Thursday, July 24, 2014

Fanfiction_Love Doesn't Always Belong to Us



hyung, kau kenapa? Wajahmu terlihat murung. “ tegur Kai. Ia dan Sehun menghampiri Xiumin yang sedang menonton Spongebob, kartun favoritnya. Xiumin tidak menjawab pertanyaan itu. ia terus menatap ke layar televisi, tetap dengan raut wajahnya yang murung.
“ sejak kapan cerita Spongebob sedih? Hyung, raut wajahmu tidak cocok. “ seru Sehun yang mengikuti arah pandang hyung-nya.
hyung.. hyung.. hyung.. “ Kai mencoba menggoncang tubuh Xiumin. Pria itu tetap tidak bereaksi.
yak yak! Dari pada kalian mengganggunya, lebih baik kalian membantu ku memasak. Kemarilah! “ teriak Do dari arah dapur. Tapi kedua pria nakal itu malah berlari keluar dari villa. Meninggalkan Xiumin yang masih asik termenung dihadapan kartun favoritnya dan tidak menghiraukan perintah Do.


     Memilih berjalan-jalan menikmati sejuknya angin di sore hari. Kali ini mereka semua (member Exo) mendapatkan liburan dengan jangka waktu yang lumayan lama setelah berhasil melakukan konser mereka. konser yang tentunya melelahkan itu terbayarkan dengan liburan mereka, yaitu berlibur ke Jeju. Pantai Hyeopjae terbentang luas. Xiumin menginjakkan kakinya di pasir yang putih itu, ia terus melangkah dibibir pantai dengan memegang kedua sepatunya yang tadinya ia lepas. Disaat ia tengah menikmati pemandangan yang indah, langkahnya terhenti ketika melihat Luhan. Pria itu sedang duduk santai dibawah payung pantai bersama seorang yeoja. Entah kenapa, Xiumin memilih berbalik dan menjauh. Tetapi ternyata Luhan menyadari keberadaannya.
yak Baozi! “ panggil Luhan dengan keras. Luhan selalu memanggil Xiumin dengan panggilan itu, karena menurutnya Xiumin memiliki pipi yang bulat dan gendut.
“ … “ Xiumin berpura-pura tidak mendengar dan terus berjalan. Namun tidak ia sangka, Luhan telah menarik tangannya dan menghentikan langkahnya.
yak, wae geure? Kau tidak mendengarku? “ Luhan terlihat khawatir.
“ oh? Kau memanggilku. “ ia mencoba berbohong. “ mian, aku tidak mendengarnya. “ menyengir seperti biasa.
“ ayo ikut denganku. Akan aku kenalkan kau dengan temanku. “ tidak bisa menolak, kini ia membiarkan tubuhnya diseret Luhan untuk menemui teman yang pria itu maksud. “ kenalkan, ini temanku, Oh Jin Hee. Jin Hee, kau tahu bukan siapa dia? “ kata Luhan mencoba memperkenalkan mereka.
geurom, artis terkenal seperti kalian mana mungkin tidak aku kenal. Annyeonghaseyo, Oh Jin Hee imnida.. “ gadis itu tersenyum dengan manis kepada Xiumin. Tidak menjawab, ia hanya balas tersenyum lalu diam.
aish kau ini. bukankah kau sudah berjanji untuk lebih banyak berbicara. “ Luhan kesal sejenak. Lalu kembali riang. “ baiklah, kemana kita sekarang? Jin Hee-ya, tentu kau tahu tempat yang bagus disini.. “
“ tentu saja.. tetapi ini sudah menjelang malam. Perjalanan akan terasa singkat. Baiknya kita lanjutkan besok saja. “ Luhan mengangguk paham. Tidak lama dari itu gadis itu pamit meninggalkan mereka. Luhan hendak berjalan pulang, namun ketika dilihatnya Xiumin sedang serius menatap sunset yang kebetulan sedang berlangsung. ia menghentikan langkahnya dan memilih menunggu sahabatnya itu.
‘Luhan, kau harus kuat. Kau tidak boleh membiarkan perasaan ini semakin berkembang.’, pikir Luhan dalam diam. Tidak lama dari itu mereka kembali ke villa.

    Pulau Jeju memiliki suhu udara yang lebih dingin dibanding Seoul, apalagi ketika musim semi seperti saat ini. keduanya sama-sama menggunakan hoodie tebal, namun Xiumin tetap terlihat tidak nyaman dengan udara dingin tersebut. tidak butuh waktu lama untuk menyadari itu, Luhan sudah terlebih dahulu membuka hoodienya dan memaksa Xiumin memakainya.
“ pakailah. Kau ini aneh sekali, kau menguasai banyak ilmu bela diri, tapi kau tidak tahan dengan udara dingin. Hahaha.. “ melihat Luhan tertawa, Xiumin hanya tersenyum kaku. “ Kajja, aku lapar sekali. Kira-kira Do memasak apa ya? “

……………..

hyung! Kalian dari mana saja? Ayo kesini, Do memasak sundubu jjigae. “ sapa Baekhyun sembari mengunyah.
“ kau jorok sekali hyung! Kunyah dulu makananmu baru berbicara. “ si manis Tao memukul pelan bahu Baekhyun.
“ Luhan hyung, kau tidak menggunakan jaket? Bukankah udara diluar lumayan dingin? “ kata Suho yang sedang meletakkan semangkuk sundubu jjigae dihadapan Luhan lalu semangkuk lainnya dihadapan Xiumin.
gwenchana.. “ jawab Luhan tidak menghiraukan tatapan menyesal dari Xiumin. “ achim! “ bersin dengan kuat.
“ kau pasti flu lagi. Hyung, kenapa kau mudah sekali terkena flu? “ gumam Chen yang kini sedang mencarikan obat flu untuknya. Lalu setelah itu memberikannya beserta minuman hangatnya. “ minum ini, jangan sampai kau tidak bisa menikmati liburan ini. “
gomawo.. “ Luhan langsung menelan pil tersebut.
“ baiklah. Besok kita mau kemana? Bukankah Jeju memiliki banyak tempat wisata? “ seru Chanyeol memecahkan suasana.
“ besok temanku yang akan membawa kita. Dia bekerja sebagai pemandu wisata disini, Ottae?
joa.. wah, semoga liburan kita menyenangkan.. “ Chanyeol berteriak kegirangan lalu diikuti dengan teriakan member Exo lainnya.
“ Do, makanan ini apa namanya? “ pertanyaan yang Lay lontarkan membuat semuanya terdiam.
hyung, setelah kau menghabiskan satu mangkuk, kau baru menanyakannya? “ kesal Do.
ggaepsong.. “ ucap Baekhyun yang mengundang tawa semua member Exo.

………………

     Mendaki gunung sangatlah melelahkan. Namun bukan itu yang membuat Xiumin enggan ikut mendaki bersama member Exo lainnya. Puncak pegunungan yang dinginlah yang membuatnya memilih menunggu ditaman bersama Oh Jin Hee yang ternyata takut ketinggian. Sembari menunggu member lainnya, Xiumin memainkan kameranya untuk mengabadikan pemandangan disana.
“ kalian berteman dengan sangat baik. “ tanya Jin Hee memecahkan keheningan. Xiumin menggantungkan kameranya di lehernya dan mencoba menoleh ke gadis itu.
nugu?
“ kau dan Luhan. “ tambah gadis itu. Xiumin terlihat enggan menjawab. Ia malah kembali memainkan kameranya.
“ sejak kapan? “ Jin Hee mengikuti langkah Xiumin yang sedang mencoba menjauhinya. Tepatnya menghindar dari pertanyaan gadis itu. pria itu masih saja membungkam mulutnya dan tidak menghiraukan gadis itu. “ jadi kalian benar-benar dekat? “ masih tidak menghiraukan gadis itu. “ sedekat apa kalian? Maksudku hubungan kalian? “ Xiumin semakin mempercepat langkahnya. “ yak! Kau tidak mendengarku? “ kini gadis itu mulai meninggikan suaranya. Ternyata berhasil menghentikan langkah pria itu.
“ kenapa kau sangat ingin tahu? “ kata Xiumin tanpa ekspresi.
“ karena aku menyukainya. “ ujar Jin Hee. Raut wajahnya terlihat serius. Mendengar pernyataan gadis itu membuat Xiumin terdiam mematung.

……………….

     Setelah puas mendaki, kini mereka melanjutkan perjalanan mereka ke Museum Teddy Bear. Setiba disana. Mereka terlihat sangat antusias. Mereka pada sibuk dengan kamera mereka masing-masing. Namun tidak dengan Xiumin. Pria itu kembali memilih menjauh dari teman-temannya. Duduk santai dihadapan Teddy Bear yang berukuran besar. Sesekali menoleh kearah teman-temannya. Ia tersenyum. Tetapi ketika yang dilihatnya Luhan dan Oh Jin Hee, raut wajahnya menjadi murung.
‘aku bisa merasakan perubahan sikapmu. Walau kau berusaha untuk tetap terlihat tenang, aku tetap bisa merasakan perubahan itu. mungkin seharusnya aku tidak mengatakan itu.’
hyung, kenapa kau hanya duduk. Ayo ikut denganku.. ppali, ppali! “ Tao mencoba menariknya Xiumin untuk ikut bersamanya mengelilingi museum tersebut. “ wah.. nomu yeppo.. ah hyung, jogi bwa! (lihat kesana) daebak, ruangan ini dibuat menyerupai tempat syuting drama Goong. “ Tao malah asik sendiri dan tidak mengetahui bahwa Xiumin telah meninggalkannya. Xiumin yang pendiam tentu tidak akan merasa nyaman jika bersama Tao yang sedang dalam fase berisik.

     Melangkah dengan santai. Mengintari museum tanpa sekalipun mengamati keindahan dari boneka yang ada disana. Matanya hanya menatap kosong kedepan. Namun dalam sedetik langkahnya terhenti. Kini matanya menatap lurus kedepan. Menatap Luhan yang berdiri 1 meter dihadapannya.
“ kenapa kau sendiri? “ Tanya Luhan kepadanya. Xiumin diam beberapa detik. Lalu mulai kembali melangkah dan tidak menjawab pertanyaan Luhan. Dengan cepat Luhan menahan lengannya. “ jangan begini.. “ Xiumin melepaskan genggaman Luhan. “ yak Baozi. “ terus berjalan dan tidak menghiraukan Luhan. “ aku juga memiliki perasaan yang sama! “ langkah Xiumin kembali terhenti. “ sama sepertimu. “ Xiumin membalikkan tubuhnya lalu menatap Luhan. “ tapi, kau sendiri tahu bahwa itu tidak mungkin terjadi. namun walau begitu, kau tidak harus menjauhiku seperti ini. “
aniya, aku tidak akan bisa bertahan jika terus berada didekatmu. Aku sudah mencobanya, ternyata itu sangat sulit. “ Xiumin mengatakannya dengan tenang.
“ Baozi-ya, bukan ini yang aku inginkan. “
“ begitu juga denganku. “ mereka terdiam disana. mereka terhanyut dengan pikiran masing-masing. “ aku mengerti, itu tidak akan mungkin terjadi. hah, tentu itu akan terlihat aneh. Karena itu, lebih baik kita saling menjauh saja. “ dan kini Xiumin benar-benar meninggalkan Luhan.
yak Baozi! Gerojima.. (jangan begitu) “ sayangnya Xiumin telah menghilang tertutupi pengunjung.
hyung, wae geure? “ Tanya Chanyeol yang baru saja menghampiri Luhan.
“ ah, gwenchana. “ Luhan juga meninggalkan Chanyeol.
“ ada apa dengannya? Jelas sekali tadi aku mendengarnya meneriaki Xiumin hyung. Aish, akhir-akhir ini mereka terlihat aneh. Ada apa sebenarnya? “
hyung, kau sedang apa? Jangan coba-coba berakting seperti detektif, kau tidak ahli untuk itu. “ kata Do tanpa ekspresi.
arrayo. “ jawab si polos Chanyeol, lalu kedua pria itu tertawa geli.

………………

     Setelah kembali ke villa, Xiumin langsung masuk kedalam kamarnya lalu menutupi diri dengan selimut tebalnya. Sedangkan Luhan memilih duduk santai di halaman. Malam hari yang dingin tidak membuat Luhan kapok setelah berkali-kali terkena flu. Ia tetap duduk dibangku yang ada dihalaman villa.
“ ini dingin sekali hyung, kau bisa terkena flu lagi. “ terdengar suara dari belakang tubuhnya. Ternyata Suho. “ ah hyung, boleh aku bertanya? “ Suho menghampiri Luhan yang sedang menatap langit. Luhan mengangguk pelan tanpa menoleh. “ apa kau bertengkar dengan Xiumin hyung? “ mendengar itu tentu membuat Luhan menoleh kepadanya.
aniyo.
“ lalu? “
“ tidak ada apa-apa. “
hyung, kau pikir aku akan percaya? “
“ Suho-ya, jinjjayo..  “
hyung, hanya aku, bisakah kau menceritakannya padaku? Aku tidak bisa tenang melihat kalian seperti ini. “ Suho terus mendesaknya.
“ ada apa denganmu. Sudah aku katakan, kami.. “
hyung! “ jiwa leadernya mulai membara.
“ masuklah, aku sedang ingin sendiri. “
“ aku tidak ingin asal menebak, tetapi hal ini terus menghantuiku. “ Suho menatap Luhan. Ia menarik nafas panjang dan kembali melanjutkan perkataannya. “ seperti apa hubungan kalian, aku terus memikirkannya. Melihat dari kedekatan kalian, tentu berbagai pemikiran muncul dibenakku. “ ia menghela nafas. Sedikit ragu, ia kembali melanjutkan perkataannya. “ apa kalian berada dalam hubungan yang seperti itu? “
“ Suho-ya.. “ Luhan tercengat mendengar perkataan Suho.
mianhaeyo hyung. Mungkin perkataanku sedikit kasar, tapi.. “
ne, majayo.. (ya benar) “ menjawab dengan tenang. “ awalnya aku masih tidak menyadari perasaanku. ketika dia mengatakannya kepadaku, aku masih mencoba menenangkannya, menjelaskan kepadanya bahwa apa yang ia rasakan tidaklah benar, namun semakin banyaknya waktu yang berlalu, ditambah perubahan sikapnya terhadapku, akhirnya aku menyadari itu. aku juga memiliki perasaan yang sama sepertinya. Bahkan jauh sebelum ia mengatakannya padaku. Tapi tetap saja itu tidak benar. Perasaan aneh seperti ini tentu harus dimusnahkan. Itulah yang membuat kami seperti ini. hah, aku benar-benar malu mengatakan ini padamu. Tapi sepertinya kau bisa dipercaya. Tolong rahasiakan ini dari yang lain. Kami hanya butuh sedikit waktu untuk bisa kembali seperti dulu lagi. Arraso? “ Luhan memaksakan sebuah senyuman lalu kembali mengamati keindahan langit malam.

…………………

     Do dan Chanyeol sedang sibuk memasak untuk sarapan mereka. dibantu dengan Jin Hee yang sudah tiba lebih awal. Sedangkan Suho harus sedikit kualahan karena harus membangunkan member Exo lainnya. Sarapan sudah tersusun rapi di atas meja makan. Semua member Exo telah berkumpul kecuali Luhan. Seakan sudah bisa menebak apa yang terjadi pada Luhan, Chen langsung mengambil obat flu lalu menghampiri hyung-nya yang masih meringkuk lemah diatas kasurnya. Ternyata Luhan memang sedang flu.

     Xiumin menghabiskan sarapannya dengan cepat lalu pergi keluar villa. Begitu ia mengetahui bahwa luhan terjatuh sakit, ingin rasanya ia menemuinya, namun ia kembali menahan dirinya dan memilih menikmati udara pagi. Berjalan mengelilingi perumahan disana. Dengan keresahan hatinya yang terus memuncak. Ia mencoba berlari kecil, dirinya tetap gelisah. Ia tahu betul, ketika flu menyerang, tubuh Luhan akan melemah dan tentunya ia akan membutuhkan banyak bantuan. Selama ini dirinya lah yang selalu setia menemani Luhan. Namun karena hal bodoh yang ia lakukan, ia harus menahan itu.
     Mengakui perasaanya kepada Luhan. Ia menyesali itu. disatu sisi mereka sama-sama seorang pria. Hal itu tentu terdengar aneh. Namun pada saat itu dirinya benar-benar tidak bisa mengontrol perasaannya sehingga kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya. sesuai yang ia bayangkan. Luhan bungkam tanpa kata. Melihat reaksi Luhan, Xiumin menganggap hal itu sebagai suatu penolakan dan juga kekecewaan. Betapa bodohnya dirinya sampai bisa berbuat seperti itu. pada akhirnya dirinya lah yang menghancurkan persahabatan mereka.
     Ia sempat senang ketika mendengar Luhan mengatakan bahwa ia juga memiliki perasaan yang sama. Namun Luhan tidak mengindahkan itu. ia semakin menyadari itu. seharusnya ia tidak melakukan itu. tidak mengakui perasaan anehnya itu.
“ kau melamun? “ seseorang berbicara kepadanya. Xiumin yang masih berlari kecil menoleh kesampingnya. Jin Hee sedang berusaha menyamai langkahnya. Xiumin kontras berhenti berlari dan menatap gadis itu heran. “ huh, lelah juga mengikuti langkahmu, kau terlalu cepat. “ ucap gadis yang jarang olahraga itu.
“ kau mengikutiku? “ kata Xiumin datar.
“ kau tidak menyadarinya? Hah, tentu saja. Kau terus melamun. Syukur kau tidak menubruk pohon. “ gadis itu tertawa renyah. Suaranya terdengar nyaring. Xiumin berjalan pelan untuk melemaskan otot-ototnya.
“ ada apa? “
ne?
“ kau pasti mengikutiku karena ada maksud. “
“ hem, majayo.. “ Jin Hee terlihat mengerutkan keningnya. “ sebenarnya, Luhan menemuiku untuk mengatakan sesuatu. “ langkah Xiumin terhenti. Menatap Jin Hee lekad. “ kurasa dia telah mengatakannya padamu. “ membalas tatapan Xiumin dengan tenang. “ tentang perasaannya, dia bahkan sudah menyembunyikannya dari sebelum kalian debut. Sekuat itu ia menahan perasaannya. Karena ia tahu, itu salah. “ Xiumin mengatup rapat mulutnya. tidak menyangka Luhan sampai sejauh itu. “ dia ingin melihatmu bahagia bersama seorang gadis. Karena itu dia tidak ingin membebankanmu dengan pernyataan cintanya. Dan membenam perasaan itu dengan baik. “
“ kenapa kau menceritakan ini padaku? Bukankah kau menyukainya? “ ucapnya setelah lama diam.
“ ya, aku menyukainya. Sangat menyukainya. “ raut wajah Jin Hee berubah suram. “ tapi sepertinya tidak ada tempat untukku berada di hatinya. Kau sudah merenggut semuanya. “ ia memaksakan sebuah tawa. Xiumin kembali terdiam. Pria itu merasa iba melihat gadis itu. “ kau, jangan tidak menghiraukannya. Apalagi saat ini, ia sangat membutuhkanmu. Perasaan itu, kalian tidak perlu mempermasalahkannya. Kalian hanya perlu menjalaninya. “ gadis itu kembali membuat Xiumin tak mampu berkata.

…………………

     Obat flu yang ia minum membuatnya tertidur kembali hingga sore menjelang. Ketika itu ia sudah merasa lebih sehat. Duduk diatas kasurnya, merapikan rambutnya yang berantakkan. Didengarnya keributan dari luar kamar. Ia langsung tersenyum membayangkan apa yang sedang temannya lakukan.
Ceklek
     Pintu kamarnya terbuka, Xiumin datang menghampirinya. Pria itu membawa nampan yang berisikan roti dan juga bubble tea, minuman kesukaan Luhan. Tanpa ragu Xiumin duduk ditepi kasur, menaruh nampan tersebut keatas paha Luhan. Tidak menghiraukan tatapan heran Luhan.
“ cepat minum, sebelum Sehun melihatnya. Aku sudah bersusah payah menyembunyikan bubble tea ini darinya. “ Xiumin telah berubah banyak. Ia kembali seperti semula.
“ Baozi-ya.. “ Luhan masih belum mengerti dengan perubahan sikap Xiumin.
“ cepat kau minum.. “ ucap Xiumin dengan geram, wajahnya terlihat sangat imut disaat mengatakannya. Luhan sampai tersenyum melihatnya. Ia mulai menikmati bubble teanya.
gomawo..
“ hem.. “ Xiumin mengarahkan jari telunjuknya ke roti yang berisi selai keju itu. “ makan ini juga. Sebelum Tao melihatnya. “ lalu tertawa pelan. Sembari menahan tawa Luhan pun menyantapnya. “ Jin Hee, sejauh mana kau mengenalnya? “ pertanyaannya membuat Luhan berhenti menyantap rotinya.
“ sejak SD, dulunya kami berada di sekolah yang sama, Hingga SMA. Kenapa kau menanyakan ini? “
“ kau mengetahui segalanya tentangnya? “ Tanya Xiumin lagi.
“ tentu, kami tetap berkomunikasi walau aku sudah pindah ke Seoul. Wae? Kenapa tiba-tiba kau menanyakannya? “
“ kau yakin sudah mengetahui segalanya tentangnya? “ raut wajah Xiumin menjadi serius, begitu juga dengan Luhan.
wae geure?
“ kau, apa kau memang tidak peka terhadap perasaan orang? “ Luhan kembali terdiam. Sambil mengepalkan tangannya, Xiumin melanjutkan perkataannya. “ Jin Hee, dia menyukaimu. “ Luhan menatap Xiumin tak percaya. “ kau bilang kalian sudah berteman sangat lama? Selama itulah ia menyembunyikan perasaannya. “
“ kau, bagaimana kau bisa mengetahui ini? “
mwo? Maksudmu? “
“ sebenarnya aku sudah menyadari itu, perasaannya terhadapku. tapi aku tidak bisa menyambutnya. Aku masih belum bisa mengerti dengan perasaanku. “ menunduk menyesal.
“ jadi kau membiarkannya terlihat bodoh dihadapanmu?
aniya, aku tidak bermaksud seperti itu. “ Luhan kembali menatap Xiumin, ia terlihat menyesal.
“ kau, apa kau tahu bagaimana sakitnya menyimpan perasaan.. “ Xiumin mengatup rapat bibirnya. Mencoba untuk tenang. “ cobalah untuk menerimanya. Dia gadis yang baik. “ Xiumin bangkit dari duduknya. “ dan tentang apa yang telah aku katakan padamu, lupakan itu. kurasa kita telah salah dalam memahami perasaan kita. “ ia pun langsung meninggalkan Luhan.

……………….

     Kali ini mereka memilih Labirin Gimnyeong sebagai tempat yang akan mereka kunjungi. Tentu tempat itu wajib dikunjungi jika sedang berlibur ke Jeju. Mencari jalan keluar di labirin yang berbentuk pulau jeju itu sungguh menantang. pada saat itu suasana masih sangat sepi, itu akan semakin membuat mereka nyaman menjalani liburan mereka. Jin Hee sedang bersemangat memberi arahan kepada mereka yang sudah tidak sabar berlari kearah pagar tanaman yang tinggi itu.
“ dengarkan semua! Biasanya orang membutuhkan waktu sekitar 20 sampai 30 menit untuk menemukan jalan keluar. Tapi jika nantinya kalian merasa tidak yakin, kalian dapat menggunakan peta untuk membantu mencari jalan keluarnya. Ini petanya. “ jelasnya sembari membagikan peta kepada mereka. “ Dan apabila kalian tidak juga menemukan jalan keluar, kalian dapat meminta bantuan. Untuk itu ada baiknya kalian membawa ponsel. Mengerti? “
ne nuna.. “ teriak Kai dan Sehun serentak.
geurom, pergilah. “ tentu yang lebih dulu berlari adalah kedua pria nakal itu. Kai dan Sehun. lalu diikuti dengan member Exo lainnya. Namun Luhan terlihat tetap berdiri disampingnya.
yak, kau tidak pergi? “ tegur Jin Hee.
“ kau mau pergi denganku? “ ucap Luhan tenang sambil menatapnya yakin.
Degg degg degg         
wae? Temanmu.. “
“ ayolah.. “ tidak perlu menunggu jawaban gadis itu. Luhan langsung menggenggam tangan Jin Hee dan membawanya masuk kedalam pagar tanaman hijau yang menjulang tinggi itu. mereka terus bergandengan tangan. Dan Luhan, seperti disengaja, pria itu memilih jalan yang berlawanan dari yang gadis itu perintah.
yak, seharusnya kita belok kanan.. “ Jin Hee terlihat kesal, namun pipinya tetap memerah tak kuasa menahan malu. Luhan tidak juga melepas genggaman tangannya.
gwenchana.. kita bisa temukan jalan lain. “ ia tersenyum manis, namun terlihat nakal. Tidak lama dari itu ponsel pria itu berdering. Ketika dilihatnya ternyata sebuah pesan. Ia langsung membacanya. Ternyata isi pesan itu berupa foto, foto punggung dirinya dan juga Jin Hee yang diambil dari belakang. Dan yang mengirim foto itu adalah Xiumin. Luhan melihat ada pesan singkat yang terdapat dibawah foto tersebut. “ gadis itu terlihat lebih tampan dariku. “ baca Luhan pelan. Ia pun tertawa geli.

‘kau benar Baozi. Sepertinya kita telah salah memahami perasaan kita. Aku berharap kita memang salah. Ya, semoga kita salah‘

the end.

0 komentar: