Wednesday, August 27, 2014

Fanfiction_River Flows in You Chapter (2/3)



Sequel of ‘Queen Of My Heart’
Bagi yang belum baca ‘Queen Of My Heart’
Dibaca dulu yah, biar ngerti, hehe..

River Flows in You Chapter 2/3

     Malam semakin larut, tentu suhu udara juga semakin dingin. Semua orang sudah berlarian masuk kedalam rumah, berlindung dari udara yang menusuk. Ditambah angin yang terus berhembus kecang. Tentu berada diluar rumah akan sangat menyiksa. Namun apa yang Yuri lakukan menangkis semua itu. tanpa rasa takut, gadis itu berlari kesana sini, mencari Kai yang belum juga pulang kerumah. Sejak ia pergi meninggalkan mereka, hingga mereka semua sudah bersantai-santai dirumah, pria itu tidak juga pulang.
     Awalnya Yuri tidak berkeinginan untuk mencari. Namun karena ibunya Kai tidak juga terlihat tenang, ditambah kondisi cuaca yang semakin memburuk. Tidak, tidak hanya ibu pria itu, sesungguhnya Yuri juga sudah sangat kacau. Pikirannya penuh dengan sebuah kalimat. ‘karena dia mencintai tuan putri’ sakit mendengar itu, tentu saja sakit. Karena itu ia membiarkan Kai diluar sana, karena baginya itu adalah masalah pria itu. namun semakin lama menunggu, dirinya semakin tidak tenang, ia ingin sekali menanyakan itu. tentang seseorang yang pria itu cintai. Karena itu, kini Yuri berlari keluar rumah untuk mencarinya.


     Gadis itu terus terbatuk-batuk. Udara dingin dengan nakal menembus jaket yang ia kenakan. Tanpa menyadari, wajahnya sudah memucat. Bibirnya mengering, hidungnya memerah, jari tangannya membeku dan kaku. Sudah 2 jam gadis itu mengelilingi desa itu, ia tetap tidak menemukan Kai. Dengan rasa kecewa, ia berjalan kembali kerumah.
     Hal yang tidak pernah ia rasakan seumur hidupnya. Bahkan ia tidak merasakan itu ketika kehilangan keluarganya. Namun kini, tiba-tiba saja matanya terasa panas. Air mata memaksa untuk mengalir. Yuri berusaha sekuat mungkin untuk menahannya, namun kerja kerasnya percuma sudah, setetes air mata mengalir indah di pipinya. Tanpa sempat ia tepis. Karena kini matanya terpaku menatap kedepan. Pria itu, Kai sedang memeluk seorang gadis didepan rumahnya. Tidak ingin keberadaanya diketahui oleh pria itu, dengan cepat Yuri menjauh dari sana.

………………………

“ bolehkah aku memelukmu? Maaf jika permintaanku terlalu berlebihan, ini karena aku tidak sempat memeluknya di sisa hidupnya. “ menatap gadis yang ada dihadapannya dengan penuh harapan.
“ lakukanlah, aku mengerti.. “ Kai langsung memeluknya. Dapat gadis itu rasakan air mata Kai yang menetes diatas bahunya. Semenit kemudian Kai melepas pelukannya.
gomawoyo.. “ ucapnya setelah itu.
“ aku mengijinkannya karena aku tersentuh dengan ceritamu. Ditambah luka diwajahmu, tolong maafkan suamiku.. “ gadis itu tersenyum ramah kepadanya.
ah, gwenchana. Aku juga bersalah. “
“ datanglah kerumahku lusa nanti. Aku dan suamiku akan mengadakan pesta perpisahan. Nanti akan kukirimkan alamatnya, bukankah kita sudah bertukar nomor, hehehe.. Jika kau memiliki teman, kau juga boleh membawa mereka. “
“ baiklah, aku akan datang. Pergilah, suamimu akan memukulku lagi, raut wajahnya kembali terlihat kesal. “ katanya yang baru saja melirik suami gadis itu yang sedang menunggu didalam mobil. gadis yang mirip tuan putri itu pun tertawa geli, dan tidak lama dari itu ia berlalu dari sana.

     Saat pertama kali melihat gadis itu, gadis yang memiliki wajah hampir serupa dengan Yoona, yaitu si tuan putri. Dirinya memang tidak mampu mengendalikan diri, berkali-kali ia mencoba memeluk gadis itu, karena itu juga suami gadis itu memukulinya, tertinggallah beberapa luka diwajahnya. Namun setelah ia mencoba menceritakan semuanya, gadis itu dan juga suaminya pun memafkannya. Itu juga dikarenakan mereka mengenal perusahaan milik ayah Yoona. Dan mereka juga mengetahui tuan putri yang ia maksud, mereka juga mengakui kemiripan wajah itu.
     Lamanya mereka mengobrol, mereka semakin bertambah dekat. Didukung juga dengan suami gadis itu yang ternyata juga seorang bodyguard. Obrolan mereka semakin hidup, sehingga mereka melupakan waktu yang ternyata sudah sangat larut. Suami istri itu dengan baik bersedia mengantar Kai kerumah. Mereka yang baik itu bernama Kim nana dan Han Ah In.
omo, ada apa dengan wajahmu? “ ibunya kaget ketika melihat putranya pulang dengan wajah penuh luka. “ kau berkelahi? “
ani eomma, nan gwenchana.. “ memeluk ibunya dari belakang, mengecup pipi ibunya.
“ lalu dari mana luka-luka itu berasal? “ Tanya ibunya cemas.
eomma, jangan khawatir, ini hanya luka kecil. Aku bahkan sering mendapatkan yang lebih parah dari ini. kenapa eomma belum tidur? Ini sudah sangat larut. “ tidak menghiraukan kicauan ibunya, ia terus mendorong kursi roda ibunya hingga kedalam kamar, lalu ia memindahkan ibunya ke kasur, menyelimuti ibunya. “ tidurlah eomma, aku juga ingin tidur. “
    
     Rasa lelah yang ia rasakan membuatnya secara reflek berjalan kekamarnya, tidur adalah hal yang paling nikmat untuk dilakukan. Tapi kini ia berhenti dihadapan kasur itu, tanpa rasa malu Shindong dan Siwon berbaring dikasurnya, tanpa sedikit pun menyisakan tempat untuknya. Dicuaca yang dingin seperti ini tidak mungkin untuknya tidur di lantai, karena itu dengan sekuat tenaga ia menggeser tubuh yang bulat itu, ternyata menggesernya lebih melelahkan.
“ sepertinya setelah ini aku harus mengganti kasur. Tubuhnya pasti akan merusak kasurku. “ gumamnya.
“ kau baru pulang? “ suara Siwon terdengar dari balik selimut yang menutupi wajahnya. Ketika Siwon menepikan selimutnya, barulah terlihat bahwa ternyata ia belum tidur, tetapi sedang mendengarkan music dari ipodnya.
“ kau belum tidur hyung? “ Tanya Kai yang baru saja berbaring disamping Shindong.
ani, aku baru saja terbangun ketika tubuhku hampir terjatuh. “ ucapnya ketus.
“ ah, mian hyung. Shindong hyung terlalu banyak mengambil tempat. Uggh! “ perutnya tertimpa paha yang bulat padat. Kai langsung melayangkan tatapan tajamnya kepada Shindong. Pria berbadan gemuk itu terlihat tenang tertidur diantara mereka.
“ kenapa kalian lama sekali? Bukannya diluar sangat dingin? “ kata Siwon setelah mencubit perut Shindong yang mengintip.
“ kalian? “ Kai memiringkan badannya guna menatap Siwon.
“ ya, kalian. “ Kai menatapnya tak mengerti. Siwon pun langsung panik. “ yak, kau tidak bertemu dengan Yuri? Tadi gadis itu keluar untuk mencarimu. “ Siwon menjadi cemas.
mwo! “ tetapi Kai lebih terlihat cemas dari itu.

     Tak lagi sempat mengenakan pakaian tebal, dirinya sudah berlari keluar rumah. Seakan sudah bisa menebak dimana gadis itu berada, ia langsung berlari menuju warung dimana tadinya mereka menikmati odeng dan tteokbokki. ternyata benar. Gadis itu berada disana. Dan sudah dalam keadaan mabuk. Tidak menunggu lagi, Kai langsung mengangkat Yuri keatas punggungnya.
“ pria jahat! Kenapa kau tega melakukan itu padaku? Aku tahu kau tidak menyukaiku, tetapi kau tidak harus melakukan itu. memeluknya dihadapanku, apa kau sengaja melakukan itu agar aku tidak lagi menyukaimu? Kau tidak perlu melakukan itu, perasaanku terhadapmu dengan perlahan akan memudar, aku akan mengusahakan itu. dan juga, itu karena kau mencintainya, ya, karena kau mencintainya. Asalkan kau bahagia, aku rela menahan rasa sakit ini. “ celoteh gadis itu dibalik alam bawah sadarnya. Kai benar-benar tidak menyangka, ternyata gadis itu melihat semua itu. tetapi setelah mendengar semua yang gadis itu katakan. Ia semakin menyadari itu, bahwa Yuri adalah gadis yang sangat baik. Kebaikan mengalir indah didalam hatinya.

     Setelah menyelimuti Yuri dengan 2 buah selimut tebal. Kai belum juga pergi dari sana. duduk ditepi kasur, tepat disamping gadis itu tertidur. Tangannya menyentuh tangan gadis itu. jarinya membiru dan terasa sangat dingin. Kai langsung berlari kedapur untuk mengambil air hangat dan handuk. Setelah itu menempelkan handuk hangat ke tangan gadis itu, juga ke wajah gadis itu. gerakkannya terhenti ketika hendak menyentuh bibir Yuri. Bibir itu kering dan pucat. Hatinya seakan teriris melihat itu.
“ gadis ini benar-benar hebat. “ sebuah suara terdengar dari arah pintu. Ternyata itu Siwon yang sedang mengintip dari pintu yang tidak tertutup rapat.
hyung! “ kata Kai kaget.
“ ia langsung berlari ketika kau tidak kunjung pulang. Ternyata dia benar-benar mencintaimu. “
hyung, bagaimana kau tahu itu? “
“ sangat mudah untukku mengetahuinya. “ ujarnya dengan sombong. “ kau juga melakukan hal yang sama, hahaha.. seperti novel saja. “ tambahnya setelah itu.
“ apa maksudmu hyung? “ pintu tertutup rapat. Siwon sudah pergi dari sana. “ apa maksudnya? Hal yang sama? “

……………………..

“ kenapa kau minum soju hah? “ baru saja gadis itu membuka matanya, Kai sudah menjitak kepalanya.
yak, appo.. “ kaget ketika mendapatkan wajah Kai dipagi buta seperti itu.
“ kan sudahku kukatakan, kau tidak boleh meminum soju, kenapa kau masih meminumnya? “ kembali menjitak kepala gadis itu.
“ tak bisakah kau memberikanku waktu bernafas? Aku baru saja berhasil bangun dari mimpi burukku. “ ia memaksa tubuhnya untuk duduk bersandar badan tempat tidur.
“ ehei.. kau bisa bermimpi juga. Sudahlah, cepat keluar, kami sedang sarapan. “ ia langsung berlari keluar sebelum Yuri membalas perbuatannya.

     Tidak menghiraukan penampilannya. Yuri keluar dari kamarnya dengan keadaan berantakkan. Rambutnya kusut tak beraturan, kemeja tak terkancing memperlihatkan kaos nikenya. Tangan kemejanya terlipat disatu sisi. Dan handuk hangat sisa tadi malam tergantung dibahunya. Benar-benar berantakkan.
aigoo, kenapa kau jelek sekali.. “ tegur Kai ketika Yuri duduk dihadapannya. Tidak menghiraukannya, gadis itu langsung menyumpit telur gulung buatan ibunya Kai.
“ oho, kau memang terlihat jelek.. “ saut Shindong mengiyakan. Geram dengan perkataan mereka, Yuri membanting sumpitnya keatas meja, semua yang ada diruang makan pun terkaget.
“ aku tidak jelek! “ teriaknya. Ibu Kai tersenyum geli melihat cara pembelaan dirinya.
“ memangnya kau pernah mendengar orang mengatakannya? Bahwa kau tidak jelek? Kurasa tidak ada. “
appa, appaku yang mengatakannya. “ katanya. Nada bicaranya kini sedikit kecil. “ setidaknya ada yang mengatakan itu. “ dan semakin kecil.
“ sudah sudah, jangan mengganggunya. Lanjutkan sarapannya. “ syukur ibu Kai menghentikan percecokan tak berguna itu. Kai memang sedikit jail dengan gadis itu.
yak Kai, jadi benar bahwa gadis yang kulihat tadi malam bukan tuan putri? “ Tanya Shindong beberapa saat setelah itu. Kai mengangguk santai. Aneh, mendengar itu membuat Yuri tersedak, dan lucunya, nasi yang ada dimulutnya berterbangan ke wajah Kai.
yak! Ige mwoya! “ marah bukan main. Tapi gadis itu malah memasang wajah aegyo yang tak terlihat imut sedikit pun. Disamping itu juga, Shindong tertawa tanpa henti, namun tetap mengunyah sarapannya.
aish, kau tidak perlu semarah itu. “ dengan cepat Yuri meraih selembar tisu lalu membersihkan wajah Kai. “ hanya perlu membersihkannya seperti ini. “ tersenyum kepada Kai. Siwon yang sedari tadi diam hanya menikmati lelucon itu. begitu juga dengan ibunya Kai. Baginya keadaan rumah itu seakan kembali hidup sejak kedatangan Kai dan juga kedua pria aneh itu.

……………………

“ kenapa kau membawa kami kesini? “ Tanya Shindong yang baru saja dipaksa dengan Yuri untuk berjualan dengannya.
hyung, kau menunggu didepan, wajah tampanmu pasti akan menarik minat pembeli. “ katanya kepada Siwon dan tidak menghiraukan Shindong. “ lalu kau, tolong bersihkan meja. “ melempar sebuah kain kepada Kai. “ dan kau hyung, kau boleh duduk santai di kasir. Otte? (bagaimana) “ menatap Shindong menunggu jawaban. “ aku sudah menyiapkan makanan ringan didalam laci.. “
geureoguna.. (begitu ya) baiklah. “ ia langsung melangkah santai ke meja kasir, tentu dengan senyuman kebahagiaannya.
“ kau menyuruh Siwon hyung kedepan, kau melupakanku? “ celetuk Kai sembari membersihkan meja.
“ memangnya kau kenapa? “
“ aku kan juga tampan! Masa kau tidak mengetahui itu? “ membanting kainnya ke atas meja.
“ hoh, tampan apanya?  Cepat lanjutkan membersihkan mejanya! “ Yuri langsung menghindari tatapan kesal pria itu.
“ lalu kenapa kau menyukaiku? “ gumam Kai pelan dan kembali membersihkan meja.

     Hujan turun pada malam itu dengan deras, membuat udara semakin dingin. Mereka langsung bergegas untuk segera pulang. Membersihkan toko dengan cepat. Menutup semua jendela dan yang terakhir menutup pintu juga menguncinya. Yuri memberikan Siwon dan Shindong sebuah payung. Payung berukuran besar yang sepertinya tidak akan cukup untuk mereka terlindungi dari air hujan.
“ kau bercanda? Berikan satu lagi untuk kami.. satu payung tidak akan cukup.. “ kata Shindong sambil menunjuk kearah payung yang ada digenggaman Yuri.
andwe.. “ gadis itu menepis tangan Shindong yang hendak meraih payungnya.
yak, bukankah masih ada dua buah payung ditanganmu? Berikan padaku satu.. “ bujuk Shindong kembali.
andwe hyung, ini untukku dan Kai.. “ tolak gadis itu.
“ kalian bisa menggunakan payung yang besar ini.. “
mwo? Andwe.. “ inilah yang sejak tadi dirisaukan oleh gadis itu. ia berusaha sekuat mungkin agar dirinya tidak berdekatan dengan Kai. Apalagi harus berbagi payung dengan pria itu. tentu itu harus dihindari.
“ sudahlah, berikan padanya.. “ dengan santai Kai meraih payung yang ada ditangan Yuri lalu memberikan kepada Shindong. Tidak lama dari itu Shindong dan Siwon langsung berlari kecil menembus hujan yang semakin menderas.
yak.. kenapa kau berikan kepada mereka? “ teriak Yuri kesal. Seperti tak bersalah, Kai tidak menghiraukan gurauan kesalnya. Pria itu malah kembali mengambil sisa payung yang gadis itu pegang lalu membuka payung tersebut.
kaja.. “ Kai menatapnya sembari memberikan tanda untuk berjalan. Tapi gadis itu hanya menatapnya kesal tanpa bergerak sedikitpun. “ waeyo? Palliwa.. “ kini Yuri terlihat ragu dan malah termenung memandangi tetesan air dari tepi payung. “ aish! “ menarik tangan gadis itu adalah hal yang terbaik.
yak.. “ Yuri kaget karena kini tangan kiri pria itu mencengkram bahu kirinya.
“ kesini sedikit, nanti kau terkena hujan.. “ ia terus mencoba menarik tubuh gadis itu, karena sedari tadi Yuri mencoba menjauh darinya.
“ achim! “ gadis itu terbersin disela pembrontakkannya terhadap Kai. “ aish! Kenapa malam ini harus hujan? Kenapa cuaca menjadi semakin dingin? “ gumam gadis itu pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Kai.
“ cih, itu pertanyaan terbodoh yang pernah kudengar. “ gumam Kai juga, dan tentu Yuri dapat mendengarnya. Gadis itu langsung menatap Kai.
mworago? (apa katamu) “ sudah tidak mampu menahan kekesalannya, dengan kuat gadis itu menarik jambang pria itu, Kai pun teriak kesakitan.
yak.. yak.. appo! “ mencoba melepas tangan Yuri, tapi tidak kuat karena terlanjur kesakitan.
“ rasakan, aku sudah sangat kesal terhadapmu. “ ujarnya. Tetapi tidak lama dari itu ia melepaskan tangannya. Tidak kuat melihat Kai meringis kesakitan. Kini dilihatnya, Kai mengelus jambangnya tanpa berkata sedikitpun. Yuri semakin merasa bersalah. “ yak.. apa sakit sekali? “
“ tentu saja! “ teriak Kai. Tetapi tiba-tiba saja Kai terdiam mengamati seseorang yang sedang duduk dihalte bus. Pria itu malah melangkah mencoba mendekati orang itu. tak lupa ia menarik tangan Yuri untuk mengikutinya. “ Nana-ssi? “ tegur Kai sopan. Tanpa melepaskan tangan Yuri darinya.
“ oh? Kai-ssi.. “ jawab wanita yang sedang menenteng bungkusan belanjaannya.
“ kau sedang apa disini? Hujan-hujan seperti ini.. “
“ aku baru saja selesai belanja dipasar, ketika aku hendak pulang, hujan mendadak turun. Karena itu aku menunggu suamiku disini. “ jelasnya ramah. Mereka terus mengobrol. Kai duduk disamping Nana dan memaksa Yuri untuk juga duduk disampingnya. Itu karena Kai tidak juga melepas genggamannya.

     Bahagia ia rasakan ketika Kai tidak henti-hentinya menggenggam tangannya. Sekalipun disaat ia sedang mengobrol dengan wanita lain. Tetapi anehnya, kenapa Yuri menjadi cemburu hanya dengan melihat senyuman Kai yang diperuntukkan kepada wanita yang  bernama Nana itu? Yuri terus gelisah. Ditambah Ia harus mendengar obrolan Kai yang sebenarnya tidak terlalu penting.
     Hujan semakin deras, begitu juga dengan kegelisahan yang Yuri rasakan. Walau Kai terus menggenggam tangannya, tapi pria itu tidak memandangnya, ia masih asik mengobrol dengan wanita itu. seperti diiris perlahan, Yuri merasa dirinya sulit bernafas, itu karena ia mencoba untuk menghalau rasa cemburunya. Namun sekuat apapun ia mencobanya, ia tetap tidak bisa tenang duduk disana. Tidak ada pilihan lain, Yuri melepaskan genggaman pria itu lalu dengan langkah cepat ia berlajan menjauh dari sana. tanpa payung. Kai tersentak kaget ketika melihat tubuh gadis itu melawan derasnya hujan.
yak! Kau mau kemana? “ panggil Kai, tapi tidak dihiraukan Yuri. “ Nana-ssi, aku harus pergi. Besok akanku usahakan hadir di acaramu. Aku pergi dulu. “ ia berlari mengejar Yuri yang sudah menjauh. Berkali-kali ia berteriak mencoba menghentikan gadis itu, Yuri tetap tidak menghiraukannya. Kesal karena tidak dihiraukan terus menerus, Kai mempercepat langkahnya, dan tidak lama dari itu ia berhasil meraih tangan gadis itu. “ yak, wae geurae? “ menatap gadis itu dengan penuh pertanyaan. Yuri diam tak berkutik dan tidak berani menatapnya. “ yak, aku Tanya kau kenapa? Kenapa pergi begitu saja? “ gadis itu masih saja diam. “ Yuri-ya.. “ Kai terdiam ketika melihat mata gadis itu yang mulai memerah. tidak ada satupun suara keluar dari mulut mereka. Kai hanya menatap mata Yuri yang mulai mengalir air mata. Walau tersamarkan oleh air hujan, Kai tetap dapat melihat itu.

     Sudah tidak mampu ia bendung. Air mata mengalir begitu saja. Tidak sempat menghindar dari Kai, itu karena Kai menggenggam tangannya terlalu erat, dan tidak berniat melepaskannya. Bersyukur akan adanya air hujan yang ia yakini dapat menyamarkan air matanya. tetapi mengapa Kai tetap menatapnya seperti itu? dan tak juga mengatakan sepatah katapun?
“ lepaskan.. “ ucap Yuri yang akhirnya membuka suara. Tidak ada reaksi dari Kai, ia masih saja menggenggam tangan gadis itu dan terus menatapnya. “ lepaskan aku.. “ Kai terlalu erat menggenggam tangannya sehingga sulit untuknya melepaskan diri.
“ apa kau sebodoh ini? “ kata Kai disaat ia terus mencoba melepaskan genggaman itu. “ sehingga kau tidak tahu bagaimana caranya mengekspresikan perasaanmu? “ Yuri berhenti dan menatap Kai heran. “ apa sulit untukmu mengatakan, aku suka padamu? “ bibirnya mengatup rapat. Yuri terdiam mendengar itu. “ aku suka padamu, apa sulit untukmu mengatakan itu? “ ulang Kai geram. Ia juga tidak tahu mengapa ia sampai seperti itu. yang ia sadari, kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.
“ kau.. “ Yuri seperti tersentak kaget.
“ ya, aku sudah mengetahui itu. bahwa kau, menyukaiku. “ katanya dengan tegas.

Wuhu.. tinggal 1 chapter lagi, ditunggu ya..
Eits, jangan lupa komentarnya chingu..
oh iya, follow IG ku ya, @hyull

khamsahamnida...

0 komentar: