“ tuan, ada apa dengan muka anda?
Kenapa jidadnya.. “ Tanya Pak Sucipto selaku satpam dirumah itu, ia sudah
bekerja dirumah itu sejak 20 tahun lamanya. Dengan gampang ia menyadari keadaan
tubuh Dave tepatnya disaat dia keluar dari mobilnya. Dave yang kebetulan sedang
dalam fase buruk pun tidak menghiraukannya.
“ tuan… anda benar tidak
kenapa-kenapa? Huh, jidadnya memar, tapi ekspresinya juga seakan ikutan memar,
sepertinya ada masalah lain. “ pikir si satpam.
“ hus, ngomong sendiri kamu toh pak?
Gak boleh atuh, pamali.. lagian seram, seperti… sedang kesurupan. “ sambung
Narti yaitu tukang bersih-bersih dirumah itu yang kebetulan sedang
memperhatikan tingkah laku Pak Sucipto disaat ia sedang menyapu halaman, dengan
cepat ia berlari menghampiri satpam itu.
“ is kamu ini, kuping kamu itu ya,
pantasnya disumpelin jamban! “ katanya sedikit bercanda.
“ waduh, memangnya lubang telinga saya sebesar itu toh pak? Ah.. bapak melucu ya… ahahha..
sudah ah, jangan ganggu saya, saya mau melanjutkan menyapu halaman, tidak lama
lagi nyonya dan tuan besar kan akan pulang, bisa habis saya direpetin kalau
halaman berantakan. “ ucapnya dan langsung melanjutkan pekerjaannya.
“ nyonya dan tuan besar mau pulang?
Ah.. pantas saja tuan muda seperti itu..” pikirnya. “ hei Narti, kenapa kamu
tidak memberitahu saya terlebih dahulu! “ kesalnya yang merasa tidak diperdulikan.
“ bukan begitu atuh pak, toh saya
juga baru tahu… sudah, jangan ganggu saya! “ ia kembali menyapu.
“ oh begitu, hah, ganggu kamu,
ngapain juga saya mengganggu kamu, lagian tadi kamu duluan yang menghampiri
saya, huh! “ Pak Sucipto pun langsung menghidupkan mp3 player yang baru saja
diberikan Dave kepadanya. “ kemana..kemana..kemana… dirimu sekarang dimana..
ah, syukur aku punya mp3 player ini, tuan muda tahu saja kalau aku suka
bernyanyi. Kemana…kemana..kemana.. “ sedikit berlenggak lenggok seakan
menghayati lagu tersebut.
Dari dalam rumah, ternyata Dave memperhatikan tingkah laku kedua
pekerjanya itu, ia sangat tersentuh, mereka memang benar-benar menyayanginya,
mereka bisa mengetahui keadaan ia yang sebenarnya tanpa harus ia beri tahu.
“ bagaimana mungkin gw bisa benci
dengan mereka? itu tidak
akan terjadi. “ batinnya.
Tuktuktuk..
Seseorang mengetuk pintu kamarnya.
“ masuk saja buk.. “ jawabnya seakan
sudah mengetahui siapa yang berada diluar. Seorang wanita berumur 45tahun pun
masuk dengan membawakan beberapa macam makanan ringan untuknya, tidak, bukan
makanan ringan yang dibeli diluar, melainkan makanan ringan yang ia buat
sendiri. Alasan buk Epi itu simple saja, ia melakukan semua ini agar ia bisa
menjaga kesehatan Dave, benar-benar seperti seorang ibu.
“ tuan ini saya bawakan… astaga! Ada
apa dengan jidadmu tuan? Tunggu sebentar, saya ambil air dingin untuk
mengompresnya. “ wanita itu kaget bukan main, ia pun bergegas keluar dari kamar
untuk mengambil air dan juga handuk.
“ segitu sayangnya mereka padaku? “
begitu banyak orang yang menyayanginya, tapi kenapa baginya orang tuanya tidak
termasuk ke dalam daftar itu. Bahkan selama 3 tahun lamanya ia hidup tanpa
kasih sayang dari orang tuanya, walaupun ia sudah dewasa, itulah yang lebih
berbahaya, pria dewasa akan lebih mudah membenci orang tuanya apabila hidup
tanpa kasih sayang dari orang tuanya sendiri. Itulah yang terjadi kepada Dave,
sangat sulit baginya untuk kembali menyayangi orang tuanya.
“ duduklah tuan, saya akan
mengompres luka memarnya. “ Buk Epi sudah tiba dengan membawa mangkuk yang
berisikan air dan juga handuk kecil. Dave juga langsung menuruti perintahnya.
“ kapan dia pulang? “ ucapnya tanpa
menyebut nama.
“ maksud tuan nyonya dan tuan besar?
“ Tanya Buk Epi untuk memastikan.
“ ya. “ jawabnya seakan terpaksa
menanyakan hal ini.
“ mungkin seminggu lagi tuan, karena
nyonya bilang mereka sedang mengurus perkerjaan mereka, nanti mereka akan
menyusul kerumah oma. “
“ jadi maksud ibu, mereka ikut
berkumpul dirumah Oma? “
“ iya tuan, tapi saya belum tau
tepatnya kapan. “ jelasnya sambil terus mengompres jidad Dave.
“ oh begitu, ibu bisa balik kedapur,
saya bisa mengompresnya sendiri. “
“ baiklah kalau begitu, saya permisi
dulu tuan. “ Buk Epi melangkah pelan namun tiba-tiba ia menghentikan
langkahnya. “ tuan, saya masih ingat kalimat terakhir nyonya disaat ia
menelepon saya kemarin, ia merindukanmu tuan.. saya permisi dulu.. “ ia kembali
berjalan keluar dari kamarnya tanpa lupa menutup pintu. Dave tertegun mendengar
kalimat itu, ingin sekali ia tersenyum, tapi batinnya melawan perasaan itu,
sepertinya ia masih belum bisa menerimanya.
Meong…meong… pagi pun tiba. (hah?
Meong?)
Ups salah!
Kukur..kukur..uyuk….
“ wah..mie goreng! “ teriak Hyull
setelah melihat menu sarapan pagi ini, pagi ini Kyunn memasak mie goreng
kesukaannya.
“ sudah buruan dimakan, hari ini aku lembur, nanti malam kamu cari makan sendiri, dilemari es
ada beberapa makanan yang bisa kamu panaskan, itu juga kalau kamu mau panaskan,
kamu kan malas! “ celoteh Kyunn sambil memasang dasi.
“ berhenti mengurus gw, pikirkan
diri lu sendiri.. buruan cari wanita yang bisa masangin dasi buat lu, masakin
buat lu.. buat gw juga. “ sindirnya dan tersenyum lebar.
“ kalaupun ada, gak perlu juga dia
ngurus kamu. Cepetan makanannya! Aku panaskan mobil, jangan sampai kamu aku
tinggal. “ setelah selesai memasang dasi dia
beranjak menuju garasi mobil.
“ ih dasar, jadi maksud lu mau ngusir gw gitu? Hah! Jahat! Semoga mama dan papa mendengar perkataan lu, biar mereka tahu setega apa lu itu, huh! “ celotehnya sambil terus menyantab sarapannya.
“ ih dasar, jadi maksud lu mau ngusir gw gitu? Hah! Jahat! Semoga mama dan papa mendengar perkataan lu, biar mereka tahu setega apa lu itu, huh! “ celotehnya sambil terus menyantab sarapannya.
“ Hyull.. cepetan!!! “
“ I,iya….! “ bisa dibilang, hampir
setiap hari mereka seperti ini, peristiwa seperti ini merupakan santapan pagi
para tetangga, namun mereka sudah memakluminya, malah tetangga mereka sangat
menyayangi mereka, mungkin dikarenakan mereka juga menghormati tetangganya.
(teriak-teriak gak jelas apa bisa dibilang menghormati? Ahahha…)
Hari ini Hyull tidak berniat untuk mengikuti perkuliahan melainkan
berlatih basket, kebetulan pagi ini ada jadwal untuk tim putri berlatih. Pagi
ini juga merupakan latihan perdananya setelah ia resmi diterima di club basket
ini. Syukur sekali Hyull bisa dengan mudah menyamakan permainan seniornya
walaupun sebenarnya ia bisa lebih dari pada itu, tapi menurutnya itu tidak
perlu, jika sudah tiba sebagaimana pertandingan yang sebenarnya, barulah ia
mengeluarkan seluruh skill dan tenaganya. Pagi ini lumayan
banyak mahasiswa yang menyempatkan dirinya untuk menonton mereka berlatih,
terutama para kaum adam.
“ dia siapa? Kok gw gak pernah
lihat. “ kata seorang pria yang bernama Arsha, ia merupakan mahasiswa semester
5, ia juga pemain basket tepatnya kapten basket bagi tim bakset putra di kampus
ini.
“ mahasiswi baru ajaran tahun ini,
kemarin dia izin, alasannya sih sakit, tapi gw sering liat dia tuh disekitaran
kampus, gak keliatan sakit tuh. “ sambung temannya yang bernama Nick yang juga
salah satu pemain basket dari tim putra.
“ oh ya? jadi dia merasa hebat? “ pikir
Arsha dalam hati. Arsha merupakan salah satu pria idaman setiap mahasiswi
dikampus ini, tapi ia lebih dikenal dengan kalimat “ Beautiful Eyed Man “
siapapun yang memandang matanya, tanpa sadar akan terpaku dan luluh kepadanya.
Itulah yang membuat dirinya dapat dengan muda menggonta-ganti pasangan.
“ kenapa? Lu mau menggodanya? “
tebak Nick seakan bisa membaca pikiran sahabat kecilnya ini.
“ hei, dia bukan tipe gw.. sudahlah,
kita masuk kelas saja, keburu si kumis masuk “ julukan untuk dosen yang paling
ia sebalkan.
“ tidak untuk sekarang, tapi bukan
nanti. “ batin Nick. “ tunggu aku. “ dengan langkah lebar ia mengejar Arsha
yang sudah jauh didepannya.
“ wah, lu latihan dimana? Permainan
lu bisa sebaik itu.. “ puji Muchi salah satu pemain basket senior dikampus ini.
“ ahaha, gw sudah lama tidak latihan
kak, gw kira kalian bakalan memarahi gw karena permainan gw kurang baik.. “
Hyull merendah.
“ is lu ini, bahkan permainan lu itu
lebih baik dari kita-kita… ntar gw kabari lagi kapan kita akan latihan, kami
lagi sibuk-sibuknya, jadi maklumi saja ya.. kita sudahi saja latihan hari ini..
“
“ baiklah, sebelumnya gw minta maaf
ya kak, karena baru bisa menyempatkan latihan.. ehehhe “
Ucapnya yang terus diakhiri dengan
tawaan.
“ oke, ah… itu sama sekali bukan
masalah. “ jawab Christine yaitu pemain basket yang lain.
“ terimakasih kak, kalau begitu gw
pamit dulu, kabari gw ya kak.. “ pamitnya dengan sopan, setelah itu dia pergi
ke kamar mandi khusus Atlit yang memang tersedia dikampus ini, hanya Atlit yang
diperbolehkan memakai fasilitas kamar mandi ini, masih banyak lagi fasilitas
lainnya salah satunya klinik, klinik
ini digunakan apabila ada Atlit yang cidera dan akan diobati dengan gratis dan
tentunya juga dengan pelayanan yang terbaik. Kampus ini merupakan Universitas
swasta yang mempunyai keunggulan pada Atlit dan Seni mereka, jadi dimaklumkan
saja kalau segala macam fasilitas pendukung dari para Atlit dan seniman
terdapat dikampus ini.
Hyull sedang duduk santai di ruangan yang disediakan untuk para Atlit
beristirahat, ruangan ini sangat lebar, ruangan ini tepatnya dikatakan sebagai kantinnya para Atlit
tapi pastinya lebih bersih dan lebih nyaman dari kantin yang biasanya.
Ruangan ini dilengkapi dengan beberapa pendingin ruangan, ada juga televisi dengan ukuran yang luar biasa besar dan juga sound yang suaranya benar-benar bagus. Dipagi hari ruangan ini tidak begitu banyak dikunjungi,
bisa dibilang hanya Hyull dan beberapa orang lainnya yang
berada disini.
“ bisa tolong pegangin minuman gw? “
pinta seorang pria yang sedang berdiri disampingnya. Saat ini Hyull sedang
menunggu minuman pesanannya, sepertinya pria itu mau membuka dompet tapi sulit
dikarenakan minuman yang dia pegang.
“ ah, I,iya.. “ Hyull tersenyum,
tidak, bukan tersenyum dikarenakan ketampanan pria itu, melainkan dikarenakan
tingkah laku pria itu, please deh, dia kan bisa taruh minumannya di atas meja,
caranya merayu terlalu gosong! (basi kali Hyull).
“ ini buk
uangnya.. “ kata pria itu disaat memberikan uangnya kepada ibu kantin.
“ aduh, den Arsha, uangnya
kebanyakan… “ ibu kantin itu tersenyum manis, aih buk, kamu terpesona akan
dirinya?
“ oh benarkah? Kalau begitu sekalian
saja dengan minuman wanita ini, terimakasih sudah mau membantu.. “ katanya setelah
mengambil kembali minumannya ditangan Hyull, lantas saja Hyull langsung menolak
untuk dibayarin.
“ eh tunggu, gak perlu gw bisa.. “
percuma, pria itu sudah pergi meninggalkannya.
“ ini non minumannya.. “ kata ibu
kantin itu, tapi tanpa senyuman manisnya seperti senyumannya disaat ia
memberikan minuman kepada pria itu. “ nama pria itu Arsha non.. pria idaman
mahasiswi dikampus ini.. ihihii “ sangat lebar, senyuman ibu itu benar-benar
lebar.
“ uhuk-uhuk! Apa? “ Hyull yang
sedang minum pun tersedak, perkataan ibu itu terlalu menggelikan baginya.
“ ah.. non ini, sampai tersedak
seperti itu, apa den Arsha sudah meluluhkan hati non juga ya? wah, kalau begitu non harus ekstra, harus agresif, karena terlalu banyak pesaing-pesaing.. “
“ sudah cukup! saya permisi dulu. “
tidak mau mendengar hal yang tak penting, Hyull langsung pergi dan mencari
tempat duduk yang paling nyaman untuknya, disudut ruangan.
Ruangan kelas yang penuh dengan canda tawa tidak membuat Arsha berhenti
memikirkan Hyull, peristiwa yang baru saja terjadi benar-benar sesuai yang ia rencanakan.
“ sudah gw tebak, lu pasti bakalan
menggodanya.. pakai alasan haus lagi, pasti lu dekatin dia di K.A (Kantin
Atlit) kan? Dasar lu! “ jitakan Nick berhasil menyadarkan Arsha.
“ sakit tau! “ dan ia kembali
tersenyum.
“ cukup senyum-senyumnya! Bukan lu
banget, biasanya sehabis menggoda wanita, ekspresi lu biasa-biasa saja! “
ceplos Nick lalu kaget melihat ekspresi Arsha yang masih saja tersenyum.
“ sha, lu jatuh cinta? Beneran jatuh
cinta? Wah, ini sih jatuh cinta pada pandangan pertama! Susah untuk
melupakannya. Hukuman buat lu ini mah.. siap-siap ditolak ya teman.. “ sebelum
dipukul, Nick langsung menjauh dari Arsha dan
membiarkan ia tersenyum sepuasnya.
Sehabis perkuliahan, Arsha dan juga
Nick duduk di Lobby, seperti biasa, untuk melihat wanita-wanita yang
mondar-mandir disana. Tapi tanpa disuruh, wanita itu sudah terlebih dahulu
mendekatkan diri kepadanya.
“ Arsha.. iuh.. semakin tampan! “
genitnya wanita ini.
“ ah, iya.. kamu juga.. “ wuih, pas,
memang Playboy Top Markotop.
“ kamu bisa ajah.. “ sementara
mereka berbalasan kata-kata manis, Nick tanpa sadar menangkap satu tontonan
yang tidak pernah ia lihat, banyak wanita sedang terpaku melihat seorang pria
yang pada saat itu sedang mengobrol dengan salah satu dosen di Lobby.
“ sha, lu liat tu, cewek-cewek pada
ngeliatan cowok itu, siapa sih dia? Kok gw gk pernah liat. “ Nick terus
memperhatikan pria itu,sebenarnya sih, Nick mengakui ketampanan pria itu, tanpa
ia umbar-umbar saja sudah melebur kemana-mana, berbeda dengan Arsha pastinya.
“ biarkan saja, lagian gw gak butuh
cewek-cewek itu lagi. “ jawabnya santai.
“ tenang saja Arsha, kami tidak akan
berpaling darimu kok.. kamu tetap yang no satu “ kata wanita genit itu.
“ ia, cowok itu sih gak cocok jadi
lawan kamu, karena kamu tetap juaranya di hati kami.. “ sambung wanita genit
yang lainnya.
“ terimakasih, tapi tanpa kalian
bilang, gw juga tau kalau dia bukan lawan gw, dan juga kalian, kalian gak perlu
dekatin gw lagi, karena dihati gw sudah ada seseorang yang benar-benar melekat
dan tidak akan terlupakan sebelum gw mendapatkannya. “ ucapnya dengan pasti.
Hyull berjalan lesu, sebenarnya ia tidak kelelahan, tapi lebih terlihat
seperti kebosanan, ia berjalan menuju halte, karena malas melewati parkiran
yang pastinya padat, ia pun lebih memilih melewati lobby yang sejuk,
ditelusurinya setiap ruangan, kenapa ramai sekali.
“ hyull! “
“ Siva.. ngagetin saja. “ manusia satu ini memang selalu berhasil membuatnya
kaget.
“ gw kangen bgt sama lu, walau Cuma
sehari gak bertemu, tapi gw kangen banget sama lu… “ Siva benar-benar over, ia
sampai memeluk dan mencium pipi Hyull, tentu saja Hyull langsung gerah
dibuatnya, tapi paling tidak ia sudah tidak bosan lagi.
“ ih, lepasin gw, gerah… “ mukanya
langsung manyun.
“ dasar, keliatan banget yang gak
pernah dicium! Eh, Dave lagi ngapain sama Pak Nurudin? Aih, tu cewek-cewek
ngapain.. “ Siva langsung melihat Dave yang sedang mengobrol
dengan Pak Nurudin yaitu dosen mereka, tapi yang lebih mengejutkan, berpuluh
wanita sedang mencari perhatiannya, sampai-sampai si dosen hanya bisa tersenyum
melihat tingkah laku mahasiswinya, setidaknya tingkah laku mereka
menunjukkan bahwa mereka wanita normal.
“ ih, genit banget mereka! “ loh?
Hyull, marah? Cemburu?
“ itu sih bukan genit, tapi tindakan
wanita normal, setampan itu dibiarkan…. Eh? Ah.. cowok itu gak kalah tampan! “
setelah Siva melihat di bagian ruangan sebelah kiri, ada dua orang pria yang
sepertinya senior mereka, kedua pria itu juga sedang digoda wanita dan tepatnya
saling menggoda. Ahahha..
“ cowok itu! “ Hyull seperti pernah
bertemu dengan pria itu.
“ kenapa? Cakep kan? Kan kan kan? “
“ dia kan yang bayarin minuman gw
tadi! “
“ apa?! Bayarin minuman lu
maksudnya? “ kaget, Siva benar-benar kaget.
“ ah Siva, teriaknya jangan dikuping
gw dong! “ keluhnya sambil menepuk kupingnya.
“ abis, lu curang! “
“ hah? Curang gimana? “ apa yang salah denganku.
“ masa kedua cowok yang gw taksir
pada dekatin lu sih. “
“ hah? “ jujur, Hyull sama sekali
tidak sampai memikirkan hal itu, bagaimana
mungkin Siva berpikir seperti itu.
“ ah.. sebel! Gw pulang duluan, bye!
“ Siva pun pamit dan tidak lupa mencium pipinya sekali lagi.
“ aih, pergi sana, cium-cium! “
bosan kembali melanda, kepergian Siva membuatnya terdiam kembali, tidak ada
teman ngobrol, dia pun kembali berjalan menuju halte. Walaupun sudah mandi,
cuaca yang panas ditambah debu dan segala macam asab membuat dirinya gerah,
halte yang begitu padat pasti akan terasa panas, Hyull pun memilih menunggu
angkot dibawah pohon yang berada di samping halte.
“ syukurlah panas, jangan sampai.. “
jangan sampai hujan pastinya!
Hyull sudah berada di angkot,
kebetulan ia mendapatkan angkot yang tidak begitu padat, paling tidak
mengurangi kegerahan dirinya. Dibukanya jendela besar-besar, dinikmatinya
sepakan angin(jelek banget bahasanya!), saat ini mereka melewati daerah yang
sepi tapi ramai dengan pohon-pohon besar, suasana yang sejuk dan terlindungi dari matahari semakin membuatnya tidak gerah lagi..
Brukk..Brukk Bbruruuk
‘MOGOK’
“ arghhh….! “ Hyull pun turun dari
angkot, si supir angkot menganjurkan untuk tidak menunggu, karena mesinnya
rusak berat dan akan lama untuk membenarkannya. Menunggu angkot juga tidak akan
dapat karena sangat jarang angkot yang melewati jalan ini, sekali ada juga
bakalan sepi seperti angkot yang mogok ini, karena daerah ini daerah dimana
rumah-rumah elit yang pastinya tidak membutuhkan angkot, tetapi lebih tepatnya
sih gengsi naik angkot, hanya Hyull dan para pembantulah yang menggunakan
angkot.
“ bagaimana ini, penumpang yang lain
cowok semua lagi, masa gw ikutan nunggu, seram
banget ditempat sepi begini bareng cowok-cowok.. “ Hyull mulai menghayalkan hal-hal yang membuatnya parno, akhirnya dia pun memilih untuk
berjalan berjalan dan berjalan.
Tiba dirumah dan kembali seorang
diri, TUMBANG!
“ arghhh… Kyunn, cepatlah pulang! “
sepi.
Hari mulai gelap, begitu juga dengan suasana
hati Hyull, semakin gelap. Sendirian seorang diri benar-benar membuatnya
kesepian, ia langsung memikirkan kemana seharusnya ia pergi, setidaknya bila ia
tidak dirumah, kesepian akan pergi darinya. Kelapangan (seram kali), kesuper
market(udah kenyang abis panasin makanan di lemari es), ketaman(galau
banget),keakhirat(belum siap masuk neraka), terus kemana dong?
“ ke toko kaset
saja deh. “ kali ini Hyull memilih berjalan kaki saja, pengalamannya dulu masih
tertinggal dipikirannya. Disenggol mobil!
Setibanya di
toko kaset, ia memilih untuk karaoke, walaupun Cuma seorang diri, paling tidak
ia ditemani dengan 10 orang personil Super Junior(ya merekanya di tivi). 2 jam
sudah berlalu, ia keluar dari ruangan. OMG! Hyull lupa menutup pintu dengan
rapat, habislah, pasti suaranya kedengaran sampai seluruh ruangan, lagu korea
pula, ah.. malunya.
Perlahan ia
melewati rak kaset yang tersusun rapih, sedikit membungkukkan badan, bagaikan
seorang pencuri yang takut tidak ketahuan. (eh salah, yang takut ketahuan
maksudnya)
“ sudah selesai
nyanyinya mbak? “ mas Dino yaitu penjaga toko bisa menemukannya dengan mudah,
yaiyalah. CCTV Hyull...
“ mbak mbak!
Emang gw mbak jamu! Mas, tagihannya minta sama Kyunn ya. “ selalu berhutang,
tapi itu tidak masalah untuk mas Dino, Kyunn merupakan salah satu temannya,
dulunya mereka satu kampus dan berteman dekat.
“ mas mas!
Emang gw mas bakso! Okelah.. salam sama Kyunn ya... “ kenapa sih gak bilang
gratis saja, ihihii...
“ dah...mas...
kapan-kapan aku mampir lagi. “ sebelum mas Dino kembali memarahiku karena
memanggilnya dengan sebutan mas, aku langsung berlari keluar.
Waduh, Dave!
Seakan banyak
hutang, Hyull merasa tidak ingin bertemu dengan Dave untuk sementara waktu,
tapi ia sudah tidak bisa mengelak lagi, Dave baru saja keluar dari mobilnya dan
langsung mendapatkan sosoknya yang masih terpaku berdiri tepat didepan pintu.
Lagian ngapain sih dia kesini. (emang apa urusan lu Hyull?)
“ Hyull? Lu.. “
“ oh hai Dave,
mau masuk ya? Oh yasudah kalau begitu gw pulang dulu ya. “ hah? Dengan cepat ia
berjalan melewati Dave dan berusaha untuk tidak melirik ke belakang. Tapi tetap
saja ia mencoba melirik kebelakang, kosong.
“ oh, dia sudah
masuk. “ batinnya. (yaiyalah, jadi dia harus memandangi punggung lu gitu)
Duduk didepan jendela yang ukurannya luar
biasa besar, ditemani dengan beberapa macam makanan ringan dan juga segelas teh
hangat, tidak lupa juga terdengar alunan musik yang membuat suasana semakin
tenang, tetapi Dave tetap saja belum bisa melupakan kejadian yang baru saja dia
alami dengan kakaknya begitu juga dengan pernyataan bahwa orang tuanya akan
segera pulang walaupun ia tidak tahu kapan tepatnya mereka akan pulang. Dave
bukanlah orang yang suka menghabiskan kesepian diluar rumah, tapi dia memiliki
satu tempat dimana ia bisa menikmati musik dan mengobrol dengan temannya,
walaupun tempatnya masih berada didalam komplek rumahnya, tempat itu masih
sangatlah spesial baginya.
Toko musik.
Kebetulan
sekali jarak rumahnya dengan toko musik ini bagaikan Sabang dan Maraoke, tidak,
bukan jauh, tapi sudut dengan sudut. Udara malam yang dingin membuatnya memilih
untuk pergi ke toko musik dengan menggunakan mobil. Dia pun tiba didepan toko
musik, sebelum keluar dari mobil, ia menyempatkan diri merapikan pakaian dan
juga rambutnya(kurasa tanpa perlu merapihkan apapun, kamu tetap menarik Dave!)
“ Hyull? Lu..”
kaget melihat Hyull yang tidak pernah ia sangka akan bertemu disini, lagi.
“ oh hai Dave,
mau masuk ya? Oh yasudah kalau begitu gw pulang dulu ya. “ Hyull, pipimu
memerah, Dave dapat dengan mudah menyadari itu. Dave ingin sekali tersenyum,
tapi ia mencoba untuk menahannya. Disaat hyull berlari menjauh darinya, Tanpa
sadar Dave memandang punggung Hyull sampai akhirnya ia sadar dan langsung
membalikkan tubuhnya lalu masuk kedalam toko.
“ hei Dave, eh,
itu.. tadi cewek yang pernah lu senggol baru saja keluar dari sini, kalian tidak
bertemu? “ sapa mas Dino, ia bisa mengetahaui kejadian penyenggolan diantara
Dave dan Hyull dikarenakan Dave menceritakan kepadanya sekalian mencari tahu
siapa wanita yang ia senggol.
“ oh ya? Ah..
kami tidak bertemu. Mas, main catur yuk, gw bosan. “ Dave dan Dino sebenarnya
teman bermain futsal, begitu juga dengan Kyunn, mereka bermain futsal jika
diajak dengan pria-pria yang ada dikomplek ini, tujuan awalnya sih biar terlihat
akrab, tapi semua itu berhasil, buktinya pertemanan Dave dan Dino tetap
berjalan walaupun umur mereka jauh berbeda.
“ kenapa ya,
apa gw terlihat seperti mas bakso? Sampai-sampai kalian memanggilku mas? Come
on.. gw masih muda kali..! “ sebal terus-terusan dipanggil mas dengan Hyull dan
juga dave.
“ kalian? Siapa
lagi? “ tanya Dave yang tidak mengerti dengan maksud ‘kalian’
“ ia kalian..
lu dengan Hyull! Yasudah lah, sini duduk, gw mau lawan lu main catur, gw lagi
emosi, pastikan diri lu untuk siap menghadapi kekalahan Dave! “ masih dengan
tampang kebingungan, Dave pun siap melawan mas yang satu ini. Pertandingan
benar-benar sengit, keduanya sama-sama memiliki keahlian yang luar biasa, mas
Dino yang sedang emosi benar-benar semangat untuk mengalahkan Dave, tapi Dave
tidak begitu sesemangat mas Dino, dia bermain layaknya bersama anak SD,
tepatnya, disini Dave mencoba menyamakan keahliannya dengan mas Dino, tepatnya
Dave sangatlah ahli bermain catur bahkan bisa lebih baik dari pada ini.
Ttarr Ttarr!
(suara petir)
“ Hyull? “
batinnya.
Hyull masih saja santai berjalan seorang
diri, sudah lama ia tidak berjalan dimalam hari seorang diri seperti ini,
sebenarnya malam hari yang gelap dilengkapi dengan anginnya yang menusuk tulang
sangatlah tidak baik, tapi Hyull tetaplah menyukai hal itu. Ia masih mengingat
masa-masa ia disaat bersama orang tuanya, disaat itu ia masih berumur 12 tahun,
ia sedang berjalan bersama ayah dan ibunya, mereka makan jagung dipinggir kebun
teh, mereka hanya bertiga dikarenakan pada saat itu Kyunn sedang kuliah di
Bandung. Orang tuanya yang sangat menyayanginya, sangat mencintainya,
menjaganya dengan sepenuh hati, tapi sayang kenyataanya sekarang Hyull hanya
berjalan sendiri, menikmati angin malam sndiri, kedinginan sendiri, seorang
diri.
Sesuatu
mengalir dipipinya, ia menangis.
“ tidak,
apa-apaan ini, gw gak boleh nangis. “ walaupun ia mencoba sekuat mungkin untuk
tidak menangis, air matanya tetaplah mengalir. Ia mencoba berlari, tetap
mengalir, ia berhenti berlari, terdiam dan terus menangis walaupun tanpa suara
isakan, keadaannya benar-benar buruk, ia benar-benar terlihat lemah, bahkan
untuk berjalan sangatlah lemah.
“ tidak.. gw
kuat, gw kuat, gw kuat! “ ia genggam kedua tangannya, ia paksa dirinya untuk
melawan kesedihan ini, kali ini ia benar-benar berdiri dengan kukuh, dan ia
kembali berjalan dan terus berjalan sampai akhirnya ia tiba didepan rumahnya.
Ttarr! Ttarr!
(suara petir)
Dave yang mengkhawatirkan Hyull dengan
tergesa-gesa berlari menuju rumahnya Hyull, bahkan ia melupakan mobilnya yang
masih terparkir di depan toko, sudah tidak ada waktu untuknya memikirkan mobil,
yang dipikirkannya hanyalah keadaan Hyull, karena dia lah yang selama ini
selalu bersama Hyull disaat hujan melanda, ia tahu betul bagaimana keadaan
Hyull jika hal seperti ini terjadi, walaupun mereka baru saja saling kenal,
tapi itu tidak lagi terlihat, Dave benar-benar panik. Hujan turun dengan deras,
bahkan sangat deras, tapi Dave masih saja berlari dan terus mencari Hyull,
seluruh tubuhnya sudah basah diguyur hujan, mukanya yang pucat tertutupi dengan
rambutnya yang sedikit menutupi mata, ia masih terus mencari Hyull, ia yakin,
Hyull pasti sangat ketakutan, Hyull bahkan tidak sanggup bergerak jika hujan
turun, suara petir tadi pasti terlalu keras untuknya.
“ Hyull, lu
dimana.. Hyull...! gw harap lu sudah berada dirumah, tapi kenapa gw gak tenang
begini? Hyull.. “ batinnya, Dave benar-benar gelisah, ia percepat larinya.. “
Hyull!!!” terlentang begitu saja didepan pagar rumahnya, mukanya benar-benar
pucat, Hyull sudah tidak sadar, ia pingsan. Dave langsung mengangkatnya kedalam
pelukannya, setelah itu ia bawa Hyull ke teran rumahnya, disaat ia mau membuka
pintu rumah, terkunci. Ia langsung mencoba mencari kunci tersebut dikantong
celana Hyull, tidak ada. Dimana kuncinya?
Buumm..Buumm..
Terdengar suara
mobil didepan pagar, pagar terbuka dengan cepat dan muncullah seorang pria dari
balik pagar. Kyunn.
“ loh, kamu? “
Kyunn kaget setelah melihat Dave berada didepan pintu rumahnya, dan disaat ia
melihat siapa yang berada dipelukan Dave..
“ Hyull! “ dengan
cepat ia berlari mendekati Hyull. “ ada apa ini? “ wajahnya langsung menegang,
benar-benar panik.
“ buka pintu
rumah ini dulu, diluar sangat dingin.. “ perintah Dave yang sama sepertinya,
sama-sama cemas.
“ ah,
ba,baiklah! “ ternyata kunci rumah mereka berada di vas bunga yang terdapat di
atas meja tepatnya disamping pintu. Setelah pintu berhasil dibuka, Dave
langsung membawa Hyull kedalam kamarnya dan Kyunn juga mengikutinya.
“ mobil kakak
bukannya masih diluar, bagaimana kalau saya yang masukkan ke teras? Jadi kakak
bisa langsung mengurus Hyull.. “ tawaran Dave memang sangat membantu, Kyunn
yang sepertinya sudah mempercayai Dave dengan mudah menyerahkan kunci mobilnya.
Kyunn dan Dave ternyata sebelumnya sudah saling mengenal dikarenakan berlatih futsal
bersama dengan penghuni rumah dikomplek ini juga. Dave pun segera menuju mobil
Kyunn lalu memasukan mobilnya ke teras rumahnya, tidak lupa juga ia menutup
pagar rumahnya. Kini ia sedang terduduk di ruang tamu, keadaanya benar-benar
menyedihkan, seluruh pakaiannya basah, mukanya pucat, ia kedinginan, tapi ia
belum bisa meninggalkan rumah ini begitu saja, dia harus menjelaskan kepada
Kyunn apa yang sebenarnya baru saja terjadi, dia juga harus tahu bagaimana
keadaan Hyull sekarang, ia memilih untuk tetap menunggu.
next part 4.
3 komentar:
lanjut min
hahahahhasanggup ia tulisnya kren kren
thanks guy!
Post a Comment