Sequel of ‘Queen Of My
Heart’
Bagi
yang belum baca ‘Queen Of My Heart’
Dibaca
dulu yah, biar ngerti, hehe..
River Flows in
You Chapter 2/3
Malam semakin larut, tentu suhu udara juga
semakin dingin. Semua orang sudah berlarian masuk kedalam rumah, berlindung
dari udara yang menusuk. Ditambah angin yang terus berhembus kecang. Tentu
berada diluar rumah akan sangat menyiksa. Namun apa yang Yuri lakukan menangkis
semua itu. tanpa rasa takut, gadis itu berlari kesana sini, mencari Kai yang
belum juga pulang kerumah. Sejak ia pergi meninggalkan mereka, hingga mereka
semua sudah bersantai-santai dirumah, pria itu tidak juga pulang.
Awalnya Yuri tidak berkeinginan untuk
mencari. Namun karena ibunya Kai tidak juga terlihat tenang, ditambah kondisi
cuaca yang semakin memburuk. Tidak, tidak hanya ibu pria itu, sesungguhnya Yuri
juga sudah sangat kacau. Pikirannya penuh dengan sebuah kalimat. ‘karena dia mencintai tuan putri’ sakit
mendengar itu, tentu saja sakit. Karena itu ia membiarkan Kai diluar sana,
karena baginya itu adalah masalah pria itu. namun semakin lama menunggu,
dirinya semakin tidak tenang, ia ingin sekali menanyakan itu. tentang seseorang
yang pria itu cintai. Karena itu, kini Yuri berlari keluar rumah untuk
mencarinya.
Gadis itu terus terbatuk-batuk. Udara
dingin dengan nakal menembus jaket yang ia kenakan. Tanpa menyadari, wajahnya
sudah memucat. Bibirnya mengering, hidungnya memerah, jari tangannya membeku
dan kaku. Sudah 2 jam gadis itu mengelilingi desa itu, ia tetap tidak menemukan
Kai. Dengan rasa kecewa, ia berjalan kembali kerumah.
Hal yang tidak pernah ia rasakan seumur
hidupnya. Bahkan ia tidak merasakan itu ketika kehilangan keluarganya. Namun
kini, tiba-tiba saja matanya terasa panas. Air mata memaksa untuk mengalir.
Yuri berusaha sekuat mungkin untuk menahannya, namun kerja kerasnya percuma
sudah, setetes air mata mengalir indah di pipinya. Tanpa sempat ia tepis.
Karena kini matanya terpaku menatap kedepan. Pria itu, Kai sedang memeluk
seorang gadis didepan rumahnya. Tidak ingin keberadaanya diketahui oleh pria
itu, dengan cepat Yuri menjauh dari sana.
………………………
“ bolehkah aku
memelukmu? Maaf jika permintaanku terlalu berlebihan, ini karena aku tidak sempat
memeluknya di sisa hidupnya. “ menatap gadis yang ada dihadapannya dengan penuh
harapan.
“ lakukanlah, aku
mengerti.. “ Kai langsung memeluknya. Dapat gadis itu rasakan air mata Kai yang
menetes diatas bahunya. Semenit kemudian Kai melepas pelukannya.
“ gomawoyo.. “ ucapnya setelah itu.
“ aku mengijinkannya
karena aku tersentuh dengan ceritamu. Ditambah luka diwajahmu, tolong maafkan
suamiku.. “ gadis itu tersenyum ramah kepadanya.
“ ah, gwenchana. Aku juga bersalah. “
“ datanglah kerumahku
lusa nanti. Aku dan suamiku akan mengadakan pesta perpisahan. Nanti akan
kukirimkan alamatnya, bukankah kita sudah bertukar nomor, hehehe.. Jika kau
memiliki teman, kau juga boleh membawa mereka. “
“ baiklah, aku akan datang.
Pergilah, suamimu akan memukulku lagi, raut wajahnya kembali terlihat kesal. “
katanya yang baru saja melirik suami gadis itu yang sedang menunggu didalam
mobil. gadis yang mirip tuan putri itu pun tertawa geli, dan tidak lama dari
itu ia berlalu dari sana.
Saat pertama kali melihat gadis itu, gadis
yang memiliki wajah hampir serupa dengan Yoona, yaitu si tuan putri. Dirinya
memang tidak mampu mengendalikan diri, berkali-kali ia mencoba memeluk gadis
itu, karena itu juga suami gadis itu memukulinya, tertinggallah beberapa luka
diwajahnya. Namun setelah ia mencoba menceritakan semuanya, gadis itu dan juga
suaminya pun memafkannya. Itu juga dikarenakan mereka mengenal perusahaan milik
ayah Yoona. Dan mereka juga mengetahui tuan putri yang ia maksud, mereka juga
mengakui kemiripan wajah itu.
Lamanya mereka mengobrol, mereka semakin
bertambah dekat. Didukung juga dengan suami gadis itu yang ternyata juga
seorang bodyguard. Obrolan mereka semakin hidup, sehingga mereka melupakan
waktu yang ternyata sudah sangat larut. Suami istri itu dengan baik bersedia
mengantar Kai kerumah. Mereka yang baik itu bernama Kim nana dan Han Ah In.
“ omo, ada apa dengan wajahmu? “ ibunya kaget ketika melihat putranya
pulang dengan wajah penuh luka. “ kau berkelahi? “
“ ani eomma, nan gwenchana.. “ memeluk ibunya dari belakang, mengecup
pipi ibunya.
“ lalu dari mana
luka-luka itu berasal? “ Tanya ibunya cemas.
“ eomma, jangan khawatir, ini hanya luka kecil. Aku bahkan sering
mendapatkan yang lebih parah dari ini. kenapa eomma belum tidur? Ini sudah sangat larut. “ tidak menghiraukan
kicauan ibunya, ia terus mendorong kursi roda ibunya hingga kedalam kamar, lalu
ia memindahkan ibunya ke kasur, menyelimuti ibunya. “ tidurlah eomma, aku juga ingin tidur. “
Rasa lelah yang ia rasakan membuatnya
secara reflek berjalan kekamarnya, tidur adalah hal yang paling nikmat untuk
dilakukan. Tapi kini ia berhenti dihadapan kasur itu, tanpa rasa malu Shindong dan
Siwon berbaring dikasurnya, tanpa sedikit pun menyisakan tempat untuknya.
Dicuaca yang dingin seperti ini tidak mungkin untuknya tidur di lantai, karena
itu dengan sekuat tenaga ia menggeser tubuh yang bulat itu, ternyata
menggesernya lebih melelahkan.
“ sepertinya setelah
ini aku harus mengganti kasur. Tubuhnya pasti akan merusak kasurku. “ gumamnya.
“ kau baru pulang? “
suara Siwon terdengar dari balik selimut yang menutupi wajahnya. Ketika Siwon
menepikan selimutnya, barulah terlihat bahwa ternyata ia belum tidur, tetapi
sedang mendengarkan music dari ipodnya.
“ kau belum tidur hyung? “ Tanya Kai yang baru saja
berbaring disamping Shindong.
“ ani, aku baru saja terbangun ketika tubuhku hampir terjatuh. “
ucapnya ketus.
“ ah, mian hyung. Shindong hyung terlalu banyak mengambil tempat.
Uggh! “ perutnya tertimpa paha yang bulat padat. Kai langsung melayangkan
tatapan tajamnya kepada Shindong. Pria berbadan gemuk itu terlihat tenang
tertidur diantara mereka.
“ kenapa kalian lama
sekali? Bukannya diluar sangat dingin? “ kata Siwon setelah mencubit perut
Shindong yang mengintip.
“ kalian? “ Kai
memiringkan badannya guna menatap Siwon.
“ ya, kalian. “ Kai
menatapnya tak mengerti. Siwon pun langsung panik. “ yak, kau tidak bertemu dengan Yuri? Tadi gadis itu keluar untuk
mencarimu. “ Siwon menjadi cemas.
“ mwo! “ tetapi Kai lebih terlihat cemas dari itu.
Tak lagi sempat mengenakan pakaian tebal,
dirinya sudah berlari keluar rumah. Seakan sudah bisa menebak dimana gadis itu
berada, ia langsung berlari menuju warung dimana tadinya mereka menikmati odeng
dan tteokbokki. ternyata benar. Gadis itu berada disana. Dan sudah dalam
keadaan mabuk. Tidak menunggu lagi, Kai langsung mengangkat Yuri keatas
punggungnya.
“ pria jahat! Kenapa
kau tega melakukan itu padaku? Aku tahu kau tidak menyukaiku, tetapi kau tidak
harus melakukan itu. memeluknya dihadapanku, apa kau sengaja melakukan itu agar
aku tidak lagi menyukaimu? Kau tidak perlu melakukan itu, perasaanku terhadapmu
dengan perlahan akan memudar, aku akan mengusahakan itu. dan juga, itu karena
kau mencintainya, ya, karena kau mencintainya. Asalkan kau bahagia, aku rela
menahan rasa sakit ini. “ celoteh gadis itu dibalik alam bawah sadarnya. Kai
benar-benar tidak menyangka, ternyata gadis itu melihat semua itu. tetapi
setelah mendengar semua yang gadis itu katakan. Ia semakin menyadari itu, bahwa
Yuri adalah gadis yang sangat baik. Kebaikan mengalir indah didalam hatinya.
Setelah menyelimuti Yuri dengan 2 buah
selimut tebal. Kai belum juga pergi dari sana. duduk ditepi kasur, tepat
disamping gadis itu tertidur. Tangannya menyentuh tangan gadis itu. jarinya
membiru dan terasa sangat dingin. Kai langsung berlari kedapur untuk mengambil
air hangat dan handuk. Setelah itu menempelkan handuk hangat ke tangan gadis
itu, juga ke wajah gadis itu. gerakkannya terhenti ketika hendak menyentuh
bibir Yuri. Bibir itu kering dan pucat. Hatinya seakan teriris melihat itu.
“ gadis ini benar-benar
hebat. “ sebuah suara terdengar dari arah pintu. Ternyata itu Siwon yang sedang
mengintip dari pintu yang tidak tertutup rapat.
“ hyung! “ kata Kai kaget.
“ ia langsung berlari
ketika kau tidak kunjung pulang. Ternyata dia benar-benar mencintaimu. “
“ hyung, bagaimana kau tahu itu? “
“ sangat mudah untukku
mengetahuinya. “ ujarnya dengan sombong. “ kau juga melakukan hal yang sama,
hahaha.. seperti novel saja. “ tambahnya setelah itu.
“ apa maksudmu hyung? “ pintu tertutup rapat. Siwon
sudah pergi dari sana. “ apa maksudnya? Hal yang sama? “
……………………..
“ kenapa kau minum soju
hah? “ baru saja gadis itu membuka matanya, Kai sudah menjitak kepalanya.
“ yak, appo.. “ kaget ketika mendapatkan wajah Kai dipagi buta
seperti itu.
“ kan sudahku kukatakan,
kau tidak boleh meminum soju, kenapa kau masih meminumnya? “ kembali menjitak
kepala gadis itu.
“ tak bisakah kau
memberikanku waktu bernafas? Aku baru saja berhasil bangun dari mimpi burukku.
“ ia memaksa tubuhnya untuk duduk bersandar badan tempat tidur.
“ ehei.. kau bisa
bermimpi juga. Sudahlah, cepat keluar, kami sedang sarapan. “ ia langsung
berlari keluar sebelum Yuri membalas perbuatannya.
Tidak menghiraukan penampilannya. Yuri
keluar dari kamarnya dengan keadaan berantakkan. Rambutnya kusut tak beraturan,
kemeja tak terkancing memperlihatkan kaos nikenya. Tangan kemejanya terlipat
disatu sisi. Dan handuk hangat sisa tadi malam tergantung dibahunya.
Benar-benar berantakkan.
“ aigoo, kenapa kau jelek sekali.. “ tegur Kai ketika Yuri duduk
dihadapannya. Tidak menghiraukannya, gadis itu langsung menyumpit telur gulung
buatan ibunya Kai.
“ oho, kau memang
terlihat jelek.. “ saut Shindong mengiyakan. Geram dengan perkataan mereka,
Yuri membanting sumpitnya keatas meja, semua yang ada diruang makan pun
terkaget.
“ aku tidak jelek! “
teriaknya. Ibu Kai tersenyum geli melihat cara pembelaan dirinya.
“ memangnya kau pernah
mendengar orang mengatakannya? Bahwa kau tidak jelek? Kurasa tidak ada. “
“ appa, appaku yang
mengatakannya. “ katanya. Nada bicaranya kini sedikit kecil. “ setidaknya ada
yang mengatakan itu. “ dan semakin kecil.
“ sudah sudah, jangan
mengganggunya. Lanjutkan sarapannya. “ syukur ibu Kai menghentikan percecokan
tak berguna itu. Kai memang sedikit jail dengan gadis itu.
“ yak Kai, jadi benar bahwa gadis yang kulihat tadi malam bukan tuan
putri? “ Tanya Shindong beberapa saat setelah itu. Kai mengangguk santai. Aneh,
mendengar itu membuat Yuri tersedak, dan lucunya, nasi yang ada dimulutnya
berterbangan ke wajah Kai.
“ yak! Ige mwoya! “ marah bukan main. Tapi gadis itu malah memasang
wajah aegyo yang tak terlihat imut sedikit pun. Disamping itu juga, Shindong
tertawa tanpa henti, namun tetap mengunyah sarapannya.
“ aish, kau tidak perlu semarah itu. “ dengan cepat Yuri meraih
selembar tisu lalu membersihkan wajah Kai. “ hanya perlu membersihkannya
seperti ini. “ tersenyum kepada Kai. Siwon yang sedari tadi diam hanya
menikmati lelucon itu. begitu juga dengan ibunya Kai. Baginya keadaan rumah itu
seakan kembali hidup sejak kedatangan Kai dan juga kedua pria aneh itu.
……………………
“ kenapa kau membawa
kami kesini? “ Tanya Shindong yang baru saja dipaksa dengan Yuri untuk
berjualan dengannya.
“ hyung, kau menunggu didepan, wajah tampanmu pasti akan menarik
minat pembeli. “ katanya kepada Siwon dan tidak menghiraukan Shindong. “ lalu
kau, tolong bersihkan meja. “ melempar sebuah kain kepada Kai. “ dan kau hyung, kau boleh duduk santai di kasir. Otte? (bagaimana) “ menatap Shindong
menunggu jawaban. “ aku sudah menyiapkan makanan ringan didalam laci.. “
“ geureoguna.. (begitu ya) baiklah. “ ia langsung melangkah santai ke
meja kasir, tentu dengan senyuman kebahagiaannya.
“ kau menyuruh Siwon hyung kedepan, kau melupakanku? “
celetuk Kai sembari membersihkan meja.
“ memangnya kau kenapa?
“
“ aku kan juga tampan!
Masa kau tidak mengetahui itu? “ membanting kainnya ke atas meja.
“ hoh, tampan
apanya? Cepat lanjutkan membersihkan
mejanya! “ Yuri langsung menghindari tatapan kesal pria itu.
“ lalu kenapa kau
menyukaiku? “ gumam Kai pelan dan kembali membersihkan meja.
Hujan turun pada malam itu dengan deras,
membuat udara semakin dingin. Mereka langsung bergegas untuk segera pulang.
Membersihkan toko dengan cepat. Menutup semua jendela dan yang terakhir menutup
pintu juga menguncinya. Yuri memberikan Siwon dan Shindong sebuah payung.
Payung berukuran besar yang sepertinya tidak akan cukup untuk mereka
terlindungi dari air hujan.
“ kau bercanda? Berikan
satu lagi untuk kami.. satu payung tidak akan cukup.. “ kata Shindong sambil
menunjuk kearah payung yang ada digenggaman Yuri.
“ andwe.. “ gadis itu menepis tangan Shindong yang hendak meraih
payungnya.
“ yak, bukankah masih ada dua buah payung ditanganmu? Berikan padaku
satu.. “ bujuk Shindong kembali.
“ andwe hyung, ini untukku dan Kai.. “ tolak gadis itu.
“ kalian bisa menggunakan
payung yang besar ini.. “
“ mwo? Andwe.. “ inilah yang sejak tadi dirisaukan oleh gadis itu. ia
berusaha sekuat mungkin agar dirinya tidak berdekatan dengan Kai. Apalagi harus
berbagi payung dengan pria itu. tentu itu harus dihindari.
“ sudahlah, berikan
padanya.. “ dengan santai Kai meraih payung yang ada ditangan Yuri lalu
memberikan kepada Shindong. Tidak lama dari itu Shindong dan Siwon langsung
berlari kecil menembus hujan yang semakin menderas.
“ yak.. kenapa kau berikan kepada mereka? “ teriak Yuri kesal.
Seperti tak bersalah, Kai tidak menghiraukan gurauan kesalnya. Pria itu malah
kembali mengambil sisa payung yang gadis itu pegang lalu membuka payung
tersebut.
“ kaja.. “ Kai menatapnya sembari memberikan tanda untuk berjalan.
Tapi gadis itu hanya menatapnya kesal tanpa bergerak sedikitpun. “ waeyo? Palliwa.. “ kini Yuri terlihat
ragu dan malah termenung memandangi tetesan air dari tepi payung. “ aish! “ menarik tangan gadis itu adalah
hal yang terbaik.
“ yak.. “ Yuri kaget karena kini tangan kiri pria itu mencengkram
bahu kirinya.
“ kesini sedikit, nanti
kau terkena hujan.. “ ia terus mencoba menarik tubuh gadis itu, karena sedari
tadi Yuri mencoba menjauh darinya.
“ achim! “ gadis itu
terbersin disela pembrontakkannya terhadap Kai. “ aish! Kenapa malam ini harus hujan? Kenapa cuaca menjadi semakin
dingin? “ gumam gadis itu pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Kai.
“ cih, itu pertanyaan
terbodoh yang pernah kudengar. “ gumam Kai juga, dan tentu Yuri dapat
mendengarnya. Gadis itu langsung menatap Kai.
“ mworago? (apa katamu) “ sudah tidak mampu menahan kekesalannya,
dengan kuat gadis itu menarik jambang pria itu, Kai pun teriak kesakitan.
“ yak.. yak.. appo! “ mencoba melepas tangan Yuri, tapi tidak kuat
karena terlanjur kesakitan.
“ rasakan, aku sudah
sangat kesal terhadapmu. “ ujarnya. Tetapi tidak lama dari itu ia melepaskan
tangannya. Tidak kuat melihat Kai meringis kesakitan. Kini dilihatnya, Kai
mengelus jambangnya tanpa berkata sedikitpun. Yuri semakin merasa bersalah. “ yak.. apa sakit sekali? “
“ tentu saja! “ teriak
Kai. Tetapi tiba-tiba saja Kai terdiam mengamati seseorang yang sedang duduk
dihalte bus. Pria itu malah melangkah mencoba mendekati orang itu. tak lupa ia
menarik tangan Yuri untuk mengikutinya. “ Nana-ssi? “ tegur Kai sopan. Tanpa melepaskan tangan Yuri darinya.
“ oh? Kai-ssi.. “ jawab wanita yang sedang
menenteng bungkusan belanjaannya.
“ kau sedang apa
disini? Hujan-hujan seperti ini.. “
“ aku baru saja selesai
belanja dipasar, ketika aku hendak pulang, hujan mendadak turun. Karena itu aku
menunggu suamiku disini. “ jelasnya ramah. Mereka terus mengobrol. Kai duduk
disamping Nana dan memaksa Yuri untuk juga duduk disampingnya. Itu karena Kai
tidak juga melepas genggamannya.
Bahagia ia rasakan ketika Kai tidak henti-hentinya
menggenggam tangannya. Sekalipun disaat ia sedang mengobrol dengan wanita lain.
Tetapi anehnya, kenapa Yuri menjadi cemburu hanya dengan melihat senyuman Kai
yang diperuntukkan kepada wanita yang
bernama Nana itu? Yuri terus gelisah. Ditambah Ia harus mendengar
obrolan Kai yang sebenarnya tidak terlalu penting.
Hujan semakin deras, begitu juga dengan
kegelisahan yang Yuri rasakan. Walau Kai terus menggenggam tangannya, tapi pria
itu tidak memandangnya, ia masih asik mengobrol dengan wanita itu. seperti
diiris perlahan, Yuri merasa dirinya sulit bernafas, itu karena ia mencoba
untuk menghalau rasa cemburunya. Namun sekuat apapun ia mencobanya, ia tetap
tidak bisa tenang duduk disana. Tidak ada pilihan lain, Yuri melepaskan
genggaman pria itu lalu dengan langkah cepat ia berlajan menjauh dari sana.
tanpa payung. Kai tersentak kaget ketika melihat tubuh gadis itu melawan
derasnya hujan.
“ yak! Kau mau kemana? “ panggil Kai, tapi tidak dihiraukan Yuri. “
Nana-ssi, aku harus pergi. Besok
akanku usahakan hadir di acaramu. Aku pergi dulu. “ ia berlari mengejar Yuri
yang sudah menjauh. Berkali-kali ia berteriak mencoba menghentikan gadis itu,
Yuri tetap tidak menghiraukannya. Kesal karena tidak dihiraukan terus menerus,
Kai mempercepat langkahnya, dan tidak lama dari itu ia berhasil meraih tangan
gadis itu. “ yak, wae geurae? “
menatap gadis itu dengan penuh pertanyaan. Yuri diam tak berkutik dan tidak
berani menatapnya. “ yak, aku Tanya
kau kenapa? Kenapa pergi begitu saja? “ gadis itu masih saja diam. “ Yuri-ya.. “ Kai terdiam ketika melihat mata
gadis itu yang mulai memerah. tidak ada satupun suara keluar dari mulut mereka.
Kai hanya menatap mata Yuri yang mulai mengalir air mata. Walau tersamarkan
oleh air hujan, Kai tetap dapat melihat itu.
Sudah tidak mampu ia bendung. Air mata
mengalir begitu saja. Tidak sempat menghindar dari Kai, itu karena Kai
menggenggam tangannya terlalu erat, dan tidak berniat melepaskannya. Bersyukur
akan adanya air hujan yang ia yakini dapat menyamarkan air matanya. tetapi
mengapa Kai tetap menatapnya seperti itu? dan tak juga mengatakan sepatah
katapun?
“ lepaskan.. “ ucap
Yuri yang akhirnya membuka suara. Tidak ada reaksi dari Kai, ia masih saja
menggenggam tangan gadis itu dan terus menatapnya. “ lepaskan aku.. “ Kai
terlalu erat menggenggam tangannya sehingga sulit untuknya melepaskan diri.
“ apa kau sebodoh ini?
“ kata Kai disaat ia terus mencoba melepaskan genggaman itu. “ sehingga kau
tidak tahu bagaimana caranya mengekspresikan perasaanmu? “ Yuri berhenti dan
menatap Kai heran. “ apa sulit untukmu mengatakan, aku suka padamu? “ bibirnya
mengatup rapat. Yuri terdiam mendengar itu. “ aku suka padamu, apa sulit
untukmu mengatakan itu? “ ulang Kai geram. Ia juga tidak tahu mengapa ia sampai
seperti itu. yang ia sadari, kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.
“ kau.. “ Yuri seperti
tersentak kaget.
“ ya, aku sudah
mengetahui itu. bahwa kau, menyukaiku. “ katanya dengan tegas.
Wuhu..
tinggal 1 chapter lagi, ditunggu ya..
Eits,
jangan lupa komentarnya chingu..
oh
iya, follow IG ku ya, @hyull
khamsahamnida...
0 komentar:
Post a Comment