" apa?? " teriakku ketika
mendengar berita baik yang sangat aku nantikan.
'' beneran nih, aku lulus? aku bisa
masuk tim basket itu? '' tanyaku kepada seorang wanita yaitu sahabatku sendiri,
ya, kami baru saja bersahabat, baru seminggu semenjak kami kuliah di satu
universitas dan juga sekelas,dia bernama Siva.
'' aduh hyul, bisa gak sih
ngomongnya pelan sedikit, lagian lu itu sudah pasti lewat lah.. '' Siva memang
selalu membela temannya, ia sangat bangga dengan prestasi temannya yang
sebenanya baru saja ia ketahui.
'' ih, mulut lu, mulai deh, lebay..
udah ah, masuk kelas yuk, panas disini. '' lalu mereka masuk ke kelas.
Siang ini
hari memang sedikit panas, maka itu aku memilih untuk berada di dalam kelas,
walaupun biasanya aku selalu datang terlambat, alasannya singkat saja, biar
tidak terasa lama di dalam kelas, biasalah, setiap orang itu memiliki
perbedaan, ada yang baik dan tidak, dan sepertinya aku termasuk ke yang tidak,
hah, benar sekali, aku memang sedikit nakal, tapi kenakalan ku itu tidak terlalu
berlebihan, hanya kenakalan biasa, biasanya disaat aku merasakan kebosanan
tingkat tinggi, tanpa berpikir panjang aku langsung berlari ke lapangan basket
dan menghabiskan kebosanan aku dengan bermain basket, aku selalu berlari ke
basket, tidak pernah terlintas dipikiranku untuk ke club malam atau bahkan
obat-obatan, bagiku itu musuh terbesarku, karna aku selalu pegang kata-kata
orang tua ku.
'' kau anakku, kau harus jaga nama
baikku ''.kalimat itu yang selalu menjagaku dari hal-hal yang menurutku sangat
berbahaya.
Duduk
nyantai di kelas, mendengar lagu kesukaanku yaitu lagu-lagunya Super Junior, ya
benar sekali, aku fans beratnya (ELF). dosen tidak kunjung datang, oh tidak,
aku tidak bermaksud menunggu dosen itu, aku hanya menunggu di absen dan setelah
itu aku permisi keluar dan tidak kembali lagi, hihihi, nakal sekali bukan,
tidak, aku melakukan ini hanya untuk menghindar dari wanita-wanita yang ada di
kelas ku, aku tidak begitu suka dengan obrolan mereka, tidak penting membahas
mereka, baik, sudah setengah jam dosen tidak kunjung tiba, aku mulai bosan
menunggu karena biasanya aku yang ditunggu dosen, baru saja aku mencoba bangun
dari duduk ku, ya'ampun beibh!!
'' mau kemana kamu, duduk! "
dosen memandangku tajam bagaikan melihat harimau sedang mengawasi mangsanya, oh
seram.
Satu jam bagiku sepuluh jam, betapa bosannya mendengar si dosen menjelaskan yang dari awal sampai akhir aku sendiri tidak tahu apa artinya, aku anti bahasa inggris. di akhir perkuliahan seperti biasa si dosen memberikan tugas yang tidak bisa aku cerna saking banyaknya, rasanya mau aku panggang saja si dosen lalu aku kasih ke harimau peliharaanku, oke, aku tidak pelihara harimau, tadi aku hanya sedikit emosi dan!! yasudahlah, tugas ya tetap harus diselesaikan.
Aku melangkahkan kaki ku ke parkiran dengan perlahan, aku merasakan sedikit pusing dibagian kepalaku, tidak, aku tidak sakit, tapi hanya sedikit shock dengan apa yang baru saja si dosen lakukan, aku tidak terlalu memperhatikan keadaan sekitar aku yang ternyata penuh dengan kakak-kakak senior, aku sudah tidak mau memikirkan apa-apa lagi selain menyelesaikan tugas, langkah ku terhenti setelah seseorang memanggilku '' hei!! ".
'' ya ada apa? " sok lugu,
padahal aku sedikit ketakutan, bagaimana tidak takut, suara si kaka itu loh..
'' maksud lu apa tendang botol ke
badan gw, hah?!! '' kata si kakak senior sambil membesarkan matanya. OMG!
Ternyata oh ternyata..
'' maksudnya? " oke, aku tahu
apa yang baru saja aku lakukan, tanpa sadar aku menendang kaleng minuman yang
seperti disengajakan dan terkena pas di punggunya kakak senior itu, tapi disini
aku pura-pura tidak menyadari semua itu, akting...
'' cari masalah lu sama gw!
anak baru belagu amat lo, emang siapa sih lu? anak ingusan yang baru masuk
universitas! '' celoteh si senior yang sedikit membuat aku emosi, tapi oke, gak
penting ngurus senior kayak begini.
'' maaf kak ya, saya gak tau
apa-apa, kakak barusan ngomong apa saya juga sudah lupa, saya lagi pusing
mikirin tugas dan sekarang saya mau pulang untuk selesain tugas. saya pulang
dulu. " hanya melontarkan sebuah senyuman aku melangkah pergi, namun tanpa
sadar benda keras melayang di kepalaku,
dengar keras dia menghantam kepalaku hingga aku terjatuh dan mulai tidak sadarkan
diri, sepertinya aku mau pingsan, aku sedikit bisa melihat seseorang yang
sedang mendekatiku, aku tahu dia bukan kakak senior atau bahkan teman-temannya,
yang aku tahu dia membantuku berdiri dan membawa ku ke rumah sakit dengan
menggunakan mobilnya, samar-samar lalu HITAM.
Tiga jam sudah
berlalu, aku baru saja bangun dari tidurku, kurasa tadi aku pingsan, ya
bagaimana aku tidak pingsan, banyak sekali darah yang keluar dari kepalaku dan
pada saat itu aku merasakan pusing yang luar biasa hingga akhirnya saat ini aku
tersadar dari tidurku. seorang perawat menjagaku sambil sesekali memeriksa
infusku.
'' mbak, gimana kepalanya, masih
pusing? '' tanya perawat dengan sopan.
'' masih pusing sih, oh ya sus,
suster masi ingat gak sama orang yang bawa saya kesini, namanya siapa atau
orangnya seperti apa? " dengan tergesa-gesa aku menanyakannya.
'' tadi dia ada titip pesan, suruh
saya kasih tau kalau namany Dave, orangnya tinggi,badannya tegap berisi,
tampan, tampan banget malah, ehehhe... emh, dan dia bilang kalian satu kelas,
masa sih mbak gak kenal? saya kira tadi pacarnya mbak, ehehhe... '' jelas si
perawat namun sedikit berlebihan.
'' Dave? teman sekelas gw? ''
mencoba mengingat orang yang bernama Dave, dan ternyata itu tidak berhasil, gimana
mau kenal, masuk saja jarang, ehehhe….
" aduh! " teriakku.
" tahan sedikit ya mbak,
sedikit lagi kok.. " kata si perawat sambil memasukan jarum suntik dengan
perlahan.
" kenapa harus disuntik-suntik
segala sih, sakit banget sus, kenapa sih harus pake jarum? Knp gk diminum saja?
kenapa sih ada jarum di dunia ini, auhg! " aku terus mengeluh, tanpa sadar
aku meneteskan air mata, di andaikan seperti anak kecil yang tidak mau mandi dan
memberontak ibunya agar tidak memandikannya,
" aku tidak mau mandi ma,
jangan mandikan aku, jangan! uhuekk... " oke, gak penting, sekarang yang
terpenting aku sudah bebas dari jarum infus, aku sudah bisa pulang kerumah dan
kembali beraktifitas. saudara kandungku yaitu abangku yang bernama Kyunn sudah
menungguku untuk membawaku pulang, kami hanya tinggal berdua, dulu orang tua
kami berada di kampung tempat dimana aku berasal yaitu Puncak, tapi sayang umur
mereka tidaklah panjang, disana hanya ada
rumah kami yang hanya berisikan kenang-kenangan indah, saat ini aku
berada di bandung bersama abangku, orang tuaku memberikan kami sebuah rumah
minimalis yang memiliki tiga kamar tidur dan disertai kamar mandi, halaman
rumahku yang lumayan luas pun kami sulap menjadi lapangan basket, kami tidak
memperkerjakan seorang pembantu, semua pekerjaan rumah kami bagi rata, oke,
sebenarnya tidak rata, Kyunn lebih banyak membantuku dalam pekerjaan rumah, ya,
karna dia sangat menyayangiku.
Kami sudah
berada di mobil, Kyunn sedang menyetir sambil menasihatiku.
" aku harap kejadian ini gak
akan terulang lagi, kamu tahu betapa paniknya aku setelah mendengar berita ini,
Hyull, bisakah kamu membuat ku sedikit merasakan ketenangan? setiap hari aku
selalu dihantui dengan masalah-masalah yang kau perbuat, aku mau mulai dari
sekarang kamu lebih hati-hati dalam bertindak, kamu dengar aku? " celoteh
Kyunn.
" iya.. " jawabku singkat.
" gw lapar ne, makan dulu yuk.. " cacing peliharaanku menyadarkanku
yang ternyata sedang kelaparan, ya benar sekali, aku lapar.
" Hyull, aku masih panik begini
kamu malah minta makan? " kepanikan Kyunn belum hilang,Lebay...
" aduh, lu kenapa sih, panik
mulu bawaannya, gw masih hidup, santai.. " ya benar, Kyunn memang seperti
itu, mungkin dikarenakan ia terlalu sayang kepadaku, bayangkan saja, aku boker
saja dia panik, gimana bisa coba, biasanya sehabis aku selesai boker dia
langsung menanyakan banyak hal kepadaku.
" hah, gimana, apa yang terjadi,
kamu sudah selesai? gimana, Toiletny lecet gak? rusak gak? atau hilang?
Toiletnya gak kenapa-kenapa kan? " oke, dia bukan khawatir padaku, tapi
dengan TOILET sialan itu! :(
saat ini kami
sudah berada di rumah makan sunda, aku sangat menyukai masakan disini, yang
paling aku sukai yaitu sambalnya, terkadang aku hanya memakan sambal, oke, itu
tidak mungkin, sambal disini mengingatkan aku kepada masakan ibuku, oh ibu, aku
rindu padamu, aku rindu kau, aku rindu, aku rindu uangmu. :p
Kyunn sedang memilih makanan, sedangkan aku duduk santai di tempat
lesehan yang terbuat dari kayu jepara, harum sekali kayunya, ingin rasanya aku
makan, tapi itu tidak mungkin, aku sering sekali memilih tempat ini, tempatnya
bisa membuat aku nyaman untuk menghabiskan semua sambal-sambal kesukaanku,
beberapa detik kemudian, aku merasakan sebuah tekanan yang luar biasa, ya, aku
kebelet pipis, dengan cepat aku berlari ke toilet, tanpa menghiraukan orang aku
terus berlari, namun tanpa sadar aku menabrak seorang pria yang sedang membawa
makanan, makanan yang baru saja ia pesan berjatuhan di lantai, aku ingin
membantunya, tapi itu tidak mungkin, tekanan yang aku rasakan terlalu dahsyat,
aku harus cepat-cepat membuangnya, lalu aku berniat untuk ke toilet terlebih
dahulu dan setelah itu kembali menemui orang tersebut, tapi disaat aku kembali,
orang itu sudah tidak ada, aku tidak begitu mengingat wajahnya, samar-samar,
dari kejauhan terdengar seseorang sedang memanggilku, ya, Kyunn sedang
memanggilku, aku langsung menghampirinya yang masih memilih makanan.
" ngapain kamu bengong disitu?
sini bantuin aku bawa makanan. " Kyunn memberikan setumpuk nasi, aku balik
ke tempat lesehan, tapi sebelum aku berjalan, aku sedikit menyenggol seorang
pria yang sedang berada disampingku, dia sedang memesan makanan dan sepertinya
aku pernah melihat pria itu, tapi aku lupa dimana aku bertemu dengannya, dan
kenapa, kenapa dia berekspresi seperti ini, sepertinya ia sedang marah padaku,
apa salahku? tapi aku serasa baru bertemu dengannya.
" idih nih anak, bengong lagi,
ayo.. " Kyunn kembali menegurku dan membuyarkan semua pikiranku, kami
kembali ke tempat lesehan dan menyantap semua yang sudah kami pesan.
" huah, sambalnya memang
mantab! Oh iya, gw kok cepat banget keluar dari rumah sakitnya? Padahal kan
keren kalau rada lama, terus temen gw dating bawa makanan.. mmm.. "
tanyaku.
" awalnya dokter gak
mengizinkan kamu pulang, tapi aku terus membujuknya biar kamu bisa pulang,
gila, kalau lama-lama kamu disitu, mau berapa ntar aku bayarnya, yasudah, kita
pulang sekarang, ntar malam aku harus ke kantor. " kami pun pulang, aku
melangkah lemas, bukan karena sakit, tapi karena kenyang, hahha.. :p
now i'm alone,
untuk sekian kalinya aku sendirian dirumah, kalau siang hari sih gak masalah,
tapi ini Malam! :( sekejap terlintas dipikiranku untuk ke toko musik yang
letaknya tidak terlalu jauh dari rumahku, ya, rumahku berada di perumahan yang
memiliki fasilitas lengkap termasuk toko musik, aku mendayung pelan sepedaku,
sambil menyanyikan sedikit lagu, seperti biasa, lagu yang ku nyanyikan yaitu
lagunya Super Junior.
" baby baby baby baby baby, uri
joelde heeojiji malja, om my lady lady lady lady lady, naega jongmal neoreul
saranghanda..!! " ya, ini lagu terbaru super junior yang berjudul From You,
aku sering menyanyikannya disaat aku sedang bosan seperti ini, setibaku di toko
musik, aku langsung masuk dan mendengar beberapa lagu, toko ini menyiapkan
beberapa fasilitas, yaitu karaoke, JLT2M (Just Listen to the Music) dan juga
beberapa kaset original yang mereka jual, tetapi untuk karaoke dan JLT2M harus
dengan card housing (kartu perumahan), maka itu aku sering ke toko itu, gratis.
aku
duduk santai sambil mendengarkan beberapa lagu, sedikit menggoyangkan kaki,
lagu super junior yang berjudul Sexy Free and Single membuatku ingin bergoyang,
sayangnya aku tidak ahli dalam hal seperti itu, oke, aku hanya mendengarkan
lagu. satu jam kemudian aku keluar dari toko itu dan mengambil sepedaku yang
terparkir rapi bersama mobil-mobil mewah yang ada disampinya, sekilas aku sedih
melihatnya yang terhina di tempatkan bersama mobil-mobil itu, tapi memangnya
kenapa, yang terhina kan sepedaku, bukan aku, hah.
Aku mendorong sepedaku dari parkiran dan
setelah itu aku menaikinya, " kedubrakkk! " aku dan sepedaku terjatuh,
sakit sekali rasanya terjatuh di aspal, telapak tangan ku lecet dan sedikit
berdarah, ya, mobil yang berada disampingku tanpa sengaja menyenggolku, tapi
yang bikin aku marah, wanita yang berada di dalam mobil itu keluar dan
menemuiku sambil marah-marah.
" heh, gimana nih, mobil pacar
gw lecet gara-gara lu! lu harus ganti rugi. " dengan keras dia
membentakku, mukanya sih cantik, cantik banget malah, tapi sayang,
sifatnya.....!
" idih, eh, gw disini
korban, kenapa harus gw yang ganti rugi, lu dong yang seharusnya bayar biaya
pengobatan gw, tangan gw lecet nih. " sepertinya aku terpancing emosi, aku
masih terduduk di aspal sambil meringis kesakitan, wanita itu berdiri di
sampingku sambil menatapku hina, pacarnya yang ada di mobil pun keluar dari
mobil dan menghampiri kami, aku tidak menyangka, pacarnya sangat tampan, uh..
begitu tampan.. dan yang lebih mengejutkanku, pacarnya mencoba untuk membantuku
berdiri, namun ku tolak begitu saja, aku sudah terlanjur marah dengan wanita
itu.
" maaf ya, mungkin tadi aku
mundurnya tidak begitu memperhatikan sekitar, lagian biasanya disini ada tukang
parkir, tapi kali ini gak ada, makanya aku susah... " jelas pria itu
sambil tersenyum, hemm.. senyumnya itu loh, buat aku serasa melayang, tapi
stop! tidak mempan.
" oh, jadi lu menyalahkan
tukang parkir? hebat banget lu, heran gw, belum bisa bawa mobil aja udah
belagu. " jawabku lalu langsung meninggalkan mereka berdua, dengan telapak
tanganku yang saat ini sudah mengeluarkan sedikit darah, aku mendorong
sepedaku, dari kejauhan aku mendengar wanita itu menghinaku, " dasar orang
aneh! " baik, aku tidak bisa membalas hinaannya, aku sedang menahan sakit
yang menurutku lumayan sakit, tapi kali ini aku tidak menangis, mungkin
dikarenakan wajah pria tadi, aku terus memikirkannya, aku seperti pernah
menemuinya, entah dimana.
" wajah tu cowok kok rasanya
gak asing lagi buat gw, kayaknya gw pernah jumpa sama tu cowok, tapi kapan ya?
penasaran gw, tapi bego banget tu cowok, kok mau ya pacaran sama cewek bawel
kayak gitu, cantik sih, tapi kan.. ah,yasudah lah. " aku terus mendorong
sepedaku, aku sempat sesekali menjatuhkan sepedaku karena tanganku yang semakin
sakit, hingga akhirnya aku tiba dirumah, aku langsung mengambil obat lalu
mengoleskannya ke telapak tanganku, setelah itu aku membalutnya dengan plaster.
Kuku..kuku..kukur, uyuukkkk.........
terdengar suara ayam berkokok, merdu sekali, seperti suaraku di saat ngeden, tau ngeden? ah.. masa sih gak tahu, ih kamu ini, tahu kan? oke gak penting.
aku berjalan ke kamar mandi, namun langkahku terhentikan oleh kesadaranku, ya, kedua tanganku masih berbalutkan plaster, aku tidak mungkin mandi, lalu aku hanya menyiram mukaku dengan menggunakan gayung, setelah itu aku menggosok gigiku menggunakan jariku, ya iyalah!
aku sudah rapi dan harum, walaupun aku tidak mandi, tapi tetap harum, aku menghampiri Kyunn yang sedang sarapan, untuk sekian kalinya di panik setelah melihat kedua tanganku.
" Hyull, tangan kamu kenapa?
kamu kenapa lagi, baru saja aku bilang kalau kamu itu harus hati-hati, ini
belum sampai satu hari kamu sudah terluka lagi? " lebay, tapi aku suka dia
perhatian seperti ini kepadaku, siapa sih yang tidak suka di perhatiin dengan
abangnya sendiri.
" udah, paniknya biasa aja, gak
usah lebay gitu, ini cuma lecet biasa kok.. " jawabku sambil melihat
sarapan pagiku. " kak, roti lagi? kapan nasi gorengnya? aku pengen nasi
goreng? " hem, sedikit manja, tapi itu bisa dimaklumi.
" kamu ini ya, aku gak sempat
buat nasi goreng, roti saja, tuh punya kamu sudah aku olesi selai, cepat dihabiskan,
setelah itu aku antar kamu, hari ini aku harus cepat ke kantor, deadline
menungguku. " Kyunn memang super sibuk, sampai-sampai pacar pun tidak
punya, em, sebenarnya sih dia pernah punya pacar, tapi pacarnya minta putus
dikarenakan kesibukannya yang memang super sibuk, tapi tidak masalah, aku
senang dia putus, karna aku tidak mau punya kakak ipar yang tidak pengertian
seperti mantan pacaranya yang itu, cuih!
Aku sudah sampai
di kampus, aku berjalan menuju kelasku, aku menaiki beberapa tangga yang sudah
membuat aku lelah, entah apa yang membuatku ingin masuk kuliah pada hari ini,
biasanya aku masih tidur nyenyak dan baru berangkat kuliah pada jam kedua,
seperti ada sesuatu yang aku tunggu. Aku memasuki kelas lalu duduk manis
dikursi tepatnya paling belakang dan disudut.
" woi, kenapa tangan lu?
" teguran Siva sukses membuat aku kaget dan pada akhirnya aku mengeluarkan
sebuah kata.
" siapa! " ya, aku sedang
memikirkan pria yang semalam baru saja aku temui.
" siapa? siapa apanya? ih,
ngelamun lu, ngelamunin siapa lu? " Siva bagaikan wartawan, pagi ku
diawali dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan olehnya.
" udah deh, jangan ganggu gw
dulu, gw lagi gak mood, dosen mana? " aku menyembunyikan kedua tanganku
agar tidak ketahuan dengan teman-teman yang lain.
" hari ini kita free, dosen
rapat buat perayaan kampus kita, masa sih lu gak tahu? biasanya lu cepat banget
dengan yang beginian, bahkan lu yang ngasih tahu ke kita-kita kalau ada dosen
yang gak masuk, gimana sih. " jelasnya sambil menjitak kepalaku.
" ah, tau ah, keluar yuk, duduk
di lapangan basket aja kita, tante-tante lagi pada gosip nih." keluh ku,
teman-teman wanitaku memang hobi gosip, apa lagi kalau mereka tahu dosen gak
masuk, aduh..
" oke klo gitu, eh
tante.. kami pergi dulu ya.. " Siva melambaikan tangannya, kami pun keluar
dari kelas, langkahku terhenti ketika ada seorang pria berada di depanku, ia
mau masuk, sedangkan pada saat itu aku berada pas di tengah-tengah pintu, aku
pun mundur sedikit dari pintu dan membiarkan dia masuk, pria itu pun senyum
kepadaku dan mengatakan..
" makasih, tangannya gimana?
masih sakit ya? " lho? kenapa dia menanyakan itu, memangnya siapa dia? aku
pun menaikkan kepalaku dan memandangnya, Oh my god, pria itu, dia pria yang
tadi malam aku temui, dan dia lah yang membuat tanganku seperti ini, JADI, aku
sekelas dengannya? bagaimana bisa!!!!
tubuhku
tidak bisa bergerak, aku tidak bisa berkata apa-apa, aku hanya terdiam, ada apa
ini, apa ini nyata? benarkah ini? tapi, kenapa aku harus seperti ini,
sepertinya tidak ada yang harus di lebih-lebihkan, bahkan ini saatnya aku
membalas dendamku padanya, dia sudah membuat aku terluka dan terhina berkat
kekasihnya itu, aku tidak mungkin diam saja setelah apa yang dia perbuat, ya
benar, balas dendam!!!
" hei, gimana tangannya, masih
sakit y? " ya tuhan, kenapa aku begitu lemah, baru saja aku berniat untuk
membalas dendam ku padanya, tapi kenapa, kenapa setelah aku mendengar suaranya
yang menanyakan keadaan ku aku mendadak jadi lemah begini, bagaimana ini!
" lu marah dengan gw?
kalau begitu gw minta maaf, gw juga minta maaf atas perkataan teman gw yang
mungkin terlalu kasar untuk lu, lu mau maafin gw bukan? " katanya
lembut. ingin sekali aku menjawab MAU!, tapi tidak, tidak semudah itu aku bisa
memaafkannya, bukan hanya tubuhku yang terluka dibuatnya, tapi juga hatiku, aku
harus kuat, aku harus kuat dari ketampanannya, ya benar, walaupun itu sedikit
menyusahkanku, tapi tunggu, tadi dia mengatakan teman, bukan pacar, siapa
wanita itu sebenarnya, temannya atau pacarnya, hah, aku tidak mau memikirkannya
lagi, saat ini pikiranku sedang kacau, kacau dibuatnya, sebaiknya aku pergi
saja, tanpa menghiraukannya aku pergi kelapangan basket bersama Siva, dan mulai
lagi, Siva mulai menanyakan hal-hal yang sebenarnya aku tidak ingin menjawabnya.
" Hyull, lu kenal dengan dia,
ih gila lu, gimana bisa, asal lu tau ya, ampe sekarang gw berusaha untuk
dapatin no handphonenya, tapi susah bo... nah elu, uda maen ditegur gitu ama
dia, pake ditanya sakit ato enggak lagi, ada apa ini, kenapa lu.. " Siva
terdiam setelah melihat pria itu sudah berada di hadapannya, ya kami sedang
duduk di pinggir lapangan basket, sepertinya pria itu mengikuti kami dari
belakang dan sekarang dia sudah berada di hadapan kami, aku masih belum
menyadari kehadirannya, karena dari awal duduk aku hanya menundukkan kepalaku.
" hem, gw ada perlu dengannya,
bisa tinggalkan kami berdua? " aku kaget mendengar suara itu, ya, suara
pria itu, sepertinya dia tidak berbicara denganku, dia berbicara dengan Siva,
dan dia bermaksud untuk berbicara berdua denganku, hanya berdua, ok, tetap
tenang Hyull.
" hem.. " sepertinya dia
menegurku, tapi kok '' hem '', jawab apa
aku? masa aku jawab,
'' di Komix aja.. " wah, iklan
dong.
" permintaan maaf gw gimana?
" kali ini ia bertanya kepadaku.
" ya? " jawabku seakan tak
mengerti.
" masih marah? " kembali
bertanya, ya'ampun, tatapannya bikin gak tahan..
" engga, cuma kesal aja. "
ya, aku memang belum bisa memaafkannya.
" oh, jadi masih marah? "
ia tersenyum, semakin menggoda.
" mungkin. " jawabku
singkat, bukan karena ku sombong, tapi karena aku tidak tahu mau ngomong apa,
disaat aku berada di dekatnya otakku tidak mampu berpikir, aku tidak tahu
kenapa, uh, tetap kuat Hyull.
" teman gw memang seperti
itu, kurang menghargai orang, kalau berbicara dengan orang yang tidak ia kenal
rada kasar, mungkin dikarenakan sifat manjanya, gw benar-benar minta
maaf, gw juga minta maaf karena kesalahan gw disaat menyetir, akibatnya tangan
lu jadi begini, hak lu mau maafkan gw atau tidak. " huh, enak banget dengar
suaranya, aku sampai lupa apa yang baru saja ia katakan, saking menikmati suara
merdunya, tapi, tetap kuat Hyull!
" teman? bukannya..
"
" dia teman gw, bukan
pacar gw, tepatnya anak teman nyokap gw yang dijodohkan sama gw."
dijodohkan, bukan pacar, wuih..
" oh.. " oh, hanya
itu yang bisa ku jawab, ada apa ini.
" oh? cuma oh? "
pertanyaannya sungguh membingungkanku.
" kenapa? salah gw jawab oh?
" ok, aku mulai galau, dia tidak menjawab pertanyaanku, apa aku harus diam
saja?
" tidak, kalau begitu gw pergi
dulu. " ia bangun dari duduknya dan berjalan meninggalkanku, sekilas ku
lihat langkahnya terhenti, ia kembali memandangku.
" aku tunggu jawaban lu besok.
" apa, jawaban? maksudnya? ada apa dengan pria itu, permintaan maaf
seperti itu apa harus ku jawab. Pria itu, oh tidak! Gerak-gerik mu begitu
misterius, ur so cool!
" woy! kenapa lu, gimana, dia
bilang apa aja, kok dari tadi gw liat dia senyum-senyum gitu, dia suka ya sama
lu? hayoo.. " aku benar-benar kaget dibuat Siva, ya, Siva memang selalu
sukses buat jantungku melemas.
" eh, sialan lu ya, pelan dong
kalau ngomong, gak mikir lu apa, bisa keburu expired ne gw punya kuping..!
" aku menutup kedua kupingku, aku harus menjaga kupingku dari hal-hal yang
tidak pantas.
" ah elu, kapan sih lu berhenti
marahin gw, sudahlah, masuk yuk, satu jam lagi nih kita, habis itu kita
langsung cabut. " Siva menarik tanganku.
" malas gw, lu aja yang masuk,
gw disini aja. " tolakku, pusing bagiku jika masuk ke dalam kelas.
" engga, lu harus masuk,
mahasiswi baru kok malas banget lu, lu tu harus seimbang diantara basket dan
juga kuliah, jangan buat ortu lu kecewa, walau dosen gak masuk, ya paling tidak
kita baca-baca catatan. "
" sudah cukup, gw masuk.
" aku langsung berjalan menuju kelas, aku tidak sanggup mendengar ucapan
Siva yang tidak ada perubahannya, dari awal kami berjumpa kalimat itu terus
yang aku dengar, ok, sekarang aku sudah berada di kelas, yang lebih membuat aku
kaget, pria yang baru saja memohon maaf kepadaku sedikitpun tidak menegurku
bahkan memandangku, padahal aku baru saja lewat di depannya, kenapa dengan pria
itu, atau aku salah, kenapa dengan Otak pria itu, oke, itu terlalu kasar, lebih
baik aku belajar, membaca catatan yang isinya cuma beberapa kalimat, Gubrakkk!
(jarang mencatat)
Pada saat ini tubuhku sedikit melemah, sebenarnya bukan melemah tetapi malas untuk menggerakkan tubuh, ihihii..
Aku berjalan menghampiri halte, aku harus menunggu Kyunn yang sudah
berjanji untuk menjemputku, tidak biasanya aku seperti itu, mungkin dikarenakan
jarang berolahraga, aku belum bisa mengikuti latihan di kampus ini, tanganku
dan juga hatiku masih galau. Kyunn tidak kunjung tiba, aku tidak bisa
menghubunginya, pulsaku habis, bagaimana ini. Aku duduk di halte yang kebetulan
pada saat itu tidak terlalu ramai, panasnya.. asap knalpot dan juga debu
jalanan sangat membuatku gerah.
" Jrengg.. jrengg.. "
seseorang dengan Ninja birunya berhenti di hadapanku, lamunanku terhenti
sejenak, gagah sekali orang itu, tapi aku tidak bisa mengenalinya, wajahnya
tertutupi helm, karena aku merasa terganggu dengan suara berisik motornya, aku
sedikit menjauh darinya dan memilih duduk dibawah pohon yang ada di samping
halte, tetapi orang itu kembali berada di depanku, dan kali ini dia membuka
helmnya, oh my god, dia lagi!
" gw sendiri nih.. "
katanya yang sudah duduk disampingku, tapi apa maksudnya?
" terus kenapa? " aku
tidak mengerti akan kata-katanya.
" hem.. ya aku cuma sendiri,
motor aku masih bisa menampung satu orang lagi. " sedikit jelas, tetapi
aku masih sedikit ragu.
" terus? " tanyaku
kembali, wajah pria itu mulai kelihatan bosan, gimana gak bosan, aku hanya
menjawab, terus.
" huh! sekolah gak sih?
" nah benarkan, dia mulai bosan.
" ya iyalah, nyolot. "
lho, kenapa aku ikut-ikutan emosi.
" sapa yang nyolot, gw datang kesini
baik-baik mau tawarin tumpangan sama lu, tapi yasudah lah, gw pergi dulu.
" dia mau ngantarin aku? masa? tapi terlambat untuk aku menerimanya, dia
sudah bersiap-siap untuk pergi.
" tumpangan? " pikirku,
aku berdiri dan memandangnya yang belum jauh dariku.
" mau ngasih tumpangan aja
pakai basa-basi segala, niat gak sih tu orang. Aduh!!! " aku di senggol
dengan angkot yang baru saja mengambil penumpang di halte, cukup keras,
sepertinya tangan kananku terluka, sakit sekali, aku terduduk menahan sakit, saat
ini aku dikelilingi dengan orang banyak, ada yang menanyakan keadaanku, ada
juga yang hanya melihatku dengan tampang kasihan, dan ada dia, iya, dia juga
ada disampingku, dia yang baru saja menawarkan tumpangan padaku pada saat ini
sedang membantuku berdiri dan menaikanku ke motornya, dia membawaku ke klinik,
di sepanjang jalan kami saling berdiam diri, sesampai di klinik dia kembali
membantuku turun dari motor dan membawaku ke ruang dokter, aku sedikit heran,
kenapa dia semudah itu masuk ke dalam ruangan itu, tapi yasudah, sekarang yang
terpenting tanganku ini.
" aduh, sakit dok.. "
keluhku disaat tanganku diperiksa.
" parah kak? " tanya pria
itu kepada si dokter yang ternyata kakak kandungnya, pantas saja, pantas
kakaknya cantik, adiknya apalagi.
" tidak, hanya sedikit memar,
ntar kamu minum antibiotik ini 3 kali sehari ya, harus sampai habis itu, biar
cepat sembuh. " kata dokter kepadaku, ramah sekali dokter itu, tidak
seperti Kyunn yang selalu memarahiku, huh.
" jangan melamun, dengar apa
yang kakak gw bilang gak?. " pria itu menegurku dengan sedikit keras, ya,
tanpa sadar aku melamun, seandainya Kyunn digantikan dengan kakaknya, bagaimana
rasanya?
" eits, santai, denger gw,
oke-oke dok, bakalan saya habisin kok, sekarang juga pun bisa, ehehhe... boleh?
" candaku, namun tidak ada respon, sedih.
" mau mati lu? yasudah,
kami pulang dulu, makasih ya kak, hati-hati kamu kak, kok sendirian sih..” nada
bicaranya yang terdengar khawatir benar-benar menggetarkan hatiku.
“ mereka sedang istirahat, sudah
kalian pulang saja, teman kamu harus banyak istirahat.. pergi sana” kakaknya
kembali tersenyum kepadanya dan juga kepadaku.
" makasih dok, makasih banget,
makasih banget udah digratisin, ihihhi... " kali ini candaan aku mendapat
respon dengan si dokter.
" iya, sama-sama, semoga
langgeng ya, oh ya, nama kamu siapa? " apa, langgeng? maksudnya?
" ya? nama saya Hyull, tapi..
"
" kak, bukan, cuma teman, teman
juga bukan. " sahutnya dengan cepat, seakan tidak rela dirinya dibilang
pacaran denganku, bagus, itu artinya dia normal, ya benar sekali, dia normal!!!
" ih kamu ini, kakak kan cuma
bercanda, lagian sepertinya Hyull senang bercanda, benar bukan Hyull? "
jawab kakaknya.
" ya? em.. biasa aja kali kak..
" kataku sambil nyengir.
" kami pulang dulu, lanjutin
kerjanya, dah. " pria itu pun berjalan menuju pintu keluar, aku
mengikutinya dari belakang.
" Dave, jangan lupa bilang sama
papa, kakak gak bisa ikut ngumpul dirumah oma, tolong ya disampain, kakak takut
bilang langsung, gak enak sama papa.. " apa! Dave? pria itu bernama Dave?
nama itu bukannya nama orang yang menolongku kemarin? tapi, apa benar dia yang
menolongku kemarin?
" hem, beres kak. " pria
itu kembali berjalan menuju motornya, sebelum kami menaiki si biru, aku mencoba
menanyakannya.
" tunggu sebentar, nama lu Dave?
" aku benar-benar penasaran.
" ehem. " dia cuma
mengangguk.
" jadi lu yang.. "
" gw yang bantu lu, ingat?
" iya mengiyakan pertanyaanku.
" jadi, itu lu? "
" baru sekarang lu sadar
bahwa itu gw, yasudah lah, ayo naik, keburu hujan, sudah mendung. " apa,
jadi dia orangnya, ada apa ini, kenapa kehidupanku seperti ini, penuh teka
teki, aku pusing dibuatnya, hah..
" udah naik, keburu hujan..
" ia menyerahkan sebuah helm berwarna biru kepadaku, bermaksud agar aku
segera naik ke motor birunya, tapi keadaanku masih galau, em, apa sih galau
itu, oke, aku ganti, keadaanku lagi tidak beres, pikiranku rumit dibuatnya.
" Jrengg....! " suara
motornya mengagetiku, aku pun langsung menaiki si biru, di perjalanan dia
sempat menanyakan alamat rumahku dan aku pun memberitahunya, mumpung ada yang
mau mengantar, gratis..
saat ini aku sudah berada di depan rumahku, aku melepaskan helm lalu memberikan kepadanya, tanpa mengatakan apa-apa dia langsung menghidupkan kembali motornya, tidak lupa ucapan terima kasih aku lontarkan, dia hanya mengangguk dan pergi. aku masuk ke dalam rumah, ku buka pintu rumahku, tidak dikunci??
" sapa yang ngantar kamu?
" tanya Kyunn di balik pintu.
" eh, gak bisa apa nampakin
muka dulu baru ngomong, kayak hantu lu, bikin kaget aja, pintu gak dikunci
lagi. " aku mendadak emosi.
" idih, yang seharusnya marah
tu gw, lu dari mana? magrib begini baru pulang? "
" ih, mulut lu kenapa, kok udah
lu gw gitu? kapan berubahnya? " hah, Kyunn kembali lagi seperti yang dulu.
" ini nih kebiasaan lu, kalau
ditanya malah nanya balik, mandi sana, terus makan. " ya, selama ini Kyunn
melatih dirinya untuk sedikit sopan terhadap orang, karena dia bekerja disebuah
perusahaan susu dan dia merupakan asisten utama di perusahaan itu, baginya
sifat sopan nomor satu, agar dia bisa di percaya direktur, hem..
" trus, kenapa lu gak jemput
gw? lu gak tau apa, kering gw nungguin lu. "
" waktu gw datang, gw lihat lu
naik motor gede itu, ya gw gak mau ganggu, gw kira lu pacaran. " alasannya
sedikit ngaur, gak etis, motor gede? jadi dia lihat?
" gila aja pacaran, gw abis di
senggol angkot, temen gw yang bawa gw brobat, emang lu gak tahu apa kalau gw
abis di senggol! ah, lapar gw jadinya, gw makan dulu. " aku langsung
menghampiri meja makan yang sudah dihidangkan berbagai macam makanan, kalau
urusan makanan, Kyunn juaranya, bukan dia sih yang masak, tapi membeli di rumah
makan, biasa, orang kantoran sibuk.
Malam ini aku tidak lupa untuk minum obat, sebenarnya sih aku tidak begitu suka dengan yang namanya obat-obatan, tapi apa boleh buat, obat ya tetap harus diminum, lagian tanganku juga belum begitu sembuh, sekalian diobatin.
" Hyull, lu bisa bahasa korea
bukan? " tanya Kyunn sambil memegang handphonenya.
" lumayan sih, kenapa? "
aku itu korean lovers, pastinya lah bisa bahasa korea, ehehhe, sombong...
" ini nih, kantor gw baru aja
merekrut pekerja baru dari korea, bahasa indonesianya masih hancur banget, dia
telepon gw neh, unyong-unyong gitu bilangnya... " ribet sekali mendengar
Kyunn menjelaskannya.
" bukan unyong, tapi annyeonghaseyo, itu artinya halo.. " jelasku.
" lu aja deh yang nomong, tanya
aja ada perlu apa. " Kyunn menyerahkan handphonenya kepadaku, dengan pede
aku mengobrol dengan teman koreanya itu.
" annyeounghaseyo...
dangsin_eun naega soli? " tanya nya.
" ye, mwo isseul pilyoga?
" aku menanyakan keperluannya.
" dangsineun nugu sijyo? agassi
dalmeun.. " ia menyadari bahwa aku seorang perempuan.
" ye, amuldo doulsu? " aku
kembali menanyakan keperluannya.
" nan geujeo naega
kkieodeul eoseo joesonghajiman, gu_ibhan saeloun hyudae jeonhwaleul haesseoyo..
" sialan, ternyata dia sedang mencoba handphone terbarunya yang baru saja
dia beli, gak nyangka, ternyata bukan orang indonesia saja yang kampungan, huh.
Aku langsung memutuskan teleponnya.
" dia bilang apa " tanya
Kyunn dengan tampang bego.
" teman lu kampungan, hp baru
aja harus di coba segala. "
" maksud lo? " sepertinya
Kyunn tidak mengerti dengan apa yang aku katakan.
" dia cuma nyoba hp baru, gak
ngerti juga, ah, gw kira juga apa, howaaawh... ngantuk gw, gw tidur dulu.
" tidur merupakan jalan yang tepat untuk menenangkan pikiranku ini.
saat ini aku dalam perjalanan ke kampus, aku duduk disamping Kyunn yang sedang menyetir, hari ini Kyunn tidak banyak bertanya, begitu juga denganku, ya, diam lebih baik. aku tiba di kampus, kulihat Siva duduk di lapangan, aku langsung menghampirinya, mataku sempat tertuju ke Dave yang baru saja lewat di sampingku, tapi aku tidak mungkin menegurnya, yang lebih tepat, aku tidak berani menegurnya.
" kenapa lu? asem banget tu
muka. " tanya Siva ketika aku duduk disampingnya.
" ketek lu asem, gw lagi gak
mau ngomong. " jawabku asem, ups! salah, maksudku singkat.
" tu barusan apa? gak ngomong?
aneh lu ya? " ya, kali ini aku memang sedikit aneh, tapi sedikit saja.
" gak masuk lu? "
" mau masuk sekarang? biasanya
lu sengaja telat, kenapa lu? " Siva memandangku tajam, setajam, Silet!
bukan iklan ya..
" udah masuk aja, buat apa juga
kita disini, lebih baik belajar. " aku berjalan menuju kelas, sedangkan
Siva masih dikagetkan dengan perubahanku. kami duduk di kursi paling belakang,
tepatnya tempat para laki-laki berkumpul, ya, aku lebih senang bergabung dengan
mereka, belajarnya lebih asik dikarenakan lelucon yang mereka buat.
" kita kuis, kerjakan
soal yang saya buat di papan tulis, waktu kalian 30menit dimulai dari sekarang.
" dosen oh dosen, apa kau mau menyiksaku, baru saja aku menempelkan
pantatku ini, kau kagetkan aku dengan kuis mu ini.
" hadiahnya apa buk? "
seru teman sekelas.
" ini bukan saatnya bercanda!!!
" rasain, harimau dilawan.
" ih, gw gak ada belajar,
gimana nih? " kata Siva kepadaku.
" sama " saat ini
yang aku lakukan hanya mencatat soal, selanjutnya aku belum tahu.
" open book. "
syukur, open book. sebentar saja aku menyelesaikannya, lagian aku itu tidak
begitu bego kok, masih ada pintarnya.
next part 2.
0 komentar:
Post a Comment