Pasir pantai Kuta yang terkenal putih menjadi mainan Hyull disaat bosan, dari pada menunggu Arsha yang tidak kunjung tiba, ia memilih membuat rumah-rumahan dari pasir. Tetapi jika diamati lebih lanjut, rumah pasir itu lebih mirip seperti tumpukkan pasir biasa.
“ ternyata
sulit juga bentuk-bentukin pasir ini, ah.. gw tendang juga ni rumah. Huh, Arsha
mana sih, janji jam 8 pagi, satu jam gw tungguin gak nongol juga. Bosan banget
gw! “ keluhnya.
“ hei, ngapain
lu disana? Ngomong sendiri, ahahha.. “ wanita paling menyebalkan, wanita yang
sangat tidak disukai Hyull, Fona orangnya.
“ ah? Gw Cuma..
“
“ dave, aku
haus.. belikan aku minuman dong, kamu mau kan? “ tidak menghiraukan jawaban
Hyull, ia malah menggandeng tangan Dave yang sedari tadi mengikutinya dari
belakang.
“ cuih! Gila,
dasar wanita genit, pasti dia sengaja negur gw tuh, trus biar gw ngeliat mereka
gandengan begitu, ih, aneh! “ pikirnya. Hyull semakin kesal, ia hempaskan
tubuhnya diatas kursi pantai yang sudah dilindungi dengan payung super
besar. Setidaknya kini tubuhnya
terlindungi dari panasnya matahari yang mulai mengganas.
“ sedih banget
jadi gw, ke bali Cuma untuk sendirian begini, punya teman tapi gak datang, dave
juga lagi asik berduaan sama pacarnya, argh.... bete! “ kekesalannya semakin
menunjak seiring berjalannya waktu, walaupun kini tubuhnya sudah terlindungi
dari matahari, panas dalam tubuhnya masih saja mengganggunya, gerah.
“ dia kemana? “
“ hah? “ Hyull
menoleh ke sampingnya dan mendapatkan Dave sedang duduk disampingnya.
“ fona, dia
kemana? “ ulang Dave yang ternyata bertanya kepadanya.
“ oh, gak tau
gw. “ jawabnya singkat. Dave terus memandangnya, ia jarang melihat Hyull yang
seperti ini, tidak bersemangat, sangat berbeda dengan dirinya yang biasanya
jutek dan terkadang kumat gilanya, tertawa seenaknya, tertawa sekuat yang ia
mau, ia selalu melakukan apapun yang ia mau selagi tidak keluar batas, tapi
sepertinya tertawa sekuat mungkin itu sudah kelewat (menurut Dave).
“ ini minum. “
ia tempelkan minuman kaleng itu ke pipi Hyull, sekejap bibirnya langsung
membentuk sebuah senyuman.
“ makasih.. “
senyumnya melebar.
“ bangunin gw
kalau dia datang. “ Dave merebahkan tubuhnya di kursi, ia mulai tertidur.
Walaupun cuaca lumayan panas, tapi angin pantai sangat mendukungnya untuk segera
tidur.
“ gw jadi gak
yakin, lu ikhlas gak sih kasih gw minuman, kasihnya gitu banget! Tidur lagi! “ gumamnya
yang sebenarnya didengar dengan Dave, Hyull memang polos dan Dave sangat tahu
itu. Tersungging sedikit senyuman dibibirnya, Dave mulai merasa nyaman
bersamanya. Kebosanan yang Hyull rasakan membuatnya memilih untuk tidur juga
seperti yang dilakukan Dave.
Siang ini Bali tidak terlalu panas,
matahari sedang berlindung dibalik awan, hal itu membuat Dave dan juga Hyull
semakin lelap. Saking lelapnya mereka berdua seakan menembus ruang mimpi
bersama, ruang mimpi dimana seseorang bisa berada dimana saja, merasakan setiap
sisinya bagaikan di dunia nyata, tempat yang sangat indah, dan pastinya tidak
pernah dikunjungi Hyull tetapi sangat ingin dikunjungi Dave.
Sebuah pohon
besar berdiri dengan gagahnya, ditemani beribu daun disetiap rantingnya,
terdapat sebuah kursi berukuran lebih dari satu meter, kursi itu terbuat dari
kayu jati yang sepertinya sudah sangat tua. Posisi pohon ini berada di ujung
tebing yang sangat tinggi, terlihat dari jurangnya yang tidak tahu dimana titik
awalnya. Suasana disana benar-benar nyaman, angin berhembus dengan ramah tanpa
diiringi awan hitam dan itu artinya angin itu bukan pertanda akan turunnya
hujan. Pohon besar itu juga berhasil membuat keadaan sekitarnya menjadi teduh,
dan disanalah ruang mimpi itu, ruang mimpi dimana Hyull dan Dave berada saat
ini.
Dave melangkahkan kakiknya perlahan menuju
sebuah pohon, pohon itu sangat besar terbukti disaat ia masih berada di
kejauhan pohon itu sudah dapat terlihat. Semakin dekat dengan pohon tersebut,
semakin jelas keadaan disana, ia tahu dimana ini, tepatnya keadaan disini sama
dengan apa yang ia lukis beberapa hari yang lalu, dilihatnya ada sebuah kursi
dan.. ada seorang wanita sedang duduk disana. Siapa? Ia percepat langkahnya
untuk memastikan siapa wanita yang sedang duduk disana.
“ hyull? “
“ .... “ wanita
itu tidak menjawab dan juga tidak menoleh. Dave menatap wanita itu dengan
sungguh-sungguh, tidak salah lagi, wanita itu adalah Hyull, tapi kenapa ia sama
sekali tidak menghiraukannya?
“ hyull.. “ ia
kembali mencoba memanggilnya, tetap tidak ada reaksi. Kali ini Dave mencoba
dengan cara lain, ia duduk disamping wanita itu dan dengan perlahan ia menyentuh
pundak wanita itu bermaksud agar wanita itu sadar bahwa sedari tadi ia
menegurnya. Kali ini sepertinya ia mendapatkan respon dari wanita itu, wanita
itu mulai memutar kepalanya untuk melihatnya dan membuka mulutnya untuk
mengatakan sesuatu.
“ dave! Lu
kenapa? Bangun..bangun.. “ loh?
“ hah? “
kembalilah ia ke dunia yang nyata.
“ apa? Kenapa?
Hyull.. hyull.. lu mimpiin gw? Hahha.. kok bisa. “ ternyata sedari tadi Hyull
memperhatikan Dave yang terus-terusan memanggil namanya, berkat Dave ia pun
terbangun dari tidurnya.
“ ..... “ kali
ini Dave hanya terdiam, ia masih tidak menyangka dengan apa yang baru saja
terjadi, kejadian yang baru saja ia alami, ternyata hanya mimpi, tapi itu
terasa begitu nyata baginya.
“ hahahaha...
ini minum dulu. “ Hyull menyodorkan sebotol minuman kepadanya. Setelah mencoba
meminum minuman itu, ekspresi wajahnya tetap tidak berubah, sepertinya ia masih
memikirkan mimpi yang baru saja ia alami. “ idih, mimpi apa sih lu? Ekspresi lu
sampai segini nya, aneh. “ Dave tetap tidak menjawab, ia malah menatap Hyull,
terus menatap wanita itu, entah apa yang sedang ia pikirkan, tatapan itu
terlalu menusuk bahkan sangat menusuk, menusuk dengan lembut hingga tidak dapat
Hyull lepaskan.
“ Dave! “ Fona
datang dan merusak suasana yang sedang terjadi.
“ ...... “
Tidak menjawab Dave malah memalingkan pandangannya lalu pergi menjauhi Fona,
gadis itu tentu saja tidak mau diam, ia mengejar Dave dan terus-terusan
menggodanya, sedangkan Hyull, ia masih saja termenung, tatapan itu, masih saja
ia rasakan, tatapan yang sangat menusuk hatinya namun nyaman untuknya, apa
maksudnya dari tatapanmu Dave? Apa yang sedang kamu pikirkan dan apa yang ingin
kamu katakan?
Malam ini cuaca sangat dingin. Tapi itu
tidak membuat Hyull berdiam diri dikamar, ia memilih untuk duduk di pantai
seorang diri sambil menyambung novelnya. Lembar demi lembar terus ia isi dengan
berbagai macam kalimat, terkadang ia menangis dan juga tertawa, itu menunjukkan
sejauh apa ia menghayati cerita didalam novelnya itu. Titik kejenuhan akhirnya
muncul juga, dari pada ia memaksa menulis, ia memilih untuk menyudahi
tulisannya dan mengamati keadaan disekelilingnya. Terlihat seorang anak
laki-laki sedang bermain dengan ombak, ia terus mengamati anak lelaki itu,
tubuhnya yang kecil berlari-lari menjauhi ombak dan disaat ombak surut ia
kembali mengejarnya. Terlihat senyum bahagia diwajahnya, Hyull tanpa sadar juga
ikutan tersenyum, terlintas dipikirannya untuk bergabung dengan anak itu, ia
pun meletakkan bukunya di atas pasir lalu berjalan menuju anak itu.
“ hey, kakak
boleh ikutan gak? “ tegurnya ramah.
“ boleh dong
kak, ayo sini, ombak akan segera datang, siap-siap berlari ya! “ serunya sambil
memberi aba-aba. “ lari kak! “ mereka berlari sekuat mungkin menjauhi ombak,
Hyull sangat menikmatinya, dapat terlihat dengan jelas kebahagiaan yang mereka
rasakan.
“ stop..stop..
istirahat dong, kakak capek. “ pintanya sambil mengatur nafas yang sudah
kelehan akibat berlarian tanpa henti.
“ yah kakak,
cepat banget capeknya, kalau gitu kakak istirahat saja, aku mau sambung lagi..
“ katanya dan tidak mengentikan permainannya, ia masih saja bermain dengan
ombak, tubuhnya yang kecil ternyata tidak bisa diremehkan.
“ yakin kamu
tidak mau istirahat, bahaya tahu.. ntar kamu kelelahan, bisa-bisa kamu
terpeleset loh... ombaknya kan besar.. “ tambahnya yang kali ini sudah terduduk
kembali di pasir tidak jauh dari anak itu berada.
“ aku itu kuat
kak, ini permainan aku setiap hari... bermain dengan ombak itu sangat...
Aaaa!!! “ anak itu terpeleset, kini tubuhnya dibawa ombak yang dengan kasar
menariknya kedalam air.
“ hey, kamu
bertahanlah.. a,aku... t,tolong...tolong!!! “ Dengan cepat Hyull berteriak
meminta pertolongan. Tidak lama sedetik dari itu seorang pria berlari dan
melompat kedalam air, ia berenang sekuat tenaga mengejar anak itu yang sedang
terbawa ombak, Hyull tidak bisa melihat dengan jelas siapa pria yang sedang
berusaha menolong anak itu, pastinya saat ini yang ia harapkan hanyalah
keselamatan anak itu. Warga sudah pada berdatangan, ada juga penjaga pantai
yang sudah menyiapkan berbagai perlengkapan untuk menolong anak itu. Beberapa
menit kemudian pria itu terlihat menggendong seorang anak, ia berjalan
mendekati pesisir pantai, ya, ia berhasil menyelamatkan anak itu. Penjaga pantai
dan beberapa orang lainnya langsung mengambil alih untuk segera mengobati anak
tersebut, dan pria itu, ia menjauh dari keramaian dan memilih duduk dikursi
yang terdapat tidak jauh dari sana. Hyull sangat mengkhawatirkan anak itu, kini
ia berada disamping anak yang sebenarnya tidak ia ketahui namanya.
“ bertahanlah
dik... “ ia genggam erat tangan anak laki-laki itu, tubuhnya lemah tak berdaya,
Hyull merasa bersalah, seharusnya tadi ia membujuk anak itu untuk berhenti
bermain sampai anak itu benar-benar berhenti, tapi semuanya sudah berlalu.
“ maaf, anda siapa?
“ tanya penjaga pantai.
“ Tadi saya
sedang bermain dengannya.. “ jawab Hyull sedikit ketakutan.
“ jadi tadi
anda bersamanya? “ tanya penjaga itu kembali.
“ ia, tapi saya
sudah menegurnya untuk berhenti bermain, maafkan saya karena saya tidak.. “
“ bukan itu
maksud saya, saya tidak menyalahkan anda, anak ini memang sedikit nakal.. “
penjaga itu encoba meyakinkannya.
“ nakal? Maksud
bapak? “
“ dia anak
saya, terimakasih anda sudah mau bermain dengannya.. “
“ maaf, saya
masih tidak mengerti dengan perkataan bapak.. “
“ begini saja,
lebih baik anda antarkan handuk ini kepada pria yang duduk disana, tadi saya
tidak sempat berterimakasih kepadanya, dan masalah ini, lain kali saja kita
bicarakan. Sekali lagi terimakasih. “ penjaga pantai itu langsung membawa anaknnya
pergi. Hyull mencari pria yang penjaga pantai itu maksud, seorang pria sedang
duduk dikursi tidak jauh dari tempatnya berada, sekilas ia seperti mengenal
pria itu, ia mulai melangkahkan kakinya, sesampai disana ia pun langsung menyerahkan
handuk kepada pria tersebut.
“ ini handuk
buat.... dave? “ dan yang sangat mengejutkan, pria penolong itu adalah Dave.
“ makasih. “
Dave menerima handuk itu dan langsung membaluti tubuhnya dengan handuk.
“ lu, gimana
bisa? “ tanya Hyull.
“ apanya? “
“ hem.. maksud
gw, lu tadi dimana? Kok lu bisa tahu dengan cepat kalau ada yang tenggelam? “
“ tadi gw...
tadi gw kebetulan lewat saja. “
“ kebetulan? “
“ ia, banyak
tanya lu. “
“ ya.. aneh
aja, lu nya tiba-tiba nongol.. dari pada duduk disini, lebih baik kita pulang
saja, ntar lu masuk angin, pakaian lu basah begitu.. “
“ gw malas
berdiri.. “
“ ayo.. dari
pada lu sakit, kita kan mau uas.. “
“ ah.. malas. “
“ ayo! “
paksanya seraya menarik lengan Dave agar pria itu mau mengikuti perintahnya.
Kini Dave tidak bisa menolak, permintaan Hyull terdengar tulus membuatnya
secara tidak sadar mengikuti permintaan wanita itu. Mereka berjalan menuju
rumah, Hyull tanpa sadar masih memegang lengan Dave tanpa perlawanan sedikitpun
dari Dave. Setiba mereka dirumah, Dey yang tadinya sedang mengobrol dengan
Divane kini panik diakibatkan melihat kondisi Dave yang sebenarnya tidak perlu
dilebih-lebihkan seperti ini. Berbeda dengan Divane, ia malah memandang
erat-erat kedua tangan yang sedari tadi masih juga bergandengan. Hyull yang
tersadar dengan pandangan Divane spontan melepaskan tangannya. Ia tersipu malu
karena kedapatan memeluk lengan Dave.
“ dave, kamu
kenapa? Pakaian kamu.. “ tanya Dey penuh dengan kepanikan,
“ aku baik-baik
saja tante.. aku masuk kekamar dulu. “ ucapnya lalu pergi.
“ hyull, tolong
jelaskan sama tante, apa yang sebenarnya terjadi? “
“ begini tante,
tadi itu dave menolong anak laki-laki yang tenggelam di pantai, makanya
pakaiannya basah begitu.. “ jelasnya.
“ astaga, terus
keadaan anak itu bagaimana? “
“ dia baik-baik
saja tante.. aku masuk kemar dulu ya tante.. “ kini Hyull juga meninggalkan Dey
yang masih saja panik tidak jelas.
“ hey divane,
bukannya kamu dokter? Sana periksa adikmu.. beri ia obat..”
“ sudahlah
kak.. dia hanya perlu istirahat. Kalau begitu aku mau kekamar juga, hentikan
kepanikkanmu itu kak.. “
“ loh, kenapa
semuanya pada masuk kekamar? Terus aku gimana? Ah.. aku tidur saja deh. “ Dey
pun ikut-ikutan masuk kekamar.
Tersenyum dibalik pintu. Ternyata Ny
Anderson memperhatikan peristiwa yang baru saja terjadi dirumahnya itu, tapi
lebih tepatnya ia memperhatikan kedekatan Dave dengan Hyull yang sepertinya
semakin mantap. Sama seperti Divane, ia semakin penasaran, ia bahkan tidak bisa
duduk tenang dikamarnya karena memikirkan hal itu, kedekatan Dave dengan Hyull.
Dari pada tidak tenang seperti ini, ia memilih untuk menjumpai Dave dikamarnya.
Ternyata Dave belum tidur, ia sedang melukis di balkon kamarnya.
“ kak, bisa
tidak ketok dulu! “
“ ah, kalau
kakak ketok kamunya juga gak bakalan dengar.. lukisanmu itu kan selalu membuat
kupingmu tuli. “ canda kakaknya yang kini sudah duduk disampinya.
“ ada apa? “
tanya Dave yang sudah bisa menebak maksud dari kedatangan kakaknya itu.
“ fona sudah
kembali ke jakarta. “
“ oh, baguslah.
“
“ kalian kapan
kembali ke bandung? Bukannya kalian mau uas? “
“ kalian? Ah..
dia kenapa harus kembali denganku? Kakak yang membawanya kesini. “
“ kamu ini.
Kakak masih ingin berlamaan disini.. kalian pulanglah duluan.. “
“ baiklah,
mungkin besok kami akan kembali ke bandung. “
“ .... “ tidak
ada reaksi dari Divane, ia hanya menatap Dave dengan penuh pertanyaan.
“ apa lagi? “
“ kamu..
menyukainya? “ pertanyaan itu berhasil membuat Dave tersedak.
“ uhukk, uhukk!
“
“ benarkah? “
“ kembalilah
kekamarmu! “ jawab Dave lalu beranjak menuju kasur, ia langsung berbaring
dikasur lalu menyelimuti tubuhnya.
“ dave.. kamu
sangat lucu.. ahahha.. “ sindir Divane seraya keluar dari kamarnya, seiring
kepergian Divane, Dave kembali memikirkan pertanyaan yang baru saja Divane
lontarkan.
“ yang benar
saja.. gw suka? Sepertinya gw harus segera tidur sebelum pikiran gw sama
buruknya dengan apa yang ada dipikiran Divane!
Hyull sedang pamitan dengan keluarga Dave,
sedangkan Dave sedang mengobrol dengan neneknya. Ny Anderson. Hari ini mereka
akan kembali ke Bandung.
“ kapan kamu
akan kembali kesini? “ tanya Ny Anderson.
“ aku belum
bisa menjanjikannya nek.. jika aku ada waktu, aku akan mengunjungimu lagi,
percayalah... “ Dave memeluk erat neneknya, jika ia harus memilih, ia pasti
lebih memilih neneknya dari pada kedua orangtuanya yang sangat jarang ia temui.
Entah dimana sekarang orangtuanya, ia tidak pernah menanyakan hal itu.
“ nenek selalu
menunggumu.. ingatlah itu, nenek sayang kamu.. “ ia cium kening cucu
kesayangannya itu.
“ jaga
kesehatanmu nek.. “ kini Dave sudah beranjak dari duduknya dan berjalan menuju
mobil yang akan membawa dirinya dan juga Hyull ke bandara.
Bali Ngurah Rai, yang juga dikenal sebagai
Bandara Udara Internasional Denpasar. Terletak di selatan Bali, sekitar 13 km
dari kota Denpasar dan kurang lebih setengah jam dari Pantai Kuta. Ngurah Rai
adalah Bandara Internasional ketiga tersibuk di Indonesia setelah Bandara
Internasional Soekarno-Hatta-Jakarta dan Bandara Internasional Juanda-Surabaya.
Nama Bandara ini diambil dari pahlawan Bali yaitu Gusti Ngurah Rai yang
berjuang melawan belanda selama perang revolusi di tahun 1945. Setiap tahun,
Bali Ngurah Rai Internasional Airport melayani lebih dari lima juta penumpang.
Wow..
Kini Dave dan
Hyull sudah berada didalam pesawat, Hyull terlihat tengah terlelap, sepertinya
beberapa hari ini membuat Hyull kelelahan dan pastinya banyak juga
kenangan-kenangan manisnya di sana. Mereka berada di bagian eksekutif, Hyull
memilih tempat duduk tepat disamping jendela, alasannya sih biar bisa melihat
pemandangan. Tapi, kenapa Ny.Anderson memesankan tempat yang eksekutif untuk
mereka? Agar mereka hanya duduk berdua sajakah?
“ dasar,
katanya mau lihat pemandangan, malah tidur. “ walau kalimatnya sedikit
terdengar kesal, tapi tanpa sadar Dave tersenyum, sepertinya Dave mulai merasa
nyaman berada didekat Hyull, hanya saja kebiasaan Dave yang suka tiba-tiba cuek
membuat siapa pun tidak bisa mengerti akan dirinya. Bahasa gaulnya. Misterius
guy..
Dua jam sudah
berlalu, pesawat sudah mendarat di Bandara Husein, Pak Sucipto selaku satpamnya Dave sudah
menunggu mereka, setelah mereka selesai memasukkan barang kedalam mobil, Mobilnya
pun melaju menuju Setra Duta yaitu perumahan mewah dimana Hyull tinggal, tapi
tanpa sepengetahuan Hyull, ternyata rumah Dave juga berada di perumahan itu,
hanya saja jarak rumah mereka yang terlampau jauh, jika diandaikan, bagaikan
Sabang-Merauke. Sudut ke sudut.
“ jadi non
hyull juga tinggal di setra? “ tanya satpam sambil terus menyetir.
“ maksudnya
pak? Juga tinggal di setra? “ Hyull tidak mengerti dengan pertanyaan yang Pak
Sucipto lontarkan.
“ loh, den.. “
ia mencoba bertanya kepada Dave, ya, Dave memang tidak pernah mengatakan kepada
Hyull bahwa ia juga tinggal di Setra.
“ kita satu
perumahan.. “ jelas Dave singkat.
“ satu
perumahan? Lu tinggal disini juga? Kok gw bisa gak tahu? “
“ karena lu gak
pernah tanya, sudah pak perhatikan saja jalan. “
“ wah.. gila.
Jadi selama ini kita satu perumahan dan gw gak tahu itu? “
“ sepertinya
tidak ada yang harus di wah kan. Lagian kenapa kalau kita satu perumahan? “
pertanyaan yang sepertinya sangat susah untuk dijawab.
“ hah? Ya... ya
gak kenapa-napa. “ lalu ia memilih diam dari pada salah bicara. Dave ini
terkadang memang aneh, ia bisa saja berubah menjadi orang yang baik bahkan
sangat perhatian, tapi ia juga bisa berubah total menjadi pria super cuek,
bahkan bicara sepatah katapun susah. Walaupun Dave seperti itu, kini
wanita-wanita di kampusnya mengakui ketampanannya, bahkan sikap cueknya menjadi
daya tariknya. Apakah Hyull sama dengan wanita-wanita itu?
Hyull sudah tiba dirumahnya, Kyunn sedari
tadi menunggunya di halaman rumahnya demi menunggu adik satu-satunya ini,
disaat ia mendapatkan kabar dari Hyull bahwa ia akan balik ke Bandung, Kyunn
langsung menawarkan diri untuk menjemputnya, namun Hyull menolak, karena Dave
mengatakan bahwa satpamnya sudah menuggu mereka di Bandara. Setelah Dave mengobrol
sejenak dengan Kyunn, ia segera pamit lalu masuk kedalam mobil dan pergi. Tanpa
pamit dengan Hyull.
“ dasar! “
kesal Hyull karena diacuhkan dengan Dave.
“ gimana
liburan kamu disana? “ tanya Kyunn sambil mengangkan barang Hyull kedalam
rumah.
“ lumayan.. kapan-kapan
kita pergi berdua ya kak.. sekalian lu cari cewek disana! “
“ gak ada
waktu! “ Kyunn memang selalu marah jika Hyull membahas tentang cewek, eits,
Kyunn normal kok, hanya saja ia sedang tidak ingin memikirkan tentang cinta.
“ ahahha... lu
lucu banget! “ canda Hyull membuat Kyunn ngambek dan berjalan dengan cepat
untuk menjauh darinya. Kyunn meletakkan barang-barang Hyull diatas sofa lalu ia
mengambil bola basket dan berjalan ke lapangan basket yang terdapat dihalaman
rumahnya, ia coba untuk beberapa kali nge_shoot, walaupun tidak juga masuk,
paling tidak ia bisa melupakan itu.. cinta.
“ kak, lu
kenapa sih? Apa yang salah dengan.. “ Hyull masih tidak mengerti dengan Kyunn,
apa yang sebenarnya telah terjadi dengannya sehingga ia begitu membenci wanita
itu.
“ cukup hyull,
lebih baik kamu istirahat sana, aku lagi ingin sendiri. “ jawabnya dan terus
melemparkan bola ke arah ring.
“ mau gw ajarin
kak, dari tadi bolanya meleset terus.. “
“ boleh deh,
sini ajarin aku! “ Hebatnya Kyunn, ia bisa dengan mudah melupakan amarahnya
hanya dalam sedetik, itu dikarenakan saking sayangnya ia kepada adiknya itu.
Mereka pun bermain bersama, terlihat senyum bahagia dari wajah mereka, walau
kini mereka hanya tinggal berdua tanpa orangtua bahkan saudara lainnya, tapi
mereka tetap bisa hidup bahagia sama seperti keluarga lainnya. Kyunn sudah
berjanji dengan dirinya sendiri, ia harus bisa membahagiakan adiknya yang
sangat ia sayangi ini. Hyull.
Saat ini mereka
tengah beristirahat, mereka duduk diatas ayunan, sambil menikmati jus melon
yang baru saja Hyull buat, ini pertama kalinya Hyull membuatkan Kyunn minuman
dan juga jus melon. Kenapa harus jus melon?
“ gak enak, aku
kan gak suka melon hyull... “ Kyunn tetap berusaha untuk menghabiskan jus itu,
paling tidak ini minuman pertama yang dibuat oleh Hyull.
“ ya sama, gw
juga gak suka. “ jawabnya sambil terus meminum jusnya.
“ lah, terus
kenapa kamu buat juga? Gimana sih? “
“ aku penasaran
saja.. sudah ah, tinggal minum juga! “
“ huh kamu ini.
“ Kyunn langsung meneguk jus itu hingga habis tak bersisa.
“ kak, kenapa
sih nama kita jelek banget? Hyull, kyunn. Gak enak banget didengar.. jawanya
gak dapat, sunda apalagi. Aceh gak mungkin, batak tambah gak mungkin. Heran deh
sama mama papa, sepelit itukah mereka dalam memberikan nama kepada kita? “ pertanyaan
yang masuk akal, karena sampai sekarang Hyull dan juga Kyunn tidak tahu menau
arti dari nama mereka, tapi sepertinya nama mereka memang tidak memiliki arti.
“ aku juga gak
tahu, lagian apalah arti sebuah nama, yang penting sekarang orangnya, buat apa
namanya bagus tapi orangnya tidak sebagus namanya? “
“ iyasih, tapi
nama kita itu loh.. lu tahu gak, nama dave itu keren banget loh. “
“ oh ya? Apaan?
“
“ dave
anderson. “
“ apa? “ Kyunn
kaget. Kenapa?
“ iya, kemarin
gw gak sengaja aja ngeliat nama dia dibawah lukisan yang baru saja dia buat,
awalnya sih gw gak terlalu mikirin nama itu, tapi kan gak mungkin juga dia buat
nama orang lain di lukisan yang dia buat sendiri. “ ucapnya serius.
“ kamu yakin
akhir dari nama dia anderson? “ ia masih tidak yakin dari apa yang baru saja ia
dengar.
“ kenapa sih?
Ada yang salah? “ kini Hyull yang merasa aneh dengan ekspresi Kyunn.
“ ah, tidak.
Hyull, aku ke kantor dulu, kamu istirahat lah. “ Kyunn langsung berlari kedalam
rumah untuk mengambil jaket dan juga kunci mobilnya, tidak lama kemudian
mobilnya sudah meluncur dengan cepat.
“ kenapa sih
tuh anak? Gak mandi lagi, jorok! “ Hyull tidak terlalu mengambil pusing, ia
malah kembali melanjutkan bermain basket dari pada masuk kedalam rumah dan
tidak tahu mau melakukan apa.
Sebuah sanggar lukisan. Ruangannya tidak
begitu besar, kurang lebih berukuran 10x15 meter. Ruangan itu penuh dengan
berbagai macam lukisan, bahkan ada lukisan yang diletakkan dilantai dikarenakan
tidak ada lagi dinding yang kosong. Ada seorang kakek disana, ia sedang serius
melukis, pria yang berumur 75 tahun itu mengetahui kedatangan Kyunn namun ia
tidak menghiraukannya dan terus melanjutkan lukisannya, Kyunn yang sepertinya
sudah mengerti dengan keadaan, ia memilih untuk duduk sambil memperhatikan
lukisan yang ada dihadapannya.
“ ada apa? “
tanya pria tua itu setelah ia menyelesaikan lukisannya.
“ bolehkah aku melihat
lukisan sahabatmu? Lukisan yang dulunya pernah kamu perlihatkan kepadaku... “
Kyunn mencoba meyakinkan kakek tersebut, hubungan mereka sudah sangat dekat, dulunya
disaat Kyunn dicampakkan begitu saja dengan sepupu dari orangtuanya, tepatnya
disaat kedua orangtuanya sudah meninggal, kakek inilah yang menampungnya untuk
beberapa saat, sampai akhirnya ia mempunyai sebuah pekerjaan yang tetap dan
mampu membeli sebuah rumah, ia baru memberanikan diri untuk meninggalkan kakek
itu, tetapi hal itu tidak membuatnya berhenti untuk mengunjungi sanggar ini,
bagaimanapun juga sanggar ini pernah menjadi tempat tinggalnya. Kakek itu
memang terkenal dengan sikap dinginnya, dari cara bicaranya yang terdengar
ketus memang sangat menyakiti siapapun yang mendengarnya. Namun hal itu tidak
membuat Kyunn membencinya, ia malah mencoba mencari tahu penyebab dari sikap si
kakek yang sampai akhirnya ia mengetahui semua cerita si kakek yang sebenarnya
merupakan penyebab dari permasalahan ini. Sikap ketusnya. Karena kakek itu
merasa bahwa Kyunn dapat dipercaya, ia bersedia membawa Kyunn kedalam sebuah ruangan
yang sangat dirahasiakan keberadaannya dan kembali memperlihatkan lukisan tersebut.
Karena lukisan yang ia maksudkan sangat di rahasiakan, tidak ada satupun orang
yang mengetahui keberadaan lukisan itu selain Kyunn.
“ astaga! Nama
mereka sama! “ nama yang tertera dilukisan itu membuat Kyunn kaget bukan main.
“ apa maksud
dari kata-katamu! “ nada bicara kakek itu terdengar tinggi.
“ mr anderson
dan dave anderson. “
“ a,apa? Tolong
jelaskan padaku! “ kakek itu semakin penasaran.
“ sahabatmu,
mungkinkah ia memiliki seorang cucu? “ Kyunn mulai menanyakan hal lain.
“ apa katamu?
Itu tidak mungkin! Mereka bahkan tidak sempat menikah, mereka telah membunuh
sahabatku dan juga kekasihnya! “ amarahnya meninggi, Kyunn sepertinya sudah
mengetahui semua cerita mengenai sahabat kakek itu. Mr Anderson.
“ tapi.. adikku
mempunyai seorang teman yang bernamakan dave anderson, anderson! “
“ mungkin itu
hanya sebuah kebetulan, kamu pulanglah, saya mau melanjutkan melukis. “
“ tolong
percayalah padaku mr dean! “ Kyunn kembali mencoba meyakinkan kakek itu.
“ tolong jangan
mengganggku, aku sedang sibuk, kamu kan tahu sendiri, sebentar lagi pameran
lukisan akan di adakan, aku harus segera menyiapkan 20 lukisan... jadi tolong
jangan menggangguku.. “ terlihat ekspresi lelah diwajahnya, tetapi lebih
tepatnya lelah ditambah syok.
“ baiklah..
maafkan aku yang sudah mengganggumu, mr.dean. “ Kyunn berjalan dengan lesu
menuju mobilnya, ia kembali termenung, sepertinya ada sesuatu yang harus ia
cari tahu dibalik nama Dave Anderson dan Mr. Anderson.
Next Part 7
2 komentar:
mkinrumitceritanya + pnasarn!
ditunggu saja ya.... ;)
Post a Comment