Queen Of My Heart
Pria itu terus berjalan, meninggalkannya
seorang diri. Gadis itu bahkan tidak sempat mengucapkan sepatah katapun setelah
pria itu memutuskan hubungan mereka begitu saja. Tidak menghiraukan pandangan
orang. Dirinya terduduk ditangga pintu masuk sebuah kafe, menangis dengan
kencang. Beberapa petugas keamanan mencoba menenangkannya, namun tidak ada
satupun dari mereka yang mampu menghentikan tangisnya.
Air mata terus mengalir deras dari kedua
matanya. karena kebisingan yang ia perbuat, Bibi pemilik toko pun mulai
menegurnya hingga memarahinya. Gadis itu. Im Yoona terkaget ketika si Bibi pemilik
toko tersebut membentaknya dan mendorongnya. Tubuhnya yang lemah pun tak kuasa
menahan dorongan tersebut, ia terjatuh ke aspal. tidak lama dari itu hujan turun
sangat deras. Gaun putih yang ia kenakan pun basah kuyup. Tidak ada yang
membantunya. Si pemilik toko masih saja memakinya dengan kasar. Namun ketika dua
buah mobil berhenti dihadapan kafe itu. bibi si pemilik kafe terdiam kaku.
Segerombolan pria berpakaian serba hitam
mengelilingi gadis itu. beberapa dari mereka membantunya berdiri. Dan yang
lainnya mendekati Bibi tersebut. raut wajah mereka seperti sedang menahan
amarah. Tentu saja. Bagaimana mungkin mereka bisa tenang setelah melihat anak
dari bos mereka diperlakukan seperti itu.
“
kau tahu apa yang telah kau perbuat? “ kata Siwon selaku ketua bodyguard.
Tatapannya sangat dingin.
“
a,apa maksudmu? “ bibi itu terlihat gugup.
“
kau baru saja mencelakai anak dari pemilik gedung yang ada didepanmu. “ terdiam
mematung ketika siwon mengarahkan jari telunjuknya kesebuah gedung nan besar,
gedung yang bertuliskan ‘Queen Grup’. Sebuah perusahaan ternama di Asia. Siwon kembali
maju satu langkah mendekatinya. “ setelah apa yang kau lakukan padanya, apa aku
harus menghancurkan kafemu? Sungguh, melihatnya seperti itu aku tidak bisa
tenang. “ kata-katanya semakin terdengar mencekam. Baru saja ia hendak memberi
kode kepada anak buahnya, seseorang menahannya.
“
hyung, sudahlah.. “ seorang bodyguard
yang menahannya itu terlihat lebih tenang.
“
kau bisa tenang setelah melihat tuan putri diperlakukan seperti itu? “
“
ahjuma, masuklah. “ mendengar
perintahnya membuat bibi itu langsung berlari masuk kedalam kafenya.
“
yak Kai! Apa yang kau lakukan! “
“
hyung, kita hanya perlu membawanya
pulang. “ pria yang bernama Kai itu dengan berani mengatakan itu. “ ayolah hyung, dia sudah berada didalam mobil. “
menarik lembut lengan pria yang dipanggilnya hyung itu. Siwon pun tak bisa menolak dan mengikuti langkahnya.
“
kau masuk kedalam mobilnya! “ kini malah Siwon yang mendorongnya masuk kedalam
mobil yang ditumpangi gadis itu. Kai tidak mampu menolak karena Siwon sudah
mendorongnya masuk ke dalam mobil dan menutup pintu dengan cepat.
‘aish, sial! Hyung pasti sengaja
melakukan ini.’ Kai menjadi gelisah karena harus duduk
disamping Yoona. Setiap kali melihat gadis itu, Kai selalu mencoba menjauh. Itu
karena ia tidak suka dengan kepribadian gadis itu.
“
dasar pria jahat! Beraninya dia memperlakukanku seperti ini! “ teriak Yoona dan
terus menangis. Dan ini yang membuat Kai selalu menjauhinya. Yoona mulai
memukulinya sebagai pelepas amarahnya. Tentu Kai hanya bisa diam menerima
pukulannya yang sebenarnya tak bertenaga itu.
“
pakai ini. “ Kai menyodorkan selembar tisu kepada Yoona. Gadis itu meraihnya,
tetapi setelah itu Yoona terdiam. Ia tidak menyangka bahwa ternyata yang ia
pukul adalah Kai. Bodyguard favoritnya.
“
kau? Sejak kapan kau ada disini? “ kata Yoona menatapnya lekat.
“
sejak tadi. “ jawab Kai tanpa menatap balik. Walau Yoona adalah anak dari bos
tempatnya bekerja, tetapi Kai merasa tidak harus terlalu hormat kepada tuan
putri yang ada disampingnya itu.
“
kenapa kau tidak bilang! “ Yoona kembali memukulnya, membuat Kai tersentak
kaget.
“
waeyo? “ kali ini ia menatap gadis
itu.
“
aku menangis dengan sangat jelek, dan kau melihatnya. “ gadis itu langsung
membersihkan wajahnya dengan tisu pemberian Kai. Mendengar perkataan gadis itu,
Kai hanya bisa menghela nafas. Ya, seperti itulah tuan putri Im Yoona.
‘kau menangis hingga seperti itu
karenanya, dan sekarang kau bisa langsung melupakannya? Gadis seperti apa kau
ini?’.
ucap kai dalam hati.
…………………
“
appa.. “ Yoona berlari kearah ayahnya
yang baru saja turun dari mobil. “ appa,
kau jahat sekali! Pria yang kau jodohkan denganku, ternyata dia hanya ingin
menjadikanku bahan taruhannya saja. “ memukul pelan ayahnya.
“
ah, jinjayo? “ lalu pria tua itu
tertawa kencang. Mengelus rambut putri satu-satunya itu.
“
kenapa kau tertawa? Kau senang melihatku diperlakukan seperti itu? “ wajahnya
berubah manyun. Sangat imut.
“
aish kau ini. Jika kau membutuhkan
sesuatu, minta saja sama mereka. “ ayahnya menunjuk kearah sekumpulan bodyguardnya
yang sedang duduk ditaman perkarangan rumah itu. “ appa istirahat dulu, pekerjaan appa
hari ini sudah sangat melelahkan. “ ayahnya pergi meninggalkannya. Namun Yoona
sudah tidak menghiraukan ayahnya. Kini matanya sedang mengamati para bodyguard
yang sedang bersantai itu. tentu pada akhirnya tatapannya berhenti pada pria
itu. Kai.
………………..
“
yak, sajangnim sudah pulang. “ ujar
Shindong menyadarkan semua temannya yang juga seorang bodyguard.
“ hyung! kau mengagetkanku. “ Kai yang
sedang melamun pun terlonjak kaget.
“
mian.. “ Shindong hanya menyengir
kepadanya.
“
yak Kai, tuan putri sedang melihatmu.
“ kata Siwon yang sedang mengikuti arah pandang gadis itu.
“
aish, aku pergi dulu. “ Kai langsung
mengambil langkah cepat untuk menghindari gadis itu. ia tahu betul apa yang
akan gadis itu lakukan.
“
yak, eodika? (mau kemana) “ teriakan
Yoona membuat langkahnya semakin cepat. Namun gadis gila itu –menurut Kai—tidak
akan tinggal diam. Gadis itu menaiki sebuah sepeda listrik lalu dengan kencang
mengejar bodyguard favoritnya itu. namun Kai menaiki tangga dan membuatnya
harus turun dari sepedanya. “ jammkanmanyo..
(tunggu sebentar) “ karena kesal, ia mencampakkan sepedanya dan mulai berlari
menaiki tangga.
Pria itu belum juga menghentikan
langkahnya. Begitu juga dengan gadis itu, Yoona masih berusaha mengejar Kai.
Seperti disengaja, setelah menaiki tangga, dengan cepat Kai kembali menuruni
tangga itu. namun gadis itu tidak juga terlihat lelah. Kini Kai melangkahkan
kakinya menuju taman bunga milik gadis itu, taman yang hanya tertanamkan bunga
mawar berwarna merah itu tenyata tidak berpihak pada Kai. Ia terkepung
ditengah-tengah bunga mawar yang sedang bermekar indah.
“
yak, jangan sembarangan melangkah.
Kau bisa merusak bungaku.. “ tegurnya cemas melihat Kai yang masih saja hendak
kabur darinya. “ apa aku ini monster sehingga harus dijauhi? “
‘ani, kau bukan monster, tapi
sikapmu lebih parah dari itu’. pikir Kai. Seakan tidak
mengerti dengan raut wajah Kai yang sedang kesal. Gadis itu malah mendekatinya,
bahkan sangat dekat. Membuat Kai semakin terpojokkan.
“
aku hanya ingin meminta sesuatu.. kumohon, bantulah aku.. “ memohon dengan
manja kepada Kai.
“
mintalah dengan Siwon hyung.. “ Kai
merasa terganggu dengan posisi gadis itu yang sangat dekat dengannya. Ditambah
gadis itu terus mencondongkan wajahnya dengan memperlihatkan aegyo-nya.
“
shiro! (tidak mau) Aku mau kau yang
melakukannya. “
“
aish, Shikeuro! (berisik) baiklah, akan aku lakukan. “
“
wuhu.. gomawo Kai-ya.. “ ia malah mengacak-acak rambut
Kai. Kai yang masih kesal tentu mencoba mengelak. Namun gadis itu seperti tidak
menghiraukannya.
“
yak.. yak.. keumanhae.. (berhenti) “
Yoona masih saja mengacak rambut pria itu. karena kesal, kini Kai meraih kedua
tangan gadis itu. “ keumanharago!
(kubilang hentikan) “ namun tanpa ia sadari, ia menarik tubuh gadis itu
sehingga wajah mereka saling bertemu dengan jarak yang sangat dekat. Tidak
hanya Yoona, Kai juga ikut terdiam. ‘kenapa
wajahnya terlihat sangat manis?’. Batin pria itu. sedetik kemudian ia
langsung melepaskan tangan Yoona. “ pikyeo!
(minggir) “ karena masih kaget, Yoona membiarkan Kai pergi begitu saja.
‘jantungku, kenapa jantungku masih
senorak ini?’. Dapat ia rasakan detak jantungnya yang
seakan berdetak dua kali lebih kencang dari biasanya. Ia menghebuskan nafas
dengan panjang. Sekejap ia kembali tersadar. ‘aigoo, pria itu pergi lagi!’. Ia kembali berlari mencari Kai yang
sudah tak terlihat olehnya. Namun tanpa tersandung gadis itu tersungkur
kelantai.
Wajahnya lantas pucat, seakan tidak ada
darah yang mengalir didalam tubuhnya. Keringat dingin memenuhi keningnya.
Pandangannya mengabur. Gadis itu berusaha sekuat mungkin untuk bangkit. Dengan
langkah gontainya, ia berhasil sampai kekamarnya. Dan hal yang paling ia
syukuri. Tidak ada satupun orang yang melihat kejadian itu.
Menelan sebuah pil penghilang rasa sakit,
tentunya yang berdosis tinggi. Sekejap dirinya menjadi tenang. Rasa sakit itu
perlahan menghilang. Ia duduk ditepi kasur. Menatap lukisan ayahnya yang
tergantung di dinding tepat dihadapannya. Air mata mengalir indah dipipinya
yang putih halus itu.
‘appa, mianhae..’.
ia terus menangis. Sesuatu kini seakan menyekat tenggorokannya. Seharusnya ia
mengatakan itu kepada ayahnya. Namun melihat ayahnya yang selalu terlihat
bahagia dengan tawanya yang renyah, lantas kata-kata itu pun tak mampu ia
ucapkan. Ia hanya bisa meratapi itu. seorang diri.
………………..
Gadis itu berhasil menculik Kai. Kini ia
memaksa pria itu mengikuti perintahnya. Menyuruhnya menyetir mobil, tidak hanya
itu, ia juga memaksa Kai mengenakan pakaian yang sudah ia siapkan untuknya.
Luar biasa. Jantung gadis itu kembali berdetak tak karuan ketika melihat Kai
menggunakan setelan jas pilihannya. Pria itu semakin terlihat tampan.
“
sebenarnya untuk apa kau mengajakku ke pesta ulang tahun temanmu? “ ujar Kai
sembari menyetir.
“
sudah menyetir saja. “ Yoona kembali mempertebal riasan wajahnya. Pakaian yang
gadis itu gunakan juga berbeda. Tentu, walau Kai terlihat tidak
menghiraukannya, sesungguhnya ia juga tidak bisa berlama-lama memandang gadis
itu. apalagi ketika gadis itu menggunakan gaun yang seperti ia pakai saat ini. ia
merasa dadanya akan sesak dan tak mampu bernafas.
Mereka tiba ditempat tujuan. Suasana
disana sangat ramai. Semua orang menggunakan pakaian yang formal, para gadis
menggunakan gaun dan pria menggunakan jas. Dan hampir rata-rata semuanya
berpasangan. Melihat itu semua sudah cukup untuk Kai mengerti maksud gadis itu.
‘jadi ini alasanmu membawaku?’.
Pikir pria itu. kini Yoona memeluk lengannya dengan kencang. Kai hanya bisa
tersenyum dan mengikuti langkah gadis itu.
Semua mata memandang mereka. Kai berusaha untuk
tidak terlihat gugup. Namun jantungnya seakan bersemangat, berdetak sangat
kencang. Ia juga tidak mengerti keadaan itu. berada dihadapan khalayak ramai
sudah sering ia rasakan. Bahkan berada di suasana yang mencekam juga sudah
sering ia rasakan. Namun kenapa jantungnya harus seperti itu ketika berada
diacara formal seperti ini.
“
kau kenapa? “ tegur Yoona yang menyadari perubahan raut wajahnya.
“
ah, gwenchana. “ Kai memaksakan
sebuah senyuman. “ yak, bisa tidak
lepaskan tanganmu? Aku tidak suka.. “ Yoona semakin mengencangkan pelukannya. “
yak.. “
“
diam saja.. semua orang sedang memperhatikan kita. “ gadis itu juga memaksakan
senyuman kepada para tamu. “ kau mau kue? “ gadis itu menariknya ke sebuah meja
yang menyajikan berbagai macam kue. Mulai dari bentuk dan warnanya, kue itu
sangat memancing selera makan. rasanya ingin menyantap semuanya.
“
aku tidak suka yang manis-manis.. “ Kai menolak kue yang Yoona sodorkan
kepadanya.
“
aigoo, kau aneh sekali. Yasudah. “ ia
melepaskan tangannya dari Kai, lalu asik mencoba semua kue yang ada disana. Kai
hanya mengamati gadis itu.
Sebuah suara menyadarkan mereka berdua.
Suara itu berasal dari sebuah panggung kecil yang dihadapannya terdapat sebuah
lantai dansa. Para pasangan terlihat berjalan menuju lantai dansa. Itu karena
pembawa acara meminta semua tamu undangan untuk berkumpul dilantai dansa.
Pencahayaan pada gedung itu perlahan meredup, dan cahaya hanya difokuskan pada
lantai dansa. Yoona yang melihat itu langsung menarik lengan Kai dan membawanya
ketengah-tengah lantai dansa.
“
ani, ani, aku tidak bisa. Kau saja..
“ Kai berusaha menolak.
“
kau tega membiarkanku seorang diri? “ Yoona menghentikan langkahnya dan
memasang ekspresi aegyo. Hebat. Kai
langsung luluh dan kini ia membiarkan gadis itu menariknya.
Music nan lembut mulai terdengar. Alunan
piano yang menghanyutkan itu mulai menghipnotis semua tamu, mereka mulai
berdansa mengikuti irama piano. Yoona langsung melingkarkan kedua tangannya
pada leher Kai. anehnya setelah itu ia menjadi gugup. Ia hendak menarik kembali
tangannya, namun keberadaan seseorang memaksanya untuk mempertahankan letak
tangannya. Ya, orang itu adalah pria yang telah memutuskannya begitu saja. Pria
jahat itu juga sedang berdansa dengan seorang gadis, dan kini pria itu seperti
sengaja berpindah mendekati Yoona dan Kai. Dan sekarang pria itu tepat
disampingnya.
Gadis itu seperti ketakutan. Pria jahat
itu terus meliriknya, tatapan nakalnya membuat Yoona semakin resah. Ternyata
Kai menyadari itu. dengan santai Kai melingkarkan tangannya dipinggang gadis
itu, sehingga membuat tubuh Yoona sedikit menempel pada tubuhnya. Yoona sontak
kaget dan langsung menatapnya.
“
tujuanmu kesini untuknya? Jadi dia pria yang sudah memutuskanmu? “ bisik Kai
menatapnya lekat. Yoona tidak bisa menjawab dan hanya menatap balik. “ apa yang
harus aku lakukan tuan putri? “ Kai terlihat serius.
“
jangan bercanda. “ Yoona mencoba menghilangkan kegugupannya. Itu karena jarak
mereka terlalu dekat. Melihat itu membuat Kai tersenyum. ‘gadis ini ternyata imut sekali.’
Music berganti. Tetap dengan alunan piano,
hanya saja kini warna lampu sorot berganti warna menjadi merah muda. Suasana
menjadi sangat romatis. Diatas panggung, sebuah patung berbentuk hati yang
memiliki tulisan ‘kissing’ menyala dengan
terang. Seakan mengerti maksud dari itu, semua pasangan langsung berciuman.
Barulah kini, Yoona menjadi semakin gugup. Ditambah ketika ia menatap pria
jahat yang ada disamping, pria itu terlihat sangat menikmati ciumannya.
Sedangkan Yoona hanya diam dihadapan Kai yang masih saja tersenyum dan sesekali
tertawa kecil. Bagi Kai ini sungguh menggelikan.
“
ehem. “ Kai berdehem menyadarkan Yoona yang terus saja menutup rapat mulutnya.
“ apa yang harus aku lakukan? “ Tanya Kai.
“
ne? “
“
apa yang harus aku lakukan? Apa.. aku harus menciummu? “ degg.. degg.. degg.. gadis itu ingin sekali memukul Kai. Pria itu
tidak henti-hentinya membuat jantungnya berdebar hebat.
“
begini saja sudah cukup. “ ujar Yoona dengan malu. Tidak lama dari itu lampu
kembali berubah warna menjadi putih dan keadaan disana mulai kembali seperti
semula. Yoona merasa lebih nyaman.
Music tak lagi terdengar. Yoona langsung
melepaskan tangannya dari Kai. Ia menundukkan wajahnya menahan malu. Namun
dirasakannya sesuatu kehangatan. Kai menggenggam tangannya dengan lembut.
Ketika Yoona mengangkat wajahnya. Dilihatnya kini pria jahat itu sedang berdiri
dihadapannya dengan tatapan menghina.
“
omo, tuan putri datang juga.. “ kata
pria itu dengan nada mencela. Yoona tidak menjawabnya. Kini tamu-tamu yang lain
mulai mendekati mereka. “ kau membawa siapa? Kau tidak sedang membayar orang
untuk dibawa kesini kan? “ ia tertawa sinis.
“
jaga perkataanmu! Dia.. dia kekasihku! “ kata Yoona sedikit takut. Gadis itu
memang sedikit lemah. Dan Kai, pria itu hanya menyaksikan semua itu dalam diam.
“
oh, jinja? Hahaha.. kau kira aku akan
percaya? “ semua tamu terlihat fokus kepada mereka. Kai dapat merasakan tangan
Yoona yang berubah dingin. “ jika memang dia kekasihmu? Kenapa tadinya dia
tidak menciummu, tuan putri? Itu benar-benar aneh.. “
“
aku tidak mencium kekasihku disembarang tepat. “ suara itu seakan menggema
digedung itu. Yoona langsung menoleh, ternyata itu Kai.
“
Kai.. “ Yoona mencoba berbisik.
“
kekasihku bukanlah sebuah barang yang harus dipamerkan didepan khalayak. Dan
tentang ciuman, akan lebih romantis jika hanya kami berdua yang mengetahuinya.
“ ucap Kai dengan santai. Yoona hanya bisa menatapnya dalam diam. “ tuan putri?
Ya, seharusnya seperti itulah caranya memperlakukan seorang tuan putri. Kurasa,
semua gadis juga mengharapkan hal itu. “ semua orang ikut terdiam. Pria jahat
itu terlihat tidak puas.
“
hahaha, kekasihmu pintar berkata juga. Apa kau yang mengajarkannya hingga
seperti ini? “ Yoona yang kesal tidak berani berbuat apa-apa dan tetap diam. “
tuan putri, sepertinya keahlianmu adalah mencari pria-pria yang bisa kau
gunakan sepertinya ya? Hahaha, syukur aku sudah memutuskanmu, kalau tidak pasti
nantinya aku akan diperlakukan sepertinya.. “ kini Yoona tak lagi berdiam diri.
Tangannya dengan cepat melayang ke wajah pria jahat itu. dengan keras Yoona
menampar wajah itu. pria itu hendak membalas, namun bukan Kai namanya. Bahkan
pria itu belum sempat berbuat apa-apa, Kai sudah terlebih dulu membungkam
mulutnya dengan sebuah pukulan maut. Saking kuatnya, pria jahat itu hingga
tersungkur ke lantai.
“
dia hanya mengajarkanku ini. wah, sepertinya pukulanku sangat menyakitkan. Mian. “ menarik tangan Yoona lalu
membawa gadis itu pergi dari sana. pukulan itu adalah hasil dari amarah yang
sedari tadi ia pertahankan. Kini dirinya puas sudah.
……………………
“
apa kau tidak bisa diam? “ Kai merasa terusik. Menyetir pun jadi tidak tenang.
Itu karena Yoona terus menangis dengan kencang.
“
aku kesal. Kenapa aku tidak bisa berbuat apa-apa dihadapannya. Kenapa aku hanya
menamparnya? seharusnya aku memberinya pelajaran yang lebih menyakitkan. “
ucapnya sembari menangis.
“
aish, itulah yang aku pikirkan. Kau
sangat ahli menyiksaku, tapi kenapa kau tidak bisa menyiksanya? “ sindir Kai
sedikit bercanda.
“
yak! Aku tidak pernah menyiksamu. “
bentak Yoona diiringi tangisannya.
“
itu menurutmu. “ jawab Kai pelan.
………………..
Setiba mereka dirumah yang terlihat
seperti istana itu, Yoona tidak langsung memasuki kamarnya. Ia malah berjalan
menuju taman bunganya. Dimalam hari yang dingin tentu akan membuat tubuhnya
kedinginan apabila hanya menggunakan gaun tipis. Tapi gadis itu tidak
memperdulikannya. Ia terus melangkah. Sesampainya ditaman, ia hanya duduk
disalah satu kursi taman. Mengamati bunga mawarnya yang sedang bermekar indah.
Melihat gadis itu yang tidak masuk kedalam
rumahnya membuat Kai terpaksa mengukutinya. Ia terpaku melihat pemandangan yang
ada dihadapannya. Gadis itu yang sedang duduk diantara mawar merah terlihat
seperti ratu. Sangat cantik dan anggun. Tidak bisa ia pungkiri kecantikan itu.
dilihatnya gadis itu sedang mengusap-usap kedua tangannya. Melihat itu kontras
membuat Kai berjalan mendekatinya, pria itu membuka jasnya dan memakaikan jas
tersebut ketubuh gadis itu. Yoona pun menatapnya tak percaya.
“
aku hanya tidak ingin kau sakit. “ ucap Kai mencoba menjelaskan perlakuannya.
Namun ekspresi Yoona belum juga berubah. “ jika kau sakit, aku juga yang repot.
“ tambahnya dengan ketus. Gadis itu pun menjadi manyun.
“
apa aku selalu merepotkanmu? “ ia melepas jasnya. Berdiri dihadapan Kai. “ mian jika aku merepotkanmu. “ ia melalui
Kai. Entah kenapa, mendengar perkataan Yoona membuat Kai menyesali perkataannya.
………………..
Pagi ini langit terlihat mendung. Angin
berhembus dengan kencang. Padahal Kai sudah bersiap-siap untuk lari pagi, namun
moodnya langsung berubah ketika melihat cuaca dipagi itu. ia hendak kembali masuk
kedalam kamarnya, namun matanya tanpa sengaja melihat Yoona. Gadis itu sedang
menghampiri sebuah taksi yang sudah menunggu di depan gerbang rumah. Entah
kenapa, Kai merasa ada yang aneh sehingga ia mencoba mengejar.
“
yak Kai, kau mau kemana? “ teriak
Shindong yang sedang menyantap sarapannya di bangku taman.
“
hyung, tuan putri, kenapa dia
menggunakan taksi? “ Tanya Kai sembari terus berjalan mencoba mendekati gadis
itu.
“
mollayo. Akhir-akhir ini dia sering
memesan taksi. Waeyo? “ ucapnya
dengan mulutnya yang penuh dengan makanan. Kai kembali mengamati gadis itu,
jarak mereka yang terlalu jauh membuat Kai tidak berhasil menghentikannya.
Gadis itu sudah masuk kedalam taksi. Tidak tinggal diam. Dengan kencang Kai
berlari masuk kedalam mobil yang biasanya ia gunakan, lalu mengikuti taksi yang
membawa Yoona.
Taksi berhenti dihadapan sebuah klinik.
Kai dapat melihat, Yoona turun dari taksi lalu dengan langkahnya yang gontai
gadis itu masuk kedalam klinik yang bertuliskan close itu. keningnya mengkerut melihat keadaan gadis itu.
sebelumnya ia tidak pernah melihat Yoona seperti itu, jelas sekali bahwa
tadinya Yoona terlihat tidak bertenaga. Bahkan ia tak mampu melangkah dengan
baik. Kai masih tidak bergerak dari mobilnya. Ia masih mencoba menyingkirkan
berbagai pemikiran yang mulai merasukinya.
Dua jam sudah berlalu. Yoona belum juga
keluar dari sana. Kai dapat rasakan, kini dirinya menjadi sangat gelisah. Ia
lantas keluar dari mobilnya. Langkahnya terasa berat, ia tidak juga melangkah
dari sana. tidak lama dari itu pintu klinik terbuka. Yoona beserta seorang pria
yang menggunakan jas putih keluar dari sana. Yoona masuk kedalam taksi dan
berlalu dari sana. sedangkan pria berjas putih itu duduk dikursi yang ada
didepan kliniknya. Melihat itu barulah Kai menguatkan langkahnya untuk
mendatangi pria itu.
Tangannya gemetar tak karuan. Jantungnya
terasa lemah membuatnya sulit bernafas. Kai mencoba untuk tenang. Namun ia
terus gagal. Setelah mendengar penyataan pria berjas putih itu, pria yang
ternyata seorang dokter itu, dirinya masih tidak bisa menerima itu.
“
Yoona-ssi, dia mengidap kangker otak.
“ kalimat itu terus melayang dipikirannya. Ia menggenggam erat stir mobil.
mencoba untuk tenang. “ kanker itu sudah berkembang pesat, itu dikarenakan ia
telat memeriksakan penyakitnya. Ditambah, selama ini ia mengkonsumsi obat
penghilang rasa sakit tanpa resep dokter. “ Kata-kata yang dokter itu katakan
terus menghantuinya. “ dan mengenai keselamatannya. Untuk hal itu, sudah tidak
memiliki harapan lagi. Dan sekarang, hanya tersisa 30 hari lagi untuknya. “ Kai
menepikan mobilnya dengan mendadak. Matanya memerah. Menatap jalan dengan
tatapan kosong.
‘ada apa ini? kenapa jadi seperti
ini? gadis itu, gadis itu, dia menyembunyikan penyakitnya hingga sejauh ini?
dan, dan hanya tersisa 30 hari untuknya? Ige mwoya?’.
Kembali kerumah yang seperti istana itu.
tidak menghiraukan sapaan hyung yang
sangat ia hormati, yaitu Siwon. Sehabis memarkirkan mobilnya. Ia terus
berjalan. Melangkah dengan pasti. Ia menyadari itu. perubahan pada dirinya. ia
merasa berat untuk membiarkan gadis itu pergi begitu saja. Dari kehidupan ini.
dan juga dari kehidupannya. Akhirnya ia menyadari itu. ia benar-benar tidak
ingin gadis itu menghilang darinya.
Sesuai yang ia perkirakan. Yoona sedang
duduk dihadapan tanaman kesayangannya. Mawar merah. Gadis itu tidak bergerak
dari sana. begitu juga dengan Kai. Ia masih saja berdiri tidak jauh dari gadis
itu berada. Hanya mengamati gadis itu. mengamati wajahnya. Matanya, hidungnya,
bibirnya, dagunya. Semuanya terlihat indah. Kai menyentuh dadanya. Jantungnya
berdebar dua kali lebih kencang. Ia kembali tersadarkan. Selama ini jantungnya
selalu berdebar kencang ketika dirinya sedang memandang gadis itu. menyadari itu
membuat tubuhnya nyaris terjatuh. Kakinya seakan melemah.
‘bodohnya aku. Kenapa aku baru
menyadarinya? Jelas sekali bahwa aku sangat senang ketika gadis itu diputuskan
oleh kekasihnya. Dan juga, rasa nyaman yang aku rasakan ketika menatapnya.
Walau jantung ini terus menggangguku. Aku tetap tidak ingin melepaskan
pandanganku darinya. Kenapa aku tidak menyadari itu? gadis itu, apa benar aku
menyukainya? Apa aku mencintainya?’
ditunggu chapter selanjutnya..
0 komentar:
Post a Comment