Wednesday, July 9, 2014

Fanfiction_Destiny of Love




     Pria ini tidak terlalu menghiraukan perlajarannya. Disaat berada di sekolah ia selalu mengandalkan ayahnya yang seorang pemilik yayasan sekolah tersebut, dengan berani ia bolos sesuka hatinya. Tidak ada guru yang berani memarahinya. Walau begitu, Sehun tidak pernah sekalipun absen dalam kelas acting. Alasan satu-satunya yaitu untuk bertemu dengan guru yang selalu menarik perhatiannya. Kenapa begitu? Ya, karena guru tersebutlah yang berani memarahinya ketika ia berbuat salah. Dan guru tersebutlah yang sangat sering menjumpai ayahnya untuk melaporkan kenakalannya.

………………

     Tiffany sedang melengkapi barang-barang yang akan dia bawa ke kelas. Menjadi guru acting memang menyenangkan. Namun ketika ia sadar bahwa ia harus bertemu dengan pria menyebalkan itu, dirinya langsung kehilangan semangatnya. ia selalu merasa heran, kenapa anak itu selalu mengganggunya. Dirinya yang merupakan guru berpenampilan terburuk disekolah ini, guru yang selalu dikucilkan mengenai pakaian, dianggap kolot, kutu buku dan menggunakan kacamata berlensa tebal. Memikirkannya saja dia sudah menyesal akan dirinya. Tetapi pria itu, pria terpopuler dan berwajah tampan itu seperti tidak menghiraukan kondisi tubuhnya. Ia tidak henti-hentinya menggoda dan mengganggunya.
‘syukurlah, tidak lama lagi ujian kelulusan, aku akan memberikan nilai tinggi untuknya, agar ia bisa segera keluar dari sekolah ini.’


…………………

     Duduk santai disudut kelas. Menaikkan sebelah kakinya keatas meja lalu melipat kedua tangannya didepan dada. Menikmati music dari ipadnya. menghiraukan tatapan dari gadis-gadis yang ada disana. tiba-tiba saja seseorang menyenggolnya dan menjatuhkan ipad mahalnya. Ia langsung mengamuk dan hendak memukul namun ketika pintu kelas terbuka dan Tiffany muncul, ia langsung bersikap manis dan kembali duduk. Tentu saat ini yang pria itu lakukan yaitu merekatkan pandangannya dengan gadis itu, guru yang selama ini menarik perhatiannya.
“ sudah jangan ribut lagi! “ teriak Tiffany memerintah. Murid-murid disana tidak ada yang menghiraukan perkataannya, itu adalah hal yang harus ia hadapi setiap harinya. Tidak dihiraukan oleh seisi sekolah sudah menjadi santapannya setiap hari.
“ kalian tidak dengar apa yang dia katakan? “ kali ini suara itu terdengar dari siswa laki-laki yang duduk disudut kelas. Ya, itu adalah Sehun. Semua mata langsung terpaku padanya, dan dalam sekejap suasana menjadi hening. Sehun pun tersenyum nakal kepada Tiffany yang kini mencoba mengalihkan pandangannya dari pria itu.
khamsahamnida. “ ucap Tifanny tanpa melihat Sehun yang masih tersenyum puas. “ sekarang kita mempraktekan dialog yang sudah saya bagikan minggu lalu, kalian sudah menguasainya? “ “ sudah seonsaeng-nim… “ jawab mereka serentak. Pelajaran itu pun dimulai.

     Semua siswa maju dengan pasangan mereka masing-masing. Mereka terlihat antusias mengikuti pelajaran ini. setelah memeriksa semua nama, tinggal satu siswa yang belum mendapatkan nilai, itu karena ia belum mempraktekkannya kedepan. Tiffany kembali gelisah ketika yang dilihatnya nama Sehun.
‘Oh Se Hun, aish, kenapa anak ini memperlkakukanku seperti ini?’
“ Sehun-ssi, kenapa kau tidak maju kedepan? “ Tanya Tiffany mencoba tenang sambil menatapnya lekat.
“ aku tidak memiliki pasangan. “ jawabnya santai. Dapat dirasakan Tiffany darahnya yang melepuh kesal. Tidak ada pilihan lain, ia harus bersedia menggantikan pasangannya. “ majulah, aku yang akan menggantikannya. “ mendengar itu langsung membuat Sehun tersenyum manis. Mereka pun mulai mempraktekannya.

     Mereka berdua saling bertatapan. Jarak mereka yang hanya 10 centi membuat Tiffany sedikit resah. Namun ia mencoba menutupinya. Pria itu tidak juga membacakan dialognya. Yang ia lakukan hanya menatap Tiffany lekat. Awalnya Tiffany mengira bahwa Sehun sedang mencoba mengingat isi dialog, karena itu ia mencoba menunggu dan terus menatapnya. Tetapi tiba-tiba. degg degg degg
‘apa-apaan ini, kenapa jantungku bereaksi hanya karena tatapan anak ingusan sepertinya?’
     Tiffany langsung membuang tatapannya dan mencoba melangkah mundur. Tapi yang dilakukan pria itu, Sehun menarik pinggang Tiffany lalu mencuimnya. Seisi kelas langsung histeris, sebagian orang merekamnya, sebagian lagi mengutuk Tiffany. Tiffany mencoba melepas ciuman itu, namun tangan Sehun yang melingkar dipinggangnya terlalu kuat sehingga membuatnya menyerah dan hanya bisa diam. Tidak lama dari itu, Sehun melepaskan ciumannya lalu mengatakan sesuatu kepada Tiffany dengan berbisik.
“ dengan ini, kita sudah resmi berpacaran. “ tidak lupa memberikan senyuman nakalnya, senyuman yang sesungguhnya sangat mematikan bagi gadis lainnya. Setelah itu ia kembali ketempat duduknya. Meninggalkan Tiffany yang masih mematung disana.
     Terduduk lemas di hadapan komputernya. Saat ini kantor dipenuhi dengan guru yang sedang bersiap-siap untuk pulang. Ada yang sedang asik mengobrol, berdandan, dan merapihkan meja kerjanya. Sedangkan Tiffany, ia hanya merunduk malu. Mengingat kejadian yang barusan terjadi, ia benar-benar merasa bodoh, bagaimana mungkin seorang guru sepertinya bisa diperlakukan seperti itu dengan muridnya sendiri. Disela lamunannya, terdengar sebuah keributan dari dalam kantor, disaat ia menoleh, semua mata sedang tertuju padanya, tentunya dengan cacian halus yang mereka lontarkan padanya. Itu karena mereka baru menonton sebuah rekaman yang baru saja diberikan salah seorang murid. Tentunya rekaman yang berisi adegan ciuman antara dirinya dan Sehun.
‘anak itu selalu membawaku kedalam masalah. Aish! Bagaimana ini?’
     Seisi kantor kembali histeris ketika pintu kantor terbuka dan Sehun masuk dari sana. mereka langsung memfokuskan mata padanya yang saat ini sedang menghampiri Tiffany. Tiffany menatapnya tak percaya, setelah kericuhan yang terjadi, bagaimana mungkin ia masih bisa tersenyum seperti itu.
“ ayo kita pulang. “ Sehun malah menarik tangannya, tidak lupa ia meraih tas gadis itu lalu membawanya keluar dari kantor. Sepanjang perjalanan mereka menuju parkiran mobil, seribu mata terpaku menatap  mereka, dan sepuluh ribu lainnya mencaci dan mengutuk gadis itu. tubuh Tiffany seakan kehilangan tenaga. Dan bodohnya lagi, ia hanya mengikuti langkah Sehun yang belum ia ketahui kemana arahnya. “ jangan didengarkan, mereka hanya iri kepadamu. “ ujar Sehun dengan santai tanpa menghirakan pandangan mereka. Setibanya di parkiran mobil, ia langsung mempersilahkan gadis itu masuk lalu membawanya pergi dari sekolah.

     Tidak seperti yang ia bayangkan. Ternyata Sehun langsung mengantarnya pulang ke apartemennya, dan anehnya lagi, pria itu mengetahui dimana tempat tinggalnya. Ia semakin merasa ada yang tidak beres dengan pria itu.
“ masuklah. “ kata Sehun sembari memberikan tasnya. Tapi Tiffany masih menatapnya menyelidiki. “ wae? Apa aku harus mengantarmu sampai depan kamar? “ tambahnya dan membuah Tiffany tertawa tak percaya. Pria itu seakan lupa dengan masalah yang telah ia perbuat. “ baiklah jika begitu, aku akan mengantarmu sampai depan kamar. “ ia kembali menarik tangan gadis itu, tetapi ditepis dengan cepat.
yak, apa yang sedang kau rencanakan? “ Tanya Tiffany dengan serius.
“ maksudmu? “ kata Sehun tak mengerti.
“ apa yang sedang kau rencanakan! “ Tiffany menaikkan suaranya.
“ ah.. itu, aku sedang memikirkan seperti apa pesta pernikahan kita nanti. Wae? Kenapa kau menanyakan ini? “ jawaban yang diluar perkiraannya.
“ cih, sepertinya kau harus segera memeriksakan keadaan mentalmu. “ ucapnya lalu masuk kedalam apartemen meninggalkan Sehun yang hanya tersenyum mendengar perkataannya.
‘apa menyukaimu adalah kesalahan?’, ucap Sehun dalam hati.

………………

appa dengar kau membuat masalah lagi? “ kata ayahnya yang baru saja menghampirinya, ia yang sedang serius membaca komentar pedas fansnya di social media tentang apa yang ia lakukan tadi tidak terlalu menghiraukan perkataan sang ayah.
“ hem.. “ jawabnya jujur.
“ Sehun-na, geurojima..
wae appa? “ ia menoleh sejenak, lalu kembali menatap layar ponselnya dengan serius.
“ kau boleh berbuat apa saja, tapi jangan mengganggu gadis itu. dia bisa terkena masalah. “ kata ayahnya yang ternyata sudah mengenal Tiffany dengan baik. Ternyata dulunya Tiffany adalah siswi kesayangan ayahnya ketika ayahnya masih menjadi guru. Karena itu Tiffany berani menjumpainya ketika Sehun berbuat masalah di sekolah.
“ masalah? Appa, apa salah jika aku menyukainya? “ Sehun menatap ayahnya kecewa.
“ kau benar-benar menyukainya? “
“ apa aku terlihat bercanda? “ ia langsung meninggalkan ayahnya. Ia benar-benar kesal diperlakukan seperti anak kecil seperti itu. ia masuk kedalam kamarnya, meraih kunci mobilnya lalu pergi entah kemana. Satu jam ia mengelilingi kota Seoul, akhirnya dengan kesal ia memutar balik mobilnya dan berhenti di depan apartemen Tiffany.
     Melangkah dengan pasti menuju kamar gadis itu. tidak sulit untuknya mencari tahu kamar gadis itu. setibanya disana, dengan cepat ia menekan bel, tidak  butuh waktu lama, pintu terbuka dan dia langsung masuk kedalamnya tanpa menunggu gadis itu mempersilahkannya.
yak! Apa yang sedang kau lakukan! Kenapa kau masuk kekamarku.. “
“ apa salah jika aku menyukaimu? “ Sehun memotong perkataannya. Tiffany dapat melihat raut emosi pada wajahnya.
“ ada apa denganmu? “
“ kenapa aku harus mengikuti perkataan mereka? kenapa appa juga berpikiran sama dengan mereka? sulit untukku tertarik kepada seorang gadis setelah kepergian eomma, tidak bisakah kau menerimaku? Agar mereka yakin dengan perasaanku saat ini? “ menatap Tiffany penuh harapan sambil memegang bahu gadis itu dengan kuat.
“ Sehun-na, terimakasih sudah menyukaiku. Tetapi, perasaanku tidak bisa dipaksa. “ ucap Tiffany hati-hati. Seketika tangan Sehun melemas dan melepaskan sentuhannya. Ia melangkah menuju pintu dan hendak keluar.
“ aku masih berharap kau adalah takdirku. “ katanya sebelum dirinya keluar dari sana. Tiffany terdiam mendengar perkataannya.
‘ada apa ini? kenapa aku tersentuh mendengarnya? Bagaimanapun juga aku tidak mungkin menerimanya, dia anak dari sunbae, aku sangat menghormatinya. aku tidak ingin terjadi salah paham’, pikir wanita yang tidak dimengerti jalan pikirannya.

………………

     Semua mata memandangnya hina. Mereka mengganggapnya tak tahu malu karena berani mendekati Sehun. Sehun yang terkenal dengan ketampanannya dan disegani satu sekolah selalu menarik perhatian banyak orang. Dan ketika Sehun mencuim gadis itu, gadis yang hampir tidak diketahui keberadaannya disekolah itu dikarenakan tidak memiliki teman, berpenampilan seperti kutu buku, tentu semua orang akan mengecamnya. Dilihat sekilas saja gadis itu sudah jauh berbeda dengan Sehun. Tentu mereka akan menentang hubungan mereka.
     Saat ini memasuki perkarangan sekolah sudah sangat menyiksanya. Banyaknya tatapan melecehkan dari banyak orang, ditambah kata-kata tak pantas yang mereka lontarkan untuknya. Dilihatnya dari kejauhan, Sehun sedang berjalan mendekatinya, tapi sayangnya, tidak seperti yang ia pikirkan, pria itu terus berjalan melewatinya. Timbul sedikit rasa kecewa pada dirinya.
“ Tiffany seonsaeng-nim! “ sapa seorang guru dengan ketus. Lalu melirik penampilan keseluruhannya dengan tatapan jijik.
“ ah ne? “ Tiffany mencoba sabar dan tetap ramah.
“ cepat datang ke kantor, kami semua menunggumu. “ setelah itu ia langsung melenggang pergi meninggalkan Tiffany yang sudah bisa menebak. Menebak apa yang akan terjadi ketika ia tiba di kantor.

     Sesuai apa yang ia pikirkan. Setibanya disana ia langsung mendapatkan kritikan pedas dari guru-guru lainnya. Ada yang menolaknya dengan kasar, Memukulnya dengan buku, menarik bajunya hingga tersobek. Lalu dari luar kantor, murid-murid menonton dari balik jendela sembari berseru mengiyakan perkataan kejam guru-guru tersebut.
“ dasar tidak tahu diri! Kau pikir kau siapa? Bisa menggoda tuan muda Sehun! “
“ penampilanmu yang seperti ini, kau kira kau bisa mendapatkannya? Sekalipun kau operasi plastic pun tidak akan merubah nasibmu! “ yang lain bersorak senang melihatnya dicaci maki.
“ kau hanya akan memberikan efek tidak baik bagi keluarga mereka! sadarlah! “
“ apa yang sedang kalian lakukan! “ Sehun masuk kedalam kantor dengan kemarahan yang luar biasa. Melihat Tiffany yang terduduk lemah, lengan kemejanya sobek akibat tarikan dan dorongan para guru. Rambutnya berantakkan, sepatunya sudah dicampak entah kemana. Hatinya benar-benar remuk melihat itu. “ aku akan pastikan balasan yang pantas untuk kalian. “ ujar Sehun dengan dingin. Ia mencari sepatu gadis itu, lalu meraih tasnya, setelah itu membantu gadis itu berdiri. Sayangnya Tiffani menepis tangannya.
“ jangan pedulikan aku. “ dilihatnya air mata yang mengalir di wajah gadis itu. Tiffany meraih sepatu dan juga tasnya lalu keluar dari sana. semua murid yang ada diluar menyorakinya. Sehun mengepalkan tangannya mencoba menahan amarah, lalu berlari mengejar gadis itu. sayangnya Tiffany sudah masuk kedalam taksi dan menghilang dari pandangannya.

……………….

     Sudah seharian ia menunggu Tiffany di depan pintu kamar apartemennya. Ia sudah bertanya kepada bagian recepsionis, mereka mengatakan bahwa Tiffany belum terlihat sejak tadi pagi. Sehun tidak tahu hendak mencarinya kemana, karena itu ia memilih menunggu gadis itu didepan kamarnya. Malam tiba dan gadis itu belum juga kembali. Ia sudah hampir tertidur, terduduk bersandarkan dinding. Ketika mendengar suara seorang gadis yang sedang mengomel, ia langsung tersadar dan mendapatkan Tiffany sedang berjalan menuju kamarnya. Langkah gadis itu terlihat gontai dan wajahnya merah padam. Jika diperhatikan, sepertinya gadis itu sedang mabuk. Sehun langsung menghampirinya.
yak, kau mabuk? “ memandangi wajah Tiffany. gadis itu tidak memberikan respon. Ia malah memberikan kunci kamarnya, menyuruh Sehun untuk segera membukakan untuknya. Sehun sedikit kaget dan dengan gugup ia membuka pintu kamarnya. Gadis itu terjatuh kelantai dan tak sadarkan diri. Ia mangambil tas gadis itu dan memakainya, lalu menaikkan gadis itu keatas punggung dan membawanya masuk kedalam kamarnya.
     Gadis itu tertidur pulas setelah Sehun membaringkan tubuhnya diatas kasur. Pria itu terlihat tidak ingin beranjak dari sana. ia malah ikut tertidur di sofa. Malam itu berakhir begitu saja. Tiffany terbangun ketika secercah cahaya menyelip dari gorden yang tidak tertutup rapat. Dirinya kaget ketika melihat Sehun tertidur di atas sofa sambil meringkuk kedinginan. Bukannya marah dengan keberadaan pria itu, ia malah menyelimutinya dengan selimut. Gadis itu kembali teringat apa yang terjadi dengannya kemarin. Tidak, bukan yang terjadi disekolah, tetapi setelah ia meninggalkan sekolah dan bertemu dengan ayahnya Sehun. Ayahnya menceritakan banyak hal tentang pria itu. dan inti dari percakapan mereka, ayahnya tidak lagi melarang Sehun untuk mendekatinya. Tepatnya, ayahnya sudah merestui hubungan mereka.
     Tiffany mengamati pria itu yang sedang tertidur. Sesungguhnya gadis itu mulai mengasihaninya. Ia kehilangan ibunya 5 tahun yang lalu. Semenjak itu ia berubah menjadi anak yang nakal, suka membuat masalah. Tiffany yang tidak pernah takut karena mengenal ayahnya dengan berani memarahinya. Karena itu Sehun mulai sering mengganggunya bahkan menggodanya. Tiffany akui. Gadis mana yang tidak tersentuh jika digoda dengan pria tampan sepertinya. Tetapi selama ini gadis itu mencoba untuk mengubur perasaan itu dalam-dalam. Ia tidak ingin dianggap memanfaatkan hubungan dekatnya dengan ayah pria itu untuk bisa mendapatkan Sehun. Tetapi ketika melihat keberanian Sehun didepan public, mencium dan menggandeng tangannya. Sepertinya pria itu benar-benar serius.
“ sepertinya kau mulai menyukaiku? “ perkataan Sehun menyadarkannya. Ternyata pria itu sudah bangun dan mendapatkan gadis itu menatapnya dengan tatapan kosong.
“ oh? Kau sudah bangun? “ Tiffany merasakan pipinya merah memanas menahan malu.
“ ehei.. pipimu memerah. Benar kau sudah menyukaiku? “ Sehun mendekatkan wajahnya dengan wajah gadis itu. membuat Tiffany semakin malu dan menjadi gugup.
“ kenapa kau masuk kekamarku? Kau benar-benar tidak sopan! “ gadis itu memilih berdiri menjauh dari wajah tampan itu.
“ lebih tidak sopan mana, seorang gadis tidur dengan nyaman didepan pria? “ jawab Sehun santai sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum. Tiffany langsung kaget lalu mendekatinya.
“ apa kau bilang? “ katanya dihadapan Sehun.
“ kau tidak ingat? Tadi malam kau mabuk, dan tertidur dihadapanku. Dan apa kau tahu? Kemarin aku menunggumu seharian didepan pintu seperti orang bodoh. Yang kudapatkan kau pulang dalam keadaan mabuk. Kau seharusnya bersyukur karena aku yang menemui, jika pria lain, bagaimana? “ ujar pria itu sembari memilih minuman didalam lemari es. Tiffany terdiam sejenak.
gomawo.. “ ucapnya setelah itu. tidak tahu mau mengatakan apa.
“ wah, wajahmu dipagi hari benar-benar cantik. “ gadis itu kembali kaget ketika pria itu kembali mendekati wajahnya. Ia mencoba mundur, namun tubuhnya tertahan oleh meja. Dan dengan nakalnya Sehun terus melangkah kedepan. Membuat tubuhnya terjepit diantara meja dan pria itu. “ bolehkan aku menciummu? “ ucapnya sambil menatap gadis itu yang hanya berjarak 3 centi darinya. Tiffany hanya terpaku melihat mata pria itu yang benar-benar indah. Melihat Tiffany yang tidak memberikan respon, perlahan Sehun mendekati bibir gadis itu. semakin dekat, dan semakin dekat. Tapi ia menghentikan gerakannya. “ aish, aku belum gosok gigi. Dimana toiletnya? “ ia langsung meninggalkan gadis itu yang masih mematung disana.
‘hoh, ada apa ini? kenapa jantungku berdebar seperti ini? jangan bilang kalau aku… argh! Aku benar-benar sudah gila!’

……………….

     Tiffany sedang mencuci piring kotor bekas sarapan mereka. sedangkan Sehun sedang asik menonton tv. Ia belum juga berniat meninggalkan gadis itu. tentu Tiffany tidak tega untuk mengusirnya. Ia selalu teringat oleh kata-kata ayah pria itu.
“ selama ini Sehun sangat kesepian. Ia tidak pernah mendekatkan diri padaku. Dari kecil ia hanya dekat sama ibunya. Dan setelah ibunya meninggal dunia. Dia seperti hidup sendiri dirumah ini. Tetapi setelah ia mengatakan bahwa ia menyukaimu, aku merasakan aura yang berbeda darinya. Aku tidak mengerti itu. kurasa kau akan mengetahuinya. “ kata-kata ayah Sehun selalu melayang dipikirannya.
yak, jangan sering-sering melamun seperti itu. aku tidak tahan melihatnya. Wajahmu terlalu imut. “ Sehun sudah berada disampingnya. “ kau tidak kerja? “ Tanya Sehun lagi. Tiffany menggelengkan kepalanya. “ baguslah, dengan begitu kita bisa seharian bersama-sama. “ ia kembali melangkah menuju ruang tv. Mendengar perkataannya membuat Tiffany mengejarnya.
“ apa katamu? Yak, kau tidak bisa berada disini terus.. “ ia mengikuti langkah Sehun dengan susah payah.
wae? “ pria itu terus melangkah.
“ tetap saja tidak boleh.. “
wae?
“ aku bilang tidak boleh ya tidak boleh. “
wae? “ dengan cepat Sehun berbalik dan melingkarkan tangannya dipinggang gadis itu. “ aku Tanya kenapa? Kau harus menjawabnya dulu. “ tambahnya dengan tatapan innocent dan sangat cool. Tatapannya kembali membuat gadis itu terpaku. “ ah, aku baru ingat. Tadi aku tidak jadi menciummu. Apa aku lakukan sekarang saja? “ godanya dan berhasil membuat Tiffany sadar.
yak, jangan bercanda, aku ini nuna.. “ gadis itu mencoba melepaskan tangan pria itu dari pinggangnya. Tidak bisa.
“ bercanda? Baiklah akan kulakukan agar kau tidak berpikir bahwa aku sedang bercanda. “ sedetik kemudian pria itu sudah mendaratkan ciumannya di bibir gadis itu. Perlahan Sehun melumat bibir gadis itu dengan lembut. Penuh cinta. Seakan bisa merasakan perasaan pria itu, Tiffany menutup matanya dan mulai membalas ciuman tersebut. Dan akhirnya ia sadari itu. aura yang ayah Sehun tidak ketahui. Perasaan cinta Sehun yang mampu membuat gadis itu percaya padanya. Membuat gadis itu bisa merasakan kehangatan, dari tubuhnya dan juga perasaannya.

     Ciuman itu berlangsung lama. Hingga akhirnya Tiffany menghentikannya karena merasa sesak menahan nafas. Ia juga membuka kaca matanya yang hampir terjatuh karena terhimpit wajah pria itu.
wae? “ Tanya Sehun.
“ aku tidak bisa bernafas. “ jawab Tiffany sembari mengatur nafas. Sehun lantas tersenyum melihat gadis itu. ia memeluk gadis itu. membelai rambutnya.
“ jangan pernah menyembunyikan perasaanmu dariku lagi. Karena sekuat apapun usahamu melakukannya, aku akan tetap bisa mengetahui isi hatimu. Matamu tidak bisa membohongiku. “

………………..

     Esok harinya Tiffany kembali mengajar. Ditemani dengan Sehun ia memasuki sekolah. Tidak ada lagi murid atau bahkan guru yang menghina gadis itu. itu semua berkat ayah Sehun yang ternyata mendatangi para guru dihari kemarin, tepatnya disaat Tiffany dan Sehun berduaan diapartemen. Gadis itu juga sudah memantapkan hatinya bahwa sebenarnya selama ini ia juga sudah menyukai pria itu. ia tidak lagi menyembunyikan perasaannya. Dengan santai mereka bergandengan tangan, walau itu terlihat sedikit aneh, mereka mencoba menepis pemikiran itu.

     Beberapa bulan kemudian Sehun menyelesaikan sekolahnya. Ia mulai berkuliah disalah satu kampus ternama di Seoul. Ia juga menerima tawaran kerja dari ayahnya. Dan kini hubungannya dengan ayahnya sudah mulai membaik berkat bantuan Tiffany. Akhirnya semuanya sesuai dengan harapan pria itu. bahwa gadis itu adalah takdirnya. Takdir Cintanya.


the end

0 komentar: