Kyunn sangat mencemaskan keadaan Hyull, dia bahkan tidak bisa menenangkan tubuhnya yang sedari tadi bergetar ketakutan, saat ini Kyunn benar-benar merasa bersalah, dia telah lalai dalam menjaga adiknya ini, dimana tinggal Hyull lah keluarganya yang tersisa. Ia benar-benar merasa bersalah sekaligus ketakutan akan kehilangan Hyull.
“ gw baik-baik aja.. “ ucap Hyull seakan bisa membaca
pikiran Kyunn, Hyull baru saja tersadar dari pingsannya. Pakaian hangat yang
baru saja Kyunn pakaikan ketubuhnya benar-benar sangat membantu.
“ kamu, kamu baik-baik saja? Kamu, terluka? Katakan
kepadaku, apa yang sakit, apa? “
“ sudah gw katakan, gw baik-baik saja.. gw Cuma perlu
istirahat.. “
“ maafkan aku Hyull, maafkan aku.. “ Kyunn benar-benar
tidak bisa membendung rasa bersalahnya sampai-sampai air mata mengalir lembut
dipipinya. Pekerjaan membuatnya tidak mempunyai banyak waktu untuk bersama
Hyull.
“ ganti baju kamu kak, nanti kamu sakit.. “
“ kamu, kamu yang sakit kenapa masih memikirkan
keadaanku! Hyull, tolong, jika kamu merasa sakit, katakanlah padaku, aku.. “
“ aku tidur dulu, aku akan baik-baik saja jika aku
tertidur “ Hyull langsung memejamkan matanya untuk meyakinkan Kyunn bahwa
dirinya baik-baik saja.
“ Hyull.. aku sayang kamu..” ucap Kyunn dalam hati. Kyunn
beranjak dari kamar Hyull menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya yang basah
akibat diguyur hujan.
“ astaga, pria ini. “ ia kaget ketika melihat Dave
tertidur diatas sofa ruang tamunya, Kyunn bahkan melupakan kehadiran Dave
disini. Ia langsung mengambil beberapa pakaian dan juga selimut untuk diberikan
kepada Dave.
“ hey, kamu bangunlah.. “ Kyunn mencoba membangunkan
Dave.
“ ah, i,iya. “
“ ganti pakaianmu, nanti kamu sakit jika terus memakai
pakaian basah itu, eh, tapi maaf sekali, kami tidak memiliki kamar lebih, kamar
tamu masih sangat berantakan, jika kamu mau, kamu bisa tidur dikamarku.. “
“ ah tidak usah, saya bisa tidur disofa ini, kalau
begitu, saya ganti pakaian dulu.”
“ baiklah. “
Suara ayam
terdengar seakan membelai telinga dengan keras, matahari mulai memberanikan
diri untuk memancarkan sinarnya, malampun berubah jadi pagi. Kyunn baru saja terbangun,
kegiatan Kyunn dipagi hari yaitu membuka pintu rumahnya dan juga jendela,
menghirup udara dipagi hari, sedikit bersenam-senam..
“ dia sudah bangun? “ pikir Kyunn setelah melihat sofanya
dengan selimut yang terlipat rapi diatasnya. Kyunn langsung membuka pintu
rumahnya, tidak terkunci, seseorang telah membuka kuncinya.
“ selamat pagi.. “
sapa Dave sopan, ternyata Dave sedang duduk santai diatas ayunan yang terdapat
di halaman rumah.
“ kamu sedang apa? “
“ saya sedang menikmati udara pagi.. “
“ kamu baik-baik saja kan? Semalam seluruh
tubuhmu.. “ tanya Kyunn yang sudah duduk diayunan bersampingan dengan Dave. “
“ uhukk, uhukk! “ Dave terbatuk.
“ kamu, apa kamu mulai terserang flu?
Tunggu sebentar biar saya ambilkan obat dan minuman hangat. “
“ tidak, tidak usah, terima kasih. Saya
sudah mau pulang, saya meninggalkan mobil di toko kaset, saya harus segera
mengambilnya. saya permisi dulu, sampaikan salam saya kepada Hyull, sampai
jumpa.. “ pamitnya yang seperti tergesa-gesa.
“ ah Dave, kamu bisa menggunakan
panggilan lu gw, tidak perlu formal-formal begitu.. anggap saya kakakmu. “
“ ah.. haha, baiklah terimakasih. “
Dave pun berjalan menuju toko kaset, ternyata mobilnya masih terparkir indah di
depan toko, pada saat itu kebetulan sekali Mas Dino berada didepan toko, ia
terlihat sedang duduk santai sambil membaca koran. Dave langsung menghampirinya
dan duduk dikursi yang terdapat disamping Mas Dino.
“ lu, kenapa? Bibir lu, naik banget. “
sapa lucu Mas Dino, Dave yang tiba-tiba hadir dengan senyuman sumringah,
sedikit memperlihatkan lesung pipinya yang selama ini bersembunyi dibalik daging,
baru kali ini Dave memperlihatkan senyuman terindahnya walau baru Mas Dino yang
melihatnya. Dave terkenal dingin, tapi sebenarnya ia tidak sadar, selama ia
bersama Hyull, ia boros dengan senyuman, Dave, kapan kamu akan menyadarinya?
“ kenapa, terlalu tampan? “ begitu pede
walaupun sebenarnya benar.
“ ia, terlalu tampan. Tapi, mungkin
dikarenakan kacamata gw yang mahal ini, semua yang gw lihat akan terlihat
indah. Ya, gw rasa begitu. “ canda Mas Dino yang selalu berhasil membuat Dave
ingin tertawa, ingin ya, hanya ingin.
“ ah, akui saja kalau gw memang
tampan.. Mas, makasih ya uda jagain mobil gw, semalam gw sampai lupa dengan
mobil ini. “
“ hem.. sebelumnya, tolong ceritakan
sama gw dulu, tadi malam lu kemana? Sehabis terdengar suara petir, langsung
lari aja. Jangan-jangan lu pahlawan dalam
kehujanan lagi! “ (palawan dalam kegelapan kali...)
“ ah.. itu, gw ada sedikit urusan..
uhukk uhukk “ disaat ia berbicara, ia kembali terbatuk, sepertinya Dave mulai
terserang flu dan batuk.
“ lu sakit? Mau gw buatkan minuman
hangat? “ tawar Mas Dino yang sudah bersiap untuk berjalan menuju dapur
tokonya.
“ tidak, tidak perlu, terimakasih.
Sepertinya gw pulang sekarang saja, mau istirahat dirumah. Gw pamit dulu ya
Mas, sekali lagi makasih. “ Dave beranjak menuju mobilnya, ia sempatkan untuk
memanaskan mesin mobilnya sejenak lalu pergi.
“ Mas..Mas.. sepertinya gw harus
cepat-cepat melamar anak orang nih, gak enak banget dipanggil Mas dalam keadaan
jomblo begini, huh, nasib..nasib.. ” keluhnya, koran yang tadinya ia baca kini
disulap menjadi bola, tetapi tidak jelas bola apa, bentuknya kurang sempurna,
sesuai dengan suasana hati Mas Dino saat ini, sempurna galaunya.
Dua hari berlalu sudah, sepertinya cukup untuk Hyull beristirahat, hari
ini ia pastikan untuk kembali kuliah, ia tidak mau ketinggalan pelajaran hanya
karena penyakit yang sebenarnya sangat ia benci, benar-benar ia benci.
“ kamu yakin mau kuliah, gak istirahat
dulu? “ sejujurnya Kyunn masih takut membiarkan Hyull berkuliah, ia takut hal
buruk akan menimpa adik kandungnya ini.
“ istirahat untuk apalagi? Untuk
selamanya? (mati dong!) “
“ Hyull, aku serius, aku gak sanggup melihat
kamu seperti.. “
“ seperti apa? Kyunn, dengar gw,
kemarin gw kelelahan, jadi dimaklumkan saja. Sudah cukup keresahan lu itu, lu
terlalu berlebihan, tenang saja, gw bisa jaga diri gw sendiri, lu ingat,
dulunya gw selalu sendiri bukan? Mama papa kerja, gw ditinggalkan sendiri begitu
saja, hanya disaat malam tiba, disaat mereka pulang dari kantor, disitulah gw
baru bisa berkumpul bersama mereka, gw juga sudah sering pingsan dan tersadar
dengan sendirinya, kurasa lu gak tahu semua itu dikarenakan lu kuliah disini,
tapi gw rasa lu juga gak perlu tahu, walaupun sekarang lu sudah keburu
mengetahuinya, lu hanya perlu melupakan apa yang baru saja gw katakan, yang
perlu lu ingat cuma satu, gw kuat, gw kuat Kyunn. “ suaranya bergetar, Hyull
sangat baik dalam menahan emosi, walau matanya tak dapat berbohong,
“ Hyull.. mereka perlakukan kamu
seperti itu? “ Kyunn kaget mendengar pernyataan Hyull, jadi selama ini Hyull
kesepian? Dari kecil Kyunn memang sudah hidup mandiri, orang tuanya mengirimnya
ke bandung untuk bersekolah, ia melanjutkan sekolah dasarnya disana, alasan
orangtuanya yaitu tidak sanggup membayar uang sekolahnya, awalnya dibandung
Kyunn dititipkan pada pamannya tepatnya adik dari ayahnya, namun disaat kedua orangtuanya meninggal dunia
dikarenakan kecelakaan mobil, pamannya menelantarkannya, syukur pada saat itu
ia sudah hampir menyelesaikan kuliahnya, Kyunn juga sudah memiliki banyak
tabungan karena selama ia kuliah, ia juga memiliki beberapa kerjaan sampingan
disebuah perusahaan ternama dibandung, Kyunn termasuk mahasiswa berbakat karena
itu ia dapat dengan mudah diterima di perusahaan itu, dan kini, Kyunn merupakan
salah satu pengusaha termuda yang di bandung.
“ lupakan, lupakan Kyunn, lupakan! “
Hyull mengatakannya dengan sedikit teriakan, sudah lama ia menyimpan rahasia
ini, ia tidak ingin ada orang yang tahu tentang masa lalunya termasuk kakaknya
sendiri. Hyull terlihat berantakan, rambutnya yang tadinya rapi kini sudah
berantakan dikarenakan Hyull memukul-mukul kepalanya, ia berusaha mungkin untuk
melupakan masa lalunya, terutama...
12 tahun yang lalu..
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB, tapi kedua orangtuanya
tidak kunjung pulang, Hyull sudah menunggu lama, kebetulan esok hari minggu,
jadi ia tidak perlu tidur cepat. Karena bosan menunggu orang tuanya dirumah
seorang diri, ia pun memutuskan untuk menunggu kedua orangtuanya di warung
jangung bakar dimana tempat mereka sering menghabiskan waktunya bersama disana.
Malam ini suhu udara sangat dingin, Hyull yang hanya mengenakan kaos tangan
panjang dan jeans sudah tidak sanggup menahan nakalnya udara malam, tetapi dari
pada sendirian dirumah ia lebih memilih duduk kedinginan di warung itu, ingin
sekali ia memesan minuman hangat, namun pada saat itu ia tidak memiliki uang, cara
satu-satunya agar dirinya tetap hangat yaitu dengan cara melipat kedua kakinya
dan juga melipat tangannya didepan dada. Tanpa sadar, jantungnya berdetak tak
karuan, ia juga tidak tahu kenapa, pastinya sulit baginya untuk mengontrol
detak jantungnya. Angin kencang kembali berhembus, suhu udara bertambah dingin,
tidak lama kemudian hujan turun dengan deras, tapi Hyull malah terhibur dengan
hujan itu, ia malah senang memainkan tetesan air hujan itu, sedikit
menghilangkan bosan. Menghitung tetesan air hujan, mendengar nyanyian hujan
yang terdengar akrab ditelinganya, belaian angin nan dingin kini bahkan terasa
akrab baginya, ya, Hyull menyukai hujan. Dulu disaat Hyull berumur 7 tahun, ia
sempat menjauhi hujan dikarenakan sebuah kecelakaan yang dialami Kyunn, namun 2
tahun kemudian tepatnya disaat ia beumur 9 tahun, ia bisa mengontrol kembali
rasa takutnya terhadap hujan dan mulai mencintai hujan, baginya hujan adalah
pengibur hati disaat ia kesepian.
“ Hyull... kenapa kamu disitu? Kenapa
kamu tidak menunggu dirumah? “ teriak seorang wanita tua diseberang jalan.
“ mama, aku menunggu kalian, kesinilah,
belikan aku minuman hangat, aku sungguh kedinginan.. “ teriaknya kembali sambil
tetap berada dibawah warung agar terlindung dari hujan.
“ baiklah, tunggu disitu, mama dan papa
akan segera menghampirimu. “ tepat disaat kedua orang tuanya menyebrangi jalan
untuk menemuinya, sebuah mobil truk dengan ukuran besar menabrak orangtuanya dengan
keras, sekejap suasana menjadi hening, begitu juga dengan Hyull, ia terdiam,
jantungnya juga seakan terdiam, berhenti berdetak, tubuhnya lemas, ia masih tidak
percaya dengan apa yang ia lihat.
“ ada apa ini, mobil itu menabrak mama
dan papa? “ tanyanya polos, sedangkan masyarakat yang pada saat itu masih
berada dalam warung sudah pada berlarian melihat tubuh kedua orangtuanya yang
ternyata sudah tak bernyawa lagi. Dan Hyull, ia belum juga beranjak dari warung
itu, ia masih mengulang ingatannya tepat disaat truk itu menabrak orang tuanya,
ia terus mengulang ingatannya, hingga akhirnya ia terjatuh tak sadarkan diri.
Pagi hari yang cerah, udaranya yang
segar ditambah pemandangan kebun teh yang hijau benar-benar memanjakan mata,
tapi semuanya terlihat abu-abu baginya. Hyull duduk seorang diri diatas
gembulan tanah liat yang sudah mengering, kemarin, orang tuanya dikebumikan,
tapi sayangnya, Kyunn tidak sempat melihat jenazah kedua orangtuanya karena
tetangga orang tuanya sulit untuk mendapatkan nomor teleponnya, dan setelah
sehari dimana orang tuanya dikebumikan, barulah Kyunn dapat dihubungi. Saat ini
Hyull sedang menunggu kedatangan Kyunn dan memilih menunggu ditengah kebun teh,
tempat ini merupakan tempat favoritnya, dimana ia bisa merenungkan kesepiannya
disaat orang tuanya pergi bekerja, dan kini, ia kembali memilih untuk menunggu
Kyunn disini, entah Kyunn masih ingat atau tidak, ia sudah tidak
memperdulikannya lagi, kali ini orangtuanya pergi untuk selamanya, tidak ada
lagi yang harus ia tunggu, mungkin, hanya Kyunn yang bisa ia tunggu.
“ Hyull.. “ suara itu, mengiingatkannya
dengan suara ayahnya, Kyunn memang dianugerahkan suara yang hampir sama dengan
suara ayahnya.
“ kak.. kamu kenapa terlambat, aku
takut kamu juga akan pergi meninggalkanku.. “ air mata turun dengan deras
hingga membasahi pipinya, sejak tadi Hyull takut akan mengalami hal yang sama,
ia takut menunggu orang yang tidak akan datang, untuk selamanya, dan disaat ia
melihat Kyunn berdiri dihadapannya, kecemasannya terlepas sudah seiring terlepasnya
airmatanya.
“ kamu baik-baik saja? “ tanya Kyunn
yang kini sudah memeluknya dengan erat.
“ aku rapuh kak, kini kita tidak
memiliki mama dan papa lagi, bagaimana ini kak? Aku tidak bisa hidup tanpa
mereka, kak.. jawab aku, beri aku sebuah kepastian, aku.. “
“ masih ada kakak, ingatlah, masih ada
kakak Hyull.. “ Kyunn sedari tadi mencoba menahan airmatanya, namun kini
membiarkan airmatanya menguasai pipinya.
“ kak.. kenapa mereka harus pergi
meninggalkan kita? “ tangisan Hyull semakin keras dan semakin menyayat hati
Kyunn.
“ karena mereka harus pergi Hyull! “
jawab Kyunn tegas dan berhasil membuat Hyull terdiam menatapnya.
“ apa katamu? Terus bagaimana dengan
kita? “
“ inilah jalan hidup kita, bagaimana
kita selanjutnya? kita harus menjalaninya, jadi berhentilah menangis.. “
kalimat itu kini berhasil menghentikan tangisan Hyull.
Setelah kecelakaan itu merenggut kedua
orangtua mereka, tinggallah mereka berdua, awalnya Kyunn berniat mengajak Hyull
tinggal bersamanya di bandung, tapi Hyull menolak, ia ingin menyelesaikan
sekolah menengah pertamanya dulu, dia juga belum bisa meninggalkan rumahnya
yang masih meninggalkan banyak kenangan. syukur sekali ada tetangga yang baik
hati dan mau menampung Hyull untuk tinggal bersamanya, sesekali Hyull tidur
dirumah orangtuanya dan sekalian membersihkan rumah itu, tapi dikemudian hari,
keadaan puncak yang sering hujan membuatnya tidak sanggup tinggal lebih lama
disana, kecelakaan malam itu membuat Hyull kembali mengingat kejadian 5 tahun
silam dimana Kyunn juga mengalami kecelakaan. Yang sangat disayangkan, hujan
selalu mengiringi kecelakaan itu, karena itulah timbul rasa benci yang pada
akhirnya berakhir menjadi rasa takut yang berlebihan terhadap hujan. ketika ia
berumur 14 tahun, barulah ia memilih untuk meninggalkan puncak dan memutuskan
untuk tinggal bersama Kyunn. Keadaan pun berubah. Kyunn sudah bekerja disalah
satu perusahaan ternama di bandung, hidupnya sudah lebih dari cukup, dan kini,
mereka mengubah segala keterpurukan itu. Kyunn mulai mengenalkan Hyull dengan
dunia basket, ia memasukan Hyull ke salah satu club basket terkenal di bandung,
disitulah Hyull mulai mendapatkan kepercayaan dirinya.
Dan sekarang, 12 tahun kemudian.
Hari ini kampus tidak begitu ramai,
mulai hari ini mahasiswa tengah didalam minggu tenang, seminggu lagi mereka
akan menjalani ujian tengah semester, kebanyakan mahasiswa yang hadir hanya
untuk bermain atau ada kelas tambahan. Seperti yang dilakukan Hyull, kelas
mereka mendapatkan kelas tambahan, Hyull yang sering bolos pun memutuskan untuk
hadir. Keadaan kelas sangat ramai, seperti biasa Hyull memilih tempat duduk
paling belakang, sudut.
“ Hyull, minggu tenang ini lu mau
kemana? Ikut gw ke puncak yuk, sudah lama gw gak kepuncak! “ tanya Siva yang
sedari tadi sudah duduk disampingnya, pertanyaan Siva membuat Hyull terdiam. “
Hyull! “ bentaknya.
“ suara lu! Iya gw dengar. “
“ terus? “
“ terus? “ tanya Hyull kembali.
“ ya terus apa? Lu mau ikut gak? “
kesalahan Hyull karena dari awal dia tidak pernah menceritakan masa lalunya
itu, tepatnya masa lalunya di puncak yang suram. Mungkin jika Siva
mengetahuinya, ia tidak akan melakukan hal ini.
“ gak, gak akan. “
“ loh, kenapa? “
“ karena gw.. “ Hyull hendak menjawab.
“ Hyull, kecilkan suara kamu! Kalian
ini, kapan sih saya bisa tenang masuk kelas ini? Berisik banget! “ disela Hyull
hendak menceritakan masa-masa suramnya, si kumis alias dosen yang tiba-tiba
datang berhasil menghentikan niatnya. Mereka pun memulai perkuliahan ini.
“ Hyull, karena apa? “ bisik Siva yang
dibuat penasaran oleh pernyataan Hyull.
“ Siva.. kamu niat masuk jam saya atau
tidak? “ tegur si dosen kembali seakan memiliki kuping dengan kepekaan yang
luar binasa(luar biasa!).
“ i,iya pak.. “ ia hanya menunduk
mengakui kesalahannya.
“ hari ini kita kuis, hadir semua kan?
“ si dosen berhasil membuat seluruh isi kelas kaget(manusianya saja!), kuis
mendadak sangat mereka benci, kumpulan anak-anak malas sangat membenci yang
namannya KUIS!
“ yah pak.. mendadak banget pak! “ seru
satu kelas.
“ yang saya tanya, apa hari ini hadir
semua? “ tegasnya.
“ Dave tidak hadir pak! “ jawab Peter
yang merupakan mahasiswa terpintar dikelas ini.
“ apa alasannya? “
“ saya tidak tahu pak, tidak ada kabar.
“
“ baiklah kalau begitu, biarkan saja,
nanti jika kau bertemu dengannya, suruh ia jumpai saya. Kuis kita mulai! “
Sore ini angin lumayan kencang, langit juga menunjukkan tanda-tanda
monster mau turun(menurut Hyull..), Hyull yang tidak berani melangkahkan
kakinya keluar dari gedung pun memutuskan menunggu Kyunn di lobby kampus, Siva
masih setia menemaninya menunggu sang kakak tiba, ya, Siva tahu bahwa Hyull
phobia hujan, hanya saja ia tidak tahu penyebabnya, dan ia juga tidak pernah
menanyakan hal itu.
“ makasih ya mau temani gw, Kyunn lama
banget sih! “ tanyanya sambil sesekali bersin, angin begitu menusuk, membuatnya
tidak dapat menahan dingin yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
“ Hyull, lu baik-baik saja kan? Muka lu
pucat.. “ tanya Siva yang baru saja menyadarinya.
“ ah, gw gak kenapa-kenapa, biasa ini..
“
“ kakak lu udah jalan belum? Keburu
hujan neh, kalau lu pingsan, gw juga yang repot.. “
“ dasar lu, perhitungan banget sama
teman, lu seret juga gak kenapa-kenapa! Ah, itu dia datang.” Sedan putih melaju
dengan indah menuju pintu lobby, semua mata terperangkap olehnya, salah, bukan
mobilnya, tetapi oleh manusia yang keluar dari dalamnya. Kyunn yang mengenakan
kemeja putih berlengan panjang, ditambah dengan bentuk badannya yang atletis
membuat penampilannya yang sebenarnya sederhana menjadi sangat menawan, sexy guy!
“ sorry Hyull, aku tadi rapat dengan
client sebentar, jadi sedikit telat jemput kamu. “ ucapnya setelah memeluk
Hyull, hal yang paling sering ia lalukan disaat berjumpa dengan adiknya itu.
“ ih, lu gak liat ini kampus? Malu.. “
“ kamu malu, dasar kamu! “ Kyunn
menjitak pelan kepalaanya. “ ah, ini teman kamu? “ tanya Kyunn setelah
menyadari bahwa ada mahluk lain disamping Hyull.
“ iya, ini Siva.. “ Hyull hendak
mengenalkan Siva kepada Kyunn, tetapi kemauannya terhenti setelah melihat
ekspresi Siva, pipi Siva memerah, ia terus-terusan merapihkan rambut dan
pakaiannya, ia juga tidak lupa menyemprotkan parfum disela Hyull dan Kyunn
mengobrol.
“ uhuk uhuk! Hum.. gak enak banget
aroma parfum lu! Lagian ngapain sih mau hujan pakai nyemprot-nyemprot parfum
segala! “ aroma parfumnya begitu menyengat, sehingga dapat dengan mudah
disadari oleh Hyull. Kyunn yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku Siva
hanya tersenyum geli. Siva yang tidak berniat menjawab pertanyaan Hyull malah
menggeser Hyull menjauh darinya dan membiarkan ia mengobrol dengan Kyunn berdua
saja.
“ hem.. kenalkan nama saya Siva..
Karina Siva.. kakak, eh, maksud saya kamu.. kamu.. baru pulang kerja ya? “
genit, Siva benar-benar genit. Sepertinya Siva tertarik kepada Kyunn, jelas
saja, tidak hanya Siva, masih banyak mahasiswi yang menatap Kyunn, hanya saja
Kyunn tidak memperdulikannya. Kyunn hendak menjawab pertanyaan Siva namun Hyull
keburu memotongnya.
“ sudahlah, lu gak perlu menjawabnya,
kita harus segera pulang, keburu hujan turun. Dan lu, makasih uda mau temani
gw. “ jawabnya seraya mendorong Kyunn masuk kedalam mobil. “ satu lagi, gw gak
suka lu genit begitu, apalagi sama kakak gw, camkan! “ tambahnya ketika hendak
masuk kedalam mobil, sekejap mobil putih nan mewah itu sudah menghilang dari
hadapan Siva.
“ dasar Hyull, pelit! Kalau tahu
kakaknya secakep itu, gw gak segan-segan untuk datang kerumahnya, uh... cakep
banget! “ muncul sudah rencana-rencana briliant
ala Siva si ratu genit.
“ kamu sudah berterimakasih dengan
Dave? “ kata Kyunn sambil menyetir.
“ belum, tadi gw berniat untuk
berterimakasih padanya, tapi dia tidak hadir, tanpa kabar lagi. “ jawabnya
sambil menghela nafas.
“ benarkah? Atau mungkin ia benar-benar
terserang flu berat? “ pikir Kyunn sambil mengingat kejadian beberapa hari yang
lalu disaat ia mendapatkan Dave duduk diatas ayunan yang berada dihalaman
rumahnya, Kyunn masih dapat mengingat dengan jelas bahwa disaat mereka
mengobrol Dave sempat beberapa kali terbatuk, namun Dave langsung mengatakan
bahwa itu hanya flu biasa.
“ kenapa lu gak bilang dari awal!
Kyunn, putar balik mobilmu, antarkan aku ke klinik kakaknya.” Kyunn langsung
melakukan perintah adiknya dan mengikuti arahan dari Hyull. Setiba Hyull
didepan klinik, ia meminta Kyunn untuk meninggalkannya sendirian dan tanpa
perlawanan Kyunn pun langsung melajukan mobilnya meninggalkan Hyull sendiri
didepan klinik. Hyull memperhatikan keadaan klinik yang pada saat itu sedang
sepi, ia memberanikan diri untuk masuk kedalam dan mencari dimana kakaknya Dave
berada. Setiap ruangan sudah ia telusuri, tetapi ia tetap tidak mendapatkan wujud
wanita itu.
“ apa klinik ini sedang tutup? Jika
benar, kenapa pintunya tidak terkunci? Jangan-jangan! “ terlintas dipikirannya
sesuatu yang menakutkan yang pastinya menyangkut wanita itu, ia ingat, masih
ada ruangan diatas, dengan cepat ia berlari menelusuri anak tangga, tidak lagi
merasakan lelah, hanya kepanikanlah yang ia rasakan, terdapat sebuah kamar
dengan pintu yang terbuka bebas, perlahan ia berjalan berniat memasuki ruangan
itu dan ia temukan sesosok wanita, wanita itu sedang merapihkan pakainnya lalu
menyusunnya kedalam sebuah koper yang terdapat diatas kasur. Setelah sadar
bahwa ada orang yang memperhatikannya dari belakang, wanita itu kaget bukan
main.
“ kamu? Bagaimana bisa? “ teriaknya.
“ ma,maaf.. pintu klinik tidak
terkunci, papan open juga masih terpampang jelas, makanya saya masuk saja,
terus disaat saya lihat kakak tidak ada ditempat kerja, saya pikir.. “ Hyull
menghentikan kalimatnya, ia malu untuk mengetahui pemikiran naifnya itu.
“ kamu kira kakak terluka? Ahahha...
ah, namamu Hyull bukan? Duduklah. “ tawanya membuat segala penat Hyull
menghilang, Hyull sudah bisa bernafas lega, ia pun mengangguk seraya duduk
disofa yang terdapat didepan kasur.
“ kamu, mencari Dave? “ tanya wanita
itu seakan mengetahui maksud dari kedatangannya.
“ ya? Bagaimana kakak bisa tahu? “
“ panggil saya Divane, Divane Anderson.
“ akhirnya wanita itu memberitahu namanya kepada Hyull, susah baginya
memberitahu namanya bahkan nama panjangnya. Divane Anderson merupakan nama
aslinya, dan Anderson adalah nama keluarga besar mereka, begitu juga dengan
Dave Anderson. Anderson berasal dari nama kakek mereka yang aslinya merupakan
penduduk asli dari negara kangguru yaitu Australia. Mr.Anderson selaku ayah
dari Dave meninggalkan pekerjaannya di negara kangguru itu demi mengejar
cintanya di indonesia yang pastinya yaitu neneknya Dave. Sampai akhirnya mereka
menikah dan memutuskan tetap tinggal indonesia tepatnya di Bali.
“ Divane Anderson? Wah.. nama yang
indah. “ ia tertegun mendengar nama itu, nama yang sebenarnya tidak bisa Divane
katakan kesembarang orang, itu artinya, Divane bisa mempercayai Hyull. Dibalik
nama Anderson terdapat sebuah rahasia dimana tidak ada satupun dari keluarga
mereka yang boleh mencerikakannya kepada siapapun, walaupun Divane telah
mengatakannya kepada Hyull, Divane juga mengingatkan Hyull untuk tidak
mengatakan nama itu kepada siapapun tanpa mengatakan sebabnya, Hyull yang
merasa tidak perlu mengetahui permasalahannya hanya menggangguk yang berarti
mengiyakan.
“ Hyull, bukankah kamu mencari Dave? Kalau
begitu ikutlah denganku ke bali. “
Suara ombak sangat memanjakan telinga Dave, seruan daun kelapa seakan
mengiyakan pemikirannya. Seru tawa turis-turis asing semakin membuatnya
merindukan tempat ini, rumah neneknya.
“ kamu tersenyum Anderson? “ sapa
wanita tua sambil membawa beberapa makanan ringan dan meletakkan diatas meja
yang letaknya tepat disamping Dave.
“ nenek, selama ini kamu melarang kami
mengatakan nama itu, kenapa kamu melakukannya! “ ucapnya sedikit terkagetkan
oleh sikap neneknya.
“ aku hanya sedang merindukan kakekmu,
wajahmu mengingatkanku padanya, kamu benar-benar dianugerahkan wajah yang
sangat mirip dengannya, bahkan ayahmu tidak mendapatkannya. “ terlihat air mata
meluncur manja dipipinya yang sudah mengkerut itu, dengan cepat wanita itu
menghapusnya, ia tidak berniat untuk mengingat masa-masa indah disaat masih
bersama suaminya, disaat suaminya masih menemaninya, disaat suaminya belum
perginya meninggalkannya untuk selamanya.
“ sudahlah nek.. aku kesini bukan untuk
melihat air matamu, yang kubutuhkan yaitu senyumanmu, aku sangat merindukan
itu.. “ ia memeluk wanita itu untuk yang sekian kalinya. Ia sangat menyayangi
neneknya lebih dari ia menyayangi ibunya. Ya, ia lebih menyayangi neneknya.
“ makanlah ini, nenek sudah lama mempersiapkan
snack ini, kerupuk rumput laut kesukaanmu. “
Makanan Dave dari kecil sampai
sekarang, dan kenyataan menjawab bahwa hanya neneknya lah yang selalu ingat
dengan makanan ini, pernah sesekali Dave meminta Buk Efi untuk membuatnya,
namun rasa tetap saja tidak seenak buatan neneknya, tetapi walaupun begitu, ia
tetap menghargai kerja keras Buk Epi, dari pada ibunya, yang sama sekali tidak
pernah berniat memberikan apapun kepadanya kecuali uang.
“ makasih, kamu pantas menjadi nenekku,
neneknya Dave Anderson. “ serunya dengan nada yang lumayan kuat.
“ hus, kecilkan suaramu! “
“ oh iya, aku kelepasan nek. “
“ ahahha.... “ tawa mereka dengan cepat
terhentikan setelah melihat sosok Divane.
“ kakak! “ seru Dave yang sepertinya
sudah melupakan kejadian bebrapa hari yang lalu.
“ kamu datang juga, nenek kira kamu
tidak akan datang menemui nenek.. “
“ aku rindu padamu nek.. “ katanya
seraya memeluk wanita tua itu dengan erat, terlihat seperti seorang ibu dan
anak yang sedang memadu rindu.
“ aku juga, aku senang kamu hadir
disini.. hem, sudah duduklah, makanlah ini, ini makanan kesukaan kalian berdua
bukan, kamu masih menyukainya? “ tanya wanita berumur 78 tahun itu seakan ingin mendengar
jawaban yang mengatakan, Ya.
“ tentu saja. “ Divane langsung
menyantap kerupuk rumput laut buatan neneknya itu, begitu juga dengan Dave.
Gerimis turun tanpa sepengetahuan mereka, tanpa ancang-ancang Dave langsung
membantu neneknya berjalan masuk kedalam rumah dan mengantar neneknya kedalam
kamar untuk beristirahat, setelah itu ia kembali menjumpai Divane yang sedang
membantu Tante Dey Anderson menyiapkan makan malam. Dey Andersen merupakan adik
dari ayah mereka, Dey sudah lama menjanda setelah beberapa tahun yang lalu
terjadi sesuatu terhadap suaminya. Dan kini Dey hidup bersama ibunya beserta kedua
putranya yang sudah berumur 10 tahun dan juga 17 tahun.
“ kamu sudah lapar Dave? “ tanya Dey
dengan tangan yang masih memegang pisau.
“ ma, letakkan dulu pisaumu baru
mengobrol dengan orang! “ tegur Denoy selaku putra tertuanya.
“ sudah tidak masalah.. ah, tidak
tante, aku hanya berniat membantu. “ jawabnya sopan.
“ kamu mau membantu? Kalau begitu
bantulah aku menjemput Hyull, ia sedang main di tepi pantai.. “ ucapnya sambil
terus merapihkan meja makan.
“ Hyull? Maksudmu? “ tanya nya kembali
tak mengerti.
“ kakak membawanya kesini.. jemputlah
dia.. “ jelasnya.
“ kenapa tidak bilang dari tadi! “ Dave
langsung menyambar jaketnya dan langsung berlari keluar dari rumah.
“ astaga, aku lupa! “ Divane lupa
dengan Phobia Hyull.
“ kamu kenapa? “ tanya Dey yang tanpa
sadar melepaskan pisaunya dengan hentakan.
“ Hyull phobia hujan.. “
“ Hyull? Siapa dia? “
“ dia kekasihnya Dave, aku membawanya
kesini, awalnya ia memintaku untuk membiarkannya menikmati pemandangan didepan
sana, maka itu kubiarkan saja.. bagaimana ini, mana sedang gerimis... “
kesalnya terhadap dirinya sendiri.
“ kekasih Dave! “ Dey masih memikirkan
perkataan itu, bagaimana tidak, Dave itu sangat tertutup pada setiap gadis, kecuali Mona yang merupakan sahabat kecilnya yang kini menghilang tanpa jejak.
“ ah tante, jangan teriak-teriak
dong...! “
“ duh mama, tuh kan aku jadinya kalah
sama kak Denor, suara mama mengagetkanku! “ sambung Dane anak bungsunya yang
sedang bermain catur bersama Denor kakaknya.
“ ih, mama itu bahagia mendengar hal
semacam ini.. apalagi tentang Dave. Semenjak Mona menghilang, Dave seakan
menjauh dari gadis-gadis lainnya, menyedihkan. “ semburnya dengan ekspresi yang
menggelikan. Dey memang memiliki karakter yang sedikit kekanak-kanakan, tidak
heran kedua anaknya sering menegurnya. “ yasudah, kalau begitu kita tunggu saja
mereka berdua, semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan gadis itu, kekasihnya.
Ahahha...” lanjutnya dan tertawa bahagia.
“ ada apa ini, Dey ada apa denganmu?
Kenapa kamu tertawa seperti itu? “ Ny Anderson tiba dengan switer tebalnya.
“ nenek, bukannya kamu tadi sudah
tertidur? “ Divane mendekati neneknya dan membantu wanita itu duduk dimeja
makan.
“ kamu pikir nenek akan tertidur jika
tantemu tertawa sekuat itu? “ sindir wanita itu yang tengah menatap Dey
menunggu jawaban.
“ aku sedang senang ma.. Dave sudah
punya kekasih.. dan sekarang ia sedang menjemput kekasihnya dipantai..” ceplot
Doy yang sepertinya ahli bercerita.
“ benarkah itu Vane? “ ia engalihkan
pandangannya kepada Divane. Diva yang terlanjur berbohong tentang hubungan Dave
dengan Hyull hanya mengangguk.
“ wah... benarkah! Syukurlah cucuku kembali
normal, aku sempat mengira ia tidak menyukai wanita, tetapi setelah mendengar
penyataan kalian, aku jadi ikut bahagia.. “ ternyata Ny Anderson turun bahagia
dengan info yang baru iya terima, semoga Dave tidak marah dengan Divane karena
asal memberi informasi kepada keluarganya ini.Next part 5
0 komentar:
Post a Comment