“ hyung,
kau kenapa? Wajahmu terlihat murung. “ tegur Kai. Ia dan Sehun menghampiri
Xiumin yang sedang menonton Spongebob, kartun favoritnya. Xiumin tidak menjawab
pertanyaan itu. ia terus menatap ke layar televisi, tetap dengan raut wajahnya
yang murung.
“ sejak kapan cerita Spongebob sedih? Hyung, raut wajahmu tidak cocok. “ seru
Sehun yang mengikuti arah pandang hyung-nya.
“ hyung.. hyung.. hyung.. “ Kai mencoba menggoncang tubuh Xiumin.
Pria itu tetap tidak bereaksi.
“ yak yak! Dari pada kalian mengganggunya, lebih baik kalian membantu
ku memasak. Kemarilah! “ teriak Do dari arah dapur. Tapi kedua pria nakal itu
malah berlari keluar dari villa. Meninggalkan Xiumin yang masih asik termenung
dihadapan kartun favoritnya dan tidak menghiraukan perintah Do.
Memilih berjalan-jalan menikmati sejuknya
angin di sore hari. Kali ini mereka semua (member Exo) mendapatkan liburan dengan
jangka waktu yang lumayan lama setelah berhasil melakukan konser mereka. konser
yang tentunya melelahkan itu terbayarkan dengan liburan mereka, yaitu berlibur
ke Jeju. Pantai Hyeopjae terbentang luas. Xiumin menginjakkan kakinya di pasir
yang putih itu, ia terus melangkah dibibir pantai dengan memegang kedua
sepatunya yang tadinya ia lepas. Disaat ia tengah menikmati pemandangan yang
indah, langkahnya terhenti ketika melihat Luhan. Pria itu sedang duduk santai
dibawah payung pantai bersama seorang yeoja.
Entah kenapa, Xiumin memilih berbalik dan menjauh. Tetapi ternyata Luhan
menyadari keberadaannya.
“ yak Baozi! “ panggil Luhan dengan keras. Luhan selalu memanggil
Xiumin dengan panggilan itu, karena menurutnya Xiumin memiliki pipi yang bulat
dan gendut.
“ … “ Xiumin
berpura-pura tidak mendengar dan terus berjalan. Namun tidak ia sangka, Luhan
telah menarik tangannya dan menghentikan langkahnya.
“ yak, wae geure? Kau tidak mendengarku? “ Luhan terlihat khawatir.
“ oh? Kau memanggilku.
“ ia mencoba berbohong. “ mian, aku
tidak mendengarnya. “ menyengir seperti biasa.
“ ayo ikut denganku.
Akan aku kenalkan kau dengan temanku. “ tidak bisa menolak, kini ia membiarkan
tubuhnya diseret Luhan untuk menemui teman yang pria itu maksud. “ kenalkan,
ini temanku, Oh Jin Hee. Jin Hee, kau tahu bukan siapa dia? “ kata Luhan
mencoba memperkenalkan mereka.
“ geurom, artis terkenal seperti kalian mana mungkin tidak aku kenal.
Annyeonghaseyo, Oh Jin Hee
imnida.. “ gadis itu tersenyum dengan manis kepada Xiumin. Tidak menjawab,
ia hanya balas tersenyum lalu diam.
“ aish kau ini. bukankah kau sudah berjanji untuk lebih banyak
berbicara. “ Luhan kesal sejenak. Lalu kembali riang. “ baiklah, kemana kita
sekarang? Jin Hee-ya, tentu kau tahu
tempat yang bagus disini.. “
“ tentu saja.. tetapi
ini sudah menjelang malam. Perjalanan akan terasa singkat. Baiknya kita
lanjutkan besok saja. “ Luhan mengangguk paham. Tidak lama dari itu gadis itu
pamit meninggalkan mereka. Luhan hendak berjalan pulang, namun ketika
dilihatnya Xiumin sedang serius menatap sunset yang kebetulan sedang berlangsung.
ia menghentikan langkahnya dan memilih menunggu sahabatnya itu.
‘Luhan,
kau harus kuat. Kau tidak boleh membiarkan perasaan ini semakin berkembang.’,
pikir Luhan dalam diam. Tidak lama dari itu mereka kembali ke villa.
Pulau Jeju memiliki suhu udara yang lebih
dingin dibanding Seoul, apalagi ketika musim semi seperti saat ini. keduanya
sama-sama menggunakan hoodie tebal, namun Xiumin tetap terlihat tidak nyaman
dengan udara dingin tersebut. tidak butuh waktu lama untuk menyadari itu, Luhan
sudah terlebih dahulu membuka hoodienya dan memaksa Xiumin memakainya.
“ pakailah. Kau ini
aneh sekali, kau menguasai banyak ilmu bela diri, tapi kau tidak tahan dengan
udara dingin. Hahaha.. “ melihat Luhan tertawa, Xiumin hanya tersenyum kaku. “ Kajja, aku lapar sekali. Kira-kira Do
memasak apa ya? “
……………..
“ hyung! Kalian dari mana saja? Ayo kesini, Do memasak sundubu
jjigae. “ sapa Baekhyun sembari mengunyah.
“ kau jorok sekali hyung! Kunyah dulu makananmu baru
berbicara. “ si manis Tao memukul pelan bahu Baekhyun.
“ Luhan hyung, kau tidak menggunakan jaket?
Bukankah udara diluar lumayan dingin? “ kata Suho yang sedang meletakkan
semangkuk sundubu jjigae dihadapan Luhan lalu semangkuk lainnya dihadapan
Xiumin.
“ gwenchana.. “ jawab Luhan tidak menghiraukan tatapan menyesal dari
Xiumin. “ achim! “ bersin dengan kuat.
“ kau pasti flu lagi. Hyung, kenapa kau mudah sekali terkena
flu? “ gumam Chen yang kini sedang mencarikan obat flu untuknya. Lalu setelah
itu memberikannya beserta minuman hangatnya. “ minum ini, jangan sampai kau
tidak bisa menikmati liburan ini. “
“ gomawo.. “ Luhan langsung menelan pil tersebut.
“ baiklah. Besok kita
mau kemana? Bukankah Jeju memiliki banyak tempat wisata? “ seru Chanyeol
memecahkan suasana.
“ besok temanku yang
akan membawa kita. Dia bekerja sebagai pemandu wisata disini, Ottae? “
“ joa.. wah, semoga liburan kita menyenangkan.. “ Chanyeol berteriak
kegirangan lalu diikuti dengan teriakan member Exo lainnya.
“ Do, makanan ini apa
namanya? “ pertanyaan yang Lay lontarkan membuat semuanya terdiam.
“ hyung, setelah kau menghabiskan satu mangkuk, kau baru
menanyakannya? “ kesal Do.
“ ggaepsong.. “ ucap Baekhyun yang mengundang tawa semua member Exo.
………………
Mendaki gunung sangatlah melelahkan. Namun
bukan itu yang membuat Xiumin enggan ikut mendaki bersama member Exo lainnya.
Puncak pegunungan yang dinginlah yang membuatnya memilih menunggu ditaman
bersama Oh Jin Hee yang ternyata takut ketinggian. Sembari menunggu member
lainnya, Xiumin memainkan kameranya untuk mengabadikan pemandangan disana.
“ kalian berteman
dengan sangat baik. “ tanya Jin Hee memecahkan keheningan. Xiumin
menggantungkan kameranya di lehernya dan mencoba menoleh ke gadis itu.
“ nugu? “
“ kau dan Luhan. “
tambah gadis itu. Xiumin terlihat enggan menjawab. Ia malah kembali memainkan
kameranya.
“ sejak kapan? “ Jin
Hee mengikuti langkah Xiumin yang sedang mencoba menjauhinya. Tepatnya
menghindar dari pertanyaan gadis itu. pria itu masih saja membungkam mulutnya
dan tidak menghiraukan gadis itu. “ jadi kalian benar-benar dekat? “ masih
tidak menghiraukan gadis itu. “ sedekat apa kalian? Maksudku hubungan kalian? “
Xiumin semakin mempercepat langkahnya. “ yak!
Kau tidak mendengarku? “ kini gadis itu mulai meninggikan suaranya. Ternyata
berhasil menghentikan langkah pria itu.
“ kenapa kau sangat
ingin tahu? “ kata Xiumin tanpa ekspresi.
“ karena aku
menyukainya. “ ujar Jin Hee. Raut wajahnya terlihat serius. Mendengar
pernyataan gadis itu membuat Xiumin terdiam mematung.
……………….
Setelah puas mendaki, kini mereka
melanjutkan perjalanan mereka ke Museum Teddy Bear. Setiba disana. Mereka
terlihat sangat antusias. Mereka pada sibuk dengan kamera mereka masing-masing.
Namun tidak dengan Xiumin. Pria itu kembali memilih menjauh dari
teman-temannya. Duduk santai dihadapan Teddy Bear yang berukuran besar.
Sesekali menoleh kearah teman-temannya. Ia tersenyum. Tetapi ketika yang
dilihatnya Luhan dan Oh Jin Hee, raut wajahnya menjadi murung.
‘aku
bisa merasakan perubahan sikapmu. Walau kau berusaha untuk tetap terlihat
tenang, aku tetap bisa merasakan perubahan itu. mungkin seharusnya aku tidak
mengatakan itu.’
“ hyung, kenapa kau hanya duduk. Ayo ikut denganku.. ppali, ppali! “ Tao mencoba menariknya
Xiumin untuk ikut bersamanya mengelilingi museum tersebut. “ wah.. nomu yeppo.. ah hyung, jogi bwa! (lihat
kesana) daebak, ruangan ini dibuat
menyerupai tempat syuting drama Goong. “ Tao malah asik sendiri dan tidak
mengetahui bahwa Xiumin telah meninggalkannya. Xiumin yang pendiam tentu tidak
akan merasa nyaman jika bersama Tao yang sedang dalam fase berisik.
Melangkah dengan santai. Mengintari museum
tanpa sekalipun mengamati keindahan dari boneka yang ada disana. Matanya hanya
menatap kosong kedepan. Namun dalam sedetik langkahnya terhenti. Kini matanya
menatap lurus kedepan. Menatap Luhan yang berdiri 1 meter dihadapannya.
“ kenapa kau sendiri? “
Tanya Luhan kepadanya. Xiumin diam beberapa detik. Lalu mulai kembali melangkah
dan tidak menjawab pertanyaan Luhan. Dengan cepat Luhan menahan lengannya. “
jangan begini.. “ Xiumin melepaskan genggaman Luhan. “ yak Baozi. “ terus berjalan dan tidak menghiraukan Luhan. “ aku
juga memiliki perasaan yang sama! “ langkah Xiumin kembali terhenti. “ sama
sepertimu. “ Xiumin membalikkan tubuhnya lalu menatap Luhan. “ tapi, kau
sendiri tahu bahwa itu tidak mungkin terjadi. namun walau begitu, kau tidak
harus menjauhiku seperti ini. “
“ aniya, aku tidak akan bisa bertahan jika terus berada didekatmu.
Aku sudah mencobanya, ternyata itu sangat sulit. “ Xiumin mengatakannya dengan
tenang.
“ Baozi-ya, bukan ini yang aku inginkan. “
“ begitu juga denganku.
“ mereka terdiam disana. mereka terhanyut dengan pikiran masing-masing. “ aku
mengerti, itu tidak akan mungkin terjadi. hah, tentu itu akan terlihat aneh.
Karena itu, lebih baik kita saling menjauh saja. “ dan kini Xiumin benar-benar
meninggalkan Luhan.
“ yak Baozi! Gerojima..
(jangan begitu) “ sayangnya Xiumin telah menghilang tertutupi pengunjung.
“ hyung, wae geure? “ Tanya Chanyeol yang baru saja menghampiri Luhan.
“ ah, gwenchana. “ Luhan juga meninggalkan
Chanyeol.
“ ada apa dengannya?
Jelas sekali tadi aku mendengarnya meneriaki Xiumin hyung. Aish, akhir-akhir
ini mereka terlihat aneh. Ada apa sebenarnya? “
“ hyung, kau sedang apa? Jangan coba-coba berakting seperti detektif,
kau tidak ahli untuk itu. “ kata Do tanpa ekspresi.
“ arrayo. “ jawab si polos Chanyeol, lalu kedua pria itu tertawa
geli.
………………
Setelah kembali ke villa, Xiumin langsung
masuk kedalam kamarnya lalu menutupi diri dengan selimut tebalnya. Sedangkan
Luhan memilih duduk santai di halaman. Malam hari yang dingin tidak membuat
Luhan kapok setelah berkali-kali terkena flu. Ia tetap duduk dibangku yang ada
dihalaman villa.
“ ini dingin sekali hyung, kau bisa terkena flu lagi. “
terdengar suara dari belakang tubuhnya. Ternyata Suho. “ ah hyung, boleh aku bertanya? “ Suho menghampiri Luhan yang sedang
menatap langit. Luhan mengangguk pelan tanpa menoleh. “ apa kau bertengkar
dengan Xiumin hyung? “ mendengar itu
tentu membuat Luhan menoleh kepadanya.
“ aniyo. “
“ lalu? “
“ tidak ada apa-apa. “
“ hyung, kau pikir aku akan percaya? “
“ Suho-ya, jinjjayo.. “
“ hyung, hanya aku, bisakah kau menceritakannya padaku? Aku tidak
bisa tenang melihat kalian seperti ini. “ Suho terus mendesaknya.
“ ada apa denganmu.
Sudah aku katakan, kami.. “
“ hyung! “ jiwa leadernya mulai membara.
“ masuklah, aku sedang
ingin sendiri. “
“ aku tidak ingin asal
menebak, tetapi hal ini terus menghantuiku. “ Suho menatap Luhan. Ia menarik
nafas panjang dan kembali melanjutkan perkataannya. “ seperti apa hubungan
kalian, aku terus memikirkannya. Melihat dari kedekatan kalian, tentu berbagai
pemikiran muncul dibenakku. “ ia menghela nafas. Sedikit ragu, ia kembali
melanjutkan perkataannya. “ apa kalian berada dalam hubungan yang seperti itu?
“
“ Suho-ya.. “ Luhan tercengat mendengar
perkataan Suho.
“ mianhaeyo hyung. Mungkin perkataanku sedikit kasar, tapi.. “
“ ne, majayo.. (ya benar) “ menjawab dengan tenang. “ awalnya aku
masih tidak menyadari perasaanku. ketika dia mengatakannya kepadaku, aku masih
mencoba menenangkannya, menjelaskan kepadanya bahwa apa yang ia rasakan
tidaklah benar, namun semakin banyaknya waktu yang berlalu, ditambah perubahan
sikapnya terhadapku, akhirnya aku menyadari itu. aku juga memiliki perasaan
yang sama sepertinya. Bahkan jauh sebelum ia mengatakannya padaku. Tapi tetap
saja itu tidak benar. Perasaan aneh seperti ini tentu harus dimusnahkan. Itulah
yang membuat kami seperti ini. hah, aku benar-benar malu mengatakan ini padamu.
Tapi sepertinya kau bisa dipercaya. Tolong rahasiakan ini dari yang lain. Kami
hanya butuh sedikit waktu untuk bisa kembali seperti dulu lagi. Arraso? “ Luhan memaksakan sebuah
senyuman lalu kembali mengamati keindahan langit malam.
…………………
Do dan Chanyeol sedang sibuk memasak untuk
sarapan mereka. dibantu dengan Jin Hee yang sudah tiba lebih awal. Sedangkan
Suho harus sedikit kualahan karena harus membangunkan member Exo lainnya. Sarapan
sudah tersusun rapi di atas meja makan. Semua member Exo telah berkumpul
kecuali Luhan. Seakan sudah bisa menebak apa yang terjadi pada Luhan, Chen
langsung mengambil obat flu lalu menghampiri hyung-nya yang masih meringkuk lemah diatas kasurnya. Ternyata
Luhan memang sedang flu.
Xiumin menghabiskan sarapannya dengan
cepat lalu pergi keluar villa. Begitu ia mengetahui bahwa luhan terjatuh sakit,
ingin rasanya ia menemuinya, namun ia kembali menahan dirinya dan memilih
menikmati udara pagi. Berjalan mengelilingi perumahan disana. Dengan keresahan
hatinya yang terus memuncak. Ia mencoba berlari kecil, dirinya tetap gelisah. Ia
tahu betul, ketika flu menyerang, tubuh Luhan akan melemah dan tentunya ia akan
membutuhkan banyak bantuan. Selama ini dirinya lah yang selalu setia menemani Luhan.
Namun karena hal bodoh yang ia lakukan, ia harus menahan itu.
Mengakui perasaanya kepada Luhan. Ia menyesali
itu. disatu sisi mereka sama-sama seorang pria. Hal itu tentu terdengar aneh. Namun
pada saat itu dirinya benar-benar tidak bisa mengontrol perasaannya sehingga
kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya. sesuai yang ia bayangkan. Luhan
bungkam tanpa kata. Melihat reaksi Luhan, Xiumin menganggap hal itu sebagai
suatu penolakan dan juga kekecewaan. Betapa bodohnya dirinya sampai bisa
berbuat seperti itu. pada akhirnya dirinya lah yang menghancurkan persahabatan
mereka.
Ia sempat senang ketika mendengar Luhan
mengatakan bahwa ia juga memiliki perasaan yang sama. Namun Luhan tidak
mengindahkan itu. ia semakin menyadari itu. seharusnya ia tidak melakukan itu.
tidak mengakui perasaan anehnya itu.
“ kau melamun? “
seseorang berbicara kepadanya. Xiumin yang masih berlari kecil menoleh
kesampingnya. Jin Hee sedang berusaha menyamai langkahnya. Xiumin kontras
berhenti berlari dan menatap gadis itu heran. “ huh, lelah juga mengikuti
langkahmu, kau terlalu cepat. “ ucap gadis yang jarang olahraga itu.
“ kau mengikutiku? “
kata Xiumin datar.
“ kau tidak
menyadarinya? Hah, tentu saja. Kau terus melamun. Syukur kau tidak menubruk
pohon. “ gadis itu tertawa renyah. Suaranya terdengar nyaring. Xiumin berjalan
pelan untuk melemaskan otot-ototnya.
“ ada apa? “
“ ne? “
“ kau pasti mengikutiku
karena ada maksud. “
“ hem, majayo.. “ Jin Hee terlihat mengerutkan
keningnya. “ sebenarnya, Luhan menemuiku untuk mengatakan sesuatu. “ langkah
Xiumin terhenti. Menatap Jin Hee lekad. “ kurasa dia telah mengatakannya
padamu. “ membalas tatapan Xiumin dengan tenang. “ tentang perasaannya, dia
bahkan sudah menyembunyikannya dari sebelum kalian debut. Sekuat itu ia menahan
perasaannya. Karena ia tahu, itu salah. “ Xiumin mengatup rapat mulutnya. tidak
menyangka Luhan sampai sejauh itu. “ dia ingin melihatmu bahagia bersama
seorang gadis. Karena itu dia tidak ingin membebankanmu dengan pernyataan
cintanya. Dan membenam perasaan itu dengan baik. “
“ kenapa kau
menceritakan ini padaku? Bukankah kau menyukainya? “ ucapnya setelah lama diam.
“ ya, aku menyukainya. Sangat
menyukainya. “ raut wajah Jin Hee berubah suram. “ tapi sepertinya tidak ada
tempat untukku berada di hatinya. Kau sudah merenggut semuanya. “ ia memaksakan
sebuah tawa. Xiumin kembali terdiam. Pria itu merasa iba melihat gadis itu. “
kau, jangan tidak menghiraukannya. Apalagi saat ini, ia sangat membutuhkanmu. Perasaan
itu, kalian tidak perlu mempermasalahkannya. Kalian hanya perlu menjalaninya. “
gadis itu kembali membuat Xiumin tak mampu berkata.
…………………
Obat flu yang ia minum membuatnya tertidur
kembali hingga sore menjelang. Ketika itu ia sudah merasa lebih sehat. Duduk diatas
kasurnya, merapikan rambutnya yang berantakkan. Didengarnya keributan dari luar
kamar. Ia langsung tersenyum membayangkan apa yang sedang temannya lakukan.
Ceklek
Pintu kamarnya terbuka, Xiumin datang
menghampirinya. Pria itu membawa nampan yang berisikan roti dan juga bubble
tea, minuman kesukaan Luhan. Tanpa ragu Xiumin duduk ditepi kasur, menaruh
nampan tersebut keatas paha Luhan. Tidak menghiraukan tatapan heran Luhan.
“ cepat minum, sebelum
Sehun melihatnya. Aku sudah bersusah payah menyembunyikan bubble tea ini
darinya. “ Xiumin telah berubah banyak. Ia kembali seperti semula.
“ Baozi-ya.. “ Luhan masih belum mengerti dengan
perubahan sikap Xiumin.
“ cepat kau minum.. “
ucap Xiumin dengan geram, wajahnya terlihat sangat imut disaat mengatakannya.
Luhan sampai tersenyum melihatnya. Ia mulai menikmati bubble teanya.
“ gomawo.. “
“ hem.. “ Xiumin
mengarahkan jari telunjuknya ke roti yang berisi selai keju itu. “ makan ini
juga. Sebelum Tao melihatnya. “ lalu tertawa pelan. Sembari menahan tawa Luhan
pun menyantapnya. “ Jin Hee, sejauh mana kau mengenalnya? “ pertanyaannya
membuat Luhan berhenti menyantap rotinya.
“ sejak SD, dulunya kami
berada di sekolah yang sama, Hingga SMA. Kenapa kau menanyakan ini? “
“ kau mengetahui
segalanya tentangnya? “ Tanya Xiumin lagi.
“ tentu, kami tetap
berkomunikasi walau aku sudah pindah ke Seoul. Wae? Kenapa tiba-tiba kau menanyakannya? “
“ kau yakin sudah
mengetahui segalanya tentangnya? “ raut wajah Xiumin menjadi serius, begitu
juga dengan Luhan.
“ wae geure? “
“ kau, apa kau memang tidak
peka terhadap perasaan orang? “ Luhan kembali terdiam. Sambil mengepalkan
tangannya, Xiumin melanjutkan perkataannya. “ Jin Hee, dia menyukaimu. “ Luhan
menatap Xiumin tak percaya. “ kau bilang kalian sudah berteman sangat lama? Selama
itulah ia menyembunyikan perasaannya. “
“ kau, bagaimana kau
bisa mengetahui ini? “
“ mwo? Maksudmu? “
“ sebenarnya aku sudah
menyadari itu, perasaannya terhadapku. tapi aku tidak bisa menyambutnya. Aku masih
belum bisa mengerti dengan perasaanku. “ menunduk menyesal.
“ jadi kau membiarkannya
terlihat bodoh dihadapanmu?
“ aniya, aku tidak bermaksud seperti itu. “ Luhan kembali menatap
Xiumin, ia terlihat menyesal.
“ kau, apa kau tahu
bagaimana sakitnya menyimpan perasaan.. “ Xiumin mengatup rapat bibirnya. Mencoba
untuk tenang. “ cobalah untuk menerimanya. Dia gadis yang baik. “ Xiumin bangkit
dari duduknya. “ dan tentang apa yang telah aku katakan padamu, lupakan itu.
kurasa kita telah salah dalam memahami perasaan kita. “ ia pun langsung
meninggalkan Luhan.
……………….
Kali ini mereka memilih Labirin Gimnyeong
sebagai tempat yang akan mereka kunjungi. Tentu tempat itu wajib dikunjungi
jika sedang berlibur ke Jeju. Mencari jalan keluar di labirin yang berbentuk pulau
jeju itu sungguh menantang. pada saat itu suasana masih sangat sepi, itu akan semakin
membuat mereka nyaman menjalani liburan mereka. Jin Hee sedang bersemangat memberi
arahan kepada mereka yang sudah tidak sabar berlari kearah pagar tanaman yang
tinggi itu.
“ dengarkan semua! Biasanya orang membutuhkan waktu sekitar 20 sampai 30 menit
untuk menemukan jalan keluar. Tapi jika nantinya kalian merasa tidak yakin, kalian
dapat menggunakan peta untuk membantu mencari jalan keluarnya. Ini petanya. “
jelasnya sembari membagikan peta kepada mereka. “ Dan apabila kalian tidak juga
menemukan jalan keluar, kalian dapat meminta bantuan. Untuk itu ada baiknya
kalian membawa ponsel. Mengerti? “
“
ne nuna.. “ teriak Kai dan Sehun
serentak.
“
geurom, pergilah. “ tentu yang lebih
dulu berlari adalah kedua pria nakal itu. Kai dan Sehun. lalu diikuti dengan
member Exo lainnya. Namun Luhan terlihat tetap berdiri disampingnya.
“
yak, kau tidak pergi? “ tegur Jin
Hee.
“
kau mau pergi denganku? “ ucap Luhan tenang sambil menatapnya yakin.
Degg degg degg
“ wae? Temanmu.. “
“ ayolah.. “ tidak perlu menunggu jawaban gadis itu. Luhan
langsung menggenggam tangan Jin Hee dan membawanya masuk kedalam pagar tanaman
hijau yang menjulang tinggi itu. mereka terus bergandengan tangan. Dan Luhan,
seperti disengaja, pria itu memilih jalan yang berlawanan dari yang gadis itu
perintah.
“ yak, seharusnya
kita belok kanan.. “ Jin Hee terlihat kesal, namun pipinya tetap memerah tak
kuasa menahan malu. Luhan tidak juga melepas genggaman tangannya.
“ gwenchana.. kita
bisa temukan jalan lain. “ ia tersenyum manis, namun terlihat nakal. Tidak lama
dari itu ponsel pria itu berdering. Ketika dilihatnya ternyata sebuah pesan. Ia
langsung membacanya. Ternyata isi pesan itu berupa foto, foto punggung dirinya
dan juga Jin Hee yang diambil dari belakang. Dan yang mengirim foto itu adalah
Xiumin. Luhan melihat ada pesan singkat yang terdapat dibawah foto tersebut. “
gadis itu terlihat lebih tampan dariku. “ baca Luhan pelan. Ia pun tertawa
geli.
‘kau benar Baozi. Sepertinya kita
telah salah memahami perasaan kita. Aku berharap kita memang salah. Ya, semoga
kita salah‘
the end.
0 komentar:
Post a Comment