Pria ini tidak terlalu menghiraukan
perlajarannya. Disaat berada di sekolah ia selalu mengandalkan ayahnya yang
seorang pemilik yayasan sekolah tersebut, dengan berani ia bolos sesuka
hatinya. Tidak ada guru yang berani memarahinya. Walau begitu, Sehun tidak
pernah sekalipun absen dalam kelas acting. Alasan satu-satunya yaitu untuk
bertemu dengan guru yang selalu menarik perhatiannya. Kenapa begitu? Ya, karena
guru tersebutlah yang berani memarahinya ketika ia berbuat salah. Dan guru tersebutlah
yang sangat sering menjumpai ayahnya untuk melaporkan kenakalannya.
………………
Tiffany sedang melengkapi barang-barang
yang akan dia bawa ke kelas. Menjadi guru acting memang menyenangkan. Namun
ketika ia sadar bahwa ia harus bertemu dengan pria menyebalkan itu, dirinya
langsung kehilangan semangatnya. ia selalu merasa heran, kenapa anak itu selalu
mengganggunya. Dirinya yang merupakan guru berpenampilan terburuk disekolah
ini, guru yang selalu dikucilkan mengenai pakaian, dianggap kolot, kutu buku
dan menggunakan kacamata berlensa tebal. Memikirkannya saja dia sudah menyesal
akan dirinya. Tetapi pria itu, pria terpopuler dan berwajah tampan itu seperti
tidak menghiraukan kondisi tubuhnya. Ia tidak henti-hentinya menggoda dan
mengganggunya.
‘syukurlah,
tidak lama lagi ujian kelulusan, aku akan memberikan nilai tinggi untuknya,
agar ia bisa segera keluar dari sekolah ini.’
…………………
Duduk santai disudut kelas. Menaikkan
sebelah kakinya keatas meja lalu melipat kedua tangannya didepan dada.
Menikmati music dari ipadnya. menghiraukan tatapan dari gadis-gadis yang ada
disana. tiba-tiba saja seseorang menyenggolnya dan menjatuhkan ipad mahalnya.
Ia langsung mengamuk dan hendak memukul namun ketika pintu kelas terbuka dan
Tiffany muncul, ia langsung bersikap manis dan kembali duduk. Tentu saat ini
yang pria itu lakukan yaitu merekatkan pandangannya dengan gadis itu, guru yang
selama ini menarik perhatiannya.
“ sudah jangan ribut
lagi! “ teriak Tiffany memerintah. Murid-murid disana tidak ada yang menghiraukan
perkataannya, itu adalah hal yang harus ia hadapi setiap harinya. Tidak
dihiraukan oleh seisi sekolah sudah menjadi santapannya setiap hari.
“ kalian tidak dengar
apa yang dia katakan? “ kali ini suara itu terdengar dari siswa laki-laki yang
duduk disudut kelas. Ya, itu adalah Sehun. Semua mata langsung terpaku padanya,
dan dalam sekejap suasana menjadi hening. Sehun pun tersenyum nakal kepada
Tiffany yang kini mencoba mengalihkan pandangannya dari pria itu.
“ khamsahamnida. “ ucap Tifanny tanpa melihat Sehun yang masih
tersenyum puas. “ sekarang kita mempraktekan dialog yang sudah saya bagikan
minggu lalu, kalian sudah menguasainya? “ “ sudah seonsaeng-nim… “ jawab mereka serentak. Pelajaran itu pun dimulai.
Semua siswa maju dengan pasangan mereka
masing-masing. Mereka terlihat antusias mengikuti pelajaran ini. setelah
memeriksa semua nama, tinggal satu siswa yang belum mendapatkan nilai, itu
karena ia belum mempraktekkannya kedepan. Tiffany kembali gelisah ketika yang
dilihatnya nama Sehun.
‘Oh
Se Hun, aish, kenapa anak ini memperlkakukanku seperti ini?’
“ Sehun-ssi, kenapa kau tidak maju kedepan? “
Tanya Tiffany mencoba tenang sambil menatapnya lekat.
“ aku tidak memiliki
pasangan. “ jawabnya santai. Dapat dirasakan Tiffany darahnya yang melepuh
kesal. Tidak ada pilihan lain, ia harus bersedia menggantikan pasangannya. “
majulah, aku yang akan menggantikannya. “ mendengar itu langsung membuat Sehun
tersenyum manis. Mereka pun mulai mempraktekannya.
Mereka berdua saling bertatapan. Jarak
mereka yang hanya 10 centi membuat Tiffany sedikit resah. Namun ia mencoba
menutupinya. Pria itu tidak juga membacakan dialognya. Yang ia lakukan hanya
menatap Tiffany lekat. Awalnya Tiffany mengira bahwa Sehun sedang mencoba
mengingat isi dialog, karena itu ia mencoba menunggu dan terus menatapnya.
Tetapi tiba-tiba. degg degg degg
‘apa-apaan
ini, kenapa jantungku bereaksi hanya karena tatapan anak ingusan sepertinya?’
Tiffany langsung membuang tatapannya dan
mencoba melangkah mundur. Tapi yang dilakukan pria itu, Sehun menarik pinggang
Tiffany lalu mencuimnya. Seisi kelas langsung histeris, sebagian orang
merekamnya, sebagian lagi mengutuk Tiffany. Tiffany mencoba melepas ciuman itu,
namun tangan Sehun yang melingkar dipinggangnya terlalu kuat sehingga
membuatnya menyerah dan hanya bisa diam. Tidak lama dari itu, Sehun melepaskan
ciumannya lalu mengatakan sesuatu kepada Tiffany dengan berbisik.
“ dengan ini, kita
sudah resmi berpacaran. “ tidak lupa memberikan senyuman nakalnya, senyuman
yang sesungguhnya sangat mematikan bagi gadis lainnya. Setelah itu ia kembali
ketempat duduknya. Meninggalkan Tiffany yang masih mematung disana.
Terduduk lemas di hadapan komputernya.
Saat ini kantor dipenuhi dengan guru yang sedang bersiap-siap untuk pulang. Ada
yang sedang asik mengobrol, berdandan, dan merapihkan meja kerjanya. Sedangkan
Tiffany, ia hanya merunduk malu. Mengingat kejadian yang barusan terjadi, ia
benar-benar merasa bodoh, bagaimana mungkin seorang guru sepertinya bisa diperlakukan
seperti itu dengan muridnya sendiri. Disela lamunannya, terdengar sebuah
keributan dari dalam kantor, disaat ia menoleh, semua mata sedang tertuju
padanya, tentunya dengan cacian halus yang mereka lontarkan padanya. Itu karena
mereka baru menonton sebuah rekaman yang baru saja diberikan salah seorang
murid. Tentunya rekaman yang berisi adegan ciuman antara dirinya dan Sehun.
‘anak
itu selalu membawaku kedalam masalah. Aish! Bagaimana ini?’
Seisi kantor kembali histeris ketika pintu
kantor terbuka dan Sehun masuk dari sana. mereka langsung memfokuskan mata
padanya yang saat ini sedang menghampiri Tiffany. Tiffany menatapnya tak
percaya, setelah kericuhan yang terjadi, bagaimana mungkin ia masih bisa
tersenyum seperti itu.
“ ayo kita pulang. “
Sehun malah menarik tangannya, tidak lupa ia meraih tas gadis itu lalu
membawanya keluar dari kantor. Sepanjang perjalanan mereka menuju parkiran
mobil, seribu mata terpaku menatap
mereka, dan sepuluh ribu lainnya mencaci dan mengutuk gadis itu. tubuh
Tiffany seakan kehilangan tenaga. Dan bodohnya lagi, ia hanya mengikuti langkah
Sehun yang belum ia ketahui kemana arahnya. “ jangan didengarkan, mereka hanya
iri kepadamu. “ ujar Sehun dengan santai tanpa menghirakan pandangan mereka.
Setibanya di parkiran mobil, ia langsung mempersilahkan gadis itu masuk lalu
membawanya pergi dari sekolah.
Tidak seperti yang ia bayangkan. Ternyata
Sehun langsung mengantarnya pulang ke apartemennya, dan anehnya lagi, pria itu
mengetahui dimana tempat tinggalnya. Ia semakin merasa ada yang tidak beres
dengan pria itu.
“ masuklah. “ kata
Sehun sembari memberikan tasnya. Tapi Tiffany masih menatapnya menyelidiki. “ wae? Apa aku harus mengantarmu sampai
depan kamar? “ tambahnya dan membuah Tiffany tertawa tak percaya. Pria itu
seakan lupa dengan masalah yang telah ia perbuat. “ baiklah jika begitu, aku
akan mengantarmu sampai depan kamar. “ ia kembali menarik tangan gadis itu,
tetapi ditepis dengan cepat.
“ yak, apa yang sedang kau rencanakan? “ Tanya Tiffany dengan serius.
“ maksudmu? “ kata
Sehun tak mengerti.
“ apa yang sedang kau
rencanakan! “ Tiffany menaikkan suaranya.
“ ah.. itu, aku sedang
memikirkan seperti apa pesta pernikahan kita nanti. Wae? Kenapa kau menanyakan ini? “ jawaban yang diluar perkiraannya.
“ cih, sepertinya kau
harus segera memeriksakan keadaan mentalmu. “ ucapnya lalu masuk kedalam
apartemen meninggalkan Sehun yang hanya tersenyum mendengar perkataannya.
‘apa
menyukaimu adalah kesalahan?’, ucap Sehun dalam
hati.
………………
“ appa dengar kau membuat masalah lagi? “ kata ayahnya yang baru saja
menghampirinya, ia yang sedang serius membaca komentar pedas fansnya di social
media tentang apa yang ia lakukan tadi tidak terlalu menghiraukan perkataan
sang ayah.
“ hem.. “ jawabnya
jujur.
“ Sehun-na, geurojima.. “
“ wae appa? “ ia menoleh sejenak, lalu kembali menatap layar
ponselnya dengan serius.
“ kau boleh berbuat apa
saja, tapi jangan mengganggu gadis itu. dia bisa terkena masalah. “ kata
ayahnya yang ternyata sudah mengenal Tiffany dengan baik. Ternyata dulunya Tiffany
adalah siswi kesayangan ayahnya ketika ayahnya masih menjadi guru. Karena itu
Tiffany berani menjumpainya ketika Sehun berbuat masalah di sekolah.
“ masalah? Appa, apa salah jika aku menyukainya? “
Sehun menatap ayahnya kecewa.
“ kau benar-benar
menyukainya? “
“ apa aku terlihat
bercanda? “ ia langsung meninggalkan ayahnya. Ia benar-benar kesal diperlakukan
seperti anak kecil seperti itu. ia masuk kedalam kamarnya, meraih kunci
mobilnya lalu pergi entah kemana. Satu jam ia mengelilingi kota Seoul, akhirnya
dengan kesal ia memutar balik mobilnya dan berhenti di depan apartemen Tiffany.
Melangkah dengan pasti menuju kamar gadis
itu. tidak sulit untuknya mencari tahu kamar gadis itu. setibanya disana,
dengan cepat ia menekan bel, tidak butuh
waktu lama, pintu terbuka dan dia langsung masuk kedalamnya tanpa menunggu gadis
itu mempersilahkannya.
“ yak! Apa yang sedang kau lakukan! Kenapa kau masuk kekamarku.. “
“ apa salah jika aku
menyukaimu? “ Sehun memotong perkataannya. Tiffany dapat melihat raut emosi
pada wajahnya.
“ ada apa denganmu? “
“ kenapa aku harus
mengikuti perkataan mereka? kenapa appa
juga berpikiran sama dengan mereka? sulit untukku tertarik kepada seorang gadis
setelah kepergian eomma, tidak
bisakah kau menerimaku? Agar mereka yakin dengan perasaanku saat ini? “ menatap
Tiffany penuh harapan sambil memegang bahu gadis itu dengan kuat.
“ Sehun-na, terimakasih sudah menyukaiku.
Tetapi, perasaanku tidak bisa dipaksa. “ ucap Tiffany hati-hati. Seketika
tangan Sehun melemas dan melepaskan sentuhannya. Ia melangkah menuju pintu dan
hendak keluar.
“ aku masih berharap
kau adalah takdirku. “ katanya sebelum dirinya keluar dari sana. Tiffany
terdiam mendengar perkataannya.
‘ada
apa ini? kenapa aku tersentuh mendengarnya? Bagaimanapun juga aku tidak mungkin
menerimanya, dia anak dari sunbae, aku sangat menghormatinya. aku tidak ingin
terjadi salah paham’, pikir wanita yang tidak dimengerti
jalan pikirannya.
………………
Semua mata memandangnya hina. Mereka
mengganggapnya tak tahu malu karena berani mendekati Sehun. Sehun yang terkenal
dengan ketampanannya dan disegani satu sekolah selalu menarik perhatian banyak
orang. Dan ketika Sehun mencuim gadis itu, gadis yang hampir tidak diketahui
keberadaannya disekolah itu dikarenakan tidak memiliki teman, berpenampilan
seperti kutu buku, tentu semua orang akan mengecamnya. Dilihat sekilas saja gadis
itu sudah jauh berbeda dengan Sehun. Tentu mereka akan menentang hubungan
mereka.
Saat ini memasuki perkarangan sekolah
sudah sangat menyiksanya. Banyaknya tatapan melecehkan dari banyak orang,
ditambah kata-kata tak pantas yang mereka lontarkan untuknya. Dilihatnya dari
kejauhan, Sehun sedang berjalan mendekatinya, tapi sayangnya, tidak seperti
yang ia pikirkan, pria itu terus berjalan melewatinya. Timbul sedikit rasa
kecewa pada dirinya.
“ Tiffany seonsaeng-nim! “ sapa seorang guru dengan
ketus. Lalu melirik penampilan keseluruhannya dengan tatapan jijik.
“ ah ne? “ Tiffany mencoba sabar dan tetap
ramah.
“ cepat datang ke
kantor, kami semua menunggumu. “ setelah itu ia langsung melenggang pergi
meninggalkan Tiffany yang sudah bisa menebak. Menebak apa yang akan terjadi
ketika ia tiba di kantor.
Sesuai apa yang ia pikirkan. Setibanya
disana ia langsung mendapatkan kritikan pedas dari guru-guru lainnya. Ada yang
menolaknya dengan kasar, Memukulnya dengan buku, menarik bajunya hingga
tersobek. Lalu dari luar kantor, murid-murid menonton dari balik jendela
sembari berseru mengiyakan perkataan kejam guru-guru tersebut.
“ dasar tidak tahu
diri! Kau pikir kau siapa? Bisa menggoda tuan muda Sehun! “
“ penampilanmu yang
seperti ini, kau kira kau bisa mendapatkannya? Sekalipun kau operasi plastic
pun tidak akan merubah nasibmu! “ yang lain bersorak senang melihatnya dicaci
maki.
“ kau hanya akan
memberikan efek tidak baik bagi keluarga mereka! sadarlah! “
“ apa yang sedang
kalian lakukan! “ Sehun masuk kedalam kantor dengan kemarahan yang luar biasa.
Melihat Tiffany yang terduduk lemah, lengan kemejanya sobek akibat tarikan dan
dorongan para guru. Rambutnya berantakkan, sepatunya sudah dicampak entah
kemana. Hatinya benar-benar remuk melihat itu. “ aku akan pastikan balasan yang
pantas untuk kalian. “ ujar Sehun dengan dingin. Ia mencari sepatu gadis itu,
lalu meraih tasnya, setelah itu membantu gadis itu berdiri. Sayangnya Tiffani
menepis tangannya.
“ jangan pedulikan aku.
“ dilihatnya air mata yang mengalir di wajah gadis itu. Tiffany meraih sepatu
dan juga tasnya lalu keluar dari sana. semua murid yang ada diluar
menyorakinya. Sehun mengepalkan tangannya mencoba menahan amarah, lalu berlari
mengejar gadis itu. sayangnya Tiffany sudah masuk kedalam taksi dan menghilang
dari pandangannya.
……………….
Sudah seharian ia menunggu Tiffany di
depan pintu kamar apartemennya. Ia sudah bertanya kepada bagian recepsionis,
mereka mengatakan bahwa Tiffany belum terlihat sejak tadi pagi. Sehun tidak
tahu hendak mencarinya kemana, karena itu ia memilih menunggu gadis itu didepan
kamarnya. Malam tiba dan gadis itu belum juga kembali. Ia sudah hampir
tertidur, terduduk bersandarkan dinding. Ketika mendengar suara seorang gadis
yang sedang mengomel, ia langsung tersadar dan mendapatkan Tiffany sedang
berjalan menuju kamarnya. Langkah gadis itu terlihat gontai dan wajahnya merah
padam. Jika diperhatikan, sepertinya gadis itu sedang mabuk. Sehun langsung
menghampirinya.
“ yak, kau mabuk? “ memandangi wajah Tiffany. gadis itu tidak
memberikan respon. Ia malah memberikan kunci kamarnya, menyuruh Sehun untuk
segera membukakan untuknya. Sehun sedikit kaget dan dengan gugup ia membuka
pintu kamarnya. Gadis itu terjatuh kelantai dan tak sadarkan diri. Ia mangambil
tas gadis itu dan memakainya, lalu menaikkan gadis itu keatas punggung dan
membawanya masuk kedalam kamarnya.
Gadis itu tertidur pulas setelah Sehun
membaringkan tubuhnya diatas kasur. Pria itu terlihat tidak ingin beranjak dari
sana. ia malah ikut tertidur di sofa. Malam itu berakhir begitu saja. Tiffany
terbangun ketika secercah cahaya menyelip dari gorden yang tidak tertutup
rapat. Dirinya kaget ketika melihat Sehun tertidur di atas sofa sambil
meringkuk kedinginan. Bukannya marah dengan keberadaan pria itu, ia malah
menyelimutinya dengan selimut. Gadis itu kembali teringat apa yang terjadi
dengannya kemarin. Tidak, bukan yang terjadi disekolah, tetapi setelah ia
meninggalkan sekolah dan bertemu dengan ayahnya Sehun. Ayahnya menceritakan
banyak hal tentang pria itu. dan inti dari percakapan mereka, ayahnya tidak
lagi melarang Sehun untuk mendekatinya. Tepatnya, ayahnya sudah merestui
hubungan mereka.
Tiffany mengamati pria itu yang sedang
tertidur. Sesungguhnya gadis itu mulai mengasihaninya. Ia kehilangan ibunya 5
tahun yang lalu. Semenjak itu ia berubah menjadi anak yang nakal, suka membuat
masalah. Tiffany yang tidak pernah takut karena mengenal ayahnya dengan berani
memarahinya. Karena itu Sehun mulai sering mengganggunya bahkan menggodanya.
Tiffany akui. Gadis mana yang tidak tersentuh jika digoda dengan pria tampan
sepertinya. Tetapi selama ini gadis itu mencoba untuk mengubur perasaan itu
dalam-dalam. Ia tidak ingin dianggap memanfaatkan hubungan dekatnya dengan ayah
pria itu untuk bisa mendapatkan Sehun. Tetapi ketika melihat keberanian Sehun
didepan public, mencium dan menggandeng tangannya. Sepertinya pria itu
benar-benar serius.
“ sepertinya kau mulai
menyukaiku? “ perkataan Sehun menyadarkannya. Ternyata pria itu sudah bangun
dan mendapatkan gadis itu menatapnya dengan tatapan kosong.
“ oh? Kau sudah bangun?
“ Tiffany merasakan pipinya merah memanas menahan malu.
“ ehei.. pipimu
memerah. Benar kau sudah menyukaiku? “ Sehun mendekatkan wajahnya dengan wajah
gadis itu. membuat Tiffany semakin malu dan menjadi gugup.
“ kenapa kau masuk
kekamarku? Kau benar-benar tidak sopan! “ gadis itu memilih berdiri menjauh
dari wajah tampan itu.
“ lebih tidak sopan
mana, seorang gadis tidur dengan nyaman didepan pria? “ jawab Sehun santai
sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum. Tiffany langsung kaget
lalu mendekatinya.
“ apa kau bilang? “
katanya dihadapan Sehun.
“ kau tidak ingat? Tadi
malam kau mabuk, dan tertidur dihadapanku. Dan apa kau tahu? Kemarin aku
menunggumu seharian didepan pintu seperti orang bodoh. Yang kudapatkan kau
pulang dalam keadaan mabuk. Kau seharusnya bersyukur karena aku yang menemui,
jika pria lain, bagaimana? “ ujar pria itu sembari memilih minuman didalam
lemari es. Tiffany terdiam sejenak.
“ gomawo.. “ ucapnya setelah itu. tidak tahu mau mengatakan apa.
“ wah, wajahmu dipagi
hari benar-benar cantik. “ gadis itu kembali kaget ketika pria itu kembali
mendekati wajahnya. Ia mencoba mundur, namun tubuhnya tertahan oleh meja. Dan
dengan nakalnya Sehun terus melangkah kedepan. Membuat tubuhnya terjepit
diantara meja dan pria itu. “ bolehkan aku menciummu? “ ucapnya sambil menatap
gadis itu yang hanya berjarak 3 centi darinya. Tiffany hanya terpaku melihat
mata pria itu yang benar-benar indah. Melihat Tiffany yang tidak memberikan
respon, perlahan Sehun mendekati bibir gadis itu. semakin dekat, dan semakin dekat.
Tapi ia menghentikan gerakannya. “ aish,
aku belum gosok gigi. Dimana toiletnya? “ ia langsung meninggalkan gadis itu
yang masih mematung disana.
‘hoh,
ada apa ini? kenapa jantungku berdebar seperti ini? jangan bilang kalau aku…
argh! Aku benar-benar sudah gila!’
……………….
Tiffany sedang mencuci piring kotor bekas sarapan
mereka. sedangkan Sehun sedang asik menonton tv. Ia belum juga berniat
meninggalkan gadis itu. tentu Tiffany tidak tega untuk mengusirnya. Ia selalu
teringat oleh kata-kata ayah pria itu.
“ selama ini Sehun
sangat kesepian. Ia tidak pernah mendekatkan diri padaku. Dari kecil ia hanya
dekat sama ibunya. Dan setelah ibunya meninggal dunia. Dia seperti hidup
sendiri dirumah ini. Tetapi setelah ia mengatakan bahwa ia menyukaimu, aku
merasakan aura yang berbeda darinya. Aku tidak mengerti itu. kurasa kau akan
mengetahuinya. “ kata-kata ayah Sehun selalu melayang dipikirannya.
“ yak, jangan sering-sering melamun seperti itu. aku tidak tahan
melihatnya. Wajahmu terlalu imut. “ Sehun sudah berada disampingnya. “ kau
tidak kerja? “ Tanya Sehun lagi. Tiffany menggelengkan kepalanya. “ baguslah,
dengan begitu kita bisa seharian bersama-sama. “ ia kembali melangkah menuju
ruang tv. Mendengar perkataannya membuat Tiffany mengejarnya.
“ apa katamu? Yak, kau tidak bisa berada disini
terus.. “ ia mengikuti langkah Sehun dengan susah payah.
“ wae? “ pria itu terus melangkah.
“ tetap saja tidak
boleh.. “
“ wae? “
“ aku bilang tidak
boleh ya tidak boleh. “
“ wae? “ dengan cepat Sehun berbalik dan melingkarkan tangannya
dipinggang gadis itu. “ aku Tanya kenapa? Kau harus menjawabnya dulu. “ tambahnya
dengan tatapan innocent dan sangat cool. Tatapannya kembali membuat gadis itu
terpaku. “ ah, aku baru ingat. Tadi aku tidak jadi menciummu. Apa aku lakukan
sekarang saja? “ godanya dan berhasil membuat Tiffany sadar.
“ yak, jangan bercanda, aku ini nuna..
“ gadis itu mencoba melepaskan tangan pria itu dari pinggangnya. Tidak bisa.
“ bercanda? Baiklah akan
kulakukan agar kau tidak berpikir bahwa aku sedang bercanda. “ sedetik kemudian
pria itu sudah mendaratkan ciumannya di bibir gadis itu. Perlahan Sehun melumat
bibir gadis itu dengan lembut. Penuh cinta. Seakan bisa merasakan perasaan pria
itu, Tiffany menutup matanya dan mulai membalas ciuman tersebut. Dan akhirnya
ia sadari itu. aura yang ayah Sehun tidak ketahui. Perasaan cinta Sehun yang
mampu membuat gadis itu percaya padanya. Membuat gadis itu bisa merasakan
kehangatan, dari tubuhnya dan juga perasaannya.
Ciuman
itu berlangsung lama. Hingga akhirnya Tiffany menghentikannya karena merasa
sesak menahan nafas. Ia juga membuka kaca matanya yang hampir terjatuh karena
terhimpit wajah pria itu.
“ wae? “ Tanya Sehun.
“ aku tidak bisa
bernafas. “ jawab Tiffany sembari mengatur nafas. Sehun lantas tersenyum
melihat gadis itu. ia memeluk gadis itu. membelai rambutnya.
“ jangan pernah
menyembunyikan perasaanmu dariku lagi. Karena sekuat apapun usahamu
melakukannya, aku akan tetap bisa mengetahui isi hatimu. Matamu tidak bisa
membohongiku. “
………………..
Esok harinya Tiffany kembali mengajar. Ditemani
dengan Sehun ia memasuki sekolah. Tidak ada lagi murid atau bahkan guru yang
menghina gadis itu. itu semua berkat ayah Sehun yang ternyata mendatangi para
guru dihari kemarin, tepatnya disaat Tiffany dan Sehun berduaan diapartemen. Gadis
itu juga sudah memantapkan hatinya bahwa sebenarnya selama ini ia juga sudah
menyukai pria itu. ia tidak lagi menyembunyikan perasaannya. Dengan santai
mereka bergandengan tangan, walau itu terlihat sedikit aneh, mereka mencoba
menepis pemikiran itu.
Beberapa bulan kemudian Sehun
menyelesaikan sekolahnya. Ia mulai berkuliah disalah satu kampus ternama di
Seoul. Ia juga menerima tawaran kerja dari ayahnya. Dan kini hubungannya dengan
ayahnya sudah mulai membaik berkat bantuan Tiffany. Akhirnya semuanya sesuai dengan
harapan pria itu. bahwa gadis itu adalah takdirnya. Takdir Cintanya.
the end
0 komentar:
Post a Comment