apa yang sedang pria itu lakukan, karena kini ia sedang
membelakangi pria itu. tetapi, tepat ketika Yuri hendak membalikkan tubuhnya,
seperti kilat Kai sudah memeluknya dari belakang.
“ karena itu aku ingin
membawamu. “ kata Kai. Hembusan nafasnya dapat gadis itu rasakan, menyentuh
kupingnya halus. “ aku ingin menunjukkan kepadamu. Seberapa berartinya dirimu
bagiku. “
……………………
Pesta yang dihadiri banyak tamu itu sukses
membuat rumah Kim Nana penuh tanpa celah. Walau itu hanya pesta barbeque biasa,
tetapi semua tamu undangan yang hadir menggunakan pakaian yang resmi. Tidak
seperti yang Kai dan Yuri gunakan. Hanya kemeja yang sedikit tertutupi oleh
jaket musim dingin mereka.
“ sudahku katakan,
sebaiknya aku tidak ikut. Kau lihat? Pakaian kita terlihat tidak pantas. “ Yuri
terlihat cemas ketika mulai memasuki perkarangan rumah Nana.
“ hyung.. “ pria itu malah menyapa Shindong dan Siwon yang sedang
memanggang daging. Namun walau ia terus tidak menghiraukan gadis itu. Kai tetap
menggenggam tangan Yuri, kemanapun ia pergi, gadis itu tetap bersamanya. “ kau
hanya perlu menikmati semua makanan yang ada disini. “ kata Kai setelah lama tidak
menghiraukannya. Awalnya Yuri diam termenung, tapi setelah itu, wajahnya
langsung bersinar ketika melihat tumpukkan daging panggang yang baru saja
diangkat dari pemanggangan.
Hanya mengamati gadis itu yang sedang
menikmati makanannya. Kai akhirnya menyadari itu. tanpa seijin dirinya, gadis
itu berhasil mencuri hatinya. Seperti ratusan kupu-kupu yang sedang mengepakkan
sayapnya. Terbang dengan bebas. Kai juga merasakan itu. seperti baru
mendapatkan kebebasan setelah sekian lama tertekan dalam ingatan itu, tentang
Yoona. gadis yang dulu ia cintai.
Epilog
Pria itu sudah kembali bekerja di Seoul.
Kembali menjadi bodyguard. Tentunya ia juga kembali kerumah yang seperti istana
itu, rumah yang memiliki banyak kenangan antara dirinya dan Yoona, si tuan
putri. Tetapi yang berbeda, kini dirinya tak lagi gelisah berada ditempat itu.
karena sebelum ia kembali bekerja. ia seperti bertemu dengan Yoona didalam
mimpinya. Dan ketika itu, Yoona mengatakan sesuatu yang membuatnya benar-benar
bisa melepas gadis itu. dan bisa menerima gadis lain didalam hatinya.
‘jika
itu membuatmu bahagia, lakukanlah.’ kata singkat itulah
yang akhirnya mendorong Kai untuk kembali bekerja.
Sudah hampir 3 bulan ia disana. Tidak
banyak yang ia lakukan, hanya menjaga keamanan bosnya ketika berada dirumah.
Tentu ia memiliki banyak waktu luang. Sebagian waktu kosong itu ia manfaatkan
untuk menyiram tanaman Yoona yang ternyata hingga sekarang masih terawat.
Tetapi ia melakukan itu juga untuk meredam kerinduannya kepada Yuri, yang
terpaksa harus ia tinggalkan bersama ibunya di Busan.
“ kenapa tidak kau jual
saja bunga-bunga ini? bukankah mawar merah memiliki harga? “ kata Shindong yang
sedang melewati taman dan tidak sengaja melihat Kai disana.
“ jangan sembarang
bicara hyung.. “ ucap Kai.
“ hoh, lagian untuk apa
kau rawat, jika akhirnya akan kau potong, kau bagi-bagikan, dan kau rawat
kembali. “ ucapnya dengan mulut penuh dengan kacang.
“ ini kulakukan untuk
menghormati tuan putri. Dan juga untuk
meredam kerinduanku terhadap Yuri. Aku sudah sangat merindukannya. “ terus
menyiram bunga mawar itu.
“ kau ini. kau lebih
merindukannya dari pada ibumu? Anak macam apa kau ini. “ pria berbadan gemuk
itu pun pergi dari sana. kesal melihat Kai yang hanya tertawa mendengar
perkataannya.
“ huh, aku benar-benar
merindukanmu.. “ batin Kai.
“ jika kau
merindukannya, kenapa kau tidak menghampirinya. “ suara berat itu terdengar
dari balik tembok yang menjulang tinggi. Kai sudah sangat mengenal suara itu.
yaitu bosnya, ayah dari tuan putri. Tidak lama dari itu sesosok pria berwajah
lesu terlihat sedang berjalan menghampirinya. “ pergilah, jangan menahannya.
Akan aku berikan kau waktu untuk beristirahat. “ ujar pria tua itu dengan
senyum naturalnya.
“ sajangnim.. apa kau sakit? “ Kai menyadari wajah lesu itu. tidak
seperti biasanya.
“ aniya, aku hanya sedang merindukannya. “ katanya yang kini
memandangi bunga mawar itu. terlihat jelas kerinduan yang mendalam dari raut
wajahnya. “ tapi aku tidak bisa bertemu dengannya lagi. Karena itu, jika kau
merindukan seseorang, kau harus segera menghampirinya, selagi orang yang kau
rindukan masih berada didunia ini. “ belum sempat Kai menjawab. Pria yang ia
panggil sajangnim itu sudah pergi
dari sana. tubuh tuanya tertutupi tembok dan menghilang.
…………………..
“ kau mau bekerja lagi?
“ Tanya ibunya Kai kepada Yuri yang sedang memakai sepatunya.
“ ne eomeoni.. jika kau memerlukan bantuanku, kau harus
menghubungiku, mengerti? “ memeluk wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya.
“ aku pergi dulu.. “
“ Yuri-ya, kau tidak perlu melakukannya lagi..
bukankah Kai sudah mengirimkan kita uang.. “ ia mencoba menahan Yuri yang
hendak melangkah pergi.
“ eomeoni, uang itu adalah milikmu, bukan milikku. Lagian aku masih
sangat sehat, kerjaanku juga tidak berat, hanya menjual bunga. Dan juga, aku
sangat menyukai tanaman, aku benar-benar nyaman melakukannya. “
“ aish kau ini, kenapa sulit sekali mengaturmu. “ Yuri tertawa
mendengarnya, setelah itu ia berjalan menuju toko bunganya.
Pepohonan tumbuh dengan baik. Dedaunan
memenuhi setiap rantingnya. Terlihat rimbun. Ditambah dengan bunga sakura yang
bermekar indah. Aroma khasnya benar-benar menyadarkan semua penduduk Busan,
bahwa musim semi telah tiba. Yuri menikmati perjalanannya menuju toko bunga. Ia
malah menyempatkan dirinya untuk memotret dirinya sendiri, dengan latar
belakang bunga sakura yang sedang berguguran.
“ omo! “ ia kaget ketika melihat hasil gambarnya. Seseorang terlihat
sedang berdiri dibelakangnya. Tersenyum menatap kamera, sama sepertinya. Ia
langsung membalikkan badannya. Rasanya ingin menangis. Ia sangat merindukan
pria itu. “ Kai-ya.. “
“ annyeong.. “ sapa pria itu dengan senyuman termanisnya. Namun Yuri
malah menundukkan wajahnya. “ yak, wae?
“ Kai mendekatinya. Memegang kedua bahu gadis itu. tetapi Yuri terus
menundukkan wajahnya. “ yak, kenapa
kau begini? Kau tidak merindukanku? “ gadis itu tetap tidak menatapnya. “
baiklah jika kau tidak merindukanku. Aku kembali saja. “ Kai melangkah pelan
menjauhinya.
“ yak! Jangan pergi! “ teriak Yuri dengan emosi. “ pabo! Aku sangat merindukanmu! “
mengatakan itu dengan keras. Air mata sampai mengalir dipipinya. Merasa geli
melihat Yuri seperti itu, Kai langsung memeluknya. Menghiraukan pandangan orang
yang memandangi mereka.
“ aku juga merindukanmu.
Sangat merindukanmu. “ kata Kai masih dalam pelukannya.
“ aish, kenapa aku menangis. “ kesalnya setelah Kai melepaskan
pelukannya.
“ aigoo, ternyata kau benar-benar mencintaiku. Gomawo.. “ pria itu mencubit pipi Yuri dengan gemas.
“ jangan begitu.. “
malu melihat orang yang terus memperhatikan mereka.
“ wae? Kau malu? “
“ aish, pikyeo! (minggir) “ ia malah berjalan cepat menjauh dari
sana. Kai hanya tertawa geli sambil terus mengikutinya. Musim semi mengawali
hari bahagianya. Seperti sebuah sambutan. Angin sejuk menerpa dengan hempasan
bunga sakura yang berterbangan dengan indah.
The
end!!!
Gomawo
sudah baca sampai habis..
Tunggu
FF ku selanjutnya ya..
Oh
iya, follow instagramku dong.. hehehe @hyull
Gomawo..
0 komentar:
Post a Comment