Wednesday, September 3, 2014

Fanfiction_River Flows in You [Chapter 3/END]


Sequel of ‘Queen Of My Heart’
Bagi yang belum baca ‘Queen Of My Heart’
Dibaca dulu yah, biar ngerti, hehe..

River Flows in You Chapter 3/end

“ apa katamu? “ Yuri menatapnya tak percaya.
“ aku tahu itu, tentang perasaanmu. “ jawab Kai santai.
“ eomeoni yang mengatakannya padamu? “ katanya yang dijawab anggukan oleh Kai. “ jadi selama ini kau berpura-pura tidak mengetahuinya? “ suara Yuri terdengar berat. “ kau membuatku terlihat bodoh. “ dengan kuat Yuri menghempaskan tangannya, kali ini ia berhasil melepaskan genggaman Kai. Terus berjalan meninggalkan Kai. Namun Kai tidak tinggal diam, dia terus mencoba menahan gadis itu.
yak, tunggu dulu.. “ ia terus menghalangi jalan gadis itu.
“ aku tidak ingin melihatmu, kara! (pergi sana) “
“ ada apa denganmu? “
“ jangan menghiraukanku! “ Yuri terus teriak marah.
“ jangan begini.. Yuri-ya.. “
karago! (kubilang pergi) “
“ jangan lakukan ini padaku! “ teriak Kai yang sedari tadi juga menahan amarah. Payung terlepas darinya. “ kau tahu? Saat ini aku sangat ingin memelukmu. Tapi aku menahannya. “ menatap mata gadis itu dengan yakin. Mengatakannya dengan gigi yang tertempel rapat. Ya, itulah yang sebenarnya tengah dirasakan oleh Kai. Kenapa ia menahan perasaan itu? tentu karena bayang-bayang Yoona masih menghantuinya. “ aku rasa aku mulai gila. Secepat ini aku melupakannya, dan kini.. “ ia menghentikan perkataannya. Membuang pandangannya dari gadis itu. menatap jalanan yang tiada henti menahan terjangan air hujan. “ kita pulang saja. Ini sudah terlalu dingin. Kau bisa sakit. “ meraih payung yang tadinya terlepas darinya. Dan kembali menarik pergelangan tangan Yuri. Berjalan perlahan menembus derasnya hujan. Kai masih menggenggam pergelangan itu, dan perlahan jemarinya mengisi sela-sela jemari gadis itu. ia menggenggam dengan erat, sangat erat.


     Mereka sudah memasuki perkarangan rumah. Tetapi Kai tidak juga melepas tangan Yuri. Begitu juga ketika mereka masuk kedalam rumah. Ibunya, Siwon dan juga Shindong menatapnya heran. Itu karena Kai tidak menghiraukan sapaan mereka dan hanya melewati mereka begitu saja, tentu masih menggenggam tangan gadis itu. Kai berhenti didepan kamar gadis itu. seperti enggan, ia melepaskan tangan itu perlahan.
“ masuklah. Ganti pakaianmu. “ ucapnya penuh perhatian. Yuri masih menatapnya diam. Tidak melangkah sedikitpun dari hadapannya. Melihat gadis itu yang tidak bereaksi sedikitpun, Kai pun membuka pintu kamar Yuri lalu mendorong gadis itu masuk kedalam kamarnya. “ anggap saja aku sudah gila. Karena setelah ini, aku tidak akan menahannya. Semua yang aku pikirkan dan aku rasakan, akan aku katakan padamu. Akan kulakukan apa yang ku inginkan, padamu. “ katanya sebelum menutup pintu tersebut.

…………………

     Angin malam masuk dengan bebas melalui jendela kamar. Itu dikarenakan Kai membuka jendela kamarnya. Duduk disamping jendela, termenung menikmati angin yang menusuk itu. hujan belum juga reda, tapi itulah yang membuatnya melakukan itu. disaat dirinya merasa gelisah seperti ini, mendengarkan suara hujan adalah yang terbaik.
“ kau tidak makan? “ Siwon duduk disampingnya dengan segelas kopi. Kai menggelengkan kepalanya. “ kau harus makan, setelah kehujanan cacing perutmu pasti sangat menderita. “ Kai tertawa simpul mendengarnya.
“ dia sudah makan? “ ternyata ia sedang memikirkan gadis itu.
“ sudah. “ jawab Siwon seakan mengetahui siapa dia yang Kai maksud. Siwon mengamati raut wajah pria itu. seakan dapat membaca pikirannya. “ jangan salahkan dirimu. Itu sama sekali bukan kesalahanmu. “ dengan cepat Kai menoleh kepadanya. “ perasaan memang selalu sukses membuat kita menjadi seperti orang gila. Terkadang terlihat jahat dan menakutkan. Tetapi itu semua bukan kesalahan. Apabila perasaan itu didasari dengan ketulusan. “
hyung, kenapa aku tidak pernah bisa menyembunyikan sesuatu darimu? “ tidak menyangka bahwa Siwon akan mengetahui apa yang sedang ia pikirkan.
“ itu juga bukan kesalahanku. “ tersenyum kepada Kai, lalu menyeruput Kopinya yang menggepulkan uap panas.
“ aw aw aw! Ada apa ini? “ jerit Shindong berlebihan ketika baru saja masuk kedalam kamar.
mwoga? (apanya) “ jawab Siwon yang kaget mendengar jeritannya.
“ kenapa dingin sekali? “ ia meloncat-loncat menuju kasur. “ mwoya.. yak Kai, kenapa kau membuka jendela? “ baru menyadari jendela yang terbuka lebar itu.
“ kau bisa kedinginan juga hyung? “ sindir Kai geli melihatnya yang bergelut dengan selimut.
“ cepat tutup.. palli!
ne.. “ malam itu berlalu begitu saja.

…………………….

     Yuri kembali menjadi orang yang terakhir kali tiba diruang makan. Masih seperti dulu, keadaannya tetap berantakkan. Salah satunya yaitu rambutnya, rambutnya tak tertata sehingga hampir menutupi wajahnya. Benar-benar tidak menghiraukan penampilannya. Ia langsung duduk disamping Kai, yaitu satu-satunya tempat yang kosong. Awalnya gadis itu biasa-biasa saja. Namun ketika tangan Kai bergerak mendekati wajahnya, dan dengan lembut merapihkan poninya tanpa ekspresi. Ia kembali teringat pada malam itu, Yuri pun menjadi kaku.
     Seperti bukan hal penting, Kai kembali menyantap sarapannya tanpa memperdulikan tatapan bertanya dari semua yang ada disana. Yuri juga masih terlihat kaku, terlihat kini ia sedikit menggeser posisi duduknya untuk menjauh dari Kai. Tapi seketika Kai langsung melayangkan tatapannya kepada gadis itu. Melihat itu membuat Yuri berhenti bergerak.
wae? Kau tidak suka berdekatan denganku? “ kata Kai pelan kepadanya.
aniya. “ gadis itu terbata-bata ketika menjawabnya.
“ ada apa dengan kalian? “ Tanya Shindong yang sedang asik memindahkan potongan daging ke mangkuknya.
yak, jangan kau habiskan! “ Siwon memukul tangannya sehingga daging yang sudah terjepit di sumpitnya terjatuh kembali ke piring.
“ oh mian. Aku tidak sadar sudah mengambil sebanyak ini. hehe.. “ baru menyadari bahwa mangkuknya sudah tidak memiliki ruang lagi.
hyung, sore ini ikutlah denganku. Gadis yang kau kira tuan putri, mengundang kita kerumahnya. Ia mengadakan pesta perpisahan. “ ujar Kai kepada kedua hyungnya.
“ pesta perpisahan? Gadis itu mau pergi? “ tanggap Siwon yang berhenti mengunyah.
“ kurasa begitu. “ mengangkat bahunya. Tidak lama dari itu Kai kembali menatap Yuri yang sedang asik mengunyah, menyadari bahwa Kai sedang menatapnya, Yuri pun menurunkan kecepatan mengunyahnya. Kai tersenyum nakal dan kembali melanjutkan menyantap sarapannya.
“ minum ini, bukankah kau sedang demam? “ ibu Kai meletakkan segelas ramuan berwarna hitam kelat. Ternyata Kai sedang demam. Dan tidak ada yang mengetahui itu. itu juga dikarenakan keadaan pria itu yang terlihat sehat-sehat saja.
khamsahamnida.. “ ia langsung meneguk minuman yang dipastikan sangat pahit itu. “ jangan menatapku.. “ katanya setelah meletakkan kembali gelas yang sudah kosong itu. Shindong dan Siwon menatapnya heran.
“ siapa yang menatapmu? “ gumam Siwon yang juga diserukan oleh Shindong. Kai menoleh kepada mereka sejenak, lalu dengan cepat matanya menangkap gadis itu, Yuri menatapnya tanpa kedip. Itu karena ia tidak menyangka bahwa Kai sebenarnya sedang demam.
“ jangan menatapku, aku tidak kuat mengatur detak jantungku. “ Kai mengulangi kalimatnya. Barulah gadis itu berhenti menatapnya.

     Satu jam setelah sarapan berakhir. Yuri sudah siap untuk berangkat ke tokonya. Kali ini gadis itu melangkah keluar rumah dengan mengendap-endap. Berharap tidak ada yang mengikutinya. Baginya sendiri lebih nyaman. Namun tidak sesuai yang ia inginkan. Baru saja ia menutup pintu rumah, Kai sudah terlihat disana. Pria itu sedang bersandar pada dinding, memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. Tentu pada saat itu posenya terlihat sangat cool. Yuri sampai mematung beberapa detik. Hempasan angin yang menerpa wajahnya pun menyadarkannya. Ia langsung melangkah lebar menjauh dari Kai.
     Tentu tidak berdiam diri. Kai yang telah menyadari bahwa Yuri baru saja melewatinya langsung berlari menghampiri gadis itu. tetapi pria itu tidak melakukan apapun. Hanya menyamakan langkahnya dengan gadis itu.
     Menyiram tanamannya satu persatu. Menata letak pot yang terpajang diatas meja. Menyemprot bunga agar terlihat segar. Yuri terus melakukan semua itu. sedangkan Kai. Pria itu hanya mengamatinya dari sudut toko.
“ kau bahkan tidak menganggapku ada. Tanaman ini sudah mengalihkan perhatianmu. “ pikir Kai yang terus mengamatinya. Ia tidak menyangka, ia dikalahkan oleh tanaman. Ia tertawa simpul. “ sepertinya aku benar-benar sudah gila. “ kini ia melangkah keluar toko. Terus berjalan menelusuri jalanan disana. Menikmati udara dipagi itu, meski dingin tetapi pemandangannya tidak boleh ditinggalkan.
     Kini ia berdiri ditepi jalanan yang memiliki jurang terjal. jauh darinya, matanya menangkap sebuah pemandangan yang begitu indah. Laut terbentang luas dengan berbagai jenis kapal terapung diatasnya. Busan yang terkenal sebagai kota pelabuhan selalu terlihat sibuk dipagi hari, tentu dilaut mereka. entah kenapa, baginya pemandangan itu sangat menarik. Tentu, karena dulunya ia sering melakukan itu, menyaksikan appanya yang hendak pergi bekerja. Mengingat kata appa membuatnya merindukan pria tua itu. tetapi disela itu, tiba-tiba saja suara seseorang menyadarkannya.
aish, kenapa langkahmu cepat sekali. “ Yuri melangkah dengan nafasnya yang tersengal. Gadis itu terus mendekatinya dan setelah itu menyerahkan sebuah jaket kepada Kai. “ kenapa kau keluar tanpa menggunakan jaket? Kau malah meninggalkannya diatas meja. “ ternyata sedari tadi Yuri mencarinya. Khawatir karena pria itu tidak menggunakan jaketnya. Jelas sekali bahwa Kai sedang demam.
“ kau mengikutiku? Lagian kau terlalu sibuk dengan tanamanmu, bahkah kau tidak menyadari keberadaanku. “ kata Kai.
“ sudah cepetan pakai. Bukankah kau sedang demam? “ pria itu masih menatapnya sambil berpikir. Melihat wajah pria itu yang memucat membuat Yuri bergidik kasihan. Ia langsung mengambil langkah lebih dekat dengan Kai, lalu memakaikan jaket itu ketubuh Kai. “ masukkan tanganmu. “ perintahnya. Tidak lupa ia mengancing hingga rapat. “ aku balik dulu. “ tanpa basa-basi Yuri langsung berbalik dan pergi.

     Aneh sekali pria itu. ia malah mengikuti langkah gadis itu dari belakang, dengan jarak yang sedikit jauh, ia terus sejalan dengan gadis itu. berbagai pemikiran menghampirinya.
‘Mengapa aku nyaman melakukan ini? mengapa aku ingin terus melihatnya? mengapa aku terus memikirkannya? mengapa aku tak lagi mengingat Yoona? apa aku benar-benar gila? Atau karena aku sudah mulai mencintai gadis itu? secepat ini?’ Kai menghentikan langkahnya sejenak. Ia baru menyadari itu. apa yang akhir-akhir ini ia rasakan terasa begitu berbeda, dan tentu aneh baginya.
     Ia masih tidak berani untuk mengatakan cinta. Kepergian Yoona masih tertinggal dipikirannya. Bagaimana mungkin ia mencintai secepat itu. tetapi semakin ia menahannya, ia semakin merasa gila dan gelisah. Perasaan itu benar-benar tidak bisa dibendung. Sepertinya Yuri menyadari bahwa ia tengah diikuti, gadis itu membalikkan tubuhnya, kini ia terdiam disana menatap Kai yang berada jauh darinya.
Dug dug dug
     Mencoba bernafas dengan tenang. Namun jantungnya terus berdetak dua kali lebih kencang. Kai sudah sangat gelisah. Ditambah gadis itu terus berdiri disana dan menatapnya. Sudah tidak mampu ia tahan. Kakinya langsung melangkah cepat. mengeluarkan kedua tangannya yang sedari tadi bersembunyi disaku celananya. Membuka kancing jaket yang membuatnya sesak. Tidak, itu karena jantungnya memompa dengan kuat. Semakin dekat jarak mereka, detak jantungnya semakin tak berjeda. Hingga akhirnya ia benar-benar dihadapan gadis itu. seperti merasakan kenyamanan itu. mereka bertatapan dengan waktu yang lama.
     Waktu terus berjalan. Dan sepasang mata itu masih terpaku saling menatap. Tidak menghiraukan hembusan angin musim dingin yang menusuk. Kai, kegelisahannya semakin memuncak. Wajah gadis itu membuatnya semakin bergerak mendekat. Sangat dekat. Hingga tak ada lagi jarak diantara mereka. tangannya mulai melingkar di pinggang gadis itu. dan sedetik setelah itu, bibirnya sudah mendarat di bibir gadis itu. kelembutan itu terasa alami langsung dari dalam hati. Kai melepas kecupan lembut itu, menatap Yuri yang baru membuka matanya.
“ sepertinya aku sudah tidak mampu menahannya. “ ucapnya dan setelah itu kembali mendekap bibir gadis itu. melumat lembut hingga jantung seakan berhenti berdetak. Bernafas pun terlupakan. Ciuman itu berlangsung lama, hingga sebuah tetesan air mata menyadarkan Kai. Gadis itu menangis dan air matanya menyentuh pipi pria itu. Kai langsung menyudahi ciuman itu. “ waeyo? (kenapa) “ tannya Kai sedikit panik.
molla. “ jawab gadis itu yang masih menatap Kai.
“ lalu kenapa kau menangis? “
mollayo..(tidak tahu) air mataku mengalir begitu saja. “ jawabnya lagi. Ia terlihat amat polos. Kai tersenyum geli, tangannya menyeka air mata gadis itu yang terus mengalir. “ kenapa kau menciumku? “ Tanya Yuri menghentikan gerak tangan Kai.
“ karena aku ingin. “ jawabnya tenang.
“ hanya itu? “
“ tentu tidak. “ matanya terus menatap gadis itu.
“ lalu apa? “
“ apa aku harus mengatakannya? “ gadis itu mengangguk cepat. “ jika aku mengatakannya. Aku akan merasa bahwa aku benar-benar sudah gila. “
mwoya.. katakanlah.. “
“ baiklah. “ memeluk gadis itu. “ aku menyukaimu. Bukankah itu gila? “
mwo? “ terdiam tak percaya. Tetapi setelah itu Yuri malah memukulinya. Pria itu langsung melepaskan pelukannya. Menahan pukulan itu. bukan pukulan yang dapat diremehkan, pukulan Yuri benar-benar bertenaga.
yak, kenapa kau memukuliku? “
mwo? Gila? Apa menyukaiku adalah hal yang gila? Aish! “ ia terus memukul pria itu.
yak, bukan itu maksudku.. “
“ lalu apa? Jelas sekali bahwa tadi kau mengatakan gila. “
aniyo! “ teriak Kai yang berhasil menghentikan pukulan Yuri. “ aish, pabo. “ menjitak kepala gadis itu pelan. “ kenapa aku merasa gila? Karena aku benar-benar bodoh, kenapa aku baru menyukaimu sekarang. “ katanya dengan lembut.
“ kau mengatakan ini padaku. Bagaimana dengan si tuan putri? Kau melupakannya begitu saja? Apa kau playboy?
“ itulah yang membuatku gila. Kenapa aku harus menyukaimu? “
yak! Kenapa kata-katamu seperti itu. itu terdengar bahwa menyukaiku adalah hal yang tidak pantas. “ kembali memukul Kai tanpa henti.
aish, kau benar-benar payah. Kata-kataku terus terdengar salah olehmu. “ Kai berlari kecil menghindar dari pukulan itu.
“ jangan mengataiku bodoh! Aku sudah bosan mendengarnya. “ Mereka malah kejar-kejaran, memukul dan menghindar. Lucu sekali. Tanpa menyadari bahwa tidak jauh dari mereka, Siwon dan Shindong sedang memperhatikan mereka.
“ jika mereka selebritis, akanku unggah video ini ke youtube. “ ujar Shindong yang sedari tadi merekam kejadian itu. “ keromantisan yang berakhir gagal. Sepertinya itu judul yang tepat. “
“ berhenti merekam.. “ Siwon merampas kamera yang Shindong pegang dan melangkah pergi.
yak, bukankah kita mau mengajak Kai kerumah si gadis yang mirip tuan putri itu? Kau bilang mau membantunya menyiapkan pesta nanti malam. “
“ tidak usah mengajaknya. Jangan mengganggu anak itu. ayo pergi. “ ia terus melangkah. Tidak menghiraukan Shindong yang sedang meminta kameranya. Didalam diam, sesungguhnya Siwon merasa senang. Senang dapat melihat Kai bahagia setelah sekian lama tenggelam dalam masa lalunya.

………………….

yak, apa tidak masalah jika aku ikut? Pakaianku seperti ini? “ Yuri terus menolak untuk ikut dengannya ke pesta Nana, si gadis yang berwajah mirip dengan Yoona. tapi Kai tidak sekalipun menghiraukan perkataannya dan terus menarik tangan Yuri. “ Kai-ya.. baiknya kau pergi sendiri saja, tidak usah membawaku.. “ memberatkan langkahnya agar Kai sulit menariknya. “ yak! Kau tidak mendengarku? “ menghentakkan kakinya dengan kuat. Pria itu kontras berhenti melangkah.
waeyo? Kau hanya perlu mengikutiku, itu saja. “ kata Kai lembut.
shiro. “ jawabnya ketus.
geure (baiklah), kalau begitu aku juga tidak pergi. “ Kini Kai yang menghentakkan kakinya dan melepaskan tangan Yuri dari genggamannya.
aish, andwejyo.. (tentu saja tidak bisa) bukankah itu pesta perpisahannya.. jika kau tidak datang, kau pasti akan menyesal. “
“ menyesal? Mwoga? (apanya) “ Tanya Kai. Yuri membalikkan tubuhnya setelah itu baru menjawab pertanyaan Kai.
“ gadis itu memiliki wajah yang mirip dengan tuan putri, apa kau tidak merindukan wajah itu? manfaatkanlah selagi ia masih berada disini.. “ gadis itu masih menghindari tatapan Kai. Takut ketahuan ekspresi cemburunya. Kai tidak kunjung berkata. Yuri juga tidak tahu apa yang sedang pria itu lakukan, karena kini ia sedang membelakangi pria itu. tetapi, tepat ketika Yuri hendak membalikkan tubuhnya, seperti kilat Kai sudah memeluknya dari belakang.
“ karena itu aku ingin membawamu. “ kata Kai. Hembusan nafasnya dapat gadis itu rasakan, menyentuh kupingnya halus. “ aku ingin menunjukkan kepadamu. Seberapa berartinya dirimu bagiku. “

……………………

     Pesta yang dihadiri banyak tamu itu sukses membuat rumah Kim Nana penuh tanpa celah. Walau itu hanya pesta barbeque biasa, tetapi semua tamu undangan yang hadir menggunakan pakaian yang resmi. Tidak seperti yang Kai dan Yuri gunakan. Hanya kemeja yang sedikit tertutupi oleh jaket musim dingin mereka.
“ sudahku katakan, sebaiknya aku tidak ikut. Kau lihat? Pakaian kita terlihat tidak pantas. “ Yuri terlihat cemas ketika mulai memasuki perkarangan rumah Nana.
hyung.. “ pria itu malah menyapa Shindong dan Siwon yang sedang memanggang daging. Namun walau ia terus tidak menghiraukan gadis itu. Kai tetap menggenggam tangan Yuri, kemanapun ia pergi, gadis itu tetap bersamanya. “ kau hanya perlu menikmati semua makanan yang ada disini. “ kata Kai setelah lama tidak menghiraukannya. Awalnya Yuri diam termenung, tapi setelah itu, wajahnya langsung bersinar ketika melihat tumpukkan daging panggang yang baru saja diangkat dari pemanggangan.
     Hanya mengamati gadis itu yang sedang menikmati makanannya. Kai akhirnya menyadari itu. tanpa seijin dirinya, gadis itu berhasil mencuri hatinya. Seperti ratusan kupu-kupu yang sedang mengepakkan sayapnya. Terbang dengan bebas. Kai juga merasakan itu. seperti baru mendapatkan kebebasan setelah sekian lama tertekan dalam ingatan itu, tentang Yoona. gadis yang dulu ia cintai.

Epilog
     Pria itu sudah kembali bekerja di Seoul. Kembali menjadi bodyguard. Tentunya ia juga kembali kerumah yang seperti istana itu, rumah yang memiliki banyak kenangan antara dirinya dan Yoona, si tuan putri. Tetapi yang berbeda, kini dirinya tak lagi gelisah berada ditempat itu. karena sebelum ia kembali bekerja. ia seperti bertemu dengan Yoona didalam mimpinya. Dan ketika itu, Yoona mengatakan sesuatu yang membuatnya benar-benar bisa melepas gadis itu. dan bisa menerima gadis lain didalam hatinya.
‘jika itu membuatmu bahagia, lakukanlah.’ kata singkat itulah yang akhirnya mendorong Kai untuk kembali bekerja.
     Sudah hampir 3 bulan ia disana. Tidak banyak yang ia lakukan, hanya menjaga keamanan bosnya ketika berada dirumah. Tentu ia memiliki banyak waktu luang. Sebagian waktu kosong itu ia manfaatkan untuk menyiram tanaman Yoona yang ternyata hingga sekarang masih terawat. Tetapi ia melakukan itu juga untuk meredam kerinduannya kepada Yuri, yang terpaksa harus ia tinggalkan bersama ibunya di Busan.
“ kenapa tidak kau jual saja bunga-bunga ini? bukankah mawar merah memiliki harga? “ kata Shindong yang sedang melewati taman dan tidak sengaja melihat Kai disana.
“ jangan sembarang bicara hyung.. “ ucap Kai.
“ hoh, lagian untuk apa kau rawat, jika akhirnya akan kau potong, kau bagi-bagikan, dan kau rawat kembali. “ ucapnya dengan mulut penuh dengan kacang.
“ ini kulakukan untuk menghormati  tuan putri. Dan juga untuk meredam kerinduanku terhadap Yuri. Aku sudah sangat merindukannya. “ terus menyiram bunga mawar itu.
“ kau ini. kau lebih merindukannya dari pada ibumu? Anak macam apa kau ini. “ pria berbadan gemuk itu pun pergi dari sana. kesal melihat Kai yang hanya tertawa mendengar perkataannya.
“ huh, aku benar-benar merindukanmu.. “ batin Kai.
“ jika kau merindukannya, kenapa kau tidak menghampirinya. “ suara berat itu terdengar dari balik tembok yang menjulang tinggi. Kai sudah sangat mengenal suara itu. yaitu bosnya, ayah dari tuan putri. Tidak lama dari itu sesosok pria berwajah lesu terlihat sedang berjalan menghampirinya. “ pergilah, jangan menahannya. Akan aku berikan kau waktu untuk beristirahat. “ ujar pria tua itu dengan senyum naturalnya.
sajangnim.. apa kau sakit? “ Kai menyadari wajah lesu itu. tidak seperti biasanya.
aniya, aku hanya sedang merindukannya. “ katanya yang kini memandangi bunga mawar itu. terlihat jelas kerinduan yang mendalam dari raut wajahnya. “ tapi aku tidak bisa bertemu dengannya lagi. Karena itu, jika kau merindukan seseorang, kau harus segera menghampirinya, selagi orang yang kau rindukan masih berada didunia ini. “ belum sempat Kai menjawab. Pria yang ia panggil sajangnim itu sudah pergi dari sana. tubuh tuanya tertutupi tembok dan menghilang.

…………………..

“ kau mau bekerja lagi? “ Tanya ibunya Kai kepada Yuri yang sedang memakai sepatunya.
ne eomeoni.. jika kau memerlukan bantuanku, kau harus menghubungiku, mengerti? “ memeluk wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya. “ aku pergi dulu.. “
“ Yuri-ya, kau tidak perlu melakukannya lagi.. bukankah Kai sudah mengirimkan kita uang.. “ ia mencoba menahan Yuri yang hendak melangkah pergi.
eomeoni, uang itu adalah milikmu, bukan milikku. Lagian aku masih sangat sehat, kerjaanku juga tidak berat, hanya menjual bunga. Dan juga, aku sangat menyukai tanaman, aku benar-benar nyaman melakukannya. “
aish kau ini, kenapa sulit sekali mengaturmu. “ Yuri tertawa mendengarnya, setelah itu ia berjalan menuju toko bunganya.

     Pepohonan tumbuh dengan baik. Dedaunan memenuhi setiap rantingnya. Terlihat rimbun. Ditambah dengan bunga sakura yang bermekar indah. Aroma khasnya benar-benar menyadarkan semua penduduk Busan, bahwa musim semi telah tiba. Yuri menikmati perjalanannya menuju toko bunga. Ia malah menyempatkan dirinya untuk memotret dirinya sendiri, dengan latar belakang bunga sakura yang sedang berguguran.
omo! “ ia kaget ketika melihat hasil gambarnya. Seseorang terlihat sedang berdiri dibelakangnya. Tersenyum menatap kamera, sama sepertinya. Ia langsung membalikkan badannya. Rasanya ingin menangis. Ia sangat merindukan pria itu. “ Kai-ya..
annyeong.. “ sapa pria itu dengan senyuman termanisnya. Namun Yuri malah menundukkan wajahnya. “ yak, wae? “ Kai mendekatinya. Memegang kedua bahu gadis itu. tetapi Yuri terus menundukkan wajahnya. “ yak, kenapa kau begini? Kau tidak merindukanku? “ gadis itu tetap tidak menatapnya. “ baiklah jika kau tidak merindukanku. Aku kembali saja. “ Kai melangkah pelan menjauhinya.
yak! Jangan pergi! “ teriak Yuri dengan emosi. “ pabo! Aku sangat merindukanmu! “ mengatakan itu dengan keras. Air mata sampai mengalir dipipinya. Merasa geli melihat Yuri seperti itu, Kai langsung memeluknya. Menghiraukan pandangan orang yang memandangi mereka.
“ aku juga merindukanmu. Sangat merindukanmu. “ kata Kai masih dalam pelukannya.
aish, kenapa aku menangis. “ kesalnya setelah Kai melepaskan pelukannya.
aigoo, ternyata kau benar-benar mencintaiku. Gomawo.. “ pria itu mencubit pipi Yuri dengan gemas.
“ jangan begitu.. “ malu melihat orang yang terus memperhatikan mereka.
wae? Kau malu? “
aish, pikyeo! (minggir) “ ia malah berjalan cepat menjauh dari sana. Kai hanya tertawa geli sambil terus mengikutinya. Musim semi mengawali hari bahagianya. Seperti sebuah sambutan. Angin sejuk menerpa dengan hempasan bunga sakura yang berterbangan dengan indah.

The end!!!
Gomawo sudah baca sampai habis..
Tunggu FF ku selanjutnya ya..
Oh iya, follow instagramku dong.. hehehe @hyull

Gomawo..

0 komentar: