Friday, August 8, 2014

Fanfiction_Queen Of My Heart [Chapter 1]


Queen Of My Heart

      Pria itu terus berjalan, meninggalkannya seorang diri. Gadis itu bahkan tidak sempat mengucapkan sepatah katapun setelah pria itu memutuskan hubungan mereka begitu saja. Tidak menghiraukan pandangan orang. Dirinya terduduk ditangga pintu masuk sebuah kafe, menangis dengan kencang. Beberapa petugas keamanan mencoba menenangkannya, namun tidak ada satupun dari mereka yang mampu menghentikan tangisnya.
     Air mata terus mengalir deras dari kedua matanya. karena kebisingan yang ia perbuat, Bibi pemilik toko pun mulai menegurnya hingga memarahinya. Gadis itu. Im Yoona terkaget ketika si Bibi pemilik toko tersebut membentaknya dan mendorongnya. Tubuhnya yang lemah pun tak kuasa menahan dorongan tersebut, ia terjatuh ke aspal. tidak lama dari itu hujan turun sangat deras. Gaun putih yang ia kenakan pun basah kuyup. Tidak ada yang membantunya. Si pemilik toko masih saja memakinya dengan kasar. Namun ketika dua buah mobil berhenti dihadapan kafe itu. bibi si pemilik kafe terdiam kaku.


     Segerombolan pria berpakaian serba hitam mengelilingi gadis itu. beberapa dari mereka membantunya berdiri. Dan yang lainnya mendekati Bibi tersebut. raut wajah mereka seperti sedang menahan amarah. Tentu saja. Bagaimana mungkin mereka bisa tenang setelah melihat anak dari bos mereka diperlakukan seperti itu.
“ kau tahu apa yang telah kau perbuat? “ kata Siwon selaku ketua bodyguard. Tatapannya sangat dingin.
“ a,apa maksudmu? “ bibi itu terlihat gugup.
“ kau baru saja mencelakai anak dari pemilik gedung yang ada didepanmu. “ terdiam mematung ketika siwon mengarahkan jari telunjuknya kesebuah gedung nan besar, gedung yang bertuliskan ‘Queen Grup’. Sebuah perusahaan ternama di Asia. Siwon kembali maju satu langkah mendekatinya. “ setelah apa yang kau lakukan padanya, apa aku harus menghancurkan kafemu? Sungguh, melihatnya seperti itu aku tidak bisa tenang. “ kata-katanya semakin terdengar mencekam. Baru saja ia hendak memberi kode kepada anak buahnya, seseorang menahannya.
hyung, sudahlah.. “ seorang bodyguard yang menahannya itu terlihat lebih tenang.
“ kau bisa tenang setelah melihat tuan putri diperlakukan seperti itu? “
ahjuma, masuklah. “ mendengar perintahnya membuat bibi itu langsung berlari masuk kedalam kafenya.
yak Kai! Apa yang kau lakukan! “
hyung, kita hanya perlu membawanya pulang. “ pria yang bernama Kai itu dengan berani mengatakan itu. “ ayolah hyung, dia sudah berada didalam mobil. “ menarik lembut lengan pria yang dipanggilnya hyung itu. Siwon pun tak bisa menolak dan mengikuti langkahnya.
“ kau masuk kedalam mobilnya! “ kini malah Siwon yang mendorongnya masuk kedalam mobil yang ditumpangi gadis itu. Kai tidak mampu menolak karena Siwon sudah mendorongnya masuk ke dalam mobil dan menutup pintu dengan cepat.
‘aish, sial! Hyung pasti sengaja melakukan ini.’ Kai menjadi gelisah karena harus duduk disamping Yoona. Setiap kali melihat gadis itu, Kai selalu mencoba menjauh. Itu karena ia tidak suka dengan kepribadian gadis itu.
“ dasar pria jahat! Beraninya dia memperlakukanku seperti ini! “ teriak Yoona dan terus menangis. Dan ini yang membuat Kai selalu menjauhinya. Yoona mulai memukulinya sebagai pelepas amarahnya. Tentu Kai hanya bisa diam menerima pukulannya yang sebenarnya tak bertenaga itu.
“ pakai ini. “ Kai menyodorkan selembar tisu kepada Yoona. Gadis itu meraihnya, tetapi setelah itu Yoona terdiam. Ia tidak menyangka bahwa ternyata yang ia pukul adalah Kai. Bodyguard favoritnya.
“ kau? Sejak kapan kau ada disini? “ kata Yoona menatapnya lekat.
“ sejak tadi. “ jawab Kai tanpa menatap balik. Walau Yoona adalah anak dari bos tempatnya bekerja, tetapi Kai merasa tidak harus terlalu hormat kepada tuan putri yang ada disampingnya itu.
“ kenapa kau tidak bilang! “ Yoona kembali memukulnya, membuat Kai tersentak kaget.
waeyo? “ kali ini ia menatap gadis itu.
“ aku menangis dengan sangat jelek, dan kau melihatnya. “ gadis itu langsung membersihkan wajahnya dengan tisu pemberian Kai. Mendengar perkataan gadis itu, Kai hanya bisa menghela nafas. Ya, seperti itulah tuan putri Im Yoona.
‘kau menangis hingga seperti itu karenanya, dan sekarang kau bisa langsung melupakannya? Gadis seperti apa kau ini?’. ucap kai dalam hati.

…………………

appa.. “ Yoona berlari kearah ayahnya yang baru saja turun dari mobil. “ appa, kau jahat sekali! Pria yang kau jodohkan denganku, ternyata dia hanya ingin menjadikanku bahan taruhannya saja. “ memukul pelan ayahnya.
ah, jinjayo? “ lalu pria tua itu tertawa kencang. Mengelus rambut putri satu-satunya itu.
“ kenapa kau tertawa? Kau senang melihatku diperlakukan seperti itu? “ wajahnya berubah manyun. Sangat imut.
aish kau ini. Jika kau membutuhkan sesuatu, minta saja sama mereka. “ ayahnya menunjuk kearah sekumpulan bodyguardnya yang sedang duduk ditaman perkarangan rumah itu. “ appa istirahat dulu, pekerjaan appa hari ini sudah sangat melelahkan. “ ayahnya pergi meninggalkannya. Namun Yoona sudah tidak menghiraukan ayahnya. Kini matanya sedang mengamati para bodyguard yang sedang bersantai itu. tentu pada akhirnya tatapannya berhenti pada pria itu. Kai.

………………..

yak, sajangnim sudah pulang. “ ujar Shindong menyadarkan semua temannya yang juga seorang bodyguard.
hyung! kau mengagetkanku. “ Kai yang sedang melamun pun terlonjak kaget.
mian.. “ Shindong hanya menyengir kepadanya.
yak Kai, tuan putri sedang melihatmu. “ kata Siwon yang sedang mengikuti arah pandang gadis itu.
aish, aku pergi dulu. “ Kai langsung mengambil langkah cepat untuk menghindari gadis itu. ia tahu betul apa yang akan gadis itu lakukan.
yak, eodika? (mau kemana) “ teriakan Yoona membuat langkahnya semakin cepat. Namun gadis gila itu –menurut Kai—tidak akan tinggal diam. Gadis itu menaiki sebuah sepeda listrik lalu dengan kencang mengejar bodyguard favoritnya itu. namun Kai menaiki tangga dan membuatnya harus turun dari sepedanya. “ jammkanmanyo.. (tunggu sebentar) “ karena kesal, ia mencampakkan sepedanya dan mulai berlari menaiki tangga.

     Pria itu belum juga menghentikan langkahnya. Begitu juga dengan gadis itu, Yoona masih berusaha mengejar Kai. Seperti disengaja, setelah menaiki tangga, dengan cepat Kai kembali menuruni tangga itu. namun gadis itu tidak juga terlihat lelah. Kini Kai melangkahkan kakinya menuju taman bunga milik gadis itu, taman yang hanya tertanamkan bunga mawar berwarna merah itu tenyata tidak berpihak pada Kai. Ia terkepung ditengah-tengah bunga mawar yang sedang bermekar indah.
yak, jangan sembarangan melangkah. Kau bisa merusak bungaku.. “ tegurnya cemas melihat Kai yang masih saja hendak kabur darinya. “ apa aku ini monster sehingga harus dijauhi? “
‘ani, kau bukan monster, tapi sikapmu lebih parah dari itu’. pikir Kai. Seakan tidak mengerti dengan raut wajah Kai yang sedang kesal. Gadis itu malah mendekatinya, bahkan sangat dekat. Membuat Kai semakin terpojokkan.
“ aku hanya ingin meminta sesuatu.. kumohon, bantulah aku.. “ memohon dengan manja kepada Kai.
“ mintalah dengan Siwon hyung.. “ Kai merasa terganggu dengan posisi gadis itu yang sangat dekat dengannya. Ditambah gadis itu terus mencondongkan wajahnya dengan memperlihatkan aegyo-nya.
shiro! (tidak mau) Aku mau kau yang melakukannya. “
aish, Shikeuro! (berisik) baiklah, akan aku lakukan. “
“ wuhu.. gomawo Kai-ya.. “ ia malah mengacak-acak rambut Kai. Kai yang masih kesal tentu mencoba mengelak. Namun gadis itu seperti tidak menghiraukannya.
yak.. yak.. keumanhae.. (berhenti) “ Yoona masih saja mengacak rambut pria itu. karena kesal, kini Kai meraih kedua tangan gadis itu. “ keumanharago! (kubilang hentikan) “ namun tanpa ia sadari, ia menarik tubuh gadis itu sehingga wajah mereka saling bertemu dengan jarak yang sangat dekat. Tidak hanya Yoona, Kai juga ikut terdiam. ‘kenapa wajahnya terlihat sangat manis?’. Batin pria itu. sedetik kemudian ia langsung melepaskan tangan Yoona. “ pikyeo! (minggir) “ karena masih kaget, Yoona membiarkan Kai pergi begitu saja.
‘jantungku, kenapa jantungku masih senorak ini?’. Dapat ia rasakan detak jantungnya yang seakan berdetak dua kali lebih kencang dari biasanya. Ia menghebuskan nafas dengan panjang. Sekejap ia kembali tersadar. ‘aigoo, pria itu pergi lagi!’. Ia kembali berlari mencari Kai yang sudah tak terlihat olehnya. Namun tanpa tersandung gadis itu tersungkur kelantai.
     Wajahnya lantas pucat, seakan tidak ada darah yang mengalir didalam tubuhnya. Keringat dingin memenuhi keningnya. Pandangannya mengabur. Gadis itu berusaha sekuat mungkin untuk bangkit. Dengan langkah gontainya, ia berhasil sampai kekamarnya. Dan hal yang paling ia syukuri. Tidak ada satupun orang yang melihat kejadian itu.
     Menelan sebuah pil penghilang rasa sakit, tentunya yang berdosis tinggi. Sekejap dirinya menjadi tenang. Rasa sakit itu perlahan menghilang. Ia duduk ditepi kasur. Menatap lukisan ayahnya yang tergantung di dinding tepat dihadapannya. Air mata mengalir indah dipipinya yang putih halus itu.
‘appa, mianhae..’. ia terus menangis. Sesuatu kini seakan menyekat tenggorokannya. Seharusnya ia mengatakan itu kepada ayahnya. Namun melihat ayahnya yang selalu terlihat bahagia dengan tawanya yang renyah, lantas kata-kata itu pun tak mampu ia ucapkan. Ia hanya bisa meratapi itu. seorang diri.

………………..

     Gadis itu berhasil menculik Kai. Kini ia memaksa pria itu mengikuti perintahnya. Menyuruhnya menyetir mobil, tidak hanya itu, ia juga memaksa Kai mengenakan pakaian yang sudah ia siapkan untuknya. Luar biasa. Jantung gadis itu kembali berdetak tak karuan ketika melihat Kai menggunakan setelan jas pilihannya. Pria itu semakin terlihat tampan.
“ sebenarnya untuk apa kau mengajakku ke pesta ulang tahun temanmu? “ ujar Kai sembari menyetir.
“ sudah menyetir saja. “ Yoona kembali mempertebal riasan wajahnya. Pakaian yang gadis itu gunakan juga berbeda. Tentu, walau Kai terlihat tidak menghiraukannya, sesungguhnya ia juga tidak bisa berlama-lama memandang gadis itu. apalagi ketika gadis itu menggunakan gaun yang seperti ia pakai saat ini. ia merasa dadanya akan sesak dan tak mampu bernafas.
     Mereka tiba ditempat tujuan. Suasana disana sangat ramai. Semua orang menggunakan pakaian yang formal, para gadis menggunakan gaun dan pria menggunakan jas. Dan hampir rata-rata semuanya berpasangan. Melihat itu semua sudah cukup untuk Kai mengerti maksud gadis itu.
‘jadi ini alasanmu membawaku?’. Pikir pria itu. kini Yoona memeluk lengannya dengan kencang. Kai hanya bisa tersenyum dan mengikuti langkah gadis itu.
     Semua mata memandang mereka. Kai berusaha untuk tidak terlihat gugup. Namun jantungnya seakan bersemangat, berdetak sangat kencang. Ia juga tidak mengerti keadaan itu. berada dihadapan khalayak ramai sudah sering ia rasakan. Bahkan berada di suasana yang mencekam juga sudah sering ia rasakan. Namun kenapa jantungnya harus seperti itu ketika berada diacara formal seperti ini.
“ kau kenapa? “ tegur Yoona yang menyadari perubahan raut wajahnya.
“ ah, gwenchana. “ Kai memaksakan sebuah senyuman. “ yak, bisa tidak lepaskan tanganmu? Aku tidak suka.. “ Yoona semakin mengencangkan pelukannya. “ yak..
“ diam saja.. semua orang sedang memperhatikan kita. “ gadis itu juga memaksakan senyuman kepada para tamu. “ kau mau kue? “ gadis itu menariknya ke sebuah meja yang menyajikan berbagai macam kue. Mulai dari bentuk dan warnanya, kue itu sangat memancing selera makan. rasanya ingin menyantap semuanya.
“ aku tidak suka yang manis-manis.. “ Kai menolak kue yang Yoona sodorkan kepadanya.
aigoo, kau aneh sekali. Yasudah. “ ia melepaskan tangannya dari Kai, lalu asik mencoba semua kue yang ada disana. Kai hanya mengamati gadis itu.
     Sebuah suara menyadarkan mereka berdua. Suara itu berasal dari sebuah panggung kecil yang dihadapannya terdapat sebuah lantai dansa. Para pasangan terlihat berjalan menuju lantai dansa. Itu karena pembawa acara meminta semua tamu undangan untuk berkumpul dilantai dansa. Pencahayaan pada gedung itu perlahan meredup, dan cahaya hanya difokuskan pada lantai dansa. Yoona yang melihat itu langsung menarik lengan Kai dan membawanya ketengah-tengah lantai dansa.
ani, ani, aku tidak bisa. Kau saja.. “ Kai berusaha menolak.
“ kau tega membiarkanku seorang diri? “ Yoona menghentikan langkahnya dan memasang ekspresi aegyo. Hebat. Kai langsung luluh dan kini ia membiarkan gadis itu menariknya.

     Music nan lembut mulai terdengar. Alunan piano yang menghanyutkan itu mulai menghipnotis semua tamu, mereka mulai berdansa mengikuti irama piano. Yoona langsung melingkarkan kedua tangannya pada leher Kai. anehnya setelah itu ia menjadi gugup. Ia hendak menarik kembali tangannya, namun keberadaan seseorang memaksanya untuk mempertahankan letak tangannya. Ya, orang itu adalah pria yang telah memutuskannya begitu saja. Pria jahat itu juga sedang berdansa dengan seorang gadis, dan kini pria itu seperti sengaja berpindah mendekati Yoona dan Kai. Dan sekarang pria itu tepat disampingnya.
     Gadis itu seperti ketakutan. Pria jahat itu terus meliriknya, tatapan nakalnya membuat Yoona semakin resah. Ternyata Kai menyadari itu. dengan santai Kai melingkarkan tangannya dipinggang gadis itu, sehingga membuat tubuh Yoona sedikit menempel pada tubuhnya. Yoona sontak kaget dan langsung menatapnya.
“ tujuanmu kesini untuknya? Jadi dia pria yang sudah memutuskanmu? “ bisik Kai menatapnya lekat. Yoona tidak bisa menjawab dan hanya menatap balik. “ apa yang harus aku lakukan tuan putri? “ Kai terlihat serius.
“ jangan bercanda. “ Yoona mencoba menghilangkan kegugupannya. Itu karena jarak mereka terlalu dekat. Melihat itu membuat Kai tersenyum. ‘gadis ini ternyata imut sekali.’
     Music berganti. Tetap dengan alunan piano, hanya saja kini warna lampu sorot berganti warna menjadi merah muda. Suasana menjadi sangat romatis. Diatas panggung, sebuah patung berbentuk hati yang memiliki tulisan ‘kissing’ menyala dengan terang. Seakan mengerti maksud dari itu, semua pasangan langsung berciuman. Barulah kini, Yoona menjadi semakin gugup. Ditambah ketika ia menatap pria jahat yang ada disamping, pria itu terlihat sangat menikmati ciumannya. Sedangkan Yoona hanya diam dihadapan Kai yang masih saja tersenyum dan sesekali tertawa kecil. Bagi Kai ini sungguh menggelikan.
“ ehem. “ Kai berdehem menyadarkan Yoona yang terus saja menutup rapat mulutnya. “ apa yang harus aku lakukan? “ Tanya Kai.
ne?
“ apa yang harus aku lakukan? Apa.. aku harus menciummu? “ degg.. degg.. degg.. gadis itu ingin sekali memukul Kai. Pria itu tidak henti-hentinya membuat jantungnya berdebar hebat.
“ begini saja sudah cukup. “ ujar Yoona dengan malu. Tidak lama dari itu lampu kembali berubah warna menjadi putih dan keadaan disana mulai kembali seperti semula. Yoona merasa lebih nyaman.
     Music tak lagi terdengar. Yoona langsung melepaskan tangannya dari Kai. Ia menundukkan wajahnya menahan malu. Namun dirasakannya sesuatu kehangatan. Kai menggenggam tangannya dengan lembut. Ketika Yoona mengangkat wajahnya. Dilihatnya kini pria jahat itu sedang berdiri dihadapannya dengan tatapan menghina.
omo, tuan putri datang juga.. “ kata pria itu dengan nada mencela. Yoona tidak menjawabnya. Kini tamu-tamu yang lain mulai mendekati mereka. “ kau membawa siapa? Kau tidak sedang membayar orang untuk dibawa kesini kan? “ ia tertawa sinis.
“ jaga perkataanmu! Dia.. dia kekasihku! “ kata Yoona sedikit takut. Gadis itu memang sedikit lemah. Dan Kai, pria itu hanya menyaksikan semua itu dalam diam.
“ oh, jinja? Hahaha.. kau kira aku akan percaya? “ semua tamu terlihat fokus kepada mereka. Kai dapat merasakan tangan Yoona yang berubah dingin. “ jika memang dia kekasihmu? Kenapa tadinya dia tidak menciummu, tuan putri? Itu benar-benar aneh.. “
“ aku tidak mencium kekasihku disembarang tepat. “ suara itu seakan menggema digedung itu. Yoona langsung menoleh, ternyata itu Kai.
“ Kai.. “ Yoona mencoba berbisik.
“ kekasihku bukanlah sebuah barang yang harus dipamerkan didepan khalayak. Dan tentang ciuman, akan lebih romantis jika hanya kami berdua yang mengetahuinya. “ ucap Kai dengan santai. Yoona hanya bisa menatapnya dalam diam. “ tuan putri? Ya, seharusnya seperti itulah caranya memperlakukan seorang tuan putri. Kurasa, semua gadis juga mengharapkan hal itu. “ semua orang ikut terdiam. Pria jahat itu terlihat tidak puas.
“ hahaha, kekasihmu pintar berkata juga. Apa kau yang mengajarkannya hingga seperti ini? “ Yoona yang kesal tidak berani berbuat apa-apa dan tetap diam. “ tuan putri, sepertinya keahlianmu adalah mencari pria-pria yang bisa kau gunakan sepertinya ya? Hahaha, syukur aku sudah memutuskanmu, kalau tidak pasti nantinya aku akan diperlakukan sepertinya.. “ kini Yoona tak lagi berdiam diri. Tangannya dengan cepat melayang ke wajah pria jahat itu. dengan keras Yoona menampar wajah itu. pria itu hendak membalas, namun bukan Kai namanya. Bahkan pria itu belum sempat berbuat apa-apa, Kai sudah terlebih dulu membungkam mulutnya dengan sebuah pukulan maut. Saking kuatnya, pria jahat itu hingga tersungkur ke lantai.
“ dia hanya mengajarkanku ini. wah, sepertinya pukulanku sangat menyakitkan. Mian. “ menarik tangan Yoona lalu membawa gadis itu pergi dari sana. pukulan itu adalah hasil dari amarah yang sedari tadi ia pertahankan. Kini dirinya puas sudah.

……………………

“ apa kau tidak bisa diam? “ Kai merasa terusik. Menyetir pun jadi tidak tenang. Itu karena Yoona terus menangis dengan kencang.
“ aku kesal. Kenapa aku tidak bisa berbuat apa-apa dihadapannya. Kenapa aku hanya menamparnya? seharusnya aku memberinya pelajaran yang lebih menyakitkan. “ ucapnya sembari menangis.
aish, itulah yang aku pikirkan. Kau sangat ahli menyiksaku, tapi kenapa kau tidak bisa menyiksanya? “ sindir Kai sedikit bercanda.
yak! Aku tidak pernah menyiksamu. “ bentak Yoona diiringi tangisannya.
“ itu menurutmu. “ jawab Kai pelan.

………………..

     Setiba mereka dirumah yang terlihat seperti istana itu, Yoona tidak langsung memasuki kamarnya. Ia malah berjalan menuju taman bunganya. Dimalam hari yang dingin tentu akan membuat tubuhnya kedinginan apabila hanya menggunakan gaun tipis. Tapi gadis itu tidak memperdulikannya. Ia terus melangkah. Sesampainya ditaman, ia hanya duduk disalah satu kursi taman. Mengamati bunga mawarnya yang sedang bermekar indah.
     Melihat gadis itu yang tidak masuk kedalam rumahnya membuat Kai terpaksa mengukutinya. Ia terpaku melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Gadis itu yang sedang duduk diantara mawar merah terlihat seperti ratu. Sangat cantik dan anggun. Tidak bisa ia pungkiri kecantikan itu. dilihatnya gadis itu sedang mengusap-usap kedua tangannya. Melihat itu kontras membuat Kai berjalan mendekatinya, pria itu membuka jasnya dan memakaikan jas tersebut ketubuh gadis itu. Yoona pun menatapnya tak percaya.
“ aku hanya tidak ingin kau sakit. “ ucap Kai mencoba menjelaskan perlakuannya. Namun ekspresi Yoona belum juga berubah. “ jika kau sakit, aku juga yang repot. “ tambahnya dengan ketus. Gadis itu pun menjadi manyun.
“ apa aku selalu merepotkanmu? “ ia melepas jasnya. Berdiri dihadapan Kai. “ mian jika aku merepotkanmu. “ ia melalui Kai. Entah kenapa, mendengar perkataan Yoona membuat Kai menyesali perkataannya.

………………..

     Pagi ini langit terlihat mendung. Angin berhembus dengan kencang. Padahal Kai sudah bersiap-siap untuk lari pagi, namun moodnya langsung berubah ketika melihat cuaca dipagi itu. ia hendak kembali masuk kedalam kamarnya, namun matanya tanpa sengaja melihat Yoona. Gadis itu sedang menghampiri sebuah taksi yang sudah menunggu di depan gerbang rumah. Entah kenapa, Kai merasa ada yang aneh sehingga ia mencoba mengejar.
yak Kai, kau mau kemana? “ teriak Shindong yang sedang menyantap sarapannya di bangku taman.
hyung, tuan putri, kenapa dia menggunakan taksi? “ Tanya Kai sembari terus berjalan mencoba mendekati gadis itu.
mollayo. Akhir-akhir ini dia sering memesan taksi. Waeyo? “ ucapnya dengan mulutnya yang penuh dengan makanan. Kai kembali mengamati gadis itu, jarak mereka yang terlalu jauh membuat Kai tidak berhasil menghentikannya. Gadis itu sudah masuk kedalam taksi. Tidak tinggal diam. Dengan kencang Kai berlari masuk kedalam mobil yang biasanya ia gunakan, lalu mengikuti taksi yang membawa Yoona.
     Taksi berhenti dihadapan sebuah klinik. Kai dapat melihat, Yoona turun dari taksi lalu dengan langkahnya yang gontai gadis itu masuk kedalam klinik yang bertuliskan close itu. keningnya mengkerut melihat keadaan gadis itu. sebelumnya ia tidak pernah melihat Yoona seperti itu, jelas sekali bahwa tadinya Yoona terlihat tidak bertenaga. Bahkan ia tak mampu melangkah dengan baik. Kai masih tidak bergerak dari mobilnya. Ia masih mencoba menyingkirkan berbagai pemikiran yang mulai merasukinya.
     Dua jam sudah berlalu. Yoona belum juga keluar dari sana. Kai dapat rasakan, kini dirinya menjadi sangat gelisah. Ia lantas keluar dari mobilnya. Langkahnya terasa berat, ia tidak juga melangkah dari sana. tidak lama dari itu pintu klinik terbuka. Yoona beserta seorang pria yang menggunakan jas putih keluar dari sana. Yoona masuk kedalam taksi dan berlalu dari sana. sedangkan pria berjas putih itu duduk dikursi yang ada didepan kliniknya. Melihat itu barulah Kai menguatkan langkahnya untuk mendatangi pria itu.
     Tangannya gemetar tak karuan. Jantungnya terasa lemah membuatnya sulit bernafas. Kai mencoba untuk tenang. Namun ia terus gagal. Setelah mendengar penyataan pria berjas putih itu, pria yang ternyata seorang dokter itu, dirinya masih tidak bisa menerima itu.
“ Yoona-ssi, dia mengidap kangker otak. “ kalimat itu terus melayang dipikirannya. Ia menggenggam erat stir mobil. mencoba untuk tenang. “ kanker itu sudah berkembang pesat, itu dikarenakan ia telat memeriksakan penyakitnya. Ditambah, selama ini ia mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit tanpa resep dokter. “ Kata-kata yang dokter itu katakan terus menghantuinya. “ dan mengenai keselamatannya. Untuk hal itu, sudah tidak memiliki harapan lagi. Dan sekarang, hanya tersisa 30 hari lagi untuknya. “ Kai menepikan mobilnya dengan mendadak. Matanya memerah. Menatap jalan dengan tatapan kosong.
‘ada apa ini? kenapa jadi seperti ini? gadis itu, gadis itu, dia menyembunyikan penyakitnya hingga sejauh ini? dan, dan hanya tersisa 30 hari untuknya? Ige mwoya?’.

     Kembali kerumah yang seperti istana itu. tidak menghiraukan sapaan hyung yang sangat ia hormati, yaitu Siwon. Sehabis memarkirkan mobilnya. Ia terus berjalan. Melangkah dengan pasti. Ia menyadari itu. perubahan pada dirinya. ia merasa berat untuk membiarkan gadis itu pergi begitu saja. Dari kehidupan ini. dan juga dari kehidupannya. Akhirnya ia menyadari itu. ia benar-benar tidak ingin gadis itu menghilang darinya.
     Sesuai yang ia perkirakan. Yoona sedang duduk dihadapan tanaman kesayangannya. Mawar merah. Gadis itu tidak bergerak dari sana. begitu juga dengan Kai. Ia masih saja berdiri tidak jauh dari gadis itu berada. Hanya mengamati gadis itu. mengamati wajahnya. Matanya, hidungnya, bibirnya, dagunya. Semuanya terlihat indah. Kai menyentuh dadanya. Jantungnya berdebar dua kali lebih kencang. Ia kembali tersadarkan. Selama ini jantungnya selalu berdebar kencang ketika dirinya sedang memandang gadis itu. menyadari itu membuat tubuhnya nyaris terjatuh. Kakinya seakan melemah.

‘bodohnya aku. Kenapa aku baru menyadarinya? Jelas sekali bahwa aku sangat senang ketika gadis itu diputuskan oleh kekasihnya. Dan juga, rasa nyaman yang aku rasakan ketika menatapnya. Walau jantung ini terus menggangguku. Aku tetap tidak ingin melepaskan pandanganku darinya. Kenapa aku tidak menyadari itu? gadis itu, apa benar aku menyukainya? Apa aku mencintainya?’

ditunggu chapter selanjutnya..

0 komentar: