Sunday, December 30, 2012

Hyull Story Part 3




Dave tiba dirumah masih dengan luka memar dan ekspresi mukanya yang menyeramkan.
“ tuan, ada apa dengan muka anda? Kenapa jidadnya.. “ Tanya Pak Sucipto selaku satpam dirumah itu, ia sudah bekerja dirumah itu sejak 20 tahun lamanya. Dengan gampang ia menyadari keadaan tubuh Dave tepatnya disaat dia keluar dari mobilnya. Dave yang kebetulan sedang dalam fase buruk pun tidak menghiraukannya.
“ tuan… anda benar tidak kenapa-kenapa? Huh, jidadnya memar, tapi ekspresinya juga seakan ikutan memar, sepertinya ada masalah lain. “ pikir si satpam.
“ hus, ngomong sendiri kamu toh pak? Gak boleh atuh, pamali.. lagian seram, seperti… sedang kesurupan. “ sambung Narti yaitu tukang bersih-bersih dirumah itu yang kebetulan sedang memperhatikan tingkah laku Pak Sucipto disaat ia sedang menyapu halaman, dengan cepat ia berlari menghampiri satpam itu.


“ is kamu ini, kuping kamu itu ya, pantasnya disumpelin jamban! “ katanya sedikit bercanda.
“ waduh, memangnya lubang telinga saya sebesar itu toh pak? Ah.. bapak melucu ya… ahahha.. sudah ah, jangan ganggu saya, saya mau melanjutkan menyapu halaman, tidak lama lagi nyonya dan tuan besar kan akan pulang, bisa habis saya direpetin kalau halaman berantakan. “ ucapnya dan langsung melanjutkan pekerjaannya.
“ nyonya dan tuan besar mau pulang? Ah.. pantas saja tuan muda seperti itu..” pikirnya. “ hei Narti, kenapa kamu tidak memberitahu saya terlebih dahulu! “ kesalnya yang merasa tidak diperdulikan.
“ bukan begitu atuh pak, toh saya juga baru tahu… sudah, jangan ganggu saya! “ ia kembali menyapu.
“ oh begitu, hah, ganggu kamu, ngapain juga saya mengganggu kamu, lagian tadi kamu duluan yang menghampiri saya, huh! “ Pak Sucipto pun langsung menghidupkan mp3 player yang baru saja diberikan Dave kepadanya. “ kemana..kemana..kemana… dirimu sekarang dimana.. ah, syukur aku punya mp3 player ini, tuan muda tahu saja kalau aku suka bernyanyi. Kemana…kemana..kemana.. “ sedikit berlenggak lenggok seakan menghayati lagu tersebut.

     Dari dalam rumah, ternyata Dave memperhatikan tingkah laku kedua pekerjanya itu, ia sangat tersentuh, mereka memang benar-benar menyayanginya, mereka bisa mengetahui keadaan ia yang sebenarnya tanpa harus ia beri tahu.
“ bagaimana mungkin gw bisa benci dengan mereka? itu tidak akan terjadi. “ batinnya.

Tuktuktuk..
Seseorang mengetuk pintu kamarnya.
“ masuk saja buk.. “ jawabnya seakan sudah mengetahui siapa yang berada diluar. Seorang wanita berumur 45tahun pun masuk dengan membawakan beberapa macam makanan ringan untuknya, tidak, bukan makanan ringan yang dibeli diluar, melainkan makanan ringan yang ia buat sendiri. Alasan buk Epi itu simple saja, ia melakukan semua ini agar ia bisa menjaga kesehatan Dave, benar-benar seperti seorang ibu.
“ tuan ini saya bawakan… astaga! Ada apa dengan jidadmu tuan? Tunggu sebentar, saya ambil air dingin untuk mengompresnya. “ wanita itu kaget bukan main, ia pun bergegas keluar dari kamar untuk mengambil air dan juga handuk.
“ segitu sayangnya mereka padaku? “ begitu banyak orang yang menyayanginya, tapi kenapa baginya orang tuanya tidak termasuk ke dalam daftar itu. Bahkan selama 3 tahun lamanya ia hidup tanpa kasih sayang dari orang tuanya, walaupun ia sudah dewasa, itulah yang lebih berbahaya, pria dewasa akan lebih mudah membenci orang tuanya apabila hidup tanpa kasih sayang dari orang tuanya sendiri. Itulah yang terjadi kepada Dave, sangat sulit baginya untuk kembali menyayangi orang tuanya.
“ duduklah tuan, saya akan mengompres luka memarnya. “ Buk Epi sudah tiba dengan membawa mangkuk yang berisikan air dan juga handuk kecil. Dave juga langsung menuruti perintahnya.
“ kapan dia pulang? “ ucapnya tanpa menyebut nama.
“ maksud tuan nyonya dan tuan besar? “ Tanya Buk Epi untuk memastikan.
“ ya. “ jawabnya seakan terpaksa menanyakan hal ini.
“ mungkin seminggu lagi tuan, karena nyonya bilang mereka sedang mengurus perkerjaan mereka, nanti mereka akan menyusul kerumah oma. “
“ jadi maksud ibu, mereka ikut berkumpul dirumah Oma? “
“ iya tuan, tapi saya belum tau tepatnya kapan. “ jelasnya sambil terus mengompres jidad Dave.
“ oh begitu, ibu bisa balik kedapur, saya bisa mengompresnya sendiri. “
“ baiklah kalau begitu, saya permisi dulu tuan. “ Buk Epi melangkah pelan namun tiba-tiba ia menghentikan langkahnya. “ tuan, saya masih ingat kalimat terakhir nyonya disaat ia menelepon saya kemarin, ia merindukanmu tuan.. saya permisi dulu.. “ ia kembali berjalan keluar dari kamarnya tanpa lupa menutup pintu. Dave tertegun mendengar kalimat itu, ingin sekali ia tersenyum, tapi batinnya melawan perasaan itu, sepertinya ia masih belum bisa menerimanya.
Meong…meong… pagi pun tiba. (hah? Meong?)
Ups salah!

Kukur..kukur..uyuk….
“ wah..mie goreng! “ teriak Hyull setelah melihat menu sarapan pagi ini, pagi ini Kyunn memasak mie goreng kesukaannya.
“ sudah buruan dimakan, hari ini aku lembur, nanti malam kamu cari makan sendiri, dilemari es ada beberapa makanan yang bisa kamu panaskan, itu juga kalau kamu mau panaskan, kamu kan malas! “ celoteh Kyunn sambil memasang dasi.
“ berhenti mengurus gw, pikirkan diri lu sendiri.. buruan cari wanita yang bisa masangin dasi buat lu, masakin buat lu.. buat gw juga. “ sindirnya dan tersenyum lebar.
“ kalaupun ada, gak perlu juga dia ngurus kamu. Cepetan makanannya! Aku panaskan mobil, jangan sampai kamu aku tinggal. “ setelah selesai memasang dasi dia beranjak menuju garasi mobil.
“ ih dasar, jadi maksud lu mau ngusir gw gitu? Hah! Jahat! Semoga mama dan papa mendengar  perkataan lu, biar mereka tahu setega apa lu itu, huh! “ celotehnya sambil terus menyantab sarapannya.
“ Hyull.. cepetan!!! “
“ I,iya….! “ bisa dibilang, hampir setiap hari mereka seperti ini, peristiwa seperti ini merupakan santapan pagi para tetangga, namun mereka sudah memakluminya, malah tetangga mereka sangat menyayangi mereka, mungkin dikarenakan mereka juga menghormati tetangganya. (teriak-teriak gak jelas apa bisa dibilang menghormati? Ahahha…)

     Hari ini Hyull tidak berniat untuk mengikuti perkuliahan melainkan berlatih basket, kebetulan pagi ini ada jadwal untuk tim putri berlatih. Pagi ini juga merupakan latihan perdananya setelah ia resmi diterima di club basket ini. Syukur sekali Hyull bisa dengan mudah menyamakan permainan seniornya walaupun sebenarnya ia bisa lebih dari pada itu, tapi menurutnya itu tidak perlu, jika sudah tiba sebagaimana pertandingan yang sebenarnya, barulah ia mengeluarkan seluruh skill dan tenaganya. Pagi ini lumayan banyak mahasiswa yang menyempatkan dirinya untuk menonton mereka berlatih, terutama para kaum adam.
“ dia siapa? Kok gw gak pernah lihat. “ kata seorang pria yang bernama Arsha, ia merupakan mahasiswa semester 5, ia juga pemain basket tepatnya kapten basket bagi tim bakset putra di kampus ini.
“ mahasiswi baru ajaran tahun ini, kemarin dia izin, alasannya sih sakit, tapi gw sering liat dia tuh disekitaran kampus, gak keliatan sakit tuh. “ sambung temannya yang bernama Nick yang juga salah satu pemain basket dari tim putra.
“ oh ya? jadi dia merasa hebat? “ pikir Arsha dalam hati. Arsha merupakan salah satu pria idaman setiap mahasiswi dikampus ini, tapi ia lebih dikenal dengan kalimat “ Beautiful Eyed Man “ siapapun yang memandang matanya, tanpa sadar akan terpaku dan luluh kepadanya. Itulah yang membuat dirinya dapat dengan muda menggonta-ganti pasangan.
“ kenapa? Lu mau menggodanya? “ tebak Nick seakan bisa membaca pikiran sahabat kecilnya ini.
“ hei, dia bukan tipe gw.. sudahlah, kita masuk kelas saja, keburu si kumis masuk “ julukan untuk dosen yang paling ia sebalkan.
“ tidak untuk sekarang, tapi bukan nanti. “ batin Nick. “ tunggu aku. “ dengan langkah lebar ia mengejar Arsha yang sudah jauh didepannya.

“ wah, lu latihan dimana? Permainan lu bisa sebaik itu.. “ puji Muchi salah satu pemain basket senior dikampus ini.
“ ahaha, gw sudah lama tidak latihan kak, gw kira kalian bakalan memarahi gw karena permainan gw kurang baik.. “ Hyull merendah.
“ is lu ini, bahkan permainan lu itu lebih baik dari kita-kita… ntar gw kabari lagi kapan kita akan latihan, kami lagi sibuk-sibuknya, jadi maklumi saja ya.. kita sudahi saja latihan hari ini.. “
“ baiklah, sebelumnya gw minta maaf ya kak, karena baru bisa menyempatkan latihan.. ehehhe “
Ucapnya yang terus diakhiri dengan tawaan.
“ oke, ah… itu sama sekali bukan masalah. “ jawab Christine yaitu pemain basket yang lain.
“ terimakasih kak, kalau begitu gw pamit dulu, kabari gw ya kak.. “ pamitnya dengan sopan, setelah itu dia pergi ke kamar mandi khusus Atlit yang memang tersedia dikampus ini, hanya Atlit yang diperbolehkan memakai fasilitas kamar mandi ini, masih banyak lagi fasilitas lainnya salah satunya klinik, klinik ini digunakan apabila ada Atlit yang cidera dan akan diobati dengan gratis dan tentunya juga dengan pelayanan yang terbaik. Kampus ini merupakan Universitas swasta yang mempunyai keunggulan pada Atlit dan Seni mereka, jadi dimaklumkan saja kalau segala macam fasilitas pendukung dari para Atlit dan seniman terdapat dikampus ini.

     Hyull sedang duduk santai di ruangan yang disediakan untuk para Atlit beristirahat, ruangan ini sangat lebar, ruangan ini tepatnya dikatakan sebagai kantinnya para Atlit  tapi pastinya lebih bersih dan lebih nyaman dari kantin yang biasanya. Ruangan ini dilengkapi dengan beberapa pendingin ruangan, ada juga televisi dengan ukuran yang luar biasa besar dan juga sound yang suaranya benar-benar bagus. Dipagi hari  ruangan ini tidak begitu banyak dikunjungi, bisa dibilang hanya Hyull dan beberapa orang lainnya yang berada disini.

“ bisa tolong pegangin minuman gw? “ pinta seorang pria yang sedang berdiri disampingnya. Saat ini Hyull sedang menunggu minuman pesanannya, sepertinya pria itu mau membuka dompet tapi sulit dikarenakan minuman yang dia pegang.
“ ah, I,iya.. “ Hyull tersenyum, tidak, bukan tersenyum dikarenakan ketampanan pria itu, melainkan dikarenakan tingkah laku pria itu, please deh, dia kan bisa taruh minumannya di atas meja, caranya merayu terlalu gosong! (basi kali Hyull).
“ ini buk uangnya.. “ kata pria itu disaat memberikan uangnya kepada ibu kantin.
“ aduh, den Arsha, uangnya kebanyakan… “ ibu kantin itu tersenyum manis, aih buk, kamu terpesona akan dirinya?
“ oh benarkah? Kalau begitu sekalian saja dengan minuman wanita ini, terimakasih sudah mau membantu.. “ katanya setelah mengambil kembali minumannya ditangan Hyull, lantas saja Hyull langsung menolak untuk dibayarin.
“ eh tunggu, gak perlu gw bisa.. “ percuma, pria itu sudah pergi meninggalkannya.
“ ini non minumannya.. “ kata ibu kantin itu, tapi tanpa senyuman manisnya seperti senyumannya disaat ia memberikan minuman kepada pria itu. “ nama pria itu Arsha non.. pria idaman mahasiswi dikampus ini.. ihihii “ sangat lebar, senyuman ibu itu benar-benar lebar.
“ uhuk-uhuk! Apa? “ Hyull yang sedang minum pun tersedak, perkataan ibu itu terlalu menggelikan baginya.
“ ah.. non ini, sampai tersedak seperti itu, apa den Arsha sudah meluluhkan hati non juga ya? wah, kalau begitu non harus ekstra, harus agresif, karena terlalu banyak pesaing-pesaing.. “
“ sudah cukup! saya permisi dulu. “ tidak mau mendengar hal yang tak penting, Hyull langsung pergi dan mencari tempat duduk yang paling nyaman untuknya, disudut ruangan.


     Ruangan kelas yang penuh dengan canda tawa tidak membuat Arsha berhenti memikirkan Hyull, peristiwa yang baru saja terjadi benar-benar sesuai yang ia rencanakan.
“ sudah gw tebak, lu pasti bakalan menggodanya.. pakai alasan haus lagi, pasti lu dekatin dia di K.A (Kantin Atlit) kan? Dasar lu! “ jitakan Nick berhasil menyadarkan Arsha.
“ sakit tau! “ dan ia kembali tersenyum.
“ cukup senyum-senyumnya! Bukan lu banget, biasanya sehabis menggoda wanita, ekspresi lu biasa-biasa saja! “ ceplos Nick lalu kaget melihat ekspresi Arsha yang masih saja tersenyum.
“ sha, lu jatuh cinta? Beneran jatuh cinta? Wah, ini sih jatuh cinta pada pandangan pertama! Susah untuk melupakannya. Hukuman buat lu ini mah.. siap-siap ditolak ya teman.. “ sebelum dipukul, Nick langsung menjauh dari Arsha dan membiarkan ia tersenyum sepuasnya.
Sehabis perkuliahan, Arsha dan juga Nick duduk di Lobby, seperti biasa, untuk melihat wanita-wanita yang mondar-mandir disana. Tapi tanpa disuruh, wanita itu sudah terlebih dahulu mendekatkan diri kepadanya.
“ Arsha.. iuh.. semakin tampan! “ genitnya wanita ini.
“ ah, iya.. kamu juga.. “ wuih, pas, memang Playboy Top Markotop.
“ kamu bisa ajah.. “ sementara mereka berbalasan kata-kata manis, Nick tanpa sadar menangkap satu tontonan yang tidak pernah ia lihat, banyak wanita sedang terpaku melihat seorang pria yang pada saat itu sedang mengobrol dengan salah satu dosen di Lobby.
“ sha, lu liat tu, cewek-cewek pada ngeliatan cowok itu, siapa sih dia? Kok gw gk pernah liat. “ Nick terus memperhatikan pria itu,sebenarnya sih, Nick mengakui ketampanan pria itu, tanpa ia umbar-umbar saja sudah melebur kemana-mana, berbeda dengan Arsha pastinya.
“ biarkan saja, lagian gw gak butuh cewek-cewek itu lagi. “ jawabnya santai.
“ tenang saja Arsha, kami tidak akan berpaling darimu kok.. kamu tetap yang no satu “ kata wanita genit itu.
“ ia, cowok itu sih gak cocok jadi lawan kamu, karena kamu tetap juaranya di hati kami.. “ sambung wanita genit yang lainnya.
“ terimakasih, tapi tanpa kalian bilang, gw juga tau kalau dia bukan lawan gw, dan juga kalian, kalian gak perlu dekatin gw lagi, karena dihati gw sudah ada seseorang yang benar-benar melekat dan tidak akan terlupakan sebelum gw mendapatkannya. “ ucapnya dengan pasti.

     Hyull berjalan lesu, sebenarnya ia tidak kelelahan, tapi lebih terlihat seperti kebosanan, ia berjalan menuju halte, karena malas melewati parkiran yang pastinya padat, ia pun lebih memilih melewati lobby yang sejuk, ditelusurinya setiap ruangan, kenapa ramai sekali.
“ hyull! “
“ Siva.. ngagetin saja. “ manusia satu ini memang selalu berhasil membuatnya kaget.
“ gw kangen bgt sama lu, walau Cuma sehari gak bertemu, tapi gw kangen banget sama lu… “ Siva benar-benar over, ia sampai memeluk dan mencium pipi Hyull, tentu saja Hyull langsung gerah dibuatnya, tapi paling tidak ia sudah tidak bosan lagi.
“ ih, lepasin gw, gerah… “ mukanya langsung manyun.
“ dasar, keliatan banget yang gak pernah dicium! Eh, Dave lagi ngapain sama Pak Nurudin? Aih, tu cewek-cewek ngapain.. “ Siva langsung melihat Dave yang sedang mengobrol dengan Pak Nurudin yaitu dosen mereka, tapi yang lebih mengejutkan, berpuluh wanita sedang mencari perhatiannya, sampai-sampai si dosen hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku mahasiswinya, setidaknya tingkah laku mereka menunjukkan bahwa mereka wanita normal.
“ ih, genit banget mereka! “ loh? Hyull, marah? Cemburu?
“ itu sih bukan genit, tapi tindakan wanita normal, setampan itu dibiarkan…. Eh? Ah.. cowok itu gak kalah tampan! “ setelah Siva melihat di bagian ruangan sebelah kiri, ada dua orang pria yang sepertinya senior mereka, kedua pria itu juga sedang digoda wanita dan tepatnya saling menggoda. Ahahha..
“ cowok itu! “ Hyull seperti pernah bertemu dengan pria itu.
“ kenapa? Cakep kan? Kan kan kan? “
“ dia kan yang bayarin minuman gw tadi! “
“ apa?! Bayarin minuman lu maksudnya? “ kaget, Siva benar-benar kaget.
“ ah Siva, teriaknya jangan dikuping gw dong! “ keluhnya sambil menepuk kupingnya.
“ abis, lu curang! “
“ hah? Curang gimana? “ apa yang salah denganku.
“ masa kedua cowok yang gw taksir pada dekatin lu sih. “
“ hah? “ jujur, Hyull sama sekali tidak sampai memikirkan hal itu, bagaimana mungkin Siva berpikir seperti itu.
“ ah.. sebel! Gw pulang duluan, bye! “ Siva pun pamit dan tidak lupa mencium pipinya sekali lagi.
“ aih, pergi sana, cium-cium! “ bosan kembali melanda, kepergian Siva membuatnya terdiam kembali, tidak ada teman ngobrol, dia pun kembali berjalan menuju halte. Walaupun sudah mandi, cuaca yang panas ditambah debu dan segala macam asab membuat dirinya gerah, halte yang begitu padat pasti akan terasa panas, Hyull pun memilih menunggu angkot dibawah pohon yang berada di samping halte.
“ syukurlah panas, jangan sampai.. “ jangan sampai hujan pastinya!
Hyull sudah berada di angkot, kebetulan ia mendapatkan angkot yang tidak begitu padat, paling tidak mengurangi kegerahan dirinya. Dibukanya jendela besar-besar, dinikmatinya sepakan angin(jelek banget bahasanya!), saat ini mereka melewati daerah yang sepi tapi ramai dengan pohon-pohon besar, suasana yang sejuk dan terlindungi dari matahari semakin membuatnya tidak gerah lagi..
Brukk..Brukk Bbruruuk
‘MOGOK’
“ arghhh….! “ Hyull pun turun dari angkot, si supir angkot menganjurkan untuk tidak menunggu, karena mesinnya rusak berat dan akan lama untuk membenarkannya. Menunggu angkot juga tidak akan dapat karena sangat jarang angkot yang melewati jalan ini, sekali ada juga bakalan sepi seperti angkot yang mogok ini, karena daerah ini daerah dimana rumah-rumah elit yang pastinya tidak membutuhkan angkot, tetapi lebih tepatnya sih gengsi naik angkot, hanya Hyull dan para pembantulah yang menggunakan angkot.
“ bagaimana ini, penumpang yang lain cowok semua lagi, masa gw ikutan nunggu, seram banget ditempat sepi begini bareng cowok-cowok.. “ Hyull mulai menghayalkan hal-hal yang membuatnya parno, akhirnya dia pun memilih untuk berjalan berjalan dan berjalan.
Tiba dirumah dan kembali seorang diri, TUMBANG!
“ arghhh… Kyunn, cepatlah pulang! “ sepi.

     Hari mulai gelap, begitu juga dengan suasana hati Hyull, semakin gelap. Sendirian seorang diri benar-benar membuatnya kesepian, ia langsung memikirkan kemana seharusnya ia pergi, setidaknya bila ia tidak dirumah, kesepian akan pergi darinya. Kelapangan (seram kali), kesuper market(udah kenyang abis panasin makanan di lemari es), ketaman(galau banget),keakhirat(belum siap masuk neraka), terus kemana dong?
“ ke toko kaset saja deh. “ kali ini Hyull memilih berjalan kaki saja, pengalamannya dulu masih tertinggal dipikirannya. Disenggol mobil!
Setibanya di toko kaset, ia memilih untuk karaoke, walaupun Cuma seorang diri, paling tidak ia ditemani dengan 10 orang personil Super Junior(ya merekanya di tivi). 2 jam sudah berlalu, ia keluar dari ruangan. OMG! Hyull lupa menutup pintu dengan rapat, habislah, pasti suaranya kedengaran sampai seluruh ruangan, lagu korea pula, ah.. malunya.
Perlahan ia melewati rak kaset yang tersusun rapih, sedikit membungkukkan badan, bagaikan seorang pencuri yang takut tidak ketahuan. (eh salah, yang takut ketahuan maksudnya)
“ sudah selesai nyanyinya mbak? “ mas Dino yaitu penjaga toko bisa menemukannya dengan mudah, yaiyalah. CCTV Hyull...
“ mbak mbak! Emang gw mbak jamu! Mas, tagihannya minta sama Kyunn ya. “ selalu berhutang, tapi itu tidak masalah untuk mas Dino, Kyunn merupakan salah satu temannya, dulunya mereka satu kampus dan berteman dekat.
“ mas mas! Emang gw mas bakso! Okelah.. salam sama Kyunn ya... “ kenapa sih gak bilang gratis saja, ihihii...
“ dah...mas... kapan-kapan aku mampir lagi. “ sebelum mas Dino kembali memarahiku karena memanggilnya dengan sebutan mas, aku langsung berlari keluar.
Waduh, Dave!
Seakan banyak hutang, Hyull merasa tidak ingin bertemu dengan Dave untuk sementara waktu, tapi ia sudah tidak bisa mengelak lagi, Dave baru saja keluar dari mobilnya dan langsung mendapatkan sosoknya yang masih terpaku berdiri tepat didepan pintu. Lagian ngapain sih dia kesini. (emang apa urusan lu Hyull?)
“ Hyull? Lu.. “
“ oh hai Dave, mau masuk ya? Oh yasudah kalau begitu gw pulang dulu ya. “ hah? Dengan cepat ia berjalan melewati Dave dan berusaha untuk tidak melirik ke belakang. Tapi tetap saja ia mencoba melirik kebelakang, kosong.
“ oh, dia sudah masuk. “ batinnya. (yaiyalah, jadi dia harus memandangi punggung lu gitu)

     Duduk didepan jendela yang ukurannya luar biasa besar, ditemani dengan beberapa macam makanan ringan dan juga segelas teh hangat, tidak lupa juga terdengar alunan musik yang membuat suasana semakin tenang, tetapi Dave tetap saja belum bisa melupakan kejadian yang baru saja dia alami dengan kakaknya begitu juga dengan pernyataan bahwa orang tuanya akan segera pulang walaupun ia tidak tahu kapan tepatnya mereka akan pulang. Dave bukanlah orang yang suka menghabiskan kesepian diluar rumah, tapi dia memiliki satu tempat dimana ia bisa menikmati musik dan mengobrol dengan temannya, walaupun tempatnya masih berada didalam komplek rumahnya, tempat itu masih sangatlah spesial baginya.
Toko musik.
Kebetulan sekali jarak rumahnya dengan toko musik ini bagaikan Sabang dan Maraoke, tidak, bukan jauh, tapi sudut dengan sudut. Udara malam yang dingin membuatnya memilih untuk pergi ke toko musik dengan menggunakan mobil. Dia pun tiba didepan toko musik, sebelum keluar dari mobil, ia menyempatkan diri merapikan pakaian dan juga rambutnya(kurasa tanpa perlu merapihkan apapun, kamu tetap menarik Dave!)
“ Hyull? Lu..” kaget melihat Hyull yang tidak pernah ia sangka akan bertemu disini, lagi.
“ oh hai Dave, mau masuk ya? Oh yasudah kalau begitu gw pulang dulu ya. “ Hyull, pipimu memerah, Dave dapat dengan mudah menyadari itu. Dave ingin sekali tersenyum, tapi ia mencoba untuk menahannya. Disaat hyull berlari menjauh darinya, Tanpa sadar Dave memandang punggung Hyull sampai akhirnya ia sadar dan langsung membalikkan tubuhnya lalu masuk kedalam toko.
“ hei Dave, eh, itu.. tadi cewek yang pernah lu senggol baru saja keluar dari sini, kalian tidak bertemu? “ sapa mas Dino, ia bisa mengetahaui kejadian penyenggolan diantara Dave dan Hyull dikarenakan Dave menceritakan kepadanya sekalian mencari tahu siapa wanita yang ia senggol.
“ oh ya? Ah.. kami tidak bertemu. Mas, main catur yuk, gw bosan. “ Dave dan Dino sebenarnya teman bermain futsal, begitu juga dengan Kyunn, mereka bermain futsal jika diajak dengan pria-pria yang ada dikomplek ini, tujuan awalnya sih biar terlihat akrab, tapi semua itu berhasil, buktinya pertemanan Dave dan Dino tetap berjalan walaupun umur mereka jauh berbeda.
“ kenapa ya, apa gw terlihat seperti mas bakso? Sampai-sampai kalian memanggilku mas? Come on.. gw masih muda kali..! “ sebal terus-terusan dipanggil mas dengan Hyull dan juga dave.
“ kalian? Siapa lagi? “ tanya Dave yang tidak mengerti dengan maksud ‘kalian’
“ ia kalian.. lu dengan Hyull! Yasudah lah, sini duduk, gw mau lawan lu main catur, gw lagi emosi, pastikan diri lu untuk siap menghadapi kekalahan Dave! “ masih dengan tampang kebingungan, Dave pun siap melawan mas yang satu ini. Pertandingan benar-benar sengit, keduanya sama-sama memiliki keahlian yang luar biasa, mas Dino yang sedang emosi benar-benar semangat untuk mengalahkan Dave, tapi Dave tidak begitu sesemangat mas Dino, dia bermain layaknya bersama anak SD, tepatnya, disini Dave mencoba menyamakan keahliannya dengan mas Dino, tepatnya Dave sangatlah ahli bermain catur bahkan bisa lebih baik dari pada ini.
Ttarr Ttarr! (suara petir)
“ Hyull? “ batinnya.

     Hyull masih saja santai berjalan seorang diri, sudah lama ia tidak berjalan dimalam hari seorang diri seperti ini, sebenarnya malam hari yang gelap dilengkapi dengan anginnya yang menusuk tulang sangatlah tidak baik, tapi Hyull tetaplah menyukai hal itu. Ia masih mengingat masa-masa ia disaat bersama orang tuanya, disaat itu ia masih berumur 12 tahun, ia sedang berjalan bersama ayah dan ibunya, mereka makan jagung dipinggir kebun teh, mereka hanya bertiga dikarenakan pada saat itu Kyunn sedang kuliah di Bandung. Orang tuanya yang sangat menyayanginya, sangat mencintainya, menjaganya dengan sepenuh hati, tapi sayang kenyataanya sekarang Hyull hanya berjalan sendiri, menikmati angin malam sndiri, kedinginan sendiri, seorang diri.
Sesuatu mengalir dipipinya, ia menangis.
“ tidak, apa-apaan ini, gw gak boleh nangis. “ walaupun ia mencoba sekuat mungkin untuk tidak menangis, air matanya tetaplah mengalir. Ia mencoba berlari, tetap mengalir, ia berhenti berlari, terdiam dan terus menangis walaupun tanpa suara isakan, keadaannya benar-benar buruk, ia benar-benar terlihat lemah, bahkan untuk berjalan sangatlah lemah.
“ tidak.. gw kuat, gw kuat, gw kuat! “ ia genggam kedua tangannya, ia paksa dirinya untuk melawan kesedihan ini, kali ini ia benar-benar berdiri dengan kukuh, dan ia kembali berjalan dan terus berjalan sampai akhirnya ia tiba didepan rumahnya.
Ttarr! Ttarr! (suara petir)

     Dave yang mengkhawatirkan Hyull dengan tergesa-gesa berlari menuju rumahnya Hyull, bahkan ia melupakan mobilnya yang masih terparkir di depan toko, sudah tidak ada waktu untuknya memikirkan mobil, yang dipikirkannya hanyalah keadaan Hyull, karena dia lah yang selama ini selalu bersama Hyull disaat hujan melanda, ia tahu betul bagaimana keadaan Hyull jika hal seperti ini terjadi, walaupun mereka baru saja saling kenal, tapi itu tidak lagi terlihat, Dave benar-benar panik. Hujan turun dengan deras, bahkan sangat deras, tapi Dave masih saja berlari dan terus mencari Hyull, seluruh tubuhnya sudah basah diguyur hujan, mukanya yang pucat tertutupi dengan rambutnya yang sedikit menutupi mata, ia masih terus mencari Hyull, ia yakin, Hyull pasti sangat ketakutan, Hyull bahkan tidak sanggup bergerak jika hujan turun, suara petir tadi pasti terlalu keras untuknya.
“ Hyull, lu dimana.. Hyull...! gw harap lu sudah berada dirumah, tapi kenapa gw gak tenang begini? Hyull.. “ batinnya, Dave benar-benar gelisah, ia percepat larinya.. “ Hyull!!!” terlentang begitu saja didepan pagar rumahnya, mukanya benar-benar pucat, Hyull sudah tidak sadar, ia pingsan. Dave langsung mengangkatnya kedalam pelukannya, setelah itu ia bawa Hyull ke teran rumahnya, disaat ia mau membuka pintu rumah, terkunci. Ia langsung mencoba mencari kunci tersebut dikantong celana Hyull, tidak ada. Dimana kuncinya?
Buumm..Buumm..
Terdengar suara mobil didepan pagar, pagar terbuka dengan cepat dan muncullah seorang pria dari balik pagar. Kyunn.
“ loh, kamu? “ Kyunn kaget setelah melihat Dave berada didepan pintu rumahnya, dan disaat ia melihat siapa yang berada dipelukan Dave..
“ Hyull! “ dengan cepat ia berlari mendekati Hyull. “ ada apa ini? “ wajahnya langsung menegang, benar-benar panik.
“ buka pintu rumah ini dulu, diluar sangat dingin.. “ perintah Dave yang sama sepertinya, sama-sama cemas.
“ ah, ba,baiklah! “ ternyata kunci rumah mereka berada di vas bunga yang terdapat di atas meja tepatnya disamping pintu. Setelah pintu berhasil dibuka, Dave langsung membawa Hyull kedalam kamarnya dan Kyunn juga mengikutinya.
“ mobil kakak bukannya masih diluar, bagaimana kalau saya yang masukkan ke teras? Jadi kakak bisa langsung mengurus Hyull.. “ tawaran Dave memang sangat membantu, Kyunn yang sepertinya sudah mempercayai Dave dengan mudah menyerahkan kunci mobilnya. Kyunn dan Dave ternyata sebelumnya sudah saling mengenal dikarenakan berlatih futsal bersama dengan penghuni rumah dikomplek ini juga. Dave pun segera menuju mobil Kyunn lalu memasukan mobilnya ke teras rumahnya, tidak lupa juga ia menutup pagar rumahnya. Kini ia sedang terduduk di ruang tamu, keadaanya benar-benar menyedihkan, seluruh pakaiannya basah, mukanya pucat, ia kedinginan, tapi ia belum bisa meninggalkan rumah ini begitu saja, dia harus menjelaskan kepada Kyunn apa yang sebenarnya baru saja terjadi, dia juga harus tahu bagaimana keadaan Hyull sekarang, ia memilih untuk tetap menunggu.

next part 4.

3 komentar:

Unknown said...

lanjut min

muchlis said...

hahahahhasanggup ia tulisnya kren kren

Unknown said...

thanks guy!